Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 204118 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Felicia Erika Jahja
"Kapasitas kerja fisik merupakan hasil jarak tempuh yang dilakukan oleh pasien dalam pemeriksaan 6MWT. Pasien dengan pekerjaan tertentu memiliki estimasi kebutuhan METs minimum untuk melakukan pekerjaan. Pasien dengan infeksi COVID-19 derajat berat diduga dapat menjadi salah satu faktor yang memengaruhi kesesuaian kapasitas kerja fisik. Tujuan dari studi ini mengetahui hubungan antara derajat keparahan infeksi COVID-19 terhadap kesesuaian kapasitas kerja fisik pada tenaga kesehatan di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. Penelitian menggunakan desain studi potong lintang pada tenaga kesehatan di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. Populasi penelitian merupakan data pegawai yang terinfeksi COVID-19 pada bulan Juni-Juli 2021 dan melakukan pemeriksaan kapasitas kerja fisik pada periode September-November 2021. Pengolahan data dilakukan dengan menghimpun data secara bertahap dari rekam medis, dikelompokkan dan dilakukan uji analisis bivariat. Penentuan kesesuaian kapasitas fisik dilakukan dengan membandingkan antara hasil pemeriksaan kapasitas kerja fisik dengan estimasi kebutuhan METs minimum pekerja. Dari 102 pegawai terdapat 81 pegawai yang mengalami ketidaksesuaian kapasitas kerja fisik. Sebagian besar pegawai yang memiliki ketidaksesuaian kapasitas kerja fisik berasal dari kelompok infeksi derajat ringan (83,9%). Tidak ditemukan adanya hubungan yang bermakna (p>0,05) antara usia, jenis kelamin, IMT, gejala sisa, penyakit penyerta dan derajat keparahan terjadap kapasitas kerja fisik pada tenaga kesehatan di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo

