Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 150807 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Alfita Ayu Wirasati
"Penerapan perilaku kepatuhan pada protokol kesehatan COVID-19 seyogyanya dapat menurunkan penyebaran COVID-19, namun saat ini masih terjadi kasus di PT X. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis berbagai faktor yang berhubungan dengan perilaku kepatuhan protokol kesehatan COVID-19 pada Pekerja Perkantoran di PT X tahun 2022. Desain penelitian adalah cross sectional dengan pendekatan kuantitatif. Jumlah responden sebanyak 76 orang diambil secara acak sederhana. Data primer didapat dari kuesioner yang disebarkan dengan aplikasi googleform, dilengkapi dengan data observasi dan telaah dokumen. Hasil telitian menunjukkan tingkat kepatuhan protokol kesehatan COVID-19 sebesar 82,9%. Hasil analisis menunjukkan pada pria 5 kali lebih beresiko tidak patuh di banding Perempuan (OR 5,677), pada pekerja yang merasakan manfaat rendah 4 kali lebih beresiko tidak patuh (OR 4,329) dibanding yang merasakan manfaat tinggi, pada pekerja yang efikasi diri rendah 4 kali lebih beresiko tidak patuh (OR 4,329) dibandingkan yang efikasinya tinggi. Di samping itu, pada pekerja yang tidak mendapat dukungan lingkungan kerjanya 5 kali lebih berisiko tidak patuh (OR 5, 417) dibanding dengan pekerja yang mendapat dukungan lingkungan kerjanya, pekerja yang tidak mendapat dukungan keluarga 9 kali lebih beresiko tidak patuh (OR 9,02) dibanding dengan pekerja yang mendapat dukungan keluarga, begitu pula bagi pekerja yang merasakan tidak memadainya penghargaan dan sanksi 5 kali lebih beresiko tidak patuh (OR 5,211) dibanding pekerja yang merasakan penghargaan dan sanksi memadai. Penelitian ini mendapatkan tidak ada hubungan antara umur, status pernikahan, pengalaman, pengetahuan, ketersediaan instruksi, kerentanan yang dirasakan, keparahan yang dirasakan, hambatan yang dirasakan, isyarat untuk bertindak (faktor predisposisi), ketersediaan fasilitas dan sarana serta pelatihan dan promosi kesehatan (faktor pemungkin), dan tim inspektur (faktor penguat) dan perilaku kepatuhan prototol kesehatan COVID-19. Pandemi COVID-19 masih berlangsung hingga saat ini, maka Perusahaan masih perlu melakukan upaya pencegahan terhadap COVID-19 yaitu dengan meningkatkan program promosi kesehatan serta implementasi penghargaan dan sanksi. Promosi kesehatan disusun dengan melibatkan seluruh pekerja secara bottom up. Selain itu, mengikutsertakan keluarga pada program promosi kesehatan metode lebih interaktif dan dapat menjangkau seluruh usia. Penyusunan kriteria penghargaan dan sanksi dengan melibatkan pekerja dan diimplementasikans secara konsisten. Pekerja juga perlu untuk berkontribusi dengan saling mengingatkan untuk mematuhi protokol kesehatan COVID-19 dengan dukungan dari manajemen dan berperan aktif dalam penyusunan program promosi kesehatan dan kriteria penghargaan dan sanksi. Dan bagi peneliti selanjutnya dapat mengembangkan penelitian dengan menambah variabel, memperluas sasaran penelitian dan melanjutkan analisis multivariate

Implementation of compliance behavior with the COVID-19 health protocol should reduce the spread of COVID-19, but currently there are still cases at PT X. The purpose of this study was to analyze various factors related to establishing COVID-19 health protocol compliance behavior in office workers at PT. X year 2022. The research design was cross sectional with a quantitative approach. The number of respondents as many as 76 people were taken at simple random. Primary data were obtained from questionnaires distributed using the googleform application, completed with observation