Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 80112 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Boby Nurmagandi
"Latar Belakang: Kekambuhan masih menjadi masalah utama pada pasien skizofrenia sehingga membutuhkan pelayanan kesehatan jiwa yang tepat serta efektif dan efisien. Pelayanan kesehatan jiwa diberikan pada pasien skizofrenia untuk mencegah kekambuhan melalui penentuan diagnosis ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan (KPK) menggunakan terapi Acceptance and commitment therapy (ACT) dengan pendekatan Self-transcendence theory (STT).
Tujuan: penulisan karya ilmiah akhir spesialis ini sebagai tindakan pencegahan kekambuhan melalui penanganan KPK menggunakan ACT dengan pendekatan STT.
Metodologi: Desain penulisan karya ilmiah akhir spesialis ini adalah case series penatalaksanaan KPK menggunakan terapi spesialis ACT dengan pendekatan KPK di ruang Utari RSJ Dr. Marzoeki Mahdi Bogor. Jumlah pasien kelolaan sebanyak 20, instrumen yang digunakan adalah instrument tanda dan gejala KPK, instrument kemampuan KPK yang dikeluarkan oleh departemen keperawatan jiwa FIK UI, instrument Birchwood Insight Scale (BIS) dan instrument kepatuhan minum obat.
Hasil: terjadi penurunan tanda dan gejala KPK serta peningkatan kemampuan pasien KPK, peningkatan insight dan peningkatan kepatuhan minum obat melalui setelah pelaksanaan terapi.
Kesimpulan: ACT dapat digunakan dengan pendekatan self-transcendence theory untuk pencegahan kekambuhan melalui penanganan masalah KPK.

Introduction: Relapse is still a major problem in schizophrenic patients, so it requires appropriate, effective and efficient mental health services. Mental health services are provided to schizophrenic patients to prevent relapse through determining the diagnosis of health maintenance care (KPK) using Acceptance and commitment therapy (ACT) with a Self-transcendence theory (STT) approach. Purpose: writing this specialist's final scientific paper as an action to prevent recurrence through the handling of the KPK using ACT with the STT approach.
Methods: The design for writing this specialist final scientific paper is a case series on the management of the KPK using ACT specialist therapy with the KPK approach in the Utari room of Dr. RSJ. Marzoeki Mahdi Bogor. The number of patients managed was 20, the instruments used were the KPK signs and symptoms instrument, the KPK capability instrument issued by the psychiatric nursing department of FIK UI, the Birchwood Insight Scale (BIS) instrument and the medication adherence instrument.
Results: there was a decrease in signs and symptoms of KPK as well as an increase in the ability of KPK patients, increased insight and increased adherence to taking medication after the implementation of therapy.
Conclusion: ACT can be used with a self-transcendence theory approach to prevent recurrence through handling KPK problems.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Sutrimo
"Pendahuluan: Tingginya prevalensi harga diri rendah kronik dan ketidakpatuhan terhadap pengobatan psikofarmaka pada klien dengan gangguan jiwa dapat menghambat proses penyembuhan dan kualitas hidup mereka. Terapi keperawatan jiwa spesialis diharapkan dapat memberikan pendekatan yang holistik dan efektif untuk mengatasi masalah ini melalui peningkatan kesadaran diri, penerimaan diri, dan pengembangan makna hidup. Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas penerapan terapi keperawatan jiwa spesialis, yaitu Cognitive Therapy (CT) dan Acceptance and Commitment Therapy (ACT), dalam meningkatkan harga diri dan kepatuhan psikofarmaka pada klien menggunakan pendekatan teori transendensi diri Reed.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain eksperimental dengan pendekatan kuantitatif case series dengan desain riset operasional. Sampel penelitian dengan purposive sampling yang erdiri 20 klien dengan dibagi dalam 2 kelompok intervensi yaitu kelompok 1 yang mendapatkan CT dan ACT serta kelompok 2 yang mendapatkan CT. Data dikumpulkan melalui form keperawatan jiwa lanjut/scanning, instrumen tanda gejala dan kemampuan HDRK serta instrumen MMAS-8.
Hasil: Penelitian menunjukkan bahwa intervensi CT dan ACT secara signifikan meningkatkan harga diri dan kepatuhan psikofarmaka pada klien. Peningkatan ini dikaitkan dengan elemen-elemen utama dari teori transendensi diri yang meliputi input: kerentanan psikologis yaitu klien skizofrenia dengan HDRK dan ketidakpatuhan psikofarmaka, proses: points of interventions: terapi keperawatan jiwa spesialis CT dan ACT dan faktor personal dan kontekstual dan output transendensi diri serta outcome kualitas hidup dengan ditandai penurunan tanda gejala HDRK, peningkatan kemampuan klien dalam mengatasi HDRK dan peningkatan nilai kepatuhan psikofarmaka.
Kesimpulan: Penelitian ini menyimpulkan bahwa penerapan terapi keperawatan jiwa spesialis dengan pendekatan teori transendensi diri efektif dalam mengatasi masalah harga diri rendah kronik dan ketidakpatuhan psikofarmaka pada klien dengan gangguan jiwa. Implementasi terapi ini direkomendasikan sebagai bagian dari intervensi holistik dalam praktik keperawatan jiwa untuk meningkatkan pemulihan dan kualitas hidup klien.

