Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 99088 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dina Kristina
"Salah satu kegiatan pelayaran berada pada industri minyak dan gas yang menggunakan kapal tanker dengan berbagai macam ukuran. Sehingga lalu lintas pelayaran pun semakin ramai yang dapat menyebabkan kecelakaan pelayaran. Maka dari itu, operator kapal tanker harus memastikan keselamatan seluruh orang selama kapal tanker beroperasi demi terciptanya keselamatan pelayaran dengan menerapkan standar industri Migas yaitu Tanker Management and Self-Assessment (TMSA). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kompetensi operator kapal tanker dalam menerapkan standar industri dalam rangka terciptanya keselamatan pelayaran. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif pada 5 perusahaan operator kapal tanker yang dianalisa pada penerapan 13 elemen TMSA. Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 5 perusahaan yang menerapkan TMSA yaitu 1 perusahaan asing dan ke-empat perusahaan lainnya tidak menerapkan TMSA

One of the shipping activities is in the oil and gas industry which uses tankers of various sizes. So that the shipping traffic is getting more crowded which can cause shipping accidents. Therefore, tanker operators must ensure the safety of all people while the tanker is operating in order to create shipping safety by applying oil and gas industry standards, namely Tanker Management and Self-Assessment (TMSA). This study aims to analyze the competence of tanker operators in applying industry standards in order to create shipping safety. This research is a qualitative research on 5 tanker operator companies analyzed on the application of 13 elements of TMSA. The results showed that of the 5 companies that implemented TMSA, namely 1 foreign company and the other four companies did not implement TMSA."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Penangkapan ikan adalah jenis pekerjaan perikanan yang berisiko di dunia, sehingga keamanan di kapal merupakan faktor penting yang harus diperhatikan. Penyebab dari kecelakaan adalah kualitas keseimbangan dari kapal penangkap ikan yang tidak baik, karena pada umumnya sebuah kapal nelayan tradisional dibangung tanpa rancangan dan konstruksi. Kapal penangkap ikan juga harus didukung dengan diperlukannya pengawakan kapal penangkap ikan agar operasi penangkapan ikan berjalan lancar dan tidak terjadi kecelakaan. Penaksiran tentang kebijakan yang relevan terkait untuk meningkatkan keselamatan di kapal dan awak dari kapal jawab pemerintah dan sejauh mana pelaksanaan kebijakan yang ada. Tujuan umum dri penelitian ini adalah pada sudut keselamatan dari tiang dan batas kapal, sedangkan tujuan khususnya adalah: (1) meninjau dan menganalisis kualitas dan keseimbangan dari kapal, (2) meninjau peraturan yang terkait untuk tiang pengaman dan batas kapal di Bitung."
JKKM 5:3 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Mirzani Akbar
"Kecelakaan kapal ferry ro-ro penumpang yang cukup banyak terjadi saat ini menunjukan adanya suatu kebutuhan untuk meningkatkan standar keselamatan. Organisasi Maritim Internasional (IMO) terus berusaha memperbaiki regulasi yang digunakan untuk mengatur keselamatan pada kapal penumpang. Proses evakuasi pada kapal penumpang merupakan proses yang kompleks. Proses ini bertujuan untuk menyelamatkan seluruh penumpang dari tempat yang mengandung bahaya menuju tempat yang aman. Dengan evakuasi diharapkan dapat mengurangi atau menghilangkan jatuhnya korban jiwa. Perihal yang paling erat hubungannya dengan evakuasi adalah waktu, dimana semakin lama proses evakuasi atau semakin besar waktu evakuasi yang dibutuhkan maka akan semakin banyak jiwa yang terancam. Dalam penelitian ini dianalisa proses evakuasi mulai dari ruang penumpang hingga titik kumpul evakuasi pada kapal penumpang dengan menggunakan metode simulasi. Simulasi dilakukan dengan menggunakan software Pathfinder yang dapat merepresentasikan proses pergerakan manusia sesuai dengan kondisi yang dikehendaki. Dari proses simulasi ini dibuat beberapa skenario untuk mencari skenario mana yang memiliki waktu teraman yang diperlukan untuk proses evakuasi.