Functional capacity is the result of 6MWT distance examination. Patients with a particular job have an estimated minimum functional capacity. Patients with severe covid-19 infection are thought to be one of the factors affecting the suitability of physical activity fitness. Purpose of this study to know the relationship between severity of COVID-19 infection and physical activity fitness among healthcare worker in RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo.A cross-sectional study obtained data among healthcare personnel who has COVID-19 infection from June to July 2021, and undergone physical activity test between September to November 2021. Data processing is carried out by collecting data from medical records and then grouped, then bivariate analysis test is carried out. Determination of the suitability of physical activity fitness is carried out by comparing the results of the functional capacity examination with the estimated minimum METs needs of workers. A total of 102 employees, there were 81 employees who unsuitable for physical activity fitness. Most of the employees who had unsuitability of physical activity fitness came from the mild infection group (83.9%). There is no significant relationship (p>0.05) between age, gender, BMI, sequelae, comorbidities and degree of severity of COVID-19 infection and activity fitness among healthcare workers at RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rumapea, Daller R
"Ruang lingkup dan cara penelitian : Kelelahan merupakan salah satu kendala bagi seorang
atlet untuk mempertahankan kinerja yang optimal. Kelelahan ditandai dengan terjadinya akumulasi
asam laktat dalam otot dan darah, sehingga dibutuhkan suatu metode yang tepat untuk
menurunkan kadar asam laktat darah melalui pemulihan pasif dan pemulihan aktif.
Untuk ini telah dilakukan penelitian pada 12 orang subyek laki - laki, umur 18 - 24 th atlet
balap sepeda DKI Jakarta. Subyek penelitian menjalani pemeriksaan kadar asam laktat darah
istirahat dan kemudian melakukan kerja fisik maksimal dengan menggunakan ergometer sepeda,
selanjutnya dilakukan analisis perubahan kadar asam laktat darah pada pemulihan pasif dan
pemulihan aktif 5,10,15,20 menit.
Hasil dan kesimpulan : Pada 12 subyek yang diteliti, perbedaan kadar asam laktat darah pada
pemulihan pasif dan pemulihan aktif tidak berbeda bermakna pada 5 menit pertama pemulihan
(P-* 0,05 ). Namun pada 10,15,20 menit pemulihan berikutnya terdapat perbedaan yang
bermakna ( P < 0,05 ). Hasil ini memperlihatkan bahwa pemulihan aktif lebih banyak dan lebih
cepat menurunkan kadar asam laktat darah dibandingkan pemulihan pasif."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1999
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Julius Hanafi Pertamana
"Latar Belakang Penelitian
Kapasitas kerja fisik (KKF, physical working capacity) yaitu derajat metabolisme (kerja) yang dapat dicapai oleh seseorang. KKF menilai kesanggupan seseorang untuk melakukan kerja fisik dinamis berat yang berlangsung dalam waktu relatif cukup lama (1).
WHO (1969) merumuskan bahwa physical performance capacity atau potensi untuk mencapai prestasi dari segi fisik, ditentukan oleh daya aerobik maksimum dan kapasitasnya, daya anaerobik maksimum dan kapasitasnya, kekuatan otot maksimum serta ketahanannya, koordinasi sistem neuromuskuler dan toleansi subjektif terhadap kerja (2).
Di laboratorium Ilmu Faal, KKF diukur dari daya tangkap oksigen maksimum atau daya aerobik maksimum yang disingkat sebagai V02 max. Tetapi hingga saat ini belum ada indikator kuantitatif baku yang dapat digunakan secara pasti sebagai prasyarat tercapainya optimasi latihan berupa peningkatan KKF yang nyata (1).
Mengingat dalam setiap kerja fisik tubuh memperoleh energi dari hasil metabolisme aerob dan anaerob (3,4), maka selain pengukuran V02 max. yang mengukur sistem kardiorespirasi (aerobik), perlu pula dilakukan pengukuran kadar asam laktat (AL) darah yang menilai kemampuan anaerobik tubuh.
Kemampuan anaerobik ini menjadi lebih penting setelah diketahui bahwa endurance performance mempunyai korelasi lebih baik terhadap AL daripada V02 max. (5).
"
1988
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laetitia (Tisha)
"ABSTRAK
Penelitian ini berfokus pada analisis beban kerja mental pada tiga divisi penunjang sebuah perusahaan sekuritas BUMN di Jakarta dengan menggunakan metode pengukuran subjective rating yaitu Skala BORG CR10.
Globalisasi dan perdagangan bebas membuat perkembangan dunia bisnis semakin pesat yang didukung oleh kemajuan teknologi informasi dan komunikasi. Sebagai salah satu pelaku dalam dunia bisnis yang terus berkembang. PT. X Securities juga terus berupaya untuk mengoptimalkan kinerja sumber daya manusianya dengan tetap memperhatikan kenyamanan kerja karyawan. Untuk mengetahui hal tersebut dapat menggunakan metode ergonomi yaitu analisa beban kerja mental. Kebutuhan untuk mengadakan analisis beban kerja mental di PT. X Securities didasari oleh semakin bertambahnya kemitraan perusahaan diberbagai daerah, juga dengan bertambahnya produk layanan perusahaan pada tahun 2008 lalu, pihak manajemen ingin mengetahui apakah hal ini mempengaruhi beban kerja yang dirasakan oleh tenaga kerja yang ada; selain itu juga diketahui bahwa pihak HRD perusahaan belum berkesempatan mengadakan analisis di bidang ini sehingga hasil analisis beban kerja mental ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi perusahaan untuk dapat melakukan analisis beban kerja mental pada keseluruhan divisinya.
Metode penelitian menggunakan metode kualitatif, yaitu dengan menggunakan skala pengukuran mental workload BORG CR10 dan melalui proses indepth interview untuk mendapatkan gambaran komprehensif atas beban kerja mental yang dialami para pemegang jabatan dari ketiga divisi terkait. Pengumpulan data dilakukan terhadap 21 jabatan pada divisi Finance & Accounting, divisi Settlement, dan divisi Information Technology (IT) dari tingkat managerial sampai dengan staff.
Dari hasil analisis, disimpulkan bahwa: 1) secara keseluruhan, ketiga divisi penunjang PT X Securities memiliki beban kerja mental yang dapat dikategorikan sedang, atau dapat dikatakan bahwa divisi Finance & Accounting, divisi Settlement, dan Divis! IT secara keseluruhan tenaga kerja pada masing-masing divisinya memiliki berban kerja mental yang cukup dalam mengerjakan tugas pekerjaannya. Dapat disimpulkan juga bahwa beban kerja mental yang dirasakan para tenaga kerja pada masing-masing divisi tidak secara spesifik karena bertambahnya kemitraan dan penerapan system transaksi baru (e-trading), namun lebih mengarah pada pelaksanaan tugas pekerjaannya secara keseluruhan. 2) terdapat kesesuaian antara mental workload yang dialami dengan urutan kepentingan persyaratan kerja pada sebagian besar pemangku jabatan di ketiga divisi penunjang PT. X Securities.