Introduction: The high prevalence of chronic low self-esteem and non-adherence to psychopharmacological treatment among clients with mental disorders can hinder their recovery process and quality of life. Specialist psychiatric nursing therapy is expected to provide a holistic and effective approach to addressing these issues by enhancing self awareness, self-acceptance, and the development of life. This study aims to examine the effectiveness of specialist psychiatric nursing therapies, namely Cognitive Therapy (CT) and Acceptance and Commitment Therapy (ACT), in improving self-esteem and psychopharmacological adherence in schizofrenic clients using the Reed self-transcendence theory approach.
Methods: This study employs an experimental design with a quantitative case series approach using operational research design. The sample using purposive sampling which consists of 20 clients divided into two intervention groups: Group 1, which receives both CT and ACT, and Group 2, which receives only CT. Data were collected using advanced psychiatric nursing forms/scanning, symptom and ability instruments, and the Morisky Medication Adherence Scale (MMAS-8).
Results: The study demonstrates that CT and ACT interventions significantly improve self-esteem and psychopharmacological adherence in clients. This improvement is associated with key elements of the self-transcendence theory, which include input: psychological vulnerability, specifically clients with schizophrenia who have chronic low self-esteem and non-adherence to psychopharmacology; process: points of intervention such as specialist mental health nursing therapies, CT and ACT, as well as personal and contextual factors; and output: self-transcendence with outcome: quality of life, marked by a reduction in chronic low self-esteem symptoms, an increase in the client's ability to cope with chronic low self-esteem, and improved adherence to psychopharmacology.
Conclusion: This study concludes that the application of specialist psychiatric nursing therapies with a self-transcendence theory approach is effective in addressing chronic low self-esteem and psychopharmacological non-adherence in clients with mental disorders. The implementation of these therapies is recommended as part of holistic interventions in psychiatric nursing practice to enhance clients’ recovery and quality of life.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Suyatno
"

Latar belakang: Penanganan Skizofrenia membutuhkan waktu yang lama dan kepatuhan pengobatan. Masalah yang sering muncul dalam pengobatan Skizofrenia adalah relaps atau kambuh. Penyebab relaps Skizofrenia adalah ketidakpatuhan pengobatan dan munculnya stressor yang sangat signifikan mengganggu. Metode: laporan kasus pada enam klien dan keluarga klien. Hasil: Setelah dilakukan tindakan keperawatan ners dan spesialis didapatkan peningkatan kepatuhan klien dan kemampuan keluarga dalam merawat klien dengan ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan secara on line. Rekomendasi: Pemberian tindakan keperawatan ners dan spesialis pada klien dengan ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan dapat dilakukan secara on line.

 

Kata kunci: skizofrenia, ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan, ACT

 


Background: Management of Schizophrenia requires a long time and medication adherence. The problem that often arises in the treatment of schizophrenia is relapse. The cause of relapse in Schizophrenia is non-compliance with medication and the appearance of a stressor that is very significantly disturbing. Method: case reports on six clients and client families. Results: After nursing and specialist nursing actions, an increase in client compliance and family's ability to care for clients with ineffective online health care. Recommendation: Providing nursing and specialist nursing actions to clients with ineffective health care can be done online.

