Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 83059 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jihan Rahayu Marion
"Stunting sebagai gangguan tumbuh kembang anak hingga saat ini masih menjadi salah satu masalah kesehatan yang prioritas untuk diselesaikan di Indonesia. Walaupun terdapat penurunan angka stunting dalam beberapa tahun terakhir, namun prevalensi stunting di Indonesia masih tergolong tinggi di atas batas yang telah ditetapkan oleh WHO. Dampak besar yang ditimbulkan stunting bukan hanya memengaruhi individu saja, melainkan juga berpengaruh terhadap pembangunan negara. Penyebab utama stunting pada anak adalah kekurangan asupan gizi secara kronis yang dapat terjadi sejak bayi sampai balita, bahkan sejak dalam kandungan. Oleh karena itu, upaya peningkatan gizi sejak masa bayi sampai balita sangat dibutuhkan dengan memanfaatkan komoditi lokal yang mudah ditemui di Indonesia.
Tujuan penulisan ini adalah untuk menguraikan pemanfaatan singkong dan produk olahannya sebagai komoditi lokal yang diharapkan mampu menurunkan angka stunting di Indonesia. Produk olahan singkong yang diajukan sebagai inovasi dalam penulisan ini adalah “Kongkrezz” yang berbentuk crackers yaitu sejenis biskuit dengan bahan dasar dari tepung singkong termodifikasi (Mocaf), yang bernilai gizi tinggi sebagai makanan tambahan untuk melengkapi asupan gizi yang kurang seimbang bagi bayi sampai balita di Indonesia.

Stunting is known as a child development disorder, and it is still one of the priority health problems to be solved in Indonesia. Although there has been a decline in stunting prevalence in recent years, it is still relatively high above the limit set by WHO. The major impact of stunting does not only affect individuals but also affects the development of the country. The leading cause of stunting in children is a chronic nutritional deficiency that can occur from infancy to toddlers, even in the womb. As a result, actions to increase nutrition from infancy to toddlerhood are urgently needed, utilizing locally available commodities in Indonesia.
The purpose of this paper is to describe the use of cassava and its processed products as a local commodity that is expected to decrease stunting prevalence in Indonesia. The processed cassava product is proposed as an invention in this paper, is named "Kongkrezz" in the shape of crackers, which is a type of biscuit with the basic ingredients of modified cassava flour (Mocaf), which has high nutritional value as an additional food to supplement the unbalanced dietary intake for infants to toddlers in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Lazuardi Gayu Ilhami, author
"Stunting masih menjadi salah satu masalah gizi balita di Indonesia. Sebanyak 37,2 balita pada tahun 2013 memiliki tinggi badan yang kurang. Terdapat banyak faktor yang membuat balita memiliki tinggi badan yang kurang, di antaranya adalah praktik pemberian makanan pendamping ASI MP-ASI yang belum dilakukan dengan baik dan benar.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu terkait MP-ASI dengan tinggi badan balita. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan desain cross-sectional. Subyek penelitian dipilih sebanyak 100 orang dari warga Kampung Melayu, Jakarta Timur dengan teknik consecutive sampling. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai MP-ASI dan alat ukur tinggi badan balita.
Dari penelitian ini didapatkan hasil bahwa terdapat 35,0 balita stunting dan 25,0 ibu yang memiliki pengetahuan mengenai MP-ASI yang kurang. Terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu mengenai MP-ASI dengan tinggi badan balita p=0,021 dengan nilai prevalence ratio sebesar 2 IK95 1,21 sampai 3,31 . Pengetahuan ibu yang adekuat mengenai MP-ASI berimplikasi pada praktik pemberian MP-ASI yang baik dan benar yang menyebabkan perbaikan gizi balita dan berujung pada penurunan risiko terjadinya stunting.