data and document review. The results showed that the level of compliance with the COVID-19 health protocol was 82.9%. The results of the analysis show that men are 5 times more at risk of non-compliance than women (OR 5,677), workers who feel low benefits are 4 times more at risk of non-compliance (OR 4,329) than those who feel high benefits, workers with low self-efficacy are 4 times were more at risk of non-compliance (OR 4,329) than those with high efficacy. In addition, workers who do not receive support from their work environment are 5 times more to be non-compliance (OR 5,417) compared to workers who do not receive support from their work environment, workers who do not receive family support are 9 times more likely to be non-compliance ( OR 9.02) compared to workers who received family support, as well as workers who felt inadequate rewards and sanctions were 5 times more likely to be non-compliance (OR 5,211) than workers who felt adequate rewards and sanctions. This study found that there was no relationship between age, marital status, experience, knowledge, availability of instructions, perceived susceptibility, perceived severity, perceived barriers, cues to action (predisposing factors), availability of facilities and facilities as well as training and health promotion (enabling factors), and a team of inspectors (reinforcing factors) and COVID-19 health protocol compliance behavior. The COVID-19 pandemic is still ongoing, so the Company still needs to take preventive measures against COVID-19, namely by increasing health promotion programs and implementing awards and sanctions. Health promotion is developed by involving all employees on a bottom-up basis. In addition, involving families in health promotion programs is more interactive and can reach all ages. Compilation of reward and sanction criteria by involving workers and implemented consistently. Workers also need to contribute by reminding each other to comply with the COVID-19 health protocol with support from management and take on the active role in the development of health promotion programs and award and sanction criteria. And for further researchers, they can develop research by adding variables, expanding research targets and continuing into multivariate analysis."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aisyah Raisa Haninda
"Penyebaran COVID-19 dapat terjadi di berbagai tempat, khususnya tempat yang menjadi tempat berkumpul. Untuk menghindari penyebaran COVID-19, dibuat protokol kesehatan. Dalam penerapannya, perilaku protokol kesehatan dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan dan sikap yang dimiliki seseorang. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku santri dengan kejadian COVID-19 pada santri di Boarding School X, Serang, Banten. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain studi cross-sectional. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner secara online, data yang dikumpulkan merupakan data terkait usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan, sikap, perilaku, dan kejadian COVID-19 yang dialami responden. Hasil dari penelitian ini adalah mayoritas santri yang menjadi responden memiliki tingkat pengetahuan rendah (71,9%), sikap negatif (51,3%), dan perilaku buruk (53,2%) terhadap COVID-19, serta sebagian besar santri pernah terkonfirmasi COVID-19 (88%). Secara statistik, tidak terdapat hubungan bermakna antara tingkat pengetahuan (p value 1,000), sikap (p value 0,855), dan perilaku (p value 1,000) dengan kejadian COVID-19 karena p value > 0,05. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku tidak berhubungan dengan kejadian COVID-19.