Accident ro-ro ferry passengers are pretty much happening right now that there is a need to improve safety standards. International Maritime Organization (IMO) continues to improve the regulation used to manage safety on passenger ships. The evacuation process on passenger ships is a complex process. This process aims to save all the passengers from the hazards to safety. With the evacuation is expected to reduce or eliminate the loss of life. Subject of the most closely related to the evacuation time, where the longer the evacuation or the evacuation of the time it takes, the more lives are threatened. In this study analyzed the evacuation from passenger to a rallying point on the evacuation of passenger ships using simulation methods. Simulations performed using Pathfinder software that can represent the movement of people in accordance with the desired conditions. From the simulation process is several scenarios to find which is the safety case scenario in terms of processing evacuation on passenger ships."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S44240
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Badan Pembinaan Hukum Nasional, Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia, 2000
343.096 ANA
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Mochtar Kusumaatmadja
Bandung: Binacipta, 1976
341.598 MOC i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Universitas Indonesia, 1987
341.44 UNI k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Bagja R.
"Penelitian ini bertujuan untuk menilai keselamatan dari aspek yang ada pada bangunan kapal pelayaran rakyat sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan faktor keamanan dan keselamatan baik untuk para crew/ awak kapal, muatan dan bangunan kapal itu sendiri. Hal ini dikarenakan Pelayaran rakyat masih memegang peran penting dalam hal menjangkau pengiriman barang kepada masyarakat-masyarakat pelosok yang daerahnya masih sulit dijangkau oleh angkutan barang lainnya. Oleh karena itu faktor keselamatan sangatlah perlu dilihat untuk mengeluarkan rekomendasi yang terbaik untuk armada Perla.
Metode Penilaian Keselamatan Formal seperti yang diperkenalkan oleh IMO ( Organisasi Maritim International) dilaksanakan dalam penelitian ini. Penilaian dilaksanakan dengan mengambil data dari berbagai sumber dan dilakukan melalui 5 langkah yaitu : Indentifikasi Bahaya, Penilaian Resiko, Opsi Kontrol Resiko, Penilaian Biaya dan Keuntungan, dan terakhir Rekomendasi. Diidentifikasi bahwa kecelakaan memiliki hubungan erat dengan keadaan bangunan, sistem, dan alat keselamatan. Hasil penelitian kemudian digunakan sebagai dasar untuk mengusulkan strategi perbaikan.

This study aims to assess safety from the aspect of the building of traditional shipping vessels as part of efforts to improve the safety and security factors for the crew / crew, cargo and ship building itself. This is because traditional shipping still plays an important role in reaching out to the delivery of goods to remote communities whose areas are still difficult to reach by other goods transportation. Therefore the safety factor is very important to be seen to issue the best recommendations for the traditional shipping fleet.