 

Keywords: schizophrenia, ineffectiveness of health care, ACT.

 

"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Made Candra Yundarini
"Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan diartikan sebagai suatu ketidakmampuan klien dalam mengenal, mengatur, serta mencari bantuan dalam usaha untuk meningkatkan serta mempertahankan kesehatannya. Acceptance and commitment therapy melalui pendekatan Teori Self-care Orem dan Model Tidal Phil Baker yang diberikan pada klien ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan klien dalam menerima dan berkomitmen pada pengobatan. Tujuan studi kasus ini adalah untuk mengetahui manfaat dari pemberian Acceptance and commitment therapy pada klien ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan. Metode studi kasus digunakan untuk membuktikan manfaat dari Acceptance and commitment therapy pada klien ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan Hasil: setelah diberikan 2 sesi Acceptance and commitment therapy kelima klien mampu menerima keadaannya sakitnya saat ini, menerima regimen terapeutik yang dianjurkan oleh tenaga kesehatan, serta mampu menerapkan nilai-nilai yang dimiliki dalam proses perawatan dan berkomitmen untuk mematuhinya agar tidak terjadi kekambuhan. Kesimpulan dari studi kasus ini adalah pemberian Acceptance and commitment therapy dengan pendekatan Teori Self-care Orem dan Model Tidal Phil Baker tepat diterapkan pada klien dengan ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan.

Health maintenance ineffectiveness is defined as a client's inability to recognize, organize, and seek help in an effort to improve and maintain their health. Acceptance and commitment therapy through Orem's Self-care Theory approach and Phil Baker's Tidal Model given to clients with ineffective health care aims to improve clients' ability to accept and commit to treatment. The purpose of this case study is to determine the benefits of providing Acceptance and commitment therapy to clients with health maintenance ineffectiveness. The case study method was used to prove the benefits of Acceptance and commitment therapy for clients with health maintenance ineffectiveness Results: after being given 2 sessions of Acceptance and commitment therapy, the five clients were able to accept their current illness, accept the therapeutic regimen recommended by health workers, and were able to apply their values in the treatment process and commit to adhering to it to prevent relapse. The conclusion of this case study is that the provision of Acceptance and commitment therapy with the Orem Self-care Theory approach and the Phil Baker Tidal Model is appropriately applied to clients with ineffective health maintenance."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Santi Wahyuningsih
"Pasien kanker serviks menghadapi banyak masalah seperti tekanan fisik, spiritual, psikologis dan sosial, tekanan emosional dan kualitas hidup yang buruk. Kanker merupakan pengalaman kesehatan yang memotivasi perluasan batasan diri ke wilayah baru. Teori Transendensi Diri dari Pamela G. Reed menawarkan penjelasan dalam mencapai kesejahteraan, menemukan kelegaan dalam situasi sulit dan kesadaran baru tentang peristiwa negatif. Kasus kanker, sebagai salah satu kasus yang mengancam jiwa, memberikan konteks yang tepat dalam aplikasi Teori Transendensi Diri. Laporan ini menjabarkan penerapan teori Transendensi Diri pada asuhan keperawatan pasien kanker serviks. Intervensi yang diberikan dalam asuhan keperawatan ini berupa psikoterapi Life Review, sebagai salah satu strategi intrapersonal dalam transendensi diri dan wujud aplikasi EBN. Luaran dari penerapan teori ini adalah kesejahteraan spiritual yang ditandai dengan respon positif dari pasien kanker serviks tentang peristiwa hidup saat ini dalam berbagai rentang perjalanan kanker.

