Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 172624 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Putri Sofi Yatasya
"Merek dan bisnis kini semakin tertarik untuk menemukan cara menggunakan influencer sebagai ‘tokoh populer’ untuk mengenalkan produk kepada audiens mereka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kredibilitas dan interaksi parasosial oleh Youtube influencer terhadap intensi pembelian produk kecantikan yang dipengaruhi oleh physical attractiveness, attitude homophily, serta social attractiveness. Penelitian ini bersifat kuantitatif dan menggunakan Covariance Based Structural Equation Modelling (CB-SEM) untuk pengolahan data berdasarkan data dari 639 responden yang diperoleh melalui penyebaran kuesioner terhadap pengguna aktif Youtube yang mengikuti (berlangganan) pada beauty influencer Indonesia selama lebih dari 3 bulan. Penelitian ini menunjukkan hasil bahwa physical attractiveness, attitude homophily, dan social attractiveness berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap para-social interaction. Selanjutnya physical attractiveness dan attitude homophily berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap credibility dari influencer. Terakhir, credibility dan para-social interaction berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap purchase intention. Implikasi manajerial serta saran bagi penelitian selanjutnya dibahas lebih lanjut di dalam penelitian ini.

Brands and businesses are increasingly interested in finding ways to use influencers as ‘popular figures’ to introduce products to their audience. This study aims to determine the influence and parasocial interaction by Youtube influencer on the intensity of purchasing beauty products influenced by physical attractiveness, attitude homophily, and social attractiveness. This quantitative research uses Covariance Based Structural Equation Modeling (CB-SEM) for data processing based on data from 639 respondents obtained through questionnaires to active Youtube users who have subscribed to Indonesian beauty influencers for more than three months. This study shows that physical attractiveness, attitude homophily, and social attractiveness have a positive and significant effect on interpersonal interactions. Furthermore, physical attractiveness and attitude homophily have a positive and significant effect on the credibility of the influencer. Finally, credibility and parasocial interaction have a positive and significant effect on purchase intention. The managerial implications and suggestions for further research are discussed further in this study."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisinis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harya Vandika Daniswara
"Penelitian ini menganalisis pengaruh interaksi parasosial dalam ulasan TikTok terhadap niat beli Generasi Z di Jakarta, dengan fokus pada aspek hedonis (perceived enjoyment dan Transparency) dan utilitarian (Informativeness dan Credibility). Metodologi yang digunakan adalah penelitian kuantitatif korelasional, menggunakan data primer dari 195 responden yang merupakan pengguna aktif TikTok. Responden adalah Generasi Z yang lahir antara 1996 dan 2004 di Jakarta. Penelitian ini menggunakan Structural Equation Modeling (SEM) untuk menganalisis data. Temuan menunjukkan bahwa interaksi parasosial berpengaruh positif signifikan terhadap perceived enjoyment, Transparency, Informativeness, dan Credibility. Selain itu, perceived enjoyment dan Transparency signifikan mempengaruhi niat beli, menekankan pentingnya pengalaman positif dan informasi yang jelas dalam ulasan produk di TikTok.

This study analyzes the influence of parasocial interaction in TikTok reviews on the purchase intention of Generation Z in Jakarta, focusing on hedonic (perceived enjoyment and Transparency) and utilitarian aspects (Informativeness and Credibility). The methodology used is a correlational quantitative study, utilizing primary data from 195 active TikTok users. Respondents are Generation Z, born between 1996 and 2004 in Jakarta. The study uses Structural Equation Modeling (SEM) to analyze the data. Findings indicate that parasocial interaction significantly positively influences perceived enjoyment, Transparency, Informativeness, and Credibility. Additionally, perceived enjoyment and Transparency significantly affect purchase intention, emphasizing the importance of positive experiences and clear information in TikTok product reviews."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deandra Virashabila Suswadi
"Penelitian ini mengkaji hubungan antara Parasocial Interaction (PSI), Romantic Parasocial Interaction (RPI), Social Anxiety, interaksi sosial nyata dan daring, serta perilaku bermain game otome Love and Deepspace. Dengan metode kuantitatif dan analisis SEM-PLS melalui SmartPLS 3, data dikumpulkan dari 330 responden di Jabodetabek yang aktif bermain game namun belum pernah melakukan top-up. Hasil menunjukkan bahwa PSI secara signifikan memengaruhi RPI. Social Anxiety berkorelasi negatif dengan interaksi sosial nyata, namun positif dengan PSI dan RPI. Interaksi sosial nyata tidak berpengaruh signifikan terhadap PSI dan RPI, sedangkan interaksi daring berpengaruh positif terhadap keduanya. RPI memengaruhi Continued Playing Intention dan In-Game Purchase Intention. Sementara itu, PSI memengaruhi Continued Playing Intention dan Emotional Engagement, tetapi tidak terhadap niat pembelian. Emotional Engagement juga tidak berpengaruh terhadap pembelian, kemungkinan dikarenakan oleh faktor ekonomi. Continued Playing Intention menjadi prediktor utama In-Game Purchase Intention.