Formal Safety Assessment methods such as those introduced by IMO (International Maritime Organization) were carried out in this study. Assessment is carried out by retrieving data from various sources and carried out through 5 steps, namely: Hazard Identification, Risk Assessment, Risk Control Options, Cost Assessment and Benefits, and finally Recommendations. It was identified that accidents have a close relationship with the state of the building, system and also safety equipment. The results of the study were then used as a basis for proposing improvement strategies.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puji Hastuti
"International Atomic Energy Agency (IAEA) mengeluarkan rekomendasi kepada badan pengawas untuk menunjuk Petugas Proteksi Radiasi (PPR) yang berkompeten di radiologi diagnostik dan intervensional (RDI). Penelitian bertujuan mengetahui kompetensi (pengetahuan, keterampilan dan sikap) PPR, faktor yang berpengaruh, indikator pengetahuan, keterampilan dan sikap yang signifikan serta hubungan antar variabel pengetahuan, keterampilan dan sikap. Rancangan penelitian rancangan cross sectional bersifat deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan 41,6 % PPR memiliki tingkat kompetensi rata rata 69,0 dengan kategori sedang. Faktor mempengaruhi pengetahuan adalah latar belakang pendidikan, pekerjaan selain sebagai PPR di RS, perlengkapan keselamatan radiasi, paparan informasi, frekuensi rekualifikasi, pelatihan serta komitmen pemegang izin. Faktor mempengaruhi keterampilan adalah peminatan studi/jurusan, pekerjaan selain sebagai PPR di RS, perlengkapan keselamatan radiasi, sumber informasi, frekuensi rekualifikasi, pelatihan serta komitmen pemegang izin. Faktor yang mempengaruhi sikap adalah tingkat pendidikan, peminatan studi/jurusan, umur, seberapa sering bekerja dengan radiasi, perlengkapan dan komitmen pemegang izin. Hasil uji multivariat diperoleh indikator pengetahuan yang signifikan adalah pengetahuan tentang konsep verifikasi kesesuaian dan kepatuhan persyaratan dan standar proteksi dan keselamatan radiasi. Indikator keterampilan yang signifikan adalah keterampilan menyusun dokumen program proteksi dan keselamatan radiasi dan Indikator sikap signifikan adalah pro aktif mendorong dokter radiologi untuk menetapkan kriteria pemeriksaan yang boleh, yang dilarang dan yang perlu konsultasi dokter. Pengetahuan berpengaruh signifikan terhadap keterampilan, pengetahuan berpengaruh signifikan terhadap sikap dan keterampilan berpengaruh signifikan terhadap sikap. Hasil penelitian menyarankan adanya perbaikan pada unit kompetensi, persyaratan sertifikasi, mekanisme penyegaran, pembuatan SKKNI PPR dan pelatihan berkelanjutan bagi PPR di fasilitas RDI.

The International Atomic Energy Agency (IAEA) urges regulatory organizations to hire a radiation protection officer (PPR) who is proficient in both diagnostic and interventional radiology (RDI). This research aimed to determine the competency (knowledge, skills and attitudes) of PPR, influencing factors, significant indicators of knowledge, skills and attitudes and the relationship between knowledge, skills and attitudes variables. The research employed descriptive quantitative method with a cross sectional design. The findings revealed that average competency score is 69,0 had moderate levels. Knowledge is influenced by educational background, occupation other than PPR in hospitals, radiation safety equipment, exposure to information, frequency of requalification, training and commitment of permit holders. Meanwhile, skills are influenced by study/departmental specialization, work other than PPR in hospitals, radiation safety equipment, sources of information, frequency of requalification, training and commitment of permit holders. In addition, attitudes influenced by education level, study/department interest, age, how often to work with radiation, equipment and permit holder commitment. The multivariate test results revealed that comprehending the idea of validating conformity and compliance with radiation protection and safety criteria and standards was a significant indicator of knowledge. A significant skill indication is the skill to compile radiation protection and safety program documentation. Significant attitude indication is actively encouraging radiology doctors to establish standards for examinations that are allowed, prohibited, and require medical consultation. Knowledge has a significant effect on skills, skills have a significant effect on attitudes, and attitudes have a significant effect on knowledge. The research suggest improvements to competency units, certification requirements, refresher mechanisms, making SKKNI PPR and ongoing training for PPR at RDI facilities."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutagalung, Sintong Wilson