Stunting is still one of the nutritional problems among toddlers in Indonesia. Up to 37.2 toddlers in 2013 were stunted. There are many factors that lead infants having shorter body length, one of these is the practice of weaning among the mothers that is not appropriate.
This research is aimed to analyze the association between the knowledge of the complementary food and its feeding practice among the mothers and the toddler rsquo s body length. This is an analytic observational study that uses cross sectional design. There are 100 respondents who are chosen from the Kampung Melayu civilians in Jakarta using the consecutive method of sampling. Data are collected by using a questionnaire and a simple stature meter.
The result is that there are 35.0 stunted toddlers and 25.0 of the mothers are having an inadequate knowledge about complementary food and its feeding practice. There is a significant association between mother rsquo s knowledge of complementary food and toddler rsquo s body length p 0.021 with the value of prevalence ratio is 2 CI95 1.21 up to 3.31 . Adequte knowledge of complementary food and its feeding practice will leads to the better nutritional status of the toddlers and eventually decrease the risk of stunting.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ikhwa Amalia
"Prevalensi stunting pada anak masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Tidak terpenuhinya kebutuhan zat besi dan asam folat pada ibu hamil menjadi kontribusi terjadinya stunting pada bayi. Anemia yang menjadi dampak pada kondisi ini meningkatkan risiko gangguan tumbuh kembang pada janin. Konsumsi zat besi dan asam folat yang rendah merupakan masalah yang perlu diatasi. Selain itu, sediaan suplemen yang mengandung zat besi dan asam folat dianggap tidak menarik. Hal tersebut menimbulkan keresahan sehingga contoh olahan alternatif yang dapat meningkatkan selera ibu dalam mengonsumsi zat besi dan asam folat perlu diperkenalkan. Buah bit dikenal memiliki kandungan zat besi yang tinggi dan sering dimanfaatkan untuk mengatasi anemia, tetapi cara pengolahan dan produk yang kurang bervariasi terkadang mengurangi minat masyarakat untuk mengonsumsinya. Kue nastar yang mengandung kalori tinggi adalah kue yang banyak digemari masyarakat terutama pada perayaan hari besar, seperti Idul Fitri dan Natal. BITTAR (bit nastar) adalah olahan kue nastar, tetapi berisi selai buah bit. Inovasi ini dapat memberdayakan ibu hamil untuk meningkatkan status gizi ibu hamil dan berkontribusi dalam menurunkan prevalensi stunting di Indonesia melalui langkah preventif.

The prevalence of stunting in children is still a health problem in Indonesia. The unfulfilled need for iron and folic acid in pregnant women contributes to stunting in infants. Anemia, which is the impact of this condition, increases the risk of impaired growth and development of the fetus. Low consumption of iron and folic acid is a problem that needs to be fixed. In addition, supplement preparations containing iron and folic acid are considered unattractive. Therefore, examples of alternative preparations that can increase the mother's appetite for consuming iron and folic acid need to be introduced. Beetroot is known for its high iron content and is often used to treat anemia, but the processing methods and products that are less varied sometimes reduce people's interest in consuming them. Nastar cake which contains high calories is a cake that is very popular with the public, especially during big celebrations such as Eid al-Fitr and Christmas. BITTAR (bit nastar) is a nastar cake preparation, but contains beetroot jam. This innovation can empower pregnant women to improve the nutritional status of pregnant women and contribute to reducing the prevalence of stunting in Indonesia through preventive measures."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ernia Haris Himawati
"Stunting merupakan masalah kesehatan yang dapat mempengaruhi proses tumbuh kembang anak dan bersifat permanen. Penyebab stunting tidak hanya karena faktor gizi, tetapi beberapa faktor lain seperti riwayat kesehatan ibu dan anak, lingkungan dan sosio-ekonomi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan hygiene dan sanitasi dengan kejadian stunting pada anak balita di Kabupaten Sampang. Penelitian ini merupakan studi cross sectional dengan besar sampel sebanyak 207 balita di Sampang dengan pengambilan sampel total sampling. Data bersumber dari Riset Kesehatan Dasar tahun 2018 oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan RI. Analisis data dengan regresi logistik multivariabel. Prevalensi stunting diperoleh sebanyak 49.2%. Hasil menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara hygiene dan sanitasi, yaitu variabel pengelolaan sampah (OR 2.005; 95%CI : 1.037-3.879) dan penggunaan jamban (OR 2.861; 95%CI : 0.973-8.417) Riwayat penyakit ISPA juga berhubungan signifikan dengan kejadian stunting (OR 3.116; 95%CI : 1.071-9.062) Walaupun tidak signifikan, riwayat diare juga menunjukkan adanya risiko terhadap stunting pada balita (OR 1.953; 95% CI 0.694-5.495) Berdasarkan hasil penelitian, disarankan bagi masyarakat Sampang untuk meningkatkan pengetahuan dan kualitas Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, kesehatan untuk ibu dan anak, serta peningkatan penyuluhan dan perbaikan sarana prasarana hygiene-sanitasi oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Sampang.

