Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 189742 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zulfi Al Hakim
"Peristiwa kekerasan di masa lampau dapat memicu hadirnya trauma yang mampu memengaruhi kondisi seseorang. Trauma dapat diartikan sebagai peristiwa yang sangat buruk dan dapat menghancurkan rasa aman dalam diri seseorang, menimbulkan rasa rentan dan tidak berdaya seperti hidup di dunia yang penuh ancaman. Pengalaman traumatis juga dapat timbul karena adanya pengkhianatan, pelecehan verbal, atau kehilangan yang mendalam terhadap sesuatu. Melalui pengalaman traumatis, manusia dapat menumbuhkan perasaan dendam sebagai respons atas pengalaman traumatis tersebut. Keinginan yang mendasari datangnya rasa balas dendam adalah hasrat untuk merasa lebih baik dari pengalaman traumatis yang telah dialami oleh seseorang tersebut. Dalam cerpen “Jimat Sero”, “Goyang Penasaran”, dan “Hantu Nancy” pada antologi cerpen Kumpulan Budak Setan, tokoh utama yang di masa lampaunya mengalami kekerasan menyalurkan hasrat balas dendam kepada tokoh-tokoh yang menyebabkan peristiwa traumatis tersebut. Metode yang digunakan pada tulisan ini adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan psikoanalisis yang dikemukakan oleh Karen Horney. Hasil analisis mengungkapkan bahwa kekerasan di masa lampau dapat memicu pengalaman traumatik yang menyebabkan gangguan psikis sehingga penyaluran energi melalui balas dendam menjadi satu-satunya cara untuk merasa lebih baik.

Violent acts in the past can trigger trauma that can affect a person's condition. Trauma can be defined as a terrible event capable of destroying a person's sense of security, leaving a feeling of vulnerability and helplessness like living in a world full of threats. Traumatic experiences can also be the result of betrayal, verbal abuse, or a deep loss of something. Through traumatic experiences, humans can develop feelings of vengefulness in response to the traumatic experience. Underneath it is an underlying desire to overcome the traumatic experience itself. In the short stories “Jimat Sero”, “Goyang Penasaran”, and “Hantu Nancy” in the short story anthology of the Kumpulan Budak Setan, the main character who experienced violence in the past channeled the desire for revenge to the characters who caused the traumatic event. The method used in this paper is descriptive qualitative with Karen Horney's psychoanalytic approach. The results of the analysis reveal that past violence can trigger traumatic experiences that cause psychological disorders so that channeling energy through revenge is the only way to overcome it."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Margaretha
"Penelitian ini menguji secara empiris hubungan antara trauma kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) masa kanak dengan keterlibatan dalam kekerasan dalam relasi intim, baik sebagai pelaku, maupun korban. Maka, penelitian ini dilakukan dalam dua studi, 1) penelitian hubungan trauma dan tingkat agresivitas pelaku KDRT, dan 2) penelitian hubungan trauma dan tingkat kekerasan yang dialami korban di dalam suatu relasi intim. Studi 1 dilakukan atas 62 pelaku KDRT yang tercatat di Polres Surabaya dan Sidoarjo; sedangkan studi 2 dilakukan atas 21 korban kekerasan dalam relasi intim. Seluruh sampel diukur tingkat traumanya menggunakan traumatic antecedents questionnaire (TAQ; Van der Kolk, Perry & Herman, 1991) dan tingkat kekerasan yang dialami baik sebagai pelaku atau korban menggunakan conflict tactics scales (CTS; Straus et al., 1996). Data dianalisis korelasinya dengan SPSS 18. Studi 1 memberikan bukti empiris atas pengaruh negatif jangka panjang trauma menyaksikan dan mengalami KDRT masa kanak. Studi 2 tidak menemukan hubungan antara trauma KDRT dengan pengalaman sebagai korban kekerasan dalam relasi intim, namun dipertimbangkan hubungan ini dapat terjadi secara tidak langsung. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi awal pengembangan studi longitudinal efek trauma terhadap fungsi psikofisik manusia.