The spread of COVID-19 can occur in various places, especially places that are gathering places. To avoid the spread of COVID-19, health protocols are made. In its application, the behavior of health protocols is influenced by the level of knowledge and attitudes that a person has. This study was conducted to determine the relationship between the level of knowledge, attitudes, and behavior of students with the incidence of COVID-19 in students at Boarding School X, Serang, Banten. This study uses a quantitative approach with a cross-sectional study design. Data collection was carried out using an online questionnaire, the data collected was data related to age, gender, education level, level of knowledge, attitudes, behavior, and the incidence of COVID-19 experienced by respondents. The results of this study are that the majority of students who are respondents have a low level of knowledge (71.9%), negative attitudes (51.3%), and bad behavior (53.2%) towards COVID-19, and most of the students have been confirmed COVID-19 (88%). Statistically, there is no significant relationship between the level of knowledge (p value 1,000), attitude (p value 0.855), and behavior (p value 1,000) with the incidence of COVID-19 because p value > 0.05. The conclusion in this study is that the level of knowledge, attitudes, and behavior are not related to the incidence of COVID-19.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maryanto
"Kota Bogor mencatatkan kenaikan kasus positif Covid-19 cukup tinggi pada pekan terakhir Januari 2021. Pada Januari – Maret 2021, Pengawasan protokol kesehatan telah dilakukan oleh Satgas kepada lebih dari 2,5 juta jiwa masyarakat di Kota Bogor di 179.438 titik lokasi pemantauan. Tujuan penelitian untuk mengetahui fenomena geografi terkait kepatuhan dan pelanggaran masyarakat terhadap protokol kesehatan secara spasial serta menganalisa hubungan antara kepatuhan protokol kesehatan terhadap kasus Covid-19 yang terjadi di Kota Bogor. Analisis dilakukan dengan pendekatan analisis deskriptif spasial dengan overlay hasil titik sebaran kepatuhan dan ketidakpatuhan terhadap toponimi POI, kernel density dan korelasi spearman. Hasil analisis menemukan bahwa kepatuhan protokol kesehatan di Kota Bogor sudah sangat baik dengan rata-rata persentase kepatuhan di angka 91,5% dan perkantoran menjadi lokasi tertinggi kepatuhan. Secara spasial pelanggaran dan kepatuhan membentuk pola penyebaran acak. Tempat olahraga/ RPTRA dan jalan umum menjadi pusat lokasi tertingi terjadinya pelanggaran protokol kesehatan. Kecamatan Tanah Sereal dan Bogor Barat berada pada rentang kelas tinggi terjadinya kasus positif di Kota Bogor. Hubungan jumlah kepatuhan protokol kesehatan dan kasus positif Covid-19 di Kota Bogor mempunyai korelasi kuat dengan nilai (r) = -0,568 dan mempunyai hubungan yang negatif.

Bogor city recorded a significant increase in Covid-19 cases in the last week of January 2021. In January-March 2021, more than 2.5 million people were monitored in 179,438 locations in Bogor City by Covid-19 task force. This study aims to describe the geographical phenomenon with spatial pattern analysis related community compliance with the health protocols and to analyse the relationship between health protocol compliance with Covid-19 cases in Bogor City. Author used descriptive spatial analysis with overlay the result of distribution point of compliance and non-compliance with toponym, kernel density and spearman correlation to describe the phenomenon. The results of the analysis found that compliance with health protocols in Bogor City was very good with an average compliance percentage of 91.5% and offices being the highest location for compliance. Sport venues / RPTRA and public roads are the highest locations for non-compliance of health protocols. Tanah Sereal and West Bogor Subdistricts are in the high-class range of Covid-19 cases in Bogor City. The relationship between the number of health protocols compliance and positive cases in Bogor City has a strong correlation with a value (r) = -0,568 and has a negative relationship."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Belinda Meliana Elisabet
