Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 156295 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ayuni Rizka Utami
"Gangguan oksigenasi merupakan masalah yang sering terjadi pada anak paliatif yang dirawat di ruang PICU dan sebagian besar anak mendapatkan bantuan ventilasi mekanik sehingga Integrasi perawatan pasien paliatif di ruang PICU merupakan hal yang penting. Tujuan penulisan karya ilmiah ini untuk memberikan gambaran asuhan keperawatan pasien paliatif dengan gangguan oksigenasi di ruang PICU dengan panduan intervensi perawatan pasien paliatif melalui pendekatan teori kenyamanan Kolcaba. Terdapat lima kasus anak paliatif yang mengalami gangguan oksigenasi dan diberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan teori kenyamanan Kolcaba. Aplikasi teori kenyamanan Kolcaba efektif dalam memberikan kenyamanan anak paliatif yang mengalami gangguan oksigenasi di ruang PICU yang meliputi konteks kenyamanan fisik, psikospiritual, sosiokultural dan lingkungan. Panduan intervensi perawatan pasien paliatif di ruang PICU terbukti efektif untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap perawat terkait perawatan pasien paliatif. Panduan intervensi ini dapat diaplikasikan oleh perawat untuk memberikan intervensi yang sesuai pada pasien paliatif di ruang PICU.Gangguan oksigenasi merupakan masalah yang sering terjadi pada anak paliatif yang dirawat di ruang PICU dan sebagian besar anak mendapatkan bantuan ventilasi mekanik sehingga Integrasi perawatan pasien paliatif di ruang PICU merupakan hal yang penting. Tujuan penulisan karya ilmiah ini untuk memberikan gambaran asuhan keperawatan pasien paliatif dengan gangguan oksigenasi di ruang PICU dengan panduan intervensi perawatan pasien paliatif melalui pendekatan teori kenyamanan Kolcaba. Terdapat lima kasus anak paliatif yang mengalami gangguan oksigenasi dan diberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan teori kenyamanan Kolcaba. Aplikasi teori kenyamanan Kolcaba efektif dalam memberikan kenyamanan anak paliatif yang mengalami gangguan oksigenasi di ruang PICU yang meliputi konteks kenyamanan fisik, psikospiritual, sosiokultural dan lingkungan. Panduan intervensi perawatan pasien paliatif di ruang PICU terbukti efektif untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap perawat terkait perawatan pasien paliatif. Panduan intervensi ini dapat diaplikasikan oleh perawat untuk memberikan intervensi yang sesuai pada pasien paliatif di ruang PICU.

Impaired oxygenation is a problem that often occurs in palliative children who are treated in the PICU and most children receive mechanical ventilation assistance so that integration of palliative care in the PICU is important. The purpose of writing this scientific paper is to provide an overview of nursing care for palliative patients with impaired oxygenation in the PICU with guidance for palliative patient care interventions through the Kolcaba comfort theory approach. There were five cases of palliative children who experienced impaired oxygenation and were given nursing care through the Kolcaba comfort theory approach. The application of Kolcaba's theory of comfort is effective in providing comfort for palliative children who have impaired oxygenation in the PICU which includes the context of physical, psychospiritual, sociocultural and environmental comfort. Guidelines for palliative care interventions in the PICU room have proven to be effective in increasing nurses' knowledge and attitudes regarding palliative patient care. This intervention guide can be applied by nurses to provide appropriate interventions for palliative patients in the PICU."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Pricilia Gunawan Halim
"Pendekatan integrasi antara terapi paliatif dan perawatan penyakit kronik dan atau mengancam jiwa telah banyak digunakan dalam beberapa tahun terakhir. Hingga saat ini, masih banyak yang beranggapan bahwa terapi paliatif hanya ditujukan untuk pasien dengan penyakit berat yang sudah berada di stadium terminal atau akhir hidupnya, namun pada kenyataannya banyak pasien mendapatkan manfaat dari terapi paliatif sedini mungkin. Penelitian ini merupakan uji klinis acak terkontrol yang bertujuan untuk mengetahui manfaat integrasi terapi paliatif pada pasien anak dengan penyakit keganasan. Pasien terdiri dari anak  dengan penyakit keganasan usia 2-18 tahun yang dikonsulkan kepada tim paliatif. Pasien dibagi menjadi dua kelompok secara acak, yakni kelompok kontrol (30 anak) dan kelompok intervensi (30 anak). Intervensi berupa kunjungan rumah, komunikasi dua arah antara tenaga terlatih dengan pasien dan orang tua, dibagi menjadi 6 sesi (1 sesi setiap 2 minggu) yang berfokus pada edukasi penyelesaian masalah, manajemen gejala, perawatan diri sendiri, komunikasi, pembuatan keputusan dan pendampingan rencana perawatan lanjutan. Pasien diikuti