This study examines associations between childhood trauma of domestic violence (DV) with the involvement in intimate relationships violence (IRV), both as perpetrators and victims. The research was conducted in two studies focusing on the relationship between childhood trauma with, 1) aggression of DV perpetrators; and 2) violence experienced by victims of IRV. Study 1 was conducted on 62 male DV perpetrators in Surabaya and Sidoarjo, while the second study on 21 female non-direct DV victims. All samples were measured by using traumatic antecedents questionnaire (TAQ; Van der Kolk, Perry & Herman, 1991) and conflict tactics scales (CTS; Straus et al., 1996). The data is processed by using correlation and regression analyses with SPSS 18. Study 1 provides empirical evidence of long-term negative effects of childhood trauma on male perpetrators. Study 2 did not find a significant relation between traumatic experiences as a victim of DV with violence experienced in their current intimate relationships, but further study should consider this relationship can occur indirectly. It is hoped that this research could serve as a beginning of the development of a longitudinal study on the effects of DV on human psychophysics."
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Kharisma Destia Nurzana
"Relasi kuasa adalah suatu hubungan kuasa yang terjadi antara satu pihak dan pihak lain. Relasi kuasa dapat terjadi kapanpun, di manapun, dan oleh siapapun. Adanya relasi kuasa menandakan bahwa terdapat kekuasaan dan dominasi dalam hubungan tersebut. Dominasi yang muncul tidak hanya berasal dari manusia, tetapi juga dapat berasal dari makhluk gaib. Salah satu cerita menarik yang membahas mengenai hubungan manusia dan makhluk gaib adalah kumpulan cerita pendek Sihir Perempuan karya Intan Paramaditha. Melalui kumpulan cerita pendek tersebut, penulis ingin mengkaji relasi kuasa antara manusia dan makhluk gaib dengan menggunakan metode deskriptif analitis. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran bagaimana makhluk gaib dapat berkuasa atas manusia. Hasil dari studi yang dilakukan menunjukkan bahwa makhluk gaib berkuasa atas manusia dengan kemampuannya dalam mengubah wujud menjadi manusia dan memengaruhi atau menghasut pikiran manusia. Selain itu, ditemukan pula bahwa kuasa atau dominasi yang dilakukan oleh makhluk gaib berpengaruh terhadap pikiran dan perilaku manusia.

Power relations is a relationship that occurs between one side and another. Relationship can occur anytime, anywhere, and by anyone. The existence of power relations indicates that there is domination in the relationship. The domination that appears in the relationship is not only from humans, but also can be obtain from supernatural beings. Some interesting stories about relations between humans and supernatural beings it is contained in a collection of short stories Sihir Perempuan by Intan Paramaditha. Through this collection of short stories, the author wants to analyze the relations between humans and supernatural beings by using descriptive analytical methods. This research aims to explain power relations of supernatural beings over humans. Based on the research, it is concluded that supernatural beings can have power over humans with their ability, one of them is that they can transform into human beings. Also, this research prove that the power and domination by supernatural beings  can influences human’s mind and behavior."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Musridharta
"Latar belakang : Belum adanya perangkal untuk memprediksi keluaran pada pasien dewasa cedera kranioserebral. Penilaian awal yang akurat diperlukan sebagai dasar menilai keluaran. Tidak semua fasilitas kesehatan memiliki sarana diagnostik yang canggih sehingga membutuhkan pedoman praktis untuk memprediksi risiko kematian dalam 3 hari pertama pada pasien dewasa cedera kranioserebral derajat sedang dan berat.
Tujuan : Penerapan sistim skor untuk memperkirakan kemungkinan kematian pasien dewasa cedera kranioserebral sedang dan berat.
Metode : Dipergunakan desain nested case control yang bersarang pada penelitian prospektif tanpa pembanding. Pasien dewasa cedera kranioserebral derajat sedang dan berat yang mengalami kematian dalam 3 hari pertama dimasukkan sebagai kelompok kasus, kelompok kontrol diambil secara random dari pasien yang tidak mengalami kematian. Periode penelitian dari bulan Agustus 2005 sampai awal November 2005, didapatkan 103 pasien yang memenuhi kriteria inklusi untuk studi deskriptif. Dari pasien tersebut didapatkan jumlah kasus sebanyak 34 pasien dengan kontrol 34 pasien untuk studi analisis. Data diolah dan disusun dalam bentuk Label distribusi maupun tabel silang menggunakan perangkat SF55 versi 13.0. Hubungan antara variabel faktor resiko dan kematian dalam 3 hari pertama dinilai dengan uji Chi Square atau uji mutlak Fisher serta perhitungan nilai OR dengan batas kemaknaan sebesar 5%, diteniskan dengan analisa logistic regresi secara backward stepwise untuk merumuskan model prediksi.
