Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 88171 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mohammad Khaifaz Drinanda
"Drama serial televisi memiliki penggemar tersendiri dan telah meluas di berbagai negara. Perkembangan drama serial televisi semakin lama semakin meningkat, dan kehadirannya memiliki daya-tarik sendiri.Salah satu drama serial televisi yang menarik adalah drama serial televisi untuk anak-anak yang ditayangkan juga di Indonesia berasal dari Malaysia. Drama televisi ini berhasil memperkenalkan tokoh-tokoh yang beragam suku, agama, dan budaya. Jika kita menonton drama serial televisi “Upin-Ipin” ini, akan terlihat kekentalan dialek bahasa setiap tokoh, yaitu dialek Melayu. Pada tahun 2009, drama serial televisi Malaysia ini memasukkan satu tokoh baru, yaitu seorang anak perempuan bernama Susanti dan berasal dari Indonesia. Dengan metode kualitatif analisis, penelitian ini menganalisis dialog-dialog dari delapan serial “Upin-Ipin” yang diakses melalui kanal Youtube, dan menemukan bahwa tokoh Susanti yang berasal dari Indonesia dalam adegan-adegan tertentu merepresentasikan budaya Indonesia. Beberapa teori mengenai representasi dari Barker, Hartley, Giles dan Middleton, dan Hall berserta teori penokohan menunujukkan bahwa Susanti memiliki kesesuaian dengan anak-anak Indonesia, meskipun ada juga yang tidak sesuai dalam karakter Susanti. Kata kunci: representasi, drama televisi, tokoh, dialog, Indonesia,

Drama television series has its own fans and has been widespread in various countries. The development of television drama series is increasing, and its presence has its own charm. One of the interesting television series dramas is a television series for children which is also broadcast in Indonesia from Malaysia. This television drama succeeded in introducing characters from various ethnic groups, religions, and cultures. If we watch the drama television series "Upin-Ipin", it will be seen the thickness of the language dialect of each character, namely the Malay dialect. In 2009, this Malaysian television drama series included a new character, namely a girl named Susanti who came from Indonesia. Using a qualitative analysis method, this study analyzes the dialogues of the eight “Upin-Ipin” series accessed through the Youtube channel, and finds that Susanti's character from Indonesia in certain scenes represents Indonesian culture. Several theories regarding the representation of Barker, Hartley, Giles and Middleton, and Hall along with the theory of characterizations show that Susanti is compatible with Indonesian children, although some are not appropriate in Susanti's character."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jasmeen Nadya Putri
"Dalam drama televisi sering ditemukan tema yang diambil dari topik-topik sosial di masyarakat pada zamannya. Di Jepang, drama televisi ber-genre percintaan cenderung menyelipkan topik sosial dalam ceritanya. Salah satu drama televisi tersebut Nigeru wa Haji da ga Yaku ni Tatsu, yang sempat menjadi fenomena sosial di masyarakat Jepang, dan menceritakan pasangan yang menikah kontrak untuk memenuhi kebutuhan masing-masing. Penelitian ini menggunakan teori feminis media oleh Suzanne Leonard, yang menjabarkan tentang munculnya kecemburuan terhadap pernikahan. Hasil analisis menemukan bahwa drama tersebut menggambarkan pernikahan sebagai suatu ideal yang diinginkan semua orang, suatu posisi yang patut dicemburui, serta status pembeda antara perempuan. Meskipun drama pada awalnya membawakan bentuk pernikahan dengan karakteristik non-konvensional, pernikahan tersebut pada akhirnya ditemukan berubah ke bentuk konvensional.

Television drama often feature social issues of its time. In Japan, romance drama often shows social issues in its story. One example of that is a drama called Nigeru wa Haji da ga Yaku ni Tatsu which was once a social phenomenon in Japan. It tells the story of a couple who enter a marriage contract to fulfill each of their needs. This research adopts Suzanne Leonard’s feminist media theory. Result shows that the drama portrays marriage as a desirable ideal, an enviable position, and a status divider between women. Although at first the drama presents a non-conventional model of marriage, at the end of its story the model would then return to the conventional model of marriage."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Bonny Erlichta S.
"Pendidikan mengenai moral sebaiknya dilakukan sejak anak masih berusia dini (Borba, 2001). Borba (2001), mendefinisikan moral sebagai kapasitas individu dalam memahami yang benar dari yang salah. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pemahaman pesan moral (kebaikan & toleransi) dalam film seri Upin & Ipin pada anak usia enam sampai delapan tahun. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, dan metode wawancara untuk menggali lebih dalam mengenai gambaran pesan moral dalam film seri Upin & Ipin pada 30 partisipan anak-anak usia enam sampai delapan tahun. Disain penelitian ini adalah non-experimenal, dengan menggunakan accidental sampling sebagai metode pengambilan partisipan. Hasil penelitian ini menunjukkan pada partisipan berusia enam sampai delapan tahun dapat menangkap pesan moral (kebaikan dan toleransi), yang terdapat dalam film seri Upin & Ipin.