dan dilakukan penilaian kualitas hidup dengan kuesioner Pediatric Quality of  Life Innitiative (PedsQLTM) modul kanker 3.0, intensitas gejala dinilai dengan Edmonton Symptoms Assesment Score (ESAS), frekuensi kunjungan unit gawat darurat (UGD) pasien anak dengan penyakit keganasan dicatat selama periode penelitian dan dibandingkan dengan sebelum penelitian. Kelompok intervensi memiliki kualitas hidup lebih tinggi bermakna (81,63) dibandingkan kelompok kontrol (62,39), p<0,001. Ranah kualitas hidup yang paling meningkat secara signifikan adalah ranah nyeri, mual, kecemasan prosedur, kecemasan tata laksana, dan khawatir. Intervensi paliatif dapat menurunkan intensitas gangguan tidur (p=0,003) dan anoreksia pada pasien (p<0,001). Intervensi paliatif dapat menurunkan kunjungan UGD sebanyak 4,77 kali pada pasien anak dengan penyakit keganasan (OR 4,77, 95% IK 1,29-17,65; p=0,018).

In these last few years, an integrated approach between palliative care and chronic and/or life-threatening conditions care have been widely used. Many people think that palliative care is only intended for those with end stage of disease or in the end of life period. In fact, many patients had benefit from early palliative integration. This study is aimed to know the role of palliative intervention in child with malignancy. A randomized controlled trial comparing patients who were given palliative care (a 3-month home visit) and those who were not (intervention vs control group) was conducted, each group containing 30 patients. Patients consisted of children with cancer aged 2-18 years old who were consulted to palliative team. A two-way communication between a trained health worker and patients with or without their parents were conducted as the intervention (report by proxy or self-report). Interventions were given in 6 sessions (1 session every 2 weeks) focusing on problems solving education, symptoms management, self-care, communication, decision making, and long-term care plan assistance. In the first and twelfth week of the intervention, all patients were assessed with the Pediatric Quality of Life Inventory (PedsQLTM) questionnaire cancer module 3.0. Symptomps intensity were assessed by Edmonton Symptoms Assesment Score (ESAS). Emergency room admissions from the last 3 months were noted before patients were enrolled in the study. During the follow up period, ER admissions were recorded further. Data was analyzed using bivariate analysis, OR calculations were performed to see the effect of interventions on outcomes in this study. A significant difference of quality of life was found between the two groups with average total score in control group 62.39 and intervention group 81.63 (p<0.001). Most significant increased domains were pain, nausea, procedural anxiety, treatment anxiety, and worry. Intensity of sleep disturbance (p=0.003) and anorexia (p<0.001) were decreased significantly in intervention group. Emergency room admissions were reduced by 4.7 times in intervention group (OR 4.77, 95% CI 1.29-17.65; p=0.018)."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T58736
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rulli Wulandari
"Pasien dengan penyakit kronis tidak hanya membutuhkan perawatan medis namun perlu perawatan kesehatan holistik yang berkualitas, baik fisik, psikologis, sosial, dan spiritual untuk bertahan hidup dan pulih. Gangguan spiritual meliputi kondisi spiritual yang tidak stabil dengan kurangnya harapan dan pengakuan diri. Penelitian ini bertujuan untuk melihat adanya hubungan aspek spiritualitas dengan penerapan perawatan spiritual yang dipersepsikan pasien paliatif. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional melibatkan sampel sebanyak 102 pasien paliatif dan menggunakan instrumen The Daily Spiritual Experience Scale (DSES) serta he Nurse Spiritual Care Therapeutics Scale yang dimodifikasi dan telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Hasil penelitian didapatkan aspek spiritualitas pasien tinggi (68,6%) dan persepsi penerapan perawatan spiritual menunjukkan proporsi sebagian besar positif (51%). Hasil uji statistik dapat disimpulkan terdapat hubungan yang bermakna (p=0,040) antara aspek spiritualitas dengan penerapan perawatan spiritual yang dipersepsikan pasien paliatif. Selain terdapat hubungan yang bermakna antara aspek spiritualitas dengan persepsi perawatan spiritual, jenis kelamin, jumlah anak, dan ruang rawat juga terdapat hubungan yang bermakna (p<0,05). Perawat perlu meningkatkan kemampuannya dalam memberikan asuhan keperawatan khususnya spiritual care melalui program pelatihan khusus asuhan keperawatan berbasis spiritual. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini merekomendasikan untuk menggunakan desain intervensi yang lebih memperhatikan tentang perawatan spiritual agar kualitas pelayanan keperawatan menjadi lebih meningkat.