"Provinsi DKI Jakarta menempati jumlah kasus positif COVID-19 tertinggi di Indonesia bulan Juni 2021. Upaya pencegahan dilakukan melalui kebijakan nomor HK.01.07/Menkes/413/2020 mewajibkan pelaksanaan protokol kesehatan. Pasar merupakan tempat berkerumun orang sehingga sangat berpotensi dalam penularan COVID-19. Penelitian bertujuan untuk mengetahui determinan perilaku pedagang menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran COVID-19 di pasar. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif desain cross sectional pada 165 pedagang pasar yang diambil secara acak. Data dikumpulkan dengan pengisian kuesioner mandiri secara online, dianalisis menggunakan uji chi square dan regresi logistik ganda. Sebesar 74 (44,8%) pedagang dengan skor perilaku 56,79 (skala 100) dalam mencegah COVID-19, perilaku tertinggi yaitu mencuci tangan sebelum dan sesudah memasuki area pasar (71,31%), terendah pada upaya untuk meminimalkan kontak di area pasar dengan pelanggan (42,83%). Jenis kelamin, pengetahuan, sikap, ketersediaan sarana merupakan variabel yang berhubungan dengan perilaku pedagang. Sikap merupakan variabel yang paling dominan terkait dengan perilaku pedagang di Pasar Induk Kramat Jati 2021, pedagang yang bersikap positif akan 4,2 kali berperilaku baik dibanding yang bersikap negatif setelah dikontrol oleh pengetahuan, ketersediaan sarana, persepsi kerentanan, keseriusan dan hambatan serta dukungan teman dan kebijakan. Sikap pedagang perlu ditingkatkan dengan peningkatan pengetahuan, pemenuhan sarana protokol kesehatan, kolaborasi antara PD Pasar Jaya, Puskesmas dan Tokoh Masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan di lingkungan Pasar

DKI Jakarta Province occupies the highest number of positive COVID-19 cases in Indonesia, June 2021. Prevention efforts are carried out through policy number HK.01.07/Menkes/413/2020 requiring the implementation of health protocols. The market is a place where people congregate, so it has the potential to spread COVID-19. This study aims to determine the behavioral determinants of traders implementing health protocols to prevent the spread of COVID-19 in the market. The study used a quantitative approach with cross sectional design on 165 market traders who were taken at random. Data were collected by filling out an online self-administered questionnaire, analyzed using the chi square test and multiple logistic regression. As many as 74 (44.8%) traders have good behavior, skor 56.79 (a scale of 100) in preventing COVID-19. The highest behavior is washing hands before and after entering the market area (71.31%), the lowest is in efforts to minimize contact in the market area with customers using a barrier/plastic/faceshield (42.83%). Attitude is the most dominant variable related to the behavior of traders in the Kramat Jati Main Market 2021, traders who have a positive attitude will be 4.2 times better behaved than those who behave negatively after being controlled by knowledge, availability of facilities, perceptions of vulnerability, seriousness and obstacles as well as support from friends and family. policy. The attitude of traders needs to be improved by increasing knowledge, supported by the fulfillment of health protocol facilities, collaboration between PD Pasar Jaya, Puskesmas and Community Leaders in implementing health protocols in the Market environment"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Showmi Ati Aisyah
"Anak berisiko mengalami Covid-19 karena daya tahan tubuh dan imun yang lemah serta kurangnya menerapkan protokol kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan tingkat pengetahuan dan penerapan protokol kesehatan Covid-19 pada siswa sekolah dasar negeri di Depok. Penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Pengumpulan data menggunakan teknik cluster sampling terhadap 388 siswa kelas IV, V dan VI. Data dianalisis menggunakan uji Chi-quare. Hasil penelitian ini menunjukan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan penerapan protokol kesehatan Covid-19 (p value = 0.292). Penelitian ini mendapatkan hasil bahwa 99,5% responden memiliki tingkat pengetahuan yang baik tentang Covid-19. Akan tetapi penerapan protokol kesehatan Covid-19 yang baik sebesar 64,6%. Upaya edukasi untuk meningkatkan penerapan protokol kesehatan diperlukan untuk mencegah penyebaran Covid-19

Children are at risk of being infected by Covid-19 because of their immunity status and lack of attitude toward the Covid-19 health protocol. This study aimed to identify the relationship between the level of knowledge and Covid-19 Health Protocol Attitudes in Elementary Public Schools in Depok. The research design used a quantitative descriptive with a cross-sectional approach by employing a cluster sampling technique and involved a sample of 388 students in classes IV, V, and VI. The data were analyzed with the Chi-square test. The results showed that there was no significant relationship between knowledge and Covid-19 Health Protocol attitude (p-value = 0.292). As many as 99,5% of respondents have a good knowledge level about Covid-19, whereas only 64,6% of the respondents implemented good covid-19 health protocol. This research recommends covid-19 health protocol in order to decrease the level of covid-19 prevalence."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irfan Alvianto
