Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 150648 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ella Nazerinatul Fauziyah
"Masyarakat Jawa percaya apabila seseorang melanggar ajaran gugon tuhon, maka dia harus menghadapi konsekuensinya. Gugon tuhon telah tertanam dalam kehidupan sehari-hari; sehingga, penting untuk digali bagaimana keterkaitannya dengan relasi kekuasaan dan ideologi dominan. Makalah proyek akhir ini bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana makna diproduksi atau dikodekan dan dikonsumsi atau didekodekan dalam gugon tuhon “asli” dan dari teks-teks gugon tuhon dalam Serat Gugon tuhon (1911), yang digunakan sebagai korpus utama dalam penelitian. Metode analisis yang digunakan adalah analisis tekstual dan etnografi terutama FGD (Focus Group Discussion). Penelitian ini mengeksplorasi kontestasi terhadap ideologi patriarki dominan pada produksi makna dalam kaitannya dengan kepantasan bersikap, peran domestik, dan hubungan romantis, baik dalam teks “asli” maupun interpretasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gugon tuhon mengonstruksi bagaimana perempuan diposisikan dalam masyarakat, pasif dan tunduk pada laki-laki serta dibatasi dalam ruang domestik dengan aturan-aturan tertentu. Namun, ada beberapa ambiguitas dan pemaknaan berlapis dalam penelitian mengungkap bagaimana makna dikonstruksi dan direkonstruksi secara dinamis dari teks asli ke teks interpretasi. Dalam proses konsumsi dan decoding, temuan menunjukkan bahwa responden menerima, menegosiasikan, atau menentang makna dominan yang ditawarkan teks.

Javanese people believe that violating teaching in gugon tuhon, will bring some consequences. Gugon tuhon has been embedded in everyday lives; therefore, exploring how it is associated with power relations and dominant ideology is significant. This mini thesis aims to explore how meaning is produced (encoded) and consumed (decoded) in the “original” gugon tuhon and gugon tuhon texts in Serat Gugon Tuhon (1911), which are used as the main corpus of the research. The method of analysis is textual analysis and ethnography, mainly FGD. This research explores contestation toward dominant patriarchal ideology in the production of meaning concerning the appropriateness of attitudes, domestic roles, and romantic relationship, both in “original” text and interpretation. Research findings show that gugon tuhon constructs how women are positioned in society, passive and submissive towards men and restricted in domestic space with spesific rules. However, there are some ambiguities and multiple layers of meanings as the research uncovers how meaning is dynamically constructed and reconstructed from the original saying to interpretation texts. In the process of consumption and decoding, findings show that respondents affirm, negotiate or contest the meanings offered by texts."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fisda Nadya Rosa
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas konstruksi gender dalam drama televisi Gomenne Seishun. Bertujuan untuk menjelaskan bagaimana konstruksi gender ditunjukkan dalam Gomenne Seishun terutama melalui aspek naratif dan visual. Metode yang digunakan adalah deskriptif analitis yang membahas segi naratif dan visual objek penelitian. Analisis menggunakan struktur naratif dari Algirdas Julian Greimas sebagai landasan teori, dan teori wacana feminisme oleh Judith P. Butler sebagai landasan konseptual. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Gomenne Seishun merepresentasikan konstruksi gender masyarakat Jepang dari segi struktur dan narasinya.