Cervical cancer patients face many problems such as physical, spiritual, psychological social, and emotional distress and also poor quality of life. Cancer is a health experience that motivates the expansion of self-limitation into new areas. Pamela G. Reed's Self-Transcendence Theory offers an explanation in achieving well-being, finding relief in difficult situations and new awareness of negative events. Cancer, as one of the life-threatening disease, provide the right context in the application of Self-Transcendence Theory. This report describes the application of Self-Transcendence theory in nursing care for cervical cancer patients. The intervention given in this nursing care is Life Review psychotherapy, as one of the intrapersonal strategies in self-transcendence and a form of EBN application. The output of the application of this theory is spiritual well-being which is characterized by positive responses from cervical cancer patients about current life events in various stages of the cancer journey."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Dokumentasi  Universitas Indonesia Library
cover
Fandy Yoduke
"Latar Belakang: Kanker kolorektal merupakan salah satu penyakit kanker tertinggi di Indonesia. Fokus perawatan selama ini lebih banyak tentang cara merawat stoma. Namun masalah psikososial gangguan citra tubuh yang melekat pada pasien sering diabaikan. Tujuan penulisan karya ilmiah ini untuk memberikan gambaran penerapan acceptance commitment therapy dan family psychoeducation pada gangguan citra tubuh pasien kanker kolorektal dengan pendekatan teori chronic sorrow. Metode yang digunakan yaitu laporan kasus hasil asuhan keperawatan jiwa spesialistik yang dilakukan pada 31 orang pasien dan 31 orang caregiver. Intervensi dilakukan selama 2 siklus kemoterapi rawat inap masing – masing 5 hari rawat dengan rata – rata pertemuan 45 – 60 menit. Hasil pengukuran pre dan post menunjukan penurunan tanda gejala gangguan citra tubuh. Perubahan tanda gejala paling dominan yaitu aspek kognitif, aspek fisiologis dan aspek sosial. Dampak lain yang dihasilkan yaitu meningkatnya dukungan keluarga dan kualitas hidup pasien. Intervensi ini dapat diaplikasikan pada gangguan citra tubuh pada pasien kanker kolorektal.

Colorectal cancer is one of the highest cancers in Indonesia. The focus of treatment so far is more about how to treat stomas. However, psychosocial problems of body image disorders inherent in patients are often overlooked. The purpose of writing this scientific paper is to provide an overview of the application of acceptance commitment therapy and family psychoeducation in body image disorders of colorectal cancer patients with a chronic sorrow theory approach. The method used was a case report of specialist psychiatric nursing care results carried out on 31 patients and 31 caregivers. The intervention was performed during two cycles of inpatient chemotherapy of 5 days each with an average meeting of 45 – 60 minutes. The results of pre and post-measurements showed a decrease in symptoms of body image disorders. The most dominant changes in symptom signs are cognitive, physiological, and social. Another impact that resulted was an increase in family support and patients' quality of life. This intervention can be applied to body image disorders in colorectal cancer patients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Ayu Trisnadewi
"Pendahuluan : Kesehatan jiwa merupakan komponen integral dari kesehatan dan kesejahteraan yang mendasari kemampuan individu untuk mengambil keputusan, membangun hubungan, dan membentuk dunia ditempat yang ditinggali. Rawat inap dan penyakit kronis meningkatkan level distres psikologis yang dialami klien terutama ansietas dan ketidakefektifan koping. Ansietas dan ketidakefektifan koping berdampak negatif pada diri klien diantaranya dapat memperburuk kondisi medisnya, kualitas hidup menurun, meningkatnya penggunaan dan biaya layanan kesehatan serta penurunan kepatuhan pengobatan. Tujuan : Memberikan gambaran hasil penerapan acceptance commitment therapy dan family psychoeducation pada klien ansietas dan ketidakefektifan koping menggunakan pendekatan model adaptasi Roy di Rumah Sakit Umum. Hasil : Terdapat penurunan tanda gejala ansietas dan ketidakefektifan koping setelah diberikan acceptance commitment therapy dan family psychoeducation. Selain itu terdapat peningkatan kemampuan individu dan keluarga dalam mengatasi masalah ansietas dan ketidakefektifan koping. Kesimpulan : Acceptance Commitment Therapy dan Family Psychoeducation dengan pendekatan model adaptasi Roy direkomendasikan untuk diberikan pada klien dengan ansietas dan ketidakefektifan koping.