"Pandemi Covid-19 yang mempengaruhi kehidupan seluruh masyarkat di seluruh dunia juga mempengaruhi Ibukota Indonesia, DKI Jakarta. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta harus bisa mengatur seluruh masyarakatnya agar bisa hidup sesuai dengan protokol kesehatan dan mengurangi penyebaran infeksi Covid-19 yang sangat cepat. Dalam hal ini, informasi protokol kesehatan menjadi sangat penting agar bisa diterapkan oleh seluruh masyarakat. Penyebaran informasi yang dilakukan oleh media sosial milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta harus bisa dilakukan dengan baik agar masyarakat dapat paham dan menjalankan peraturan atau kebijakan yang dibuat. Penelitian ini mengambil kasus Kepercayaan masyarakat terhadap Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam penanggulangan Covid-19 dengan menganalisa 3 variabel, Kepuasan, Transparansi dan Interaktivitas. Metode kualitatif dilakukan dengan penyebaran kuesioner untuk menjawab pertanyaan penelitian. Temuan penting dalam penelitian ini adalah interaktivitas merupakan variabel dominan yang mempengaruhi kepercayaan masyarakat terhadap Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

The Covid-19 pandemic which has affected the lives of all people around the world has also affected Indonesia's capital city, DKI Jakarta. The DKI Jakarta Provincial Government must be able to regulate all of its people so that they can live according to health protocols and reduce the very fast spread of Covid-19 infections. In this case, information concerning health protocol becomes very important so that it can be applied by all communities. The spread of information carried out in social media belonging to the DKI Jakarta Provincial Government must be done well so that the public can understand and implement the regulations or policies that has been made. This research takes the case of public trust in the Provincial Government of DKI Jakarta in tackling Covid-19 by analyzing 3 variables, Satisfaction, Transparency and Interactivity. Qualitative methods are carried out by distributing questionnaires to answer research questions. An important finding in this study is that interactivity is the dominant variable affecting public trust in the Provincial Government of DKI Jakarta."
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Fauziah
"Latar Belakang : Kabupaten Karawang adalah salah satu daerah dengan kawasan industri terbesar di Indonesia. Tingginya jumlah pekerja di industri tersebut membuat klaster industri menjadi penyumbang kasus Covid-19 di wilayah Kab.Karawang. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor individu, faktor specific health belief, dan faktor lingkungan dengan perilaku penerapan protokol kesehatan (3M) pencegahan Covid-19 pada pekerja industri manufaktur. Metode : Desain studi yang digunakan adalah cross sectional. Data dikumpulkan pada bulan Agustus – September 2022 melalui survei online secara non-probablity sampling dengan sampel 454 pekerja. Hasil : Sebagian besar responden pekerja industri manufaktur memiliki perilaku yang baik (50.2%) dalam perilaku penerapan protokol kesehatan (3M). Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa variabel yang memiliki hubungan bermakna dengan perilaku penerapan protokol kesehatan (3M) pencegahan Covid-19 adalah pengetahuan (p value = 0.038, OR=1.66), dukungan keluarga (p value = 0.001, OR=2.23), & penerapan kebijakan pencegahan Covid-19 di tempat kerja (p value = 0.034, OR=1.66). Pekerja dengan dukungan keluarga yang rendah berpeluang 2.2 kali lebih tinggi memiliki perilaku penerapan protokol kesehatan (3M) yang kurang dibandingkan pekerja dengan dukungan keluarga inti yang tinggi setelah dikontrol variabel pengetahuan, penerapan kebijakan pencegahan Covid-19, sikap, persepsi kerentanan, persepsi manfaat, dukungan rekan kerja, & dukungan tenaga kesehatan. Kesimpulan : Untuk meningkatkan perilaku penerapan pencegahan Covid-19 pekerja tetap perlu diberikan edukasi yang rutin oleh tenaga kesehatan dengan melibatkan keluarga pekerja serta didukung dengan pengawasan dari penerapan kebijakan pencegahan Covid-19 dari manajemen perusahaan.