The education of moral for children should enact since their early age (Borba, 2001). Borba (2001), define a moral as the capacity to understand right from wrong. This research aims to see whether the moral messages (kindness and tolerance) in the movie series Upin & Ipin can be adsorp by children aged six to eight years. This research using quantitative approach and interviews to extract the message in the movie series Upin & Ipin from 30 partisipants of children aged six to eight years. This research is a non-experimental study using accidental sampling as the partisipant-taking method. This study indicate that partisipants can grasp the message of morality, in this case kindness and tolerance, on the Upin & Ipin movie series.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sydney: Angus & Robertson, 1959
822.029 ONT
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dyna Susanti
"Skripsi ini membahas mengenai fenomena yeongeo yeolphung yang direpresentasikan dalam film Narara Penggwuin. Dalam penelitian ini penulis membatasi pembahasan masalah pada representasi yeongeo yeolphung dalam film Narara Penggwuin dan pengaruh fenomena yeongeo yeolphung di Korea terhadap representasi yeongeo yeolphung dalam film Narara Penggwuin. Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif melalui pendekatan representasi media dan kognisi sosial dapat disimpulkan bahwa film Narara Penggwuin dapat menggambarkan lima dari delapan wujud yeongeo yolphung. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa yeongeo yeolphung di Korea memberikan pengaruh yang sangat signifikan terhadap pembuatan film Narara Penggwuin.

This thesis analyzes yeongeo yeolphung phenomenom which is represented in Narara Penggwuin film. The research is focused on yeongeo yeolphung representation in Narara Penggwuin film and the influence of yeongeo yeolphung phenomenom in Korea towards yeongeo yeolphung representation in Narara Penggwuin film. By using descriptive qualitative method and through representative media and social cognitive approach it can be concluded that Narara Penggwuin film represents five of eight kinds of yeongeo yeolphung. It can be stated based on this research that yeongeo yeolpung phenomenom in Korean society strongly influence Narara Pewnggwuin film.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S55512
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diandra Maharani
"Penelitian ini membahas mengenai analisis konsep omotenashi dalam film serial Izakaya Bottakuri menggunakan konsep omotenashi dari Ichijou. Izakaya Bottakuri bercerita tentang ketangguhan seorang perempuan yang bernama Mine yang harus hidup mandiri bersama sang adik yang bernama Kaoru dalam menjalankan bisnis di kedai kecilnya. Di dalam film serial ini, terdapat unsur-unsur omotenashi dari tindakan yang dilakukan oleh tokoh. Tujuan dari penelitian ini untuk mendeskripsikan bentuk penampilan, perilaku, dan tutur kata dalam film serial Izakaya Bottakuri. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang menghasilkan kata-kata dan perilaku tokoh. Hasil analisis dari penelitian ini ditemukan tiga bentuk omotenashi yaitu bentuk penampilan, bentuk perilaku,dan bentuk tutur kata. Dalam bentuk penampilan, tokoh selalu menjaga penampilan kedai dengan selalu dibersihkan, memakai pakaian rapih dalam menjaga penampilan, dan memerhatikan penampilan makanan yang akan dihidangkan. Dalam bentuk perilaku, tokoh melakukan ojigi di hadapan tamu, senyum, dan tindakan profesional. Dalam bentuk tutur kata, tokoh menggunakan bahasa sopan dan tidak lupa mengucapkan aisatsu.