ABSTRACT
This research is focusing on the mental workload analysis in three supporting divisions at a government securities company in Jakarta by using subjective rating method - Borg Scale CR10.
Globalization and free trade policy, supported by information technology and communication development, create rapid progress in business world. As one of the doer in this area, PT. X Securities continually strive to optimize its human resource performances by paying attention to the comfort of their employees at work. The ergonomic method, mental workload analysis, can be used to evaluate that matter.
The need to conduct the mental work analysis at PT. X Securities was based on the growth of business partners in various regions/areas and the additional service product in 2008. By this analysis, the company wanted to know whether these changes affected the workload experienced by the employees. The other reason was because the Human Resource Deparment (HRD) of the company has not had an opportunity to do the analysis. The expectation is that the result of this analysis could be used as a reference for the company to analize mental workload in every division.
The research methodology is using subjective rating, the BORG Scale CR10 and indepth interview process as qualitative method, to obtain comprehensive pictures of mental workload experienced by Job holders in three supporting divisions PT. X Securities. The data was collected from 21 various positions in Finance and Accounting, Settlement and Information Technology (IT) divisions ranking from managerial to staff level. Data process and analysis was done qualitatively to see the mental workload dynamic experienced in each divisions.
Based on the result, it can be summarized that: 1) As a whole, the three supporting divisions of PT. X Securities have mental workload with medium category or in other words, the Finance and Accounting, Settlement and IT's human resources experienced adequate mental workload in completing their tasks. It could be concluded that the workload experienced by each divisions did not specifically because of the increase in numbers of partners and the Implementation of new transaction (e-trading) but more on the implementation of the task overall; 2) There is conformity between mental workload experienced and the sequence of importance with the work requirements on most of the jobholders in PT. X Securities three supporting divisions."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2009
T38552
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Linda Suryani
"Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor yang menyebabkan kegagalan program Return to Work RTW dari BPJS Ketenagakerjaan, yang didefinisikan sebagai
pekerja yang tidak kembali bekerja di tempat semula atau yang sempat kembali bekerja di tempat semula namun tidak bertahan, pada kasus peserta yang mengalami kecelakaan
kerja yang menyebabkan amputasi tangan, amputasi kaki atau lumpuh kedua kaki. Analisis faktor yang menyebabkan kegagalan didasarkan pada pendekatan biopsikososial yaitu aspek medis, aspek psikologis dan aspek sosial lingkungan kerja. Analisis dilakukan berdasarkan informasi dari perusahaan, peserta dan case manager yang dikumpulkan melalui kuesioner dan in-depth interview pada beberapa kasus yang dianggap gagal dan yang dianggap berhasil. Temuan utama yang relevan untuk perbaikan sistem RTW secara internal i.e., dari dalam BPJS Ketenagakerjaan yaitu bahwa case manager memiliki peran penting yang dapat menentukan keberhasilan program RTW terutama dalam mengupayakan pemenuhan komitmen dari tenaga kerja dan perusahaan terhadap program RTW. Walaupun faktor penyebab kegagalan biopsikososial bukan seluruhnya di bawah kendali BPJS Ketenagakerjaan, hasil indepth interview menunjukkan bahwa peranan Case manager sebagai fasilitator dapat meningkatkan kemungkinan keberhasilan atau menekan kegagalan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah upaya untuk meningkatkan keberhasilan program RTW dapat dimulai dengan memastikan bahwa Case manager telah berupaya maksimal dalam pemenuhan komitmen tenaga kerja dan perusahaan terhadap tujuan program RTW.

This study aims to identify the factors that cause the failure of the BPJS Ketenagakerjaans Return to Work RTW program, which is defined as workers who do not return to their original place of work or who have returned to work at their original place but do not survive, in the case of workers who had a work accident which causes amputation of the hand, amputation of the foot or paralysis of both legs. Analysis of the factors that cause failure is based on biopsychosocial approach, namely medical aspect, psychological aspect and work environment social aspect. The analysis was carried out based on information from companies, workers and case managers collected through questionnaires and in-depth interviews in several cases that were deemed to have failed and which were considered successful. The main finding that is relevant for internal RTW system improvement i.e., from within the BPJS Ketenagakerjaan is that case manager has an important role that can determine the success of the RTW program, especially in seeking to fulfill the commitment of workers and companies towards the RTW program. Although the causes of failure biopsychosocial are not entirely under the control of BPJS Ketenagakerjaan, the results of in-depth interviews show that the role of Case manager as a facilitator can increase the likelihood of success or reduce failure. The conclusion from this research is that efforts to increase the success of the RTW program can be started by ensuring that Case manager has made the best effort in fulfilling the commitment of the worker and the company towards the goals of the RTW program.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T54447
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Boydell, T.H.
Jakarta: Bharata Karya Aksara, 1980
331.7 BOY p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Emailsa Denta
"Latar Belakang: Stadium saat terdiagnosis merupakan faktor prognostik terpenting yang menentukan kesintasan pasien kanker kolorektal (KKR). Sebagian besar pasien terdiagnosis pada stadium lanjut dan dilaporkan mengalami keterlambatan diagnosis dan terapi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran case manager dalam efisiensi waktu tunggu diagnosis dan terapi serta melihat faktor-faktor yang memengaruhi keterlambatan diagnosis dan terapi tersebut.
Metode: Studi analisis deksriptif dengan desain potong lintang untuk mengetahui hubungan antara faktor-faktor yang memengaruhi keterlambatan diagnosis dan terapi pada pasien KKR yang dengan case manager dan tanpa case manager yang dirujuk ke Departemen Radioterapi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo periode Juli 2018 sampai Maret 2019.
Hasil: Sebanyak 20 pasien yang memenuhi kriteria inklusi, enam pasien didampingi oleh case manager dan 14 pasien tidak. Total enam pasien (100%) yang dengan case manager tidak ada yang mengalami keterlambatan diagnosis dan terapi, sedangkan pada kelompok yang tanpa case manager didapatkan keterlambatan diagnosis pada tiga pasien (21,4%), keterlambatan terapi pada empat pasien (28,6%) dan keterlambatan sistem pada lima pasien (35,7%), meskipun hal ini tidak bermakna secara statistik (p > 0,05). Didapatkan waktu tunggu diagnosis yang lebih singkat pada kelompok case manager versus tanpa case manager [14 hari (SB 13) versus 18,5 hari (SB 13); p 0,496]. Hasil serupa juga terlihat pada waktu tunggu terapi [17,5 hari (SB 6,7) versus 21,5 hari (9-189 hari); p 0,076]. Tidak didapatkan hubungan yang bermakna secara statistik antara usia, tingkat pendidikan, domisili, dan stadium saat terdiagnosis dengan keterlambatan diagnosis dan terapi.