This study examines the relationships between Parasocial Interaction (PSI), Romantic Parasocial Interaction (RPI), Social Anxiety, real-life and online social interactions, and player behavior in the otome game Love and Deepspace. Using a quantitative approach with SEM-PLS via SmartPLS 3, data were collected from 330 respondents in Jabodetabek who actively play the game but have never made in-game purchases. Findings show that PSI significantly influences RPI. Social Anxiety is negatively affected with real-life interaction but positively with PSI and RPI. Real-life social interaction has no significant effect on PSI or RPI, while online social interaction positively affects both. RPI influences Continued Playing Intention and In-Game Purchase Intention. Meanwhile, PSI affects Continued Playing Intention and Emotional Engagement, but not In-Game Purchase Intention. Emotional Engagement also does not influence purchase intention, possibly due to economic factors. Continued Playing Intention emerges as the key predictor of in-game purchases."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Praditya Pratama
"Penelitian ini ingin meneliti hubungan parasocial interaction dari pembuat konten Youtube dan khalayaknya terhadap persepsi sebuah merek dan minat pembelian. Subjek penelitian ini adalah para pengguna media sosial yang mengikuti Arief Muhammad di Youtube dan mengetahui merek MS Glow. Hasil dari penelitian ini tidak dapat membuktikan hubungan antara parasocial interaction dengan persepsi terhadap sebuah merek dan minat pembelian dikarenakan model dalam penilitian ini tidak fit sehingga tidak dapat dilakukan uji hipotesis. Namun hasil penelitian ini menunjukkan bahwa responden dalam penelitian ini didominasi oleh perempuan dan mayoritas responden dalam penelitian ini berusia 18-24 tahun. Kebanyakan dari responden dalam penelitian ini setuju bahwa Arief Muhammad memiliki daya tarik secara fisik dan sosial. Responden dalam penelitian ini juga setuju bahwa Arief Muhammad memiliki kesamaan sifat dengan mereka. Selain itu responden juga setuju bahwa mereka merasa memiliki parasocial interaction dengan Arief Muhammad. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa responden memiliki persepsi yang positif terhadap merek MS Glow dan kebanyakan dari mereka setuju jika ingin melakukan pembelian terhadap produk perawatan tubuh mereka berminat membeli produk MS Glow.

This research wants to investigate connections between parasocial interactions, brand perception and purchase intention. Unit of analysis is social media users who follow Arief Muhammad on YouTube and are also aware of the MS Glow brand. The results of this study cannot prove the influence of parasocial interaction on brand perception and purchase intention because the model in this study is not fit for hypotheses testing. However, this research indicates that women dominated the respondents in this study among respondents aged 18-24 years old. Most of the respondents in this study agree that Arief Muhammad has physical and social attractiveness. Respondents in this study also agree that they have similar characteristics with Arief Muhammad. In addition, respondents also agree that they have a parasocial interaction with Arief Muhammad. This study also shows that respondents have a positive perception of the MS Glow brand, and most of them agree that they have intention to buy MS Glow products for their body care needs."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
T57252
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faizah Aliyah Rachman
"Penerapan 'Paid Partnership' sebagai disclosure language pada Instagram mengubah implementasi celebrity endorsement di media sosial. Penelitian ini dilakukan untuk menyelidiki apakah keberadaan label 'Paid Partnership' sebagai disclosure language pada unggahan berbayar berpengaruh langsung terhadap intensi membeli dengan hubungan parasosial sebagai moderator. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental between-subject pada perempuan dewasa pengguna Instagram di Indonesia dalam rentang umur 18-34 tahun. Disclosure language dipilih sebagai variabel bebas (tanpa disclosure language dan dengan disclosure language), hubungan parasosial sebagai moderator, dan intensi membeli sebagai variabel terikat. Analisis Multiple Regression digunakan untuk menguji hipotesis penelitian ini. Hasil penelitian menemukan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan dari disclosure language terhadap intensi membeli dan hubungan parasosial juga tidak secara signifikan memoderasi pengaruh disclosure language terhadap intensi membeli. Sementara, penelitian justru menemukan hubungan parasosial menunjukkan pengaruh langsung terhadap intensi membeli. Penelitian ini mengimplikasikan bahwa hubungan parasosial dapat menjadi prediktor munculnya intensi membeli.