Background: Karawang Regency is one of the areas with the largest industrial estate in Indonesia. The high number of workers in the industry makes the industrial cluster a contributor to Covid-19 cases in the Karawang Regency area. Objective: This study aims to determine the relationship between individual factors, specific health belief factors, and environmental factors with the behavior of implementing health protocols (3M) to prevent Covid-19 in manufacturing industry workers. Methods: The study design used was cross sectional. Data were collected in August - September 2022 through an online survey by non-probability sampling with a sample of 454 workers. Results: Most respondents of manufacturing industry workers have good behavior (50.2%) in the behavior of implementing health protocols (3M). The results of multivariate analysis show that the variables that have a significant relationship with the behavior of implementing health protocols (3M) for Covid-19 prevention are knowledge (p value = 0.038, OR = 1.66), family support (p value = 0.001, OR = 2.23), & implementation of Covid-19 prevention policies in the workplace (p value = 0.034, OR = 1.66). Workers with low family support were 2.2 times more likely to have poor health protocol implementation behavior than workers with high nuclear family support after controlling for variables of knowledge, implementation of Covid-19 prevention policies, attitudes, perceived vulnerability, perceived benefits, coworker support, & health worker support. Conclusion: To improve the behavior of implementing Covid-19 prevention, workers still need to be given routine education by health workers by involving workers' families and supported by supervision of the implementation of the Covid-19 prevention policy from company management."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Fajar Maulidi Tanjung
"Isu stres terkait kerja diakui sebagai masalah global. Industri manufaktur atau perusahaan yang bergerak dibidang pengolahan beresiko lebih tinggi mengalami stres dibanding jenis pekerjaan lain. Stress kerja merupakan akibat dari satu atau beberapa interaksi bahaya psikososial di tempat kerja. Hasil survey intenal PT X pada tahun 2022 menunjukan bahwa stres kerja merupakan yang paling banyak yang dikeluhkan karyawan. Di area Hotpress Tren kecelakaan kerja bulan Januari-April 2022 terus meningkat dan angka absenteisme pada bulan Februari 2022 mengalami kenaikan dua kali lipat dibanding bulan sebelumnya. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis faktor psikososial terhadap distress pada pekerja di area Hotpress PT X Penelitian ini akan dilakukan dengan pendekatan kuantitatif dan desain studi cross sectional. Data yang digunakan adalah data primer melalui kuesioner secara daring (online). Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2022 – Juli 2022. Pekerja di area Hotpress PT. X didominasi oleh distress didominasi oleh tingkat distress sedang dan ringan hampir sebanding dengan masing-masing sebanyak 50% dan 49,2% serta tingkat distress berat sebanyak 2 orang (0,8%). Semua variabel faktor psikososial didominasi oleh kategori kondisi “kurang baik” kecuali variabel budaya organisasi. Berdasar uji T Independent didapat bahwa setiap jenis kelamian (p=0,683) baik laki-laki maupun perempuan memiliki rata-rata tingkat distress yang sama. Berdasarkan uji anova diketahui setiap status pernikahan (p=0,111) baik belum menikah, menikah maupun cerai memiliki rata-rata tingkat distress yang sama. Berdarakan uji Chi-square didapat variabel usia (p=0,746; OR=1,142), masa kerja (p=0,704; OR=0,905), budaya organisasi (p=0,202; OR=1,432), pengembangan karir (p=0,699; OR=1,119), kontrol pekerjaan (p=0,097; OR=0,645) dan desain pekerjaan (p=0,794; OR=1,073) tidak ada hubungan dengan tingkat distress. Sedangkan varibel peran dalam organisasi (p=0,001; OR; 2,349), hubungan interpersonal (p=0,007; OR=2,056), hubungan rumah dan tempat kerja (p=0,000; OR 3,505), Beban kerja (p=0,003; OR=2,193), jadwal kerja (p=0,021; OR=1,851) dan kondisi lingkungan fisik kerja (p=0,000; OR=7,597) memilihi hubungan dengan distress. Berdasarkan hasil penelitian perlunya perbaikan terkait kondisi pada variabel peran dalam organisasi, pengembangan karir dengan kejelasan karir, kontrol pekerjaan dengan melibatkan pekerja, hubungan interpersonal tempat kerja dengan , hubungan rumah dan tempat kerja, desain kerja, beban kerja dengan mengevaluasi beban pekerja dengan kemampuannya, jadwal kerja dan kondisi lingkungan fisik kerja.