Background: The stage of a colorectal cancer (CRC) at the time of treatment is the most important prognostic factor influencing survival. Majority of CRC patients are diagnosed at an advanced stage and eventually experiencing delay in diagnosis and therapy. The aim of this study was to investigate the effectiveness of case manager oncology in shortening the waiting time for diagnosis and therapy and analyse factors influencing the delay.
Method: A descriptive cross-sectional study was conducted to determine the relationship between factors influencing the delay in diagnosis and therapy in CRC patients with or without accompaniment of case manager who were referred to Radiotherapy Department of Cipto Mangunkusumo Hospital during period July 2018 to March 2019.
Result: There were 20 eligible patients enrolled in this study, 6 patients were assisted by case manager and 14 patients were not. None patients (100%) having delay of diagnosis and therapy in case manager group while in non-case manager group there were 3 patients (21.4%) having delay in diagnosis, 4 patients (28.7%) having delay in therapy, and 5 patients (35.7%) delay in system, although no statistically significant differences were found. The waiting time for diagnosis was shorter in case manager group versus non-case manager group [14 days (SD 13) versus 18,5 days (SD 13); p 0,496] and similar result were also seen in waiting time for therapy [17,5 days (SD 6,7) versus 21,5 days (9-189 days); p 0,076]. There were no significant association between age, level of education, place of residence, and stage at diagnosis with delay in diagnosis and therapy.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
JJJ 23 (1-3) 2006
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Pricilia Rebecca
"

Pemilihan lokasi merupakan keputusan penting untuk semua perusahaan dan bukanlah permasalahan yang mudah diselesaikan karena adanya faktor-faktor yang saling bertentangan. Pada Industri Jalan Tol, pemilihan lokasi tempat istirahat melibatkan beberapa faktor kualitatif dan kuantitatif seperti topografi, infrastruktur, peraturan pemerintah, faktor sosial, dan faktor manusia. Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, penelitian ini menggunakan integrasi antara Analytic Hieararchy Process (AHP) dan Goal Programming sebagai cara membuat keputusan untuk memilih lokasi tempat istirahat berikutnya dari beberapa pilihan. AHP digunakan untuk menghitung prioritas dari kriteria dan sub-kriteria berdasarkan opini para ahli. Dari penelitian ini, didapatkan bahwa faktor manusia dan peraturan pemerintah merupakan kriteria yang paling penting dalam memilih lokasi. Dengan adanya bobot dari AHP, pembuat keputusan dapat membuat target yang berbeda-beda untuk setiap tujuan yang digunakan dalam model matematika goal programming. Hasil dari kalkulasi ini adalah memilih satu lokasi dari dua alternatif yang ada


Location selection is a crucial decision for any company that may be difficult to solve because of the existence of conflicting factors. In the highway industry, rest area location selection involves several quantitative and qualitative factors such as topography, infrastructure, government policy, social environment and human factors. In order to solve the problem, this study integrates Analytic Hierarchy Process (AHP) and goal programming (GP) as decision making tools to choose the next location for rest area from several alternatives. The AHP is used to calculate the relative importance of each criteria and sub-criteria in accordance with the opinions of experts. From this study, we know that human factors and government policy play the most important role in the location selection. With the weight from AHP, decision makers can set different aspiration for each goal to be put into the mathematical model of goal programming. The result of this calculation is the selection of one location out of  two location alternanatives for the next rest area.

 

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>