Stunting is a health problem which could affect the childs growth and development permanently. The cause of stunting is not only due to nutritional factors, but also several other factors such as maternal and child health history, environment and socio-economics. The purpose of this study was to determine the relationship of hygiene and sanitation with the incidence of stunting among under five age children in Sampang. This research was a cross sectional study with 207 samples in Sampang using a total sampling technique. Data was from the Riskesdas 2018 by the Indonesian Ministry of Healths Research and Development Agency. The results showed that there is a significant relationship between hygiene and sanitation, namely the variable of waste management (OR 2,005; 95% CI: 1,037-3,879) and the use of latrines (OR 2,861; 95% CI: 0.973-8,417). A history of Upper Respiratory Track Infection was also significantly related to the incidence of stunting (OR 3.116; 95% CI: 1.071-9.062). Even if theres no significant result for diarrhea, it showed that there was a risk by 1.9 times (OR 1.953; 95% CI 0.694-5.495) Based on the results of the study, its recommended to society improving their knowledge and quality of protection of Clean and Healthy Living, health for mothers and children, as well as improving the guidance and improvement of health-sanitation infrastructure by the Sampang District Health Office."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lasarus Atamou
"Stunting merupakan masalah kesehatan yang menjadi perhatian semua negara di dunia bahkan pada desa lokus stunting di indonesia khususnya di propinsi tertinggi kejadian stunting Nusa Tenggara Timur yang belum pernah diteliti. Penelitian cross sectional dilakukan untuk mengetahui hubungan determinan stunting dengan kejadian stunting di desa lokusstunting. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 166 ibu balita yang dipilih melalui metode proportional random sampling pada empat desa lokus stunting. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitas. Ditribusi frekuensi digunakan untuk melihat hasil univariat setiap variabel yang diteliti. Uji Chi Square digunakan untuk melihat analisis bivariat dan menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan ibu (p=0,033), pola asuh ibu (p=0,016), pendapatan orang tua (p=0,025), pemanfaatan pelayanan kesehatan (p=0,022), rumah tangga sanitasi (p=0,025), jenis kelamin (p=0,036), jarak kelahiran (p=0,000) dan riwayat penyakit infeksi (p=0,025) dengan kejadian stunting. Hasil analisis multivariat menggunakan regresi logistik ganda menunjukkan bahwa faktor yang paling berhubungan dengan kejadian stunting di desa lokus stunting adalah pengetahuan ibu (p=0,000 OR 35,167; CI 95% 6,064-295,438). Pemberian asuhan keperawatan pada komunitas balita stunting sebagai populasi rentan dapat dilakukan dengan meningkatkan pengetahuan ibu tentang stunting sehingga peningkatan pengetahuan dapat berdampak pada pemahaman stunting pada balita dan menurunkan angka kejadianstuntingdi desa lokus stunting

Stunting is a health problem that is of concern to all countries in the world, even in the village of stunting locus in Indonesia, especially in the province with the highest incidence of stunting in East Nusa Tenggara which has never been studied. A cross sectional study was conducted to determine the relationship between the determinants of stunting and the incidence of stunting in the stunting locus village. The number of samples in this study were 166 mothers of children under five who were selected through the proportional random sampling method in four stunting loci villages. The instrument used is a questionnaire that has been tested for validity and reliability. Frequency distribution is used to see the univariate results of each variable studied. Chi Square test was used to see bivariate analysis and showed that there was a relationship between mother's knowledge (p=0.033), mother's parenting pattern (p=0.016), parents' income (p=0.025), utilization of health services (p=0.022), household sanitation (p=0.025), gender (p=0.036), birth spacing (p=0.000) and history of infectious disease (p=0.025) with stunting. The results of multivariate analysis using multiple logistic regression showed that the factor most related to the incidence of stunting in the stunting locus village was maternal knowledge (p = 0.000 OR 35.167; 95% CI 6,064-295,438). The provision of nursing care to the stunting toddler community as a vulnerable population can be done by increasing mother's knowledge about stunting so that increased knowledge can have an impact on understanding stunting in toddlers and reduce the incidence of stunting in the stunting locus village."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabilah Putri Humaira
"Ibu umumnya berperan sebagai caregiver ketika memiliki balita dengan masalah stunting. Pengalaman ini dapat menimbulkan kecemasan pada ibu yang kemungkinan dipengaruhi oleh efikasi dirinya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan efikasi diri dengan kecemasan ibu sebagai caregiver balita stunting. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross-sectional yang melibatkan 64 ibu sebagai caregiver balita stunting yang didapatkan melalui metode consecutive sampling. Hasil penelitian sebagian besar menunjukkan ibu memiliki efikasi diri tinggi dan kecemasan normal. Analisis data bivariat dengan uji Chi Square menunjukkan hasil tidak terdapat hubungan yang signifikan antara efikasi diri dengan kecemasan ibu sebagai caregiver balita stunting (p = 0,348). Penelitian selanjutnya dapat menganalis faktor-faktor lainnya yang mungkin berkontribusi terhadap kecemasan ibu sebagai caregiver balita stunting. Dari hasil penelitian ini, peningkatan dukungan dan pengetahuan ibu, keluarga, dan masyarakat terkait stunting direkomendasikan.