The issue of work-related stress is recognized as a global problem. Manufacturing industries or companies engaged in processing are at higher risk of experiencing stress than other types of work. Job stress is the result of one or more psychosocial threatening interactions at work. The results of PT X's internal survey in 2022 showed that work stress was the most complained of by employees. In the Hotpress area, the trend of work accidents in January-April 2022 continues to increase and the absentee rate in February 2022 has doubled compared to the previous month. The purpose of this study is to analyze psychosocial factors on the pressure on workers in the Hotpress area of ​​PT X. This research will be conducted using a quantitative approach and a cross sectional study design. The data used is primary data through a bold questionnaire (online). This research was conducted in March 2022 – July 2022. Workers in the Hotpress area of ​​PT. X is dominated by distress, which is dominated by moderate and mild difficulty levels, almost equal to 50% and 49.2%, respectively, and 2 people (0.8%). All psychosocial factor variables are dominated by the “unfavorable” condition category except for the organizational culture variable. Based on the Independent T test, it was found that each sex type (p = 0.683) both men and women had the same average level of distress. Based on the ANOVA test, it is known that each marital status (p = 0.111) is either unmarried, married or has the same average stress level. Based on the Chi-square test, the variables were age (p=0.746; OR=1.142), years of service (p=0.704; OR=0.905), organizational culture (p=0.202; OR=1.432), career development (p=0.699; OR =1.119), job control (p=0.097; OR=0.645) and job design (p=0.794; OR=1.073) had no relationship with the level of distress. While the role variables in the organization (p=0.001; OR; 2.349), interpersonal relationships (p=0.007; OR=2.056), home and work relations (p=0.000; OR 3.505), workload (p=0.003; OR= 2.193, work schedule (p = 0.021; OR = 1.851) and physical work environment conditions (p = 0.000; OR = 7.597) choose the relationship with difficulty. The results of the study need improvements related to conditions on role variables in the organization, career development with career careers, work control by involving workers, workplace interpersonal relationships with e-mail, home and workplace relations, work design, workloads with workers' workloads with their abilities, work schedules and physical conditions of the work environment.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harum Saritilawah
"Kepatuhan terhadap protokol kesehatan mengalami penurunan setelah dilaksanakannya vaksinasi COVID-19. Implementasi protokol kesehatan di Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur masih berada di bawah standar kepatuhan protokol kesehatan di setiap daerah, sedangkan program vaksinasi sudah dilakukan dari bulan Januari 2021. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan protokol kesehatan pasca vaksinasi pada masyarakat di Kecamatan Ciracas tahun 2022. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional menggunakan data primer. Sampel penelitian ini berjumlah 178 sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden sudah patuh dengan nilai rata-rata 80,18 dari skala 100. Uji statistik menunjukkan bahwa jenis kelamin (p value = 0,001), pengetahuan (p value = 0,005), persepsi kerentanan (p value = 0,037), persepsi keparahan (p value = 0,037) dan persepsi manfaat (p value = 0,001) berhubungan dengan kepatuhan protokol kesehatan pasca vaksinasi. Hasil penelitian menyarankan untuk memperkuat komunikasi masyarakat, edukasi yang lebih massif kepada tokoh masyarakat, tokoh agama hingga ketua wilayah dengan menjadikan sebagai agen promosi kesehatan, serta memperkuat platform online untuk dijadikan media promosi kesehatan yang sederhana, menarik dan mudah dipahami.