The implementation of 'Paid Partnership' as a disclosure language on Instagram has changed the way of celebrity endorsements are presented on social media. This research was conducted to investigate whether the appearance of the 'Paid Partnership' as a disclosure language in paid post has a direct effect on purchase intention with parasocial relationship as a moderator. This research is a between-subject experimental study on adult female Instagram users in Indonesia within the age of 18-34 years old. Disclosure language was chosen as the independent variable (no disclosure language and with disclosure language), parasocial relationship as the moderator, and purchase intention as the dependent variable. Multiple Regression Analysis is used to test the hypothesis of this study. The results shown that there was no significant effect of disclosure language on purchase intentions and parasocial relationships also did not significantly moderate the effect of disclosure language towards purchase intentions. Meanwhile, this research discovered that parasocial relationship show a direct effect on purchase intention. This research implies that parasocial relationships can be a predictor of purchase intentions."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farsya Khairani Permana Adi
"Fenomena boikot terhadap figur publik, seperti yang terjadi pada kolaborasi grup K-Pop NCT dengan Starbucks di tahun 2024, menyoroti kompleksitas perilaku penggemar sebagai konsumen di tengah isu moral dan sosial, terutama mengingat dinamika hubungan parasosial antara penggemar dan idola. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis korelasi antara hubungan parasosial dan intensi boikot, serta menguji peran mediasi persepsi transgresi moral dalam korelasi tersebut pada 370 penggemar grup K- Pop NCT di Indonesia yang berusia 18–25 tahun. Menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode korelasional dan uji mediasi sederhana (Model 4) oleh PROCESS Macro dari Andrew Hayes, hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan parasosial tidak memiliki korealasi secara langsung dengan intensi boikot penggemar dan persepsi transgresi memiliki peran penting sebagai mediator dalam memprediksi korelasi antara hubungan parasosial dan intensi boikot pada penggemar sebagai konsumen. Penelitian ini dapat berkontribusi terhadap pengembangan kajian literatur hubungan parasosial dan perilaku konsumen, khususnya dalam konteks perilaku boikot.

The phenomenon of boycotting public figures, as seen in the 2024 collaboration between the K-Pop group NCT and Starbucks, highlighted the complexity of fans as a consumer behavior amid moral and social issues, particularly considering the dynamics of parasocial relationships between fans and idols. This study aimed to analyze the correlation between parasocial relationships and boycott intention, as well as to examine the mediating role of perceived moral transgression in that correlation among 370 Indonesian fans of the K-Pop group NCT aged 18–25. Using a quantitative approach with a correlational method and simple mediation analysis (Model 4) from Andrew Hayes' PROCESS Macro, the findings showed that parasocial relationships did not have a direct correlation with fans’ boycott intention. Moreover, perceived moral transgression played a significant mediating role in predicting the correlation between parasocial relationships and boycott intention among fans as consumers. This study may contribute to the development of parasocial relationship and consumer behavior literature, particularly in the context of boycott behavior."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Ayu Maharani
"Dalam era pemasaran saat ini, pemasaran influencer di media sosial telah mengubah strategi pemasaran secara keseluruhan, menjadi alat yang sangat efektif, terutama dalam konteks pemasaran destinasi wisata. Para influencer media sosial merupakan individu yang memiliki saluran atau halaman media sosial yang digunakan untuk membentuk persepsi pengikut mereka terhadap berbagai produk atau destinasi. Di samping itu, terjadi peningkatan aktivitas wisatawan nusantara yang mulai kembali berlibur. Meskipun demikian, masih ada destinasi wisata di Indonesia yang belum merata dalam mendapatkan jumlah wisatawan yang optimal. Oleh karena itu, studi penelitian ini menganalisis kredibilitas sumber dari influencer perjalanan dan niat perjalanan para wisatawan ke Pulau Timor Barat. Kelima dimensi source credibility yang diukur dalam penelitian ini meliputi daya tarik (attractiveness), kepercayaan (trustworthiness), keahlian (expertise), nilai hiburan (entertainment value), dan kesamaan (similarity). Penelitian ini mengadopsi pendekatan kuantitatif dengan mendistribusikan kuesioner untuk pengolahan data lebih lanjut. Metode purposive sampling digunakan, dengan kuesioner disebarkan kepada pengikut Instagram Leonardo Edwin di DKI Jakarta, dan berhasil mengumpulkan 100 responden. Analisis data dilakukan menggunakan SEM-PLS (Structural Equation Modeling-Partial Least Square) dengan menggunakan perangkat lunak IBM SPSS Statistics 20 dan SmartPLS 3.2.9. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kredibilitas sumber memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap minat berwisata (travel intention). Lebih lanjut, interaksi parasosial mampu berperan sebagai mediasi positif dan signifikan antara kredibilitas sumber dan minat berwisata. Temuan ini dapat memberikan wawasan tentang bagaimana kredibilitas dari seseorang travel influencer dapat membentuk ikatan dengan menumbuhkan minat untuk mengunjungi tempat wisata melalui interaksi parasosial. Studi ini memberikan beberapa implikasi akademis dan praktis baik pemerintah daerah ataupun destinasion planner.