"Industri konstruksi memiliki angka kecelakaan kerja yang paling tinggi dibanding industri-industri lainnya, yaitu sebesar 32%. Kecelakaan kerja dapat menimbulkan kerugian-kerugian, seperti kerugian finansial, kerugian waktu, kerugian kemanusiaan, dan kerugian lainnya. Berdasarkan Permen PUPR No. 10 Tahun 2021, sistem manajemen keselamatan konstruksi (SMKK) harus diterapkan dalam kegiatan konstruksi untuk mewujudkan keselamatan konstruksi. Salah satu elemen yang mendukung pelaksanaan SMKK adalah kompetensi ahli keselamatan konstruksi. Kompetensi ahli keselamatan konstruksi diatur dalam SKKNI No. 60 Tahun 2022 dimana salah satu unit kompetensi yang mewujudkan pelaksanaan SMKK yang baik adalah “Mengelola Rencana Biaya Penerapan SMKK”. Namun dalam penyusunannya, masih belum lengkap dikarenakan masih belum adanya indikator unjuk kerja di dalam unit kompetensi sebagai instrumen pengukuran kompetensi ahli KK. Oleh karena itu, peneliti ingin mengembangkan SKKNI No. 60 Tahun 2022 berupa indikator unjuk kerja pada unit kompetensi “Mengelola Rencana Biaya Penerapan SMKK” dengan metode survei kuisioner kepada pakar dan responden ahli KK. Hasil survei kuisioner dianalisis dengan metode Delphi dan uji statistik menggunakan SPSS. Didapatkan hasil penelitian berupa pengembangan unit kompetensi “Mengelola Rencana Biaya Penerapan SMKK” yang berisikan 5 item elemen kompetensi, 16 item kinerja unjuk kerja (KUK), dan 48 indikator unjuk kerja yang berpengaruh sangat kuat terhadap kinerja KK. Apabila indikator unjuk kerja dapat diimplementasikan dalam pelaksanaan SMKK, maka dapat meningkatkan kinerja keselamatan konstruksi.

Construction industry has the highest work accident rate compared to other industries, namely at 32%. Work accident cause losses, such as financial loss, time loss, humanitarian loss, and others. Based on Permen PUPR No. 10 of 2021, construction safety management must be implemented in construction activities to realize construction safety. One of the key elements that supports the implementation of safety management system is competency. Competency of construction safety experts is regulated in SKKNI No. 60 of 2022 where one of the competency units is “Managing Construction Safety Management System Implementation Cost Plans”. However in its creation, is still incomplete because there are sill no performance indicator in the competency unit as an competency measurement instrument. Therefore, the researcher wants to develop SKKNI No. 60 of 2022 in the form of performance indicator in the competency unit “Managing Safety Construction Management System Implementation Cost Plans” using a questionnaire survey method for safety construction expert and respondents. The results of the questionnaire survey were analyzed using Delphi method and statistical tests using SPSS. The final result were development of competency unit “Managing Safety Construction Management System lplementation Cost Plans” which contains 5 items of competency elements, 16 items of performance criterias, and 48 items of performance indicators that have a very strong influence on safety construction. If performance indicator can be implemented on construction safety activities, it can improve construction safety performance."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imam Wibowo
"Skripsi ini berusaha meneliti sosialisasi keselamatan berkendara yang berlangsung di dalam kegiatan kopdar yang dilakukan oleh perkumpulan pemotor. Terdapat tiga perkumpulan pemotor yang dilibatkan (JMC Chapter Depok, OHM 17+ ML Style, dan D’Broter Motorcycle). Masing-masing perkumpulan memiliki pemaknaan yang berbeda tentang keselamatan berkendara. Hal itu membuat nilai-nilai keselamatan berkendara yang disosialisasikan menjadi beragam. Proses sosialisasi keselamatan berkendara berlangsung melalui interaksi yang saling dilakukan oleh para anggota perkumpulan pemotor. Sosialisasi keselamatan berkendara dapat berfungsi sebagai kontrol untuk anggota-anggota yang menjadikan perkumpulan pemotor sebagai sarana aktualisasi diri.

This study is focus on socialization of safety riding in the kopdar activity that is organized by motorcyclists associations. There are three motorcyclists associations that involved in this study (JMC Chapter Depok, OHM 17+ ML Style, and D’Broters Motorcycle). Every association has distinctive safety riding meanings. Those meanings makes values of safety riding that is socialized become varied. Socialization process works through interactions and not works in one direction. Socialization of safety riding works as control to members that makes the association as medium of self actualization.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S58317
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>