Patients with chronic illness not only need medical care but also need quality holistic health care, both physical, psychological, social and spiritual to survive and recover. Spiritual disturbance includes an unstable spiritual condition with a lack of hope and self-recognition. This study aims to see the relationship between spiritual aspects and the application of spiritual care perceived by palliative patients. This study used a cross-sectional method with 102 palliative patients. This research used The Daily Spiritual Experience Scale (DSES) and The Nurse Spiritual Care Therapeutics Scale which were modified and already passed the validity and reliability test. The results showed that the patient's spiritual aspect was high (68.6%) and the perceptions of spiritual care was positive (51%). The results of relationship between aspects of spirituality and the application of spiritual care perceived by palliative patients (p = 0.040). Gender, number of children, and wards also had a significant relationship (p<0.05). Nurses need to improve their ability to provide nursing care, especially spiritual care through special spiritual-based nursing care training programs. This study recommends using an intervention design to pay more attention about spiritual care in order to improve the quality of nursing care."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutami Lestyo Rahayu
"Perawatan paliatif merupakan perawatan yang dibutuhkan bagi seluruh klien, terutama pada klien dengan penyakit terminal. Dengan diberikannya perawatan paliatif, diharapkan klien dapat mempertahankan atau meningkatkan dukungan secara holistik, seperti dukungan biologis/fisik, psikologis, hubungan sosial, dan spiritualitasnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa keperawatan yang saat ini berada pada tingkat akhir mengenai perawatan paliatif. Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan total 109 responden yang dipilih menggunakan teknik random sampling. Instrumen untuk menilai tingkat pengetahuan mahasiswa dengan Palliative Care Quiz for Nursing (PCQN) yang telah dikembangkan, berisi tentang pertanyaan mengenai perawatan paliatif. Proporsi terbesar kategori tingkat pengetahuan mahasiswa keperawatan berada pada kategori cukup, yaitu 96 atau 88,08%.

Palliative care needed for all clients, especially in clients with terminal illness. Given the palliative care, the client is expected to maintain or increase support in a holistic care, such as support for biological/physical, psychological, social relationships, and spirituality. This study aims to determine level of knowledge about palliative care in nursing students. The research design used in this study was a descriptive study with a total of 109 respondents were selected using random sampling techniques. Instruments to assess the knowledge level of students with Quiz for Palliative Care Nursing (PCQN) that have been developed, contains questions about palliative care. The largest proportion category level of knowledge students of Nursing in the category enough, 96 or 88,08%.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
S59804
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yenny Tandi
"Pasien kanker stadium lanjut pada fase paliatif mengalami masalah ketidakmampuan dalam memenuhi kebutuhan dasar sehari-hari. Caregiver terlibat dalam seluruh aspek perawatan pasien memainkan peranan penting dalam pemenuhan kebutuhan dasar pasien. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap caregiver dengan pemenuhan kebutuhan dasar pasien kanker stadium lanjut. Penelitian ini merupakan deskriptif korelasi dengan pendekatan cross-sectional, yang melibatkan 83 caregiver pasien kanker stadium lanjut yang dipilih dengan teknik purposive sampling.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan signifikan antara pengetahuan dan pemenuhan kebutuhan dasar (p value=0,000), sementara variabel sikap, usia, lama merawat, status perkawinan, relasi dengan pasien, dan jenis kelamin caregiver tidak memiliki hubungan dengan pemenuhan kebutuhan dasar. Analisis multivariat menunjukkan faktor yang paling berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan dasar adalah pengetahuan. Perawat diharapkan dapat mengkaji dan mengedukasi caregiver untuk meningkatkan kualitas perawatan yang diberikan oleh caregiver.