Hasil : Dari 103 pasien cedera kranioserebral didapatkan perbandingan jumlah pasien trauma kranioserebral perempuan dengan laki-laki adalah 1:6,3 dengan jumlah terbanyak pada kelompok usia 25-44 tahun (42,7%). 34 pasien meninggal dunia (33,0%), dari 27 pasien CKB yang meninggal 23 orang, 76 pasien CKS yang meninggal 11 orang. Pada uji multi variat backward stepwise didapat faktor penentu independen untuk keluaran dalam 3 hari pertama yaitu frekuensi nafas > 26 x 1 menit, respon membuka mata < 3 dan respon motorik < 5.
Kesimpulan : Sistem skoring trauma kranioserebral ini menggunakan parameter respon motorik, frekuensi nafas dan respon membuka mata (M N M skor) yang merupakan prediktor bermakna dalam memperkirakan kematian dalam tiga hari pertama, pasien dengan total skoring yang minimal (nilai 0) memiliki probabililas kematian dalam 3 hari sebesar 5,3%, sedangkan pasien dengan total skoring maksimal (nilai 7) probabililas kematiannya adalah 97,4%.
Kata Kunci : Trauma kranioserebral - prediksi keluaran - kemungkinan kematian - M N M skor

Background: The lack of tool to predict outcome of craniocerebral injury in adult patients. Accurate initial assessment is needed to predict outcome. Not all of the health facilities have modem and sophisticated diagnostic tool, and thus there is a need for practical guideline to predict mortality risk within first three days for adult patients with moderate to severe craniocerebral injury.
Objective: To implement score system to predict mortality rate on adult patients with moderate to severe craniocerebral injury.
Methods: Prospective nested case control study without external control. Adult patients with moderate to severe craniocerebral injury who died within first three days onset was included consecutively as case, while control was taken from random survive patients. The study was taken from August - November 2005, and 103 patients were included for descriptive study. Thirty four patients then were included as case and 34 as control for further analysis. SPSS for Windows v 13.0 was used for statistical analysis. The relationship between risk factors and mortality within first 3 days was assessed with chi square of Fisher test, then significant variables were further tested with logistic regression analysis using backward stepwise to formulate prediction model.
Results: There were 103 craniocerebral injury patients, with the proportion of female and male 1 : 6.3, and most of them were from 25 - 44 year old group (42.7%). Thirty four (33.0%) died, 23 out of 27 severe head injury patients died, while 11 out of 76 moderate head injury patients died. On backward stepwise multivariate test, independent predictor factor for first three days outcome were respiration frequency 26 xfmin, response to eye opening t 3, and motor response < 5.
Conclusions: This craniocerebral trauma scaring system uses motor response, respiration frequency, and response to eye opening parameter (M N M score), that can be used to predictor for mortality within first day of onset. Patients with minimal total score (score 0) has mortality probability 5.3%, while patients with maximal total score (score 7) has mortality probability 97.4%.
Key Words: Craniocerebral trauma - outcome prediction - mortality probability - M N M score
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ery Agus Kurnianto
"Penelitian ini membahas fungsi tokoh supernatural dan strategi teks dalam mendobrak wacana tentang perempuan yang terdapat dalam antologi cerpen Sihir Perempuan karya Intan Paramaditha dengan memperhatikan penggunaan sudut pandang, tokoh, dan simbol-simbol yang dipakai. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Teori yang digunakan adalah teori kategori gender.
Kesimpulan yang didapat adalah tokoh supernatural dalam antologi Sihir Perempuan digunakan untuk menyuarakan suara perempuan yang terepresi. Teks digunakan untuk mendobrak wacana tentang perempuan yang merepresi dan menempatkan perempuan di posisi yang sangat dirugikan.