ABSTRACT
This thesis is about gender construction in television drama Gomenne Seishun. The aim of this thesis is to describe how Gomenne Seishun shows resistance against gender construction from narrative and visual aspects. This research uses descriptive analitic method which discusses narrative and visual aspects of the research object. The analysis based on narrative structural theory by Algirdas Julian Greimas as basis theory, and theory of feminism by Judith P. Butler as basis conceptual. This research found that Gomenne Seishun representate the resistance against gender construction in Japan society by the structure and naration."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S63598
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Perkasa Mega Dwiguna
"Gugon tuhon merupakan kearifan lokal masyarakat Jawa yang umumnya berisi ajaran tentang apa yang sebaiknya dilakukan dalam masyarakat. Ajaran tersebut dipercaya apabila tidak dilakukan, maka dapat menimbulkan kesengsaran bagi pelakunya. Ajaran berupa pernyataan dan larangan yang menjadi sumber rujukan instrumen berasal dari gugon tuhon yang diambil dari sastra.org. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi gugon tuhon yang paling dikenal anak dan pemahamannya berdasarkan perbedaan usia. Peserta penelitian ini adalah anak usia sekolah dasar yang terbagi dalam 3 kelas yaitu kelas 1, 3, dan 5 di Wates, Yogyakarta. Penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan menggunakan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa yen nengahimamah, nanedha aja cecaturan, mundhak keselak adalah gugon tuhon yang paling dikenal anak. Hasil penelitian selanjutnya menunjukkan bahwa usia memengaruhi pemahaman anak terhadap gugon tuhon. Semakin tinggi usia anak, maka pemahaman anak akan aturan budayanya semakin baik.

Gugon tuhon is a Javanese local wisdom which generally teaches the rules or norms in society. It is believed that someone would get caught of suffering if he was doing some thing wrong. Statements and prohibitions are forms of gugon tuhon which taken from sastra.org. The purpose of this study is to identify themost gugon tuhon that children know about and to identify their understanding of gugon tuhon by their age. The participants of this study are school age children who live in Wates, Yogyakarta, grouped into Grade 1, 3, and 5 of elementary school. We conduct a survey on the use of gugon tuhon by using questionnaires. Itis found that yen nengahi mamah, nanedha aja cecaturan, mundhak keselak is themost gugon tuhon that known by the childrens. The other result is the higher ageof the childrens, the more understanding childrens to the rules of their culture.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S68879
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fatma Yusuf Eko Suwarno
"ABSTRAK
Karya sastra anak kerapkali memperkuat gagasan gender, entah itu melalui representasi gender, konstruksi gender, dll. Sebagai kerangka teoretisnya, penelitian ini bergantung pada teori Judith Butler tentang identitas yang dibangun secara sosial dan teori esensialisme gender untuk mempelajari konstruksi identitas gender tokoh utama dalam The Miraculous Journey of Edward Tulane karya Kate Dicamillo. Dalam teorinya, Judith menyatakan bahwa identitas gender kita adalah produk konstruksi sosial yang diabadikan melalui wacana-wacana untuk menciptakan rasa identitas yang melekat; yang berarti bahwa itu bukan proses alami. Sebaliknya, pendekatan esensialisme pada identitas gender menekankan bahwa ada esensi sejati dalam identitas gender kita. Makalah ini, dengan demikian, berfokus pada analisis kontestasi antara konstruksi sosial identitas gender dan esensialisme gender yang dipostulasikan dalam buku ini. Jurnal ini juga mengkaji bagaimana konstruksi identitas gender Edward - yang digambarkan melalui konstruksi sosial ndash; sebetulnya mengemukakan ide esensialisme gender.

ABSTRACT
Children 39;s literature often reinforces the idea of gender, whether it is through the representation of genders, the construction of genders, etc. As its theoretical framework, this study depends on Judith Butler 39;s theory of socially constructed identity and the theory of gender essentialism to study gender identity construction of the main character in Kate Dicamillo 39;s The Miraculous Journey of Edward Tulane. In her theory, Judith states that our gender identity is a product of social construction that is perpetuated through discourses to achieve a sense of inherent identity, meaning that it is not a natural process. On the contrary, essentialism approach on gender identity stresses that there is a true essence in our gender identity. This paper, thus, focuses on analyzing the contestation between the social construction of gender identity and gender essentialism that is postulated in the book. It also examines how the construction of Edward 39;s gender identity mdash;which is articulated to be embodying a socially constructed identity mdash;propounds the idea of gender essentialism."