Mothers generally act as caregivers when they have toddler with stunting problems. This experience can cause anxiety in the mother which may be influenced by her self-efficacy. The aim of this research is to identify the relationship between self-efficacy and anxiety in mothers as caregivers of stunting toddler. This study used a cross-sectional approach involving 64 mothers as caregivers of stunting toddler who were obtained through a consecutive sampling method. The research results mostly show that mothers have high self-efficacy and normal anxiety. Bivariate data analysis using the chi square test showed that there was no significant relationship between self-efficacy and anxiety in mothers as caregivers of stunting toddler (p = 0,348). Further research can analyze other factors that might contribute to mothers’ anxiety as caregivers of stunting toddler. From the result of this research, increasing support and knowledge of mothers, families, and communities regarding stunting is recommended.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
R.A. Della Patrisia Pramesti
"Latar Belakang: Prevalensi stunting di Provinsi DKI Jakarta dan beberapa kabupaten/kota di dalamnya masih berada di atas 20 berdasarkan beberapa riset berbeda di tahun 2013, 2015, dan 2016. Stunting masih menjadi masalah gizi di wilayah tersebut.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada balita 6-59 bulan di Provinsi DKI Jakarta tahun 2016.
Metode: Penelitian kuantitatif dengan desain studi cross-sectional ini menggunakan data sekunder yaitu data Pemantauan Status Gizi 2016. Penelitian ini menggunakan sampel sejumlah 1562 balita untuk menganalisis 10 faktor risiko stunting.
Hasil: Penelitian ini menunjukkan bahwa prevalensi stunting dalam penelitian ini sebesar 21.1. Hasil analisis menunjukkan bahwa faktor yang berhubungan secara bermakna dengan kejadian stunting diantaranya adalah usia balita POR = 1.62, 95 CI = 1.23-2.12, jumlah balita dalam rumah tangga POR = 3.24, 95 CI = 1.08-9.71 , dan pendidikan ibu POR = 1.52, 95 CI = 1.18-1.95.
Kesimpulan: Prevalensi stunting di Provinsi DKI Jakarta dalam penelitian ini masih diatas 20 dan hanya ada tiga faktor risiko yang memiliki hubungan signifikan secara statistik dengan kejadian stunting.

Background: The prevalence of stunting in DKI Jakarta Province and some districts were still above 20 based on different researches in 2013, 2015, and 2016. Stunting was still a nutritional problem in the region.
Objective: This study aimed to determine the factors that associated with stunting among children aged 6 59 months in DKI Jakarta Province 2016.
Methods: This quantitative research with cross sectional study design used secondary data, Pemantauan Status Gizi 2016. This research used 1562 children under five years as samples to analyze the 10 risk factors of stunting.
Results: This study showed that the prevalence of stunting in this study was 21.1. The analysis result showed that significant factors related to stunting were child rsquo s age POR 1.62, 95 CI 1.23 2.12, number of children under five years in household POR 3.24, 95 CI 1.08 9.71, and mothers education POR 1.52, 95 CI 1.18 1.95.
Conclusion: The prevalence of stunting in DKI Jakarta Province in this study is still above 20 and there are only three risk factors that have statistically significant association with stunting.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cleo Syahana Indaryono
"Stunting merupakan kondisi kurang gizi kronis dengan dampak jangka panjang yang dapat menghambat perkembangan kognitif dan fisik, meningkatkan risiko penyakit degeneratif, dan pada akhirnya mengurangi produktivitas. Anak-anak panti asuhan termasuk kelompok yang lebih rentan mengalami kekurangan gizi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan asupan energi, protein, dan makanan beragam terhadap kejadian stunting di panti asuhan kota Depok, Jakarta, dan Tangerang Selatan dengan desain cross-sectional pada data primer dengan total sampel sebanyak 99 balita. Ditemukan proporsi stunting sebesar 16,2% dan kecukupan asupan energi, protein, dan makanan beragam adalah 59,6%, 94,9%, dan 66,7%. Analisis cox regression menunjukkan hubungan yang signifikan antara asupan energi dengan kejadian stunting (PR 9,6 (95% CI: 2,050 - 44,977) p-value: 0,004,. Balita dengan asupan energi yang tidak cukup memiliki risiko kejadian stunting 9,6 kali dibandingkan balita dengan asupan energi cukup setelah dikontrol oleh variabel status wilayah tempat tinggal balita, hubungan wali dengan balita, usia wali, ketahanan pangan, riwayat penyakit balita, dan pengetahuan wali. Panti Asuhan memiliki potensi besar menjangkau lapisan masyarakat cakupan panti asuhan, membantu pencegahan kejadian stunting dengan pendampingan dari institusi kesehatan dan sosial dalam mendeteksi kasus stunting dan berperan dalam implementasi praktis berbagai program pencegahan stunting pada balita.