This study discusses the analysis of the omotenashi concept in the Izakaya Bottakuri film series using the omotenashi concept from Ichijou. Izakaya Bottakuri tells the story of the resilience of a woman named Mine who has to live independently with her sister named Kaoru in running a business in her small restaurant. In this film series, there are elements of omotenashi from the actions taken by the characters. The purpose of this study is to describe the form of appearance, behavior, and speech in the Izakaya Bottakuri film series. This study uses a qualitative research method that produces the words and behavior of the characters. The results of the analysis of this study found three forms of omotenashi, namely the form of appearance, form of behavior, and form of speech. In the form of appearance, the character always maintains the appearance of the shop by always being cleaned, wearing neat clothes in maintaining the appearance of the character, and paying attention to the appearance of the food to be served. In the form of behavior, the character performs ojigi in front of guests, smiles, and acts professionally. In the form of speech, the characters use polite language and aisatsu."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Fauzan
"Konflik identitas menjadi isu yang masih kerap dijumpai di negara-negara barat yang memiliki masyarakat multikultural di masa modern. Salah satunya kehidupan kaum Yahudi Ortodoks yang hidup dengan aturan ketat dalam menjalankan tradisi agama dan budaya. Hal tersebut seringkali menimbulkan benturan dengan kehidupan kontemporer bagi generasi mudanya. Dalam film yang berjudul The Awakening of Motti Wolkenbruch, tokoh utamanya harus bergulat dengan tradisi agama dan budaya untuk menyeimbangkan kehidupannya dengan kehidupan modern. Peristiwa dalam film juga menggambarkan hubungan kaum Yahudi Ortodoks dan non-Yahudi yang menjadi awal mula pergolakan batin Motti pada tradisi budaya dan agama Yahudi. Maka dari itu, penulis ingin mengetahui lebih dalam bagaimana konflik identitas direpresentasikan oleh Tokoh Motti dalam film tersebut menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan semiotika dari Christian Metz. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi konflik identitas melalui upaya Motti agar dapat mengekspresikan diri dan cintanya kepada seorang shiksa yang dilarang dalam tradisi Yahudi Ortodoks di masa kontemporer. Selain itu penulis juga menemukan keterkaitan film dengan peristiwa Exodus, momen yang dinilai sakral bagi komunitas Yahudi untuk menyatukan warisan dari generasi ke generasi hingga perjalanan seorang anak muda Yahudi Ortodoks untuk menyeimbangkan antara kehidupan masa lalu dengan kehidupan masa kini dari pengalaman individu.
Identity conflict remains a prevalent issue in modern Western societies characterized by multiculturalism. One such example is the life of Orthodox Jews who adhere to strict religious and cultural traditions. This often leads to clashes with contemporary life for the younger generations. In the film The Awakening of Motti Wolkenbruch, the protagonist grapples with viii religious and cultural traditions to balance his life with modernity. The film's events also depict the relationship between Orthodox and non-Orthodox Jews, which becomes the catalyst for Motti's internal struggle with Jewish cultural and religious traditions. Therefore, this study aims to delve into the representation of identity conflict through the character of Motti in the film using a qualitative research method with a semiotic approach based on Christian Metz's theory. The findings reveal the presence of identity conflict manifested in Motti's attempts to express himself and his love for a shiksa, a non-Jewish woman, which is forbidden in contemporary Orthodox Jewish tradition. Additionally, the study identifies the film's connection to the Exodus story, a sacred event for the Jewish community that serves to unite the legacy across generations, and the journey of an Orthodox Jewish youth to balance past And present life from an individual experience."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Arie Nugraha
"Tesis ini membahas representasi bullying yang dibangun oleh tanda verbal dan tanda nonverbal dalam serial kartun Doraemon. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Dengan menggunakan analisis semiosis Peirce, dapat disimpulkan bahwa tanda verbal dan nonverbal dalam serial kartun Doraemon merepresentasikan bullying dalam berbagai jenis seperti bullying verbal, bullying fisik, memaksakan kehendak, merebut barang, dan ancaman fisik.
Penelitian ini memiliki implikasi teoritis yang membedah teks film dalam sekuens ke dalam dua level, yaitu audio dan visual untuk kemudian dianalisis proses semiosisnya satu per satu, masing-masing dalam beberapa tahap kemudian mengelaborasikan dua level teks tersebut ke dalam suatu pemaknaan tanda yang saling menguatkan. Implikasi sosial penelitian ini merangsang pemirsa untuk sadar dan kritis terhadap konten yang sarat akan bullying. Implikasi praktisnya, penelitian ini bisa dijadikan acuan pengambil kebijakan untuk membuat regulasi yang dapat menyaring tayangan anak yang kontennya mengandung bullying.
Penelitian ini memberi rekomendasi bagi akademisi yang tertarik untuk mengkaji representasi suatu fenomena dalam teks terjemahan untuk memperhatikan pengaruh penerjemahan suatu teks yang berasal dari suatu kultur ke kultur lain. Penelitian ini juga merekomendasikan penghentian tayangan serial film kartun Doraemon karena kontennya yang sarat akan bullying. Penelitian ini juga merekomendasikan pendampingan terhadap pemirsa anak-anak yang lebih ketat dalam menonton.