2018
Mk-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Dibaj
"Laki-laki dan perempuan adalah sistem biner pada gender yang normatif yang hadir di tengah-tengah masyarakat. Namun, terdapat pula variasi identitas gender lainnya, meliputi transgender, agender, genderqueer, androginitas, atau kombinasi dari identitas- id ent it as t ersebut . Selain it u t erd apat pula variasi orient asi seksual, sepert i heteroseksual, homoseksual, dan aseksual. Variasi identitas gender dan orientasi seksual dapat dipengaruhi oleh peran sosial dan pengalaman traumatis, yang terlihat dalam film Indonesia Kucumbu Tubuh Indahku (2018). Fokus penelitian ada pada konstruksi identitas gender tokoh utama, Juno. Film dibedah menggunakan teori film Boggs dan Petrie untuk membedah aspek naratif dan sinematografis, kajian gender Judith Butler, dan kajian queer Brett Beemyn dan Eliason untuk membedah ideologi teks. Ketertarikan terhadap laki-laki menjadi hasil dari peran pengalaman traumatis Juno d alam mengonst ruksi id ent it as gend ernya, sed angkan peran sosial menghasilkan konstruksi identitas gender Juno yang mengarah pada adanya sifat-sifat feminin di dalam tubuh Juno yang secara alami maskulin. Dilihat dari posisi film, identitas gender Juno adalah non-biner yang perlu dihargai dan boleh hadir di tengah-tengah masyarakat. Terdapat adanya kritik film terhadap kepura-puraan masyarakat identitas non-biner yang menjalani kehidupan sesuai norma heteroseksualitas.

Men and women are binary systems on normative gender that are present in society. However, other variations of gender identity are also present in society, including transgender, agender, genderqueer, androgynous, or a combination of those identities. There are also variations of sexual identity, such as heterosexual, homosexual, and asexual. Variations in gender identity and sexual identity can be influenced by social roles and traumatic experiences of the individual which depicted in the Indonesian film Kucumbu Tubuh Indahku (2018). The research focuses on the construction of the main character's gender identity. The film is analyzed using Boggs and Petrie’s film theory to dissect the narrative and cinematographic aspects of the film, Judith Butler’s gender studies, and queer studies from Brett Beemyn and Eliason to dissect the ideology of the text. The attraction to men is the result of Juno's traumatic experience in constructing his gender identity, while social roles result in Juno's gender identity construction which leads to the presence of feminine traits in Juno's naturally masculine body. Judging from the film's position, Juno's gender identity is placed as a non-binary that needs to be respected and allowed to be present in society. There is also film criticism against the pretense of society with its non-binary identity who lives a life according to the norms of heterosexuality."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Liestya Stefani
"ABSTRAK
Setelah perang kemerdekaan dari Prancis (1954 ? 1962), Aljazair mengalami perang saudara pada tahun 1990an antara agama dan pemerintah yang menyebabkan perempuan menjadi korban dengan pembatasan aktivitas mereka. Beberapa perempuan tidak menerima keadaan tersebut dan melakukan emansipasi, salah satunya dengan menulis. Salah satu penulis perempuan feminis Aljazair adalah Maïssa Bey dengan karya pertamanya, yaitu Au commencement était la mer. Di dalam novel ini, Bey mendeskripsikan diskriminasi gender yang dialami oleh perempuan Aljazair pada masa tersebut serta perlawanan terhadap diskriminasi yang dilakukan oleh perempuan dan laki-laki. Melalui analisis unsur intrinsik yang menggunakan teori struktural Roland Barthes mengenai hubungan sintagmatik dan paradigmatik dan teori sekuen M. P. Schmitt dan Alain Viala, ditemukan tiga bentuk diskriminasi gender dalam novel ini, yaitu stereotip, marginalisasi, dan subordinasi. Selain itu, diketahui pula bahwa laki-laki ataupun perempuan dapat menjadi pelaku ataupun penentang diskriminasi. Perlawanan yang dilakukan terhadap diskriminasi gender berupa penggugatan stereotip serta dukungan terhadap emansipasi perempuan untuk menghilangkan marginalisasi, sedangkan subordinasi masih belum dapat dihindari karena berkaitan dengan budaya patriarkal yang dianut oleh masyarakat. Kepala keluarga memiliki peran penting dalam diskriminasi gender ini.