Introduction: Mental health is an integral component of health and well-being that underlies an individual's ability to make decisions, build relationships, and shape the world in which they live. Hospitalization and chronic illness increase the level of psychological distress experienced by clients, especially anxiety and ineffective coping. Anxiety and ineffective coping have a negative impact on clients, including worsening medical conditions, decreasing quality of life, increasing use and costs of health services and decreasing medication compliance. Objective: To provide an overview of the results of applying acceptance commitment therapy and family psychoeducation to clients with anxiety and ineffective coping using the Roy adaptation model approach at a General Hospital. Results: There was a decrease in signs of anxiety symptoms and ineffective coping after being given acceptance commitment therapy and family psychoeducation. Apart from that, there is an increase in the ability of individuals and families to overcome anxiety problems and ineffective coping. Conclusion: Acceptance Commitment Therapy and Family Psychoeducation with the Roy adaptation model approach are recommended for clients with anxiety and ineffective coping."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Meigo Anugra Jaya
"Distress spiritual merupakan suatu keadaan menderita yang berhubungan dengan gangguan kemampuan untuk memahami makna hidup melalui hubungan dengan diri sendiri, dunia atau kekuatan yang tinggi. Penulisan karya ilmiah ini untuk menjelaskan hasil tindakan terapi Acceptance Commitment Therapy (ACT) pada pasien Distress Spiritual. Metode yang digunakan adalah Case Report. Analisis dilakukan dengan cara mengukur tanda gejala dan kemampuan sebelum dan sesudah diberikan tindakan keperawatan generalis dan spesialis ACT pada 5 pasien distress spiritual dengan kriteria yaitu pasien skizofrenia atau psikotik akut, punya riwayat mampu beribadah, riwayat tidak ada motivasi/makna hidup. Hasil pemberian terapi ACT menunjukkan terjadi penurunan tanda gejala distress spiritual dan peningkatan kemampuan pasien, namun pada umumnya pasien masih meninggalkan 1 tanda gejala dan kemampuan yang belum tercapai yaitu berinteraksi dengan pemuka agama. Sehingga pemberian terapi ACT ini dapat diterapkan pada pasien dengan Distress Spiritual. Dan disarankan agar di ruangan perawatan menyediakan program layanan bimbingan ibadah oleh pemuka agama bagi pasien distress spiritual.Distress spiritual merupakan suatu keadaan menderita yang berhubungan dengan gangguan kemampuan untuk memahami makna hidup melalui hubungan dengan diri sendiri, dunia atau kekuatan yang tinggi. Penulisan karya ilmiah ini untuk menjelaskan hasil tindakan terapi Acceptance Commitment Therapy (ACT) pada pasien Distress Spiritual. Metode yang digunakan adalah Case Report. Analisis dilakukan dengan cara mengukur tanda gejala dan kemampuan sebelum dan sesudah diberikan tindakan keperawatan generalis dan spesialis ACT pada 5 pasien distress spiritual dengan kriteria yaitu pasien skizofrenia atau psikotik akut, punya riwayat mampu beribadah, riwayat tidak ada motivasi/makna hidup. Hasil pemberian terapi ACT menunjukkan terjadi penurunan tanda gejala distress spiritual dan peningkatan kemampuan pasien, namun pada umumnya pasien masih meninggalkan 1 tanda gejala dan kemampuan yang belum tercapai yaitu berinteraksi dengan pemuka agama. Sehingga pemberian terapi ACT ini dapat diterapkan pada pasien dengan Distress Spiritual. Dan disarankan agar di ruangan perawatan menyediakan program layanan bimbingan ibadah oleh pemuka agama bagi pasien distress spiritual.
Spiritual distress is a state of suffering associated with impaired ability to understand the meaning of life through relationships with oneself, the world or high strength. This study explain the results of the actions of Acceptance Commitment Therapy (ACT) in Spiritual Distress patients. The method used in this study was Case Report. The Analysis was carried out by measuring symptoms and abilities before and after being given generalist nursing actions and Acceptance Commitment Therapy in 5 spiritual distress patients with acute schizophrenia or psychotic patients, having a history of being able to worship, a history of no motivation / meaning in life. The results of ACT therapy showed the decrease in signs of spiritual distress symptoms and the increase of patients ability, but in general patients still left 1 sign of symptoms and the ability that has not been achieved is interacting with religious leaders. So that the provision of ACT therapy can be applied to patients with Spiritual Distress and  recommended in the treatment room provide a religious guidance service program for religious distress patients.