The focus of this research is the functions of supernatural characters and textual strategies in making a breakthrough towards the discourse of women in Sihir Perempuan, a short-story anthology by Intan Paramadhita which obsreve the point of view, character, and symbols used in it. The method used in this study is the descriptive method. The theory used is gender category theory.
The conclusion is that the supernatural characters in Sihir Perempuan function as the voice of repressed women. The text is used to make a breakthrough about women who repress and locate women in the restrained position."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2009
T37304
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
S.F. Teguh Wardaya
"Trauma adalah cedera atau rudapaksa atau kerugian psikologis atau emosional. Untuk mengidentifikasi status mortalitas pasien trauma dibutuhkan skor trauma yang digunakan untuk menilai korban trauma diantaranya adalah RTS, ISS dan TRISS. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui skor trauma yang paling optimal digunakan di IGD RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo sehingga dapat diketahui batasan skor yang dapat mengancam nyawa dengan menggunakan disain kohort retrospektif. sampel yang digunakan adalah seluruh pasien trauma yang datang ke IGD RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo pada tahun 2013 sebanyak 1306. Skor RTS yang optimal pada penelitian ini sebesar 7,69 dengan sensitivitas 35,3% dan spesifisitas 99,4%, dengan OR 97,247 yang berarti skor RTS < 7,69 mampu mengidentifikasi 97,247 kali dibandingkan dengan skor RTS ≥ 7,69. Skor ISS yang optimal pada penelitian ini sebesar 39,5 dengan sensitivitas 11,8% dan spesifisitas 15%, dengan OR 45,084 yang berarti skor ISS ≥ 39,5 mampu mengidentifikasi 45,084 kali dibandingkan dengan skor ISS < 39,5. Skor TRISS yang optimal sebesar 99,35 dengan sensitivitas 76,5% dan spesifisitas 60,2% dengan OR 4,924 yang berarti skor TRISS < 99,35 mampu mengidentifikasi 4,924 kali dibandingkan dengan skor TRISS ≥ 99,35. Batasan skor TRISS yang digunakan di IGD RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo untuk mengidentifikasi status mortalitas sebesar 99,35.

Trauma is an injury or involuntary or emotional or psychological harm. To identify status mortality of trauma patients are needed trauma scores which used to assess trauma victims such as RTS, ISS, and TRISS. This study aims to determine the most optimal trauma score to be used in Emergency Unit of RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo so that can be known limitation score that may threaten the lives. This research used retrospective cohort design method. The study sampel were all patients who come to Emergency Unit of RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo in 2013 as many as 1.306 people. Optimal RTS scores in this study was 7.69 with a sensitivity of 35.3%, a specificity of 99.4%, and OR 97,247. It means RTS score < 7,69 were able to identify the status of trauma patient mortality 97.247 times compared with RTS score ≥ 7.69. Optimal ISS score in this study was 39,5 with a sensitivity of 11,8%, a specificity 15%, and OR 45,084. It means ISS score ≥ 39,5 were able to identify the status of trauma patient mortality 45,084 times compared with ISS score < 39,5. Optimal TRISS score in this study is 99,35 with a sensitivity of 76,5%, a specificity 60,2%, and OR 4,924. It means TRISS score < 99,35 were able to identify the status of trauma patient mortality 4,924 times compared with TRISS score ≥ 99,35. Limitation of TRISS score in Emergency Unit of RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo to identify status mortality was 99.35."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
T43646
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Witri Narhadi
"Perlakuan salah terhadap anak merupakan masalah serius yang berkaitan dengan konsekuensi yang Iuas baik secara organik maupun psikologis. Beberapa penelitian mengaitkan riwayat perlakuan salah terhadap anak dengan perilaku delinkuensi pada remaja dan kriminal pada dewasa. Dilakukan penelitian untuk mendapatkan instrumen yang dapat untuk mengetahui adanya perlakuan salah terhadap anak, di Lembaga Pemasyarakatan Anak Pria Tangerang pada bulan April 2004 sampai dengan Juni 2004.
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah Childhood Trauma Questionnaire (CfQ) cukup sahih dan terpercaya untuk menentukan adanya riwayat perlakuan salah terhadap anak pada remaja pria.