ABSTRACT
After the war of independence from France (1954 ? 1962), Algeria experienced a civil war in the 1990s between religion and the government that led to women becoming victims to restrictions on their activities. Some women did not accept this situation and did the emancipation, by writing. One of Algerian feminist writers is Maïssa Bey with her first work, named Au commencement était la mer. In this novel, Bey describes gender discrimination experienced by Algerian women in the era as well as the fight against it done by women and men. Through analysis of the intrinsic unsure which use the structural theory of Roland Barthes syntagmatic and paradigmatic relations and M. P. Schmitt and Alain Viala theory of sequences, found three forms of gender discrimination in this novel, such as stereotypes, marginalization, and subordination. In addition, also known that men and women could be perpetrators or opposing discrimination. The resistance to gender discriminations could be criticizing stereotypes as well as supporting the women emancipation to eliminate marginalization, whereas subordination still cannot be avoided because it is associated with patriarchal culture embraced by the community. The head of family has an important role in this gender discrimination.
"
2016
S63397
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Gde Samba
Bandung: Yayasan Dajan Rurung Indonesia, 2016
808.802 6 IGD s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Krebs, Paula M.
"All of London exploded on the night of May 18, 1900, in the biggest West End party ever seen. The mix of media manipulation, patriotism, and class, race, and gender politics that produced the 'spontaneous' festivities of Mafeking Night begins this analysis of the cultural politics of late-Victorian imperialism. Paula M. Krebs examines 'the last of the gentlemen's wars' - the Boer War of 1899–1902 - and the struggles to maintain an imperialist hegemony in a twentieth-century world, through the war writings of Arthur Conan Doyle, Olive Schreiner, H. Rider Haggard, and Rudyard Kipling, as well as contemporary journalism, propaganda, and other forms of public discourse. Her feminist analysis of such matters as the sexual honor of the British soldier at war, the deaths of thousands of women and children in 'concentration camps', and new concepts of race in South Africa marks this book as a significant contribution to British imperial studies."
Cambridge, UK: Cambridge University Press, 2009
e20528328
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Marhaeni Pudji Astuti
Semarang: Universitas Negeri Semarang Press, 2008
305.3 TRI k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Teks berisi uraian tentang kepercayaan orang Jawa (gugon tuhon). Gugon tuhon itu dapat dipakai sebagai sarana pendidikan anak, agar mereka patuh pada nasehat orang tua. Namun dapat juga dipakai untuk memperkuat tekad-tekad orang dewasa/tua dalam menjalani kehidupan atau mencari nafkah. Biasanya dimulai dengan tirakat, yaitu bersemadi suatu tempat, mungkin bekas tempat tinggal orang yang terkenal, makam, taau tempat cikal bakal (leluhur) desa. Gugon tuhon juga ada yang dipakai untuk menipu. Dalam Pigeaud 1967: 319, gugon tuhon dimasukan dalan folklore, superstitions. Sebuah teks gugon tuhon juga pernah diterbitkan, yang diringkas dalam pratelan II: 405. Naskah merupakan salinan ketik dari sebuah naskah yang belum diketahui keberadaannya. Penyalinan dikerjakan oleh staf Pigeaud sebanyak empat eksemplar, pada Februari 1932 di Yogyakarta. Menurut keterangan pada h.1, dua salinan diserahkan kepada H. Overbeck dan Panti Boedaja (kini Museum Sonobodoyo), sisanya kini tersimpan di koleksi FSUI, yaitu A 26.02a (ketikan asli) dan b (tembusan karbon). Hanya ketikan asli yang dimikrofilmkan."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PW.18-A 26.02a-b
Naskah  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>