In the current era of marketing, influencer marketing on social media has fundamentally transformed marketing strategies, emerging as a highly effective tool, particularly in the context of destination marketing. Social media influencers are individuals who possess channels or pages on social media platforms used to shape their followers' perceptions of various products or destinations. Additionally, there is a resurgence in the activities of domestic tourists who are gradually returning to leisure travel. Despite this, there are still uneven distributions of tourists to various destinations in Indonesia, hindering them from achieving optimal visitor numbers. Hence, this research aims to analyze the source credibility of travel influencers and the travel intentions of tourists to West Timor Island. The five dimensions of source credibility measured in this study include attractiveness, trustworthiness, expertise, entertainment value, and similarity. Employing a quantitative approach, the research distributed questionnaires for further data analysis. The purposive sampling method was utilized, with questionnaires distributed to followers of Instagram's Leonardo Edwin in DKI Jakarta, successfully gathering responses from 100 participants. Data analysis was conducted using SEM-PLS (Structural Equation Modeling-Partial Least Square) with IBM SPSS Statistics 20 and SmartPLS 3.2.9 software. The study's findings indicate that source credibility significantly and positively influences travel intention. Moreover, parasocial interaction serves as a positive and significant mediating factor between source credibility and travel intention. These results offer insights into how the credibility of a travel influencer can foster a connection by cultivating interest in visiting tourist destinations through parasocial interaction. The study provides both academic and practical implications for local governments and destination planners.""
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fara Dzanufiya Indawan
"Skripsi ini menyelidiki hubungan antara peniruan influencer kecantikan, materialisme, rasa takut ketinggalan (FOMO), perbandingan sosial, niat beli, dan variabel baru yang diperkenalkan yaitu pembelian aktual pada konsumen Generasi Z di Indonesia. Sampel terdiri dari perempuan yang telah membeli produk kecantikan yang direkomendasikan oleh influencer kecantikan di Instagram dari Indonesia, berdomisili di Indonesia, dan berusia antara 16 hingga 26 tahun yang dianggap sebagai Generasi Z. Kuesioner disebar secara daring. Jumlah responden yang terkumpul dalam penelitian ini adalah 284. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan metode Structural Equation Modeling (SEM) dengan menggunakan perangkat lunak PLS-SEM. Hasil penelitian mengungkapkan temuan yang signifikan dalam konteks produk kecantikan. Peniruan influencer secara positif terkait dengan materialisme, menunjukkan bahwa pengikut yang meniru influencer cenderung memiliki kecenderungan materialistik. Selain itu, FOMO berhubungan positif dengan niat beli, menunjukkan bahwa individu yang mengalami FOMO terkait produk kecantikan yang direkomendasikan lebih cenderung memiliki niat beli yang lebih tinggi. Perbandingan sosial juga berhubungan positif dengan FOMO, menunjukkan bahwa individu yang terlibat dalam perbandingan sosial dengan influencer lebih cenderung mengalami FOMO. Penting untuk dicatat, penelitian ini memperkenalkan variabel pembelian aktual, yang menunjukkan hubungan positif dengan niat beli. Temuan ini memberikan wawasan berharga tentang faktor-faktor yang memengaruhi perilaku pembelian konsumen Generasi Z dan memiliki implikasi bagi pemasar yang menargetkan demografi ini dalam industri kecantikan di Indonesia.