Patients with advanced cancer in the palliative phase have incapabilities in fulfilling their daily basic needs. Caregivers involved in all aspects of patients care and play important roles in the fullfillment of patients basic needs. This study aims to investigate the relationship between cargivers knowledge and attitude in the fulfillment of the basic needs of patients with advanced cancer. This study was a descriptive correlational design with cross-sectional method involving 83 caregivers of patient with advancedstage cancer, recruited by purposive sampling technique.
The results of the study showed that there is a significant correlation between knowledge and basic needs fulfillment (p value = 0,000), while attitude, age, length of care,marital status, relationship with patients, and gender of caregivers variables have no relation with basic needs fulfillment. Multivariate analysis showed that the most dominant factor related to the fulfillment of basic needs is knowledge. Nurses are expected to be able to assess and educate caregivers to improve their quality of care.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
T49229
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sihotang, Risma Isudawati
"Perawatan paliatif adalah pendekatan layanan kesehatan yang dapat meningkatkan kualitas hidup pasien dan keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki hubungan antara pengetahuan perawat tentang perawatan paliatif dan sikap perawat terhadap pasien dengan penyakit terminal di Dr. RSUPN. Ciptomangunkusumo, Jakarta. Ini adalah penelitian survei deskriptif kuantitatif dengan desain Cross Sectional yang melibatkan semua perawat di bangsal penyakit terminal. Analisis menemukan bahwa ada 148 perawat dengan pengetahuan baik (91,9%) dan 87 perawat dengan sikap baik (54%). Juga, hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada korelasi yang signifikan (nilai p = 0,070) antara tingkat pengetahuan perawat dan sikap mereka terhadap pasien dengan penyakit terminal.

Palliative care is a health care approach that can improve the quality of life of patients and families. This study aims to investigate the relationship between nurses knowledge about palliative care and nurses attitudes towards patients with terminal illnesses at Dr. RSUPN. Ciptomangunkusumo, Jakarta. This is a quantitative descriptive survey research with Cross Sectional design involving all nurses in terminal disease wards. The analysis found that there were 148 nurses with good knowledge (91.9%) and 87 nurses with good attitude (54%). Also, the results showed that there was no significant correlation (p value = 0.070) between the level of nurses' knowledge and their attitudes towards patients with terminal illness."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sijabat, Marlon
"Fokus perawatan kanker stadium akhir yaitu memenuhi kebutuhan fisik, psikologis, sosial, dan spiritual untuk megurangi penderitaan pasien menuju kematian yang bermartabat. Tujuan perawatan paliatif yaitu kenyamanan dan sesuai dengan prinsip asuhan keperawatan paliatif. Keberanian dan pengabdian perawat memenuhi kebutuhan yang kompleks ketika pasien sekarat dan menghadapi kematian menjadi pengalaman unik bagi perawat paliatif. Pengalaman yang unik ini di eksplorasi menggunakan pendekatan fenomenologi deskriptif. Delapan perawat paliatif terlibat sebagai partisipan. Hasil wawancara di analisis menggunakan metode Collaizi. Hasil analisis data penelitian diperoleh enam tema yaitu: asuhan perawatan paliatif di rumah dilakukan diluar pekerjaan utama di rumah sakit, keluarga menganggap peran perawat paliatif sama dengan caregiver, perawat paliatif lebih fokus menangani pemenuhan fisik dan psikologis pasien, Perawat paliatif lebih dominan melakukan kolaborasi untuk mengatasi nyeri dan tindakan edukasi dan motivasi untuk menangani masalah psikologis, Memberikan asuhan menjelang ajal dan kematian sesuai standar operasional prosedur keperawatan menjelang ajal, Tantangan dalam pengambilan keputusan tindakan perawatan paliatif. Direkomendasikan agar meningkatkan layanan menjadi keperawatan paliatif spesialis, meningkatkan pendidikan dan pelatihan perawatan paliatif serta pengaturan kebijakan layanan keperawatan paliatif dalam sistem pelayanan kesehatan nasional.