This thesis discusses the representation constructed by the signs of bullying are verbal and nonverbal signs in the Doraemon film cartoon series. The study was a descriptive research using a qualitative design. By using Peirce semiosis analysis, it can be concluded that the verbal and nonverbal signs in the Doraemon cartoon series represent the various types of bullying such as verbal bullying, physical bullying, imposing the will, seize goods, and physical threats.
The research theoretical implications dissected the movie text sequences into two levels, audio and visual then analyzed one by one through some stage of semiosis process, at the end of the process it will elaborate two levels of text into a sign meaning which is mutually beneficial. Social implications of this study stimulates the viewer to be aware and critical of the movie content which is full of bullying scene. For the practical implications, this study can be used as a reference for policy makers to make regulations that can filter the content that shows impressions of children bullying.
This study provides recommendations for academics who are interested to examine the representation of a phenomenon in translation texts to consider the influence of translation of a text from one culture to another culture. The study also recommends termination Doraemon cartoon series and movies because of its content will be full of bullying. It also recommends to stringent assistance for child viewers.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
T30403
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rena Evriyanti Zagoto
"Sweet Teeth merupakan film serial Cina yang diadaptasi dari novel A Speck Amid the Dust of the World karya Mu Fu Sheng. Film ini menceritakan seorang gadis yang bekerja sebagai pustakawan di sebuah universitas. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana pustakawan digambarkan, bagaimana pandangan masyarakat terhadap pustakawan dan stereotip pustakawan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis wacana kritis yang dikembangkan oleh Jager dan Maier. Sweet Teeth terdiri dari 22 episode dan penelitian ini mengkaji 9 episode sebagai unit analisis. Hasil penelitian menunjukkan masih terdapat stereotip negatif terhadap pustakawan. Namun film ini juga menunjukkan pertentangan terhadap stereotip tersebut. Pustakawan tidak lagi digambarkan sebagai sosok yang wanita tua berambut putih dengan kacamata, namun tampil dengan penampilan yang lebih modern dan santai. Selain itu pustakawan yang ditampilkan terlihat muda. Sweet Teeth menunjukkan bahwa pandangan masyarakat terperangkap dalam stereotip kepustakawanan sehingga menciptakan persepsi negatif terhadap pustakawan yang pada kenyataannya berbeda dengan bagaimana sosok pustakawan sebenarnya ditampilkan dalam film.

Sweet Teeth is a Chinese film series adapted from A Speck Amid the Dust of the World novel by Mu Fu Sheng. This film tells the story of a girl who works as a librarian at a university. This study aims to describe how librarians are portrayed, how people view librarians, and what librarian stereotypes are in this film. This study uses a qualitative approach with the critical discourse analysis method developed by Jager and Maier. Sweet Teeth consists of 22 episodes and this study examines 9 episodes as the unit of analysis. The results show that despite still having negative stereotypes about librarians, this film also shows the opposite of these stereotypes about librarians. The librarian was no longer depicted as a grey-haired old woman, but appeared young, with a more modern and casual appearance. Sweet Teeth shows that people still view librarians based on negative stereotypes, thus creating negative perceptions of librarians that are different from how the librarian actually is presented in the film."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Andini Putri
"Serial Madrasah al-Rawābī li al-Banāt (Alrawabi School For Girls) berasal dari negara Yordania yang tayang di Netflix pada tahun 2021. Serial tersebut terdiri dari enam episode menceritakan tentang perundungan remaja, persahabatan, persaingan, dan dendam. Tujuan penelitian ini untuk mengungkapkan karakteristik tokoh utama serta faktor perkembangan karakter yang memengaruhi tokoh tersebut dari episode satu sampai episode tiga serial tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan teori analisis karakter dari Edgar V. Roberts (1969) dan teori penokohan bulat dari Kelley Griffith (2011). Data penelitian diambil dari data dokumentasi tangkapan layar potongan serial dan data pustaka yang relevan dengan penelitian. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tokoh utama memiliki karakter yang tertutup dan cukup bahagia. Diantara sikapnya adalah setia dengan sedikit teman, semangat pada hal yang diminatinya, taat peraturan, dan tidak terlalu ekspresif menunjukan kebahagiaannya. Tokoh utama mengalami perkembangan karakter disebabkan oleh faktor eksternal yang berupa tekanan dari kasus perundungan yang dialaminya sehingga karakternya berkembang secara dinamis menjadi pribadi yang mudah marah dan kesal, ketakutan dan tertekan hingga berujung menjadi pendendam sebagai bentuk respon dan pertahanan dirinya terhadap para pelaku yang terlibat dalam perundungan terhadap dirinya.

Madrasah al-Rawābī li al-Banāt (Alrawabi School For Girls) is a series that comes from Jordan and was released on Netflix in 2021 with six episodes. The story of this series is about teenage bullying, friendship, competition, and revenge. This research aims to uncover the main character's characteristics and the developmental factors that influence the character. This research focuses on episodes one to three of the series. It uses a qualitative descriptive research method with the character theory by Edgar V. Roberts (1969) and the round character theory by Kelley Griffith (2011). This research data is obtained from documentary data screenshots of the series and library data relevant with this research. The results of this research show that the main character has an introverted personality and quite happy. Among her attitudes are being reserved, loyal to a few friends, passionate about what attracted to her, obedient to the rules, and doesnt too much expressing her happiness. The main character undergoes character development caused by external factors in the form of pressure by bullying incidents she has. As a result, her character evolves dynamically into a person who easily becomes angry and irritated, scared, and deeply depressed, leading to becoming vengeful as a form of response and self-defense against the perpetrators who bullying her."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>