This thesis investigates the relationship between imitation of beauty influencers, materialism, fear of missing out (FOMO), social comparison, buying intention, and actual purchase among Generation Z consumers in Indonesia. The respondents are woman who purchased any beauty products recommended by local beauty influencers in Instagram, and are aged between 16 to 26 years old. The questionnaire is distributed online. The total number of respondents collected in this study was 284. The collected data was analyzed using Structural Equation Modeling (SEM) method using PLS-SEM software. The results reveal significant findings in the context of beauty products. The imitation of influencers is positively associated with materialism, indicating that followers who imitate influencers are more likely to exhibit materialistic tendencies. Additionally, FOMO is positively related to buying intention, suggesting that individuals experiencing FOMO regarding endorsed beauty products are more inclined to express a higher intention to purchase. Social comparison is also positively associated with FOMO, indicating that individuals who engage in social comparison with influencers are more likely to experience FOMO. Importantly, the study introduces the variable of actual purchase, demonstrating a positive association with buying intention. These findings provide valuable insights into the factors influencing Gen-Z consumers' purchase behavior and have implications for marketers targeting this demographic in the beauty industry in Indonesia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shafa Alya Firdausya
"Tujuan dari pemasaran influencer adalah untuk memanfaatkan pengaruh dan kekuatan individu untuk mempromosikan merek. Namun, penelitian mengenai hubungan parasosial pada niat beli masih sedikit, terutama pada konteks influencer media sosial. Penelitian ini menganalisis bagaimana atribut konten dan strategi interaksi influencer memengaruhi niat beli konsumen melalui mekanisme hubungan parasosial. Penelitian ini bersifat kuantitatif dan menggunakan Structural Equation Modelling (SEM) untuk pengolahan data dari 337 responden yang diperoleh melalui penyebaran kuesioner terhadap pengguna YouTube minimal satu jam per hari yang merupakan subscriber youtuber lifestyle yang berada di Indonesia yang merupakan generasi Z, pernah membeli produk yang direkomendasikan dalam satu tahun terakhir dan pernah berkomentar setidaknya satu kali pada youtuber lifestyle tersebut. Penelitian ini menunjukkan hasil bahwa parasocial relationship berpengaruh secara positif terhadap purchase intention. Selain itu, prestige, interactivity, dan self-disclosure berpengaruh secara positif terhadap parasocial relationship. Implikasi manajerial serta saran bagi penelitian selanjutnya akan dibahas lebih lanjut pada penelitian ini.

The purpose of influencer marketing is to leverage the influence and power of individuals to promote a brand. However, research on parasocial relationships on purchase intention is still scant, especially in the context of social media influencers. This study analyzes how content attributes and influencer interaction strategies affect consumers' purchase intentions through the mechanism of parasocial relationships. This research is quantitative and uses Structural Equation Modeling (SEM) for data processing from 337 respondents obtained through distributing questionnaires to active YouTube users at least one hour per day, lifestyle youtubers subscribers who are in Indonesia and are Generation Z, who at least once have purchased the endorsed product in the past year and have commented at least once on the lifestyle youtuber. This study shows the results that parasocial relationships have a positive effect on purchase intention. In addition, prestige, interactivity, and self-disclosure have a positive effect on parasocial relationships. The managerial implications and suggestions for further research will be discussed further in this study.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Berthania Sekarini
"Seiring berkembangnya zaman, berbagai jenis media sosial juga berkembang dan interaksi parasosial terjadi semakin intens. Salah satu jenis interaksi parasosial di internet yang semakin populer sejak masa pandemi COVID-19 adalah siaran langsung atau live streaming. Pengguna internet menunjukkan minat tinggi pada media siaran langsung seperti YouTube, Twitch, dan AfreecaTV. Menurut teori Horton dan Wohl, hubungan parasosial dapat dibangun dari layanan siaran langsung dengan memberikan ilusi dari hubungan tatap muka antara penyiar gim dan penontonnya. Penelitian ini membahas cara seorang penyiar gim Korea bernama Uzuhama membangun interaksi parasosial melalui siaran langsung dengan penontonnya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan transkripsi data dari empat video siaran langsung permainan gim yang diunggah ke YouTube. Hasil analisis menunjukkan  bahwa interaksi parasosial antara  Uzuhama dan penontonnya dibangun dengan cara melibatkan penonton secara emosional, menggunakan strategi inklusi, dan mendorong partisipasi penonton.

Along with modernization, various types of social media are also developing and parasocial interactions are becoming more intense. One type of parasocial interaction on the internet that has become increasingly popular since the COVID-19 pandemic is live streaming. Internet users are showing high interest in streaming platforms such as YouTube, Twitch and AfreecaTV. According to Horton and Wohl's theory, parasocial relationships can be built from live streaming services by providing the illusion of a face-to-face relationship between the game streamer and the audience. This research discusses how a Korean game streamer named Uzuhama builds parasocial interactions through live streaming with his audience. This study uses a qualitative research method by data transcription from four live game streaming video uploaded to YouTube. The results of the analysis show that the parasocial interaction between Uzuhama and his audience is built by involving the audience emotionally, using inclusion strategies, and encouraging audience participation."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>