The focus of end stage cancer care is to meet physical, psychological, social, and spiritual needs to reduce the suffering of the patient to a dignified death. The goal of palliative care is comfort and in accordance with the principles of palliative care nursing. The courage and dedication of nurses fulfills a complex need when the patient is dying and facing death becomes a unique experience for palliative nurses. This unique experience is explored using a descriptive phenomenology approach. Eight palliative nurses were involved as participants. The results of interviews in the analysis using Collaizi method. The results of the research data analysis obtained six themes, namely care palliative care at home conducted outside the main work in the hospital, the family considers the role of palliative nurse same with caregiver, palliative nurse more focus on handling physical and psychological fulfillment of patients, palliative nurse more dominant to collaborate to overcome pain and educational action and motivation to deal with psychological problems, Providing upturn and death care according to operational standards of dying nursing procedures, Challenges in decision making palliative care measures. It is recommended to improve services to palliative specialist nursing, improve palliative care education and training and palliative care policy setting in the national health care system.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Arianita Agung
"Latar belakang: Terdapat peningkatan kebutuhan layanan paliatif, namun belum semua terjangkau. RSUPN Dr.Cipto Mangunkusumo mengidentifikasi kebutuhan paliatif dengan menggunakan perangkat penapisan, namun belum dilakukan penelitian untuk menilai performanya.
Tujuan penelitian: Mengetahui performa perangkat penapisan paliatif dari RSUPN Dr.Cipto Mangunkusumo serta mengetahui titik potong yang optimal untuk perawatan paliatif.
Metode: Desain penelitian ini potong lintang, dilakukan di RSUPN Dr.Cipto Mangunkusumo Juli 2019 - Oktober 2019. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara consecutive sampling. Keandalan diukur dengan interclass correlation coefficient (ICC). Konsistensi internal dinilai dengan koefisien Cronbach-Alpha. Uji kesahihan kriteria dievaluasi dengan menggunakan uji Pearson.
Hasil: Terkumpul 64 subjek, dan terbanyak kelompok usia 51-70 tahun (50%). Kanker merupakan penyakit dasar terbanyak (87,5%). Penyakit komorbid terbanyak adalah penyakit ginjal (17,1%). Sebaran skor paliatif terbanyak pada skor 6 (23,4%). Rata -rata skor adalah 7,51. Mortalitas pasien di RS sebesar 51,6%. Dari kurva sebaran skor paliatif didapatkan nilai AUC 0,687 dengan IK 95% (0,557-0,818). Titik potong optimal untuk menentukan batas konsultasi pada pasien paliatif didapatkan pada skor 8. Seluruh pasien merupakan pasien paliatif menurut pendapat ahli berdasarkan kriteriaWHO.
Kesimpulan: Performa perangkat ini cukup baik untuk menilai pasien dalam kondisi terminal dan kompleks. Titik potong optimal pada penelitian ini adalah 8. Diperlukan penelitian lebih lanjut dengan proporsi data yang merata.

Background: There was an increasing need for palliative services, but not all are affordable. Cipto Mangunkusumo Hospital identified the need for palliation by using a screening score, but no research has been done to assess the performance of this screening device.
Objectives: To determine performance of the palliative patient screening tool questionnaire from Cipto Mangunkusumo Hospital to assess the need of palliative care and to know the optimal cut off point for palliative care.
Methods: The study was cross sectional, and was conducted in Cipto Mangunkusumo Central General Hospital from July 2019-October 2019. Sampling was done by consecutive sampling. The reliability test was measured by the interclass correlation coefficient (ICC). Internal consistency was assessed by the Cronbach-Alpha coefficient. The criterion validity test was conducted by evaluated using the Pearson test.