"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Naedi
"Ansietas sering ditemukan pada klien hipertensi akibat kekhawatiran kesehatan dan masa depannya. Selain itu, kegagalan berkomitmen untuk mengurangi faktor risiko dan rejimen pengobatan dalam kehidupan sehari-hari menjadi indikator klinis dengan nilai sensitif paling tinggi pada hipertensi. Karya tulis ilmiah ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tindakan keperawatan, progressive muscle relaxation, acceptance commitment therapy, dan psikoedukasi keluarga terhadap ansietas dan ketidakefektifan manajemen kesehatan klien hipertensi. Pemberian terapi progressive muscle relaxation, acceptance commitment therapy, dan psikoedukasi keluarga dapat menurunkan tanda dan gejala ansietas dan ketidakefektifan manajemen kesehatan secara bermakna pada klien hipertensi. Pemberian paket 3 terapi yaitu terapi progressive muscle relaxation, acceptance commitment therapy, dan psikoedukasi keluarga diketahui mampu menurunkan tanda dan gejala ansietas dan ketidakefektifan manajemen kesehatan lebih tinggi dibanding jika hanya diberikan satu terapi saja atau 2 terapi saja. Sehingga, terapi kombinasi 3 terapi lebih direkomendasikan dalam mengatasi ansietas dan ketidakefektifan manajemen kesehatan pada klien hipertensi.

Anxiety is often found in hypertension clients due to worries about their health and future. In addition, failure to commit to reducing risk factors and treatment regimens in daily life is a clinical indicator with the highest sensitive value in hypertension. This scientific paper aims to determine the effect of nursing actions, progressive muscle relaxation, acceptance commitment therapy, and family psychoeducation on anxiety and ineffective health management of hypertensive clients. Provision of progressive muscle relaxation therapy, acceptance commitment therapy, and family psychoeducation can significantly reduce signs and symptoms of anxiety and ineffective health management in hypertensive clients. Giving a package of 3 therapies, namely progressive muscle relaxation therapy, acceptance commitment therapy, and family psychoeducation is known to be able to reduce signs and symptoms of anxiety and ineffective health management higher than if only given one therapy or only 2 therapies. Thus, combination therapy of 3 therapies is more recommended in overcoming anxiety and ineffective health management in hypertensive clients."
Depok: Fakultas Ilmu SKeperawatan Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Vira Andalusita Mulyaningrum
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh intervensi dengan pendekatan Acceptance and Commitment Therapy yang dikombinasikan dengan komunikasi asertif dan memaafkan untuk menurunkan kemarahan. Partisipan dalam penelitian ini adalah individu dewasa muda yang sedang dalam hubungan berpacaran dan telah berencana untuk menikah. Tingkat kemarahan yang tinggi dapat menimbulkan efek destruktif bagi hubungan pacaran, serta berpotensi menimbulkan permasalahan di kehidupan rumah tangga nantinya. Penelitian ini merupakan kuasi-eksperimental one group, pre-test/post-test design. Peneliti memberikan enam sesi intervensi individual secara daring kepada tiga partisipan perempuan dan satu partisipan laki-laki. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian intervensi dengan pendekatan Acceptance and Commitment Therapy dapat menurunkan intensitas, frekuensi, dan ekspresi kemarahan dalam hubungan pacaran pada individu dewasa muda dalam penelitian ini. Secara kuantitatif, partisipan menunjukkan penurunan skor pada skala State Anger, Trait Anger, dan Anger Expression Index pada STAXI-2. Secara kualitatif, intervensi ini membantu partisipan untuk merespon emosi dan situasi pemicu marahnya dengan lebih baik.

ABSTRACT
This study was conducted to investigate the effect of an intervention with Acceptance and Commitment Therapy approach combined with assertive communication and forgiveness to reduce anger. Participants in this study were young adults who were in dating relationships and had planned to get married. A high level of anger can be destructive in courtship relationships and can lead to many problems in marriage life later on. This is a one-group, quasi-experimental study with a pre-test/post-test design. Six individual intervention sessions were given online to three female and one male participants. The findings revealed that the application of Acceptance and Commitment Therapy approach could reduce the intensity, frequency, and expression of anger in courtship relationships in young adults in this study. Participants showed a decrease in scores on the State Anger, Trait Anger, and Anger Expression Index scales on the STAXI-2. Qualitatively, this intervention taught participants how to respond more effectively to emotions and anger-provoking situations."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>