Metode : Uji validitas dan reliabilitas CTQ dilakukan terhadap 100 remaja pria delinkuen penghuni Lembaga pemasyarakatan Anak Pria Tangerang, dan remaja pria bukan delinkuen pelajar SMP di daerah perkotaan padat di Jakarta. Validasi dilakukan dengan uji valitidas konstruksi dan uji validitas diskriminan. Sementara uji reliabilitas dilakukan dengan uji konsistensi internal dengan menilai cronbach's alpha, dan uji berpasangan untuk menilai reliabilitas intrarater. Penelitian juga menentukan nilai ambang batas terbaik, spesifisitas, dan sensitivitas CTQ.
Hasil: Hasil uji validitas konstruksi dengan analisis faktor terdapat 2 butir pertanyaan mempunyai korelasi lemah. Hasil uji validitas diskriminan menunjukkan seluruh komponen CTQ mampu membedakan antara 2 kelompok responden (p:0,001-0,046). Uji konsistensi internal menunjukkan menilai cronbath's alpha yang baik (0.722-0.907). Reliabilitas intrarater yang dilakukan dengan test retest dengan interval waktu 8 minggu menunjukkan tidak ada perbedaan yang bermakna (p>0,05). Spesifisitas CTQ cukup memuaskan (76-92%), sementara sensitivitas CTQ kurang (40-49%).
Kesimpulan : Childhood Trauma Questionnaire sahih dan terpercaya untuk digunakan di lingkungan remaja pria. Hasil uji spesifisitas dan sensitivitas menunjukkan bahwa CTQ bukan merupakan alat diagnostik melainkan sebagai alat skrining terhadap adanya riwayat perlakuan salah terhadap anak, sehingga hasil positif perlu ditindaklanjuti dengan penilaian klinis. Pada instrumen ini masih terdapat beberapa pertanyaan yang memerlukan perbaikan agar lebih mencerminkan perlakuan salah terhadap anak Penggunaan pada remaja wanita perlu penelitian lanjut."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
California: World Vision, 2003
155.904 2 STR
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ridwan Tri Armandas
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26575
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Clarissa Tania
"Intervensi ini dilakukan pada seorang anak laki-laki berusia 9 tahun yang tinggal di panti asuhan. Ia yang memiliki insecure attachment dan trauma perkembangan. Bersama dengan ibu asuh, anak menjadi partisipan dalam intervensi ini. Target dari intervensi ini adalah menurunkan perilaku externalizing, stress pengasuh serta meningkatkan konsep diri dan kualitas hubungan pengasuh dan anak Jumlah sesi yang diberikan sebanyak 11 sesi. Intervensi yang diberikan pada anak dan pengasuh berfokus pada attachement dan self regulation.
Efektifitas pemberian intervensi ini diukur setelah sesi selesai diberikan. Efektifitas ini dapat dilihat dengan penurunan masalah pada skor CBCL dan parent stress index serta peningkatan pada skor parent perception inventory dan the way I feel about myself.f Hasil intervensi menunjukkan adanya penurunan dalam masalah perilaku externalizing. Selain itu, adanya penurunan level stress yang dialami oleh ibu serta perubahan dalam konsep diri anak. Namun demikian, penurunan yang terjadi tidak terlalu besar. Hal ini dipengaruhi ketidakikutsertaan ibu pada sesi regulasi diri anak. Butuh waktu yang lebih panjang untuk memastikan apakah intervensi yang diberikan memang efektif.

This intervention is done for nine years old boy who live at orphanage. He has insecure attachment and developmental trauma. He and his foster mother become our participants. There are some targets for this intervention, reduce externalizing behavior, foster mother's stress and increase relation between foster mother and child, and improvement on child' self concept. There were 11 sessions for child and foster mother which focused on attachment and self regulation.
The Effectivity of this intervention is measured after the last session. The effectivity will be seen on decreasing CBCL score, parent stress index, and increasing on parent perception inventory and the way i feel about myself. The result showed there was declined on externalizing problem. make sure In addition to that, there was also a decrease on mother's stress level and change on child's self perception. We need more time to make sure the effectivity of this intervention.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
T45374
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>