Stunting is a chronic form of malnutrition with long-term effects that can hinder cognitive and physical development, increase the risk of degenerative diseases, and reduce productivity. Children in orphanages tend to be more vulnerable to the risk of malnutrition. This study aims to determine the relationship between the intake of energy, protein, and dietary diversity on stunting in orphanages in Depok, Jakarta, and Tangerang Selatan through cross-sectional design using primary data of 99 under-five children. The proportion of stunting was 16.2% and intake of energy, protein, and dietary diversity was 59.6%, 94.9%, and 66.7%. Analysis using Cox regression showed a significant relationship between energy intake and stunting (PR 9.6 (95%CI: 2.050 - 44.977) p-value: 0.004, under-five children with insufficient energy have a risk of stunting 9,6 times compared to under-five children with sufficient energy intake, controlled by child-friendly living area status, relationship between the guardian and the child, age of the guardian, child’s household food security, child's illness history, and guardian’s nutrition knowledge. Orphanages have great potential to reach the “hidden” layers of society, help prevent stunting with the assistance of health and social institutions through stunting case detection, and take part in the practical implementation stunting prevention programs in children."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alvian Putra A
"ABSTRAK
Pendahuluan: Terapi transfusi darah rutin pada pasien thalassemia berisko menyebabkan hemokromatosis sekunder pada tubuh. Hemokromtasosis sekunder, yang diukur dengan kadar ferritin serum, dapat menyebabkan gangguan fungsi hati yang berdampak pada keterlambatan pertumbuhan atau stunting. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui presentase pasien thalassemia anak di RSCM Kiara yang mengalami stunting, melihat hubungan antara kadar ferritin serum dengan stunting, kadar hemoglobin dengan stunting, dan nilai hematokrit dengan stunting. Metode: Dari 285 data pasien thalassemia di RSCM Kiara, diambil 109 data pasien yang memenuhi kriteria untuk penelitian ini. Data tersebut terdiri dari 55 anak laki-laki dan 54 anak perempuan dengan rentang usia 0-18 tahun. Hasil: Dari 109 pasien, terdapat 48,7 53/109 pasien yang memiliki kondisi stunting. Kelompok stunting tersebut terdiri dari 40 22/55 anak laki laki dan 54,7 31/54 anak perempuan. Bila digunakan kadar ferritin serum ng/dL dengan cut off 1000, 2000, 3000, 4000 sebagai batas cut off untuk menyatakan adanya hemokromatosis, tidak ditemukan adanya hubungan p>0,05 . Namun, terdapat perbedaan signifikan p.

ABSTRACT
Introduction Routine blood transfusion in thalassemia patient is commonly reported on causing secondary hemochromatosis. Untreated secondary hemochromatosis, which is measure with serum ferritin level, can lead to liver hemosiderosis which directly responsible for delay growth or stunting. The aim of this study is to know the percentage of stunting condition in RSCM Kiara thalassemia patient and if there any correlation between secondary hemochromatosis, hemoglobin, and hematocrit with stunting. Methode From 285 thalassemia patient data in RSCM Kiara, 109 were taken as a subject in this research. It is consisted of 55 boys and 54 girls with age range from 0 18 years. Result From 109 patients, there are around 48.7 53 109 patient who shown stunting condition. It is consisted 40 22 55 boys and 57.4 31 54 girls. If serum ferrtin level ng dL cut off point 1000, 2000, 3000, 4000 is used to determined condition of hemochromatosis, it was found to have no significant relation p 0.05 with stunting, However, there are a significant different p"
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>