Compliance with health protocols has decreased after the COVID-19 vaccination was implemented. The implementation of health protocols in Ciracas District, East Jakarta still below the standard of compliance with health protocols in each region, while the vaccination program has been carried out since January 2021. The purpose of this study was to determine the factors associated with post-vaccination health protocol compliance in the community in Ciracas District in 2022. This research is a quantitative study with a cross sectional design using primary data. The sample of this study amounted to 178 samples. The results showed that the respondents were obedient with an average value of 80.18 from a scale of 100. Statistical tests showed that gender (p value = 0.001), knowledge (p value = 0.005), perception of vulnerability (p value = 0.037), perception severity (p value = 0.037) and perceived benefit (p value = 0.001) were associated with post-vaccination health protocol compliance. The results of the study suggest strengthening community communication, more massive education to community leaders, religious leaders to regional leaders by making them as health promotion agents, as well as strengthening online platforms to be simple, attractive and easy to understand health promotion media."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febriani Imelda Binti Ali
"Gangguan otot rangka merupakan suatu cedera atau gangguan pada otot, saraf, tendon, sendi, tulang rawan, dan cakram tulang belakang yang dapat mempengaruhi gerakan tubuh manusia atau sistem muskuloskeletal. Pekerja pada industri konstruksi memiliki risiko tinggi untuk mengalami keluhan gangguan otot rangka karena aktivitas pekerjaanya banyak melibatkan postur yang tidak alamiah, manual handling, dan pekerjaan berulang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor risiko fisik, individu, dan psikososial yang berkaitan dengan keluhan gejala gangguan otot rangka. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari-Juli 2022 yang melibatkan 55 pekerja struktur dan finishing Proyek Pembangunan Gedung Perkantoran X di Bekasi Tahun 2022. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional. Instrumen yang digunakan untuk pengambilan data diantaranya adalah Rapid Entire Body Assessment (REBA), kombinasi kuesioner psikososial, dan Nordic Musculockeletal Questionnaire (NMQ). Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan signifikan antara; faktor risiko fisik dengan keluhan pada bahu, leher dan punggung bawah dalam 12 bulan dan 7 hari terakhir, tuntutan kerja dengan keluhan pada punggung bawah dalam 7 hari terakhir, dan kendali terhadap kerja dengan keluhan pada leher dalam 12 bulan terakhir. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengendalian dan intervensi lebih lanjut untuk mengurangi risiko keluhan gejala gangguan otot rangka pada pekerja struktur dan finishing.

Musculosceletal Disorders (MSDs) are injuries of the muscles, nerves, tendons, joints, cartilage, and spinal discs that can affect the movement of the human body or the musculoskeletal system. Workers in the construction industry have a high risk of MSDs because their work activities involve many unnatural postures, manual handling, and repetitive work. The purpose of this study was to analyze the physical, individual, and psychosocial risk factors associated with complaints of musculoskeletal symptoms. This research was conducted in February – July 2022 involving 55 structural and finishing workers in the X Office Building Construction Project in Bekasi in 2022. This study used a cross sectional study design. The instruments for collected data are Rapid Entire Body Assessment (REBA), a combination of psychosocial questionnaires, and the Nordic Musculockeletal Questionnaire (NMQ). The results of this study indicate a significant relationship between; physical risk factors with complaints on the shoulders, neck and lower back in the last 12 months and 7 days, work demands with complaints on the lower back in the last 7 days, and control of work with complaints on the neck in the last 12 months. Therefore, it is necessary to carry out further control and intervention to reduce the risk of complaints of s musculoskeletal symptoms in structural and finishing workers."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>