Results: The total samples collected were 64 samples. The age group was dominated by 51-70 years (50%). Cancer was the most basic disease found (87.5%). Most comorbid diseases were kidney disease (17.1%). The most palliative score distribution was seen at a score of 6 (23.4%). The mean score was 7.51. Patient mortality in the hospital was 33 patients (51.6%). From the palliative score distribution curve, it was found an AUC value of 0.687 with a CI 95% (0.557-0.818). Optimal cut off point was 8. All of patients were palliative according to expert opinion.
Conclusion: This palliative screening tool was quite good for assessing palliative patients in terminal and complex conditions. The optimal cut off point in this study was 8. Further research is needed with an equally proportion samples.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Boby Febri Krisdianto
"Model perawatan paliatif berbasis rumah dipromosikan dengan argumen bahwa kebanyakan pasien memilih untuk perawatan di rumah, tapi faktanya beberapa keluarga menolaknya. Keluarga berkeinginan anggota keluarganya yang menderita kanker stadium terminal untuk tetap dirawat di rumah sakit Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan pengalaman keluarga pasien kanker dalam pengambilan keputusan perawatan paliatif berbasis rumah. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode pendekatan fenomenologi. Data diambil dari wawawancara mendalam 10 anggota keluarga pasien kanker stadium terminal. Setelah data di analisis, diekstraksi maka diklasifikasikan ke dalam 5 tema sebagai berikut: 1 Keluarga memiliki pengetahuan dan kemampuan yang terbatas dalam melakukan perawatan paliatif di rumah, 2 keinginan untuk tetap dirawat di rumah sakit, 3 Keluarga tidak mendapatkan informasi terkait kondisi penyakit sebenarnya dan perawatan di rumah, 4 Harapan keluarga terhadap dukungan dari dokter dan perawatan di rumah yang mendukung perawatan anggota keluarganya, 5 kepasrahan keluarga kepada dokter dalam pengambilan keputusan perawatan paliatif di rumah..Tenaga kesehatan profesional dan penyedia layanan kesehatan diharapakan lebih sadar dan mendukung keluarga untuk dapat sukses merawat pasien di rumah. Kata kunci: Decision making, Family, Home care, Palliative care.

Home based models of palliative care are promoted with the argument that most patients prefer to care at home but the family reject it. Family desire to keep treated at hospital.The purpose of this study was to describe experiences of family decisions to provide home based palliative care in Indonesia. This research was a qualitative research using phenomenology approach method. Data taken from participant in depth interviews with 10 family members terminal cancer. Analysis was applied to answer , and attributes were extracted and classified into 5 theme as follows 1 Inability Family in Palliative home care, 2 Family desire to treated in hospital, 4 patient and family information needs, 5 Family expectations for ease and access of palliative cancer health services, 6 resignation to physician 39 s advice in decision making palliative care at home Health care professional and service provider should be aware of of these preferences and support to enable family caregivers to succesful care at home. Keywords Decision making, Family, Home care, Palliative care.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
T49342
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afif Ni Matul Khoiriyah
"Perawatan paliatif adalah perawatan untuk semua pasien khususnya yang berada pada keadaan terminal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang sejauh mana persepsi dan sikap mahasiswa keperawatan terhadap perawatan paliatif. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif dengan pengambilan sampel secara purposive sampling. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 116 orang yang terdiri dari mahasiswa keperawatan Universitas Indonesia sebanyak 56 orang, sedangkan sampel dari mahasiswa keperawatan Universitas Airlangga sebanyak 60 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi mahasiswa keperawatan terhadap perawatan paliatif adalah baik. Sikap mahasiswa keperawatan terhadap perawatan paliatif adalah baik. Kurikulum yang berbasis mata ajar atau praktik perlu ditingkatkan agar sikap mahasiswa terhadap perawatan paliatif lebih baik.

Palliative care is the care suited for all patients, especially those who are in the state of terminal. The purpose of this research was to obtain the understanding perception of nursing students and their attitudes towards palliative care. This study used a descriptive design with a purposive sampling method. The sample used in this study amounted to 116 people, consisting of nursing students from University of Indonesia as many as 56 people, as well as samples of nursing students from University of Airlangga as many as 60 people. The results showed that the perception of the nursing students towards palliative care is good. The attitude of the nursing students towards palliative care is good. Practical curriculum-based teaching needs to be improved in order to improve the attitude of students towards palliative care.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
S60757
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>