Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 97727 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dwi Septiana
"Penelitian sebelumnya telah menemukan bahwa rasa takut terhadap COVID-19 memiliki hubungan dengan perilaku sehat, perbedaan jumlah infeksi, kepercayaan terhadap adanya COVID-19, dan faktor-faktor penentu perilaku sehat di setiap negara membuat penelitian ini perlu dilakukan di Indonesia. Perilaku sehat merupakan salah satu respon adaptif dalam menghadapi rasa takut terhadap COVID-19. Munculnya rasa takut seharusnya dapat membuat individu menerapkan perilaku sehat selama masa pandemi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah terdapat hubungan antara rasa takut terhadap COVID-19 dengan perilaku sehat di Indonesia. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah non-eksperimental dan cross-sectional. Patisipan penelitian berjumlah 213 yang berusia antara 18-59 tahun ( 79,3% perempuan; Musia = 23,5, SD = 8,17), serta merupakan warga negara Indonesia. Rasa takut terhadap COVID-19 di ukur menggunakan MAC-RF (Multidimensional Assessment of COVID-19–Related Fears), dan perilaku sehat di ukur dengan PHBS Positive Health Behavior Scale). Berdasarkan hasil analisis statistic ditemukan bahwa tidak ada hubungan antara rasa takut terhadap COVID-19 dengan perilaku sehat (r(213) = 0,10, p = 0,11). Dimana semakin tinggi rasa takut terhadap COVID-19 tidak dapat menjamin bahwa individu akan menerapkan perilaku sehat selama pandemi. Faktor jenis kelamin, penyakit, vaksinasi, dan pendidikan tidak memiliki perbedaan yang signifikan dalam rasa takut terhadap COVID-19 dan perilaku sehat.

Previous research has found that fear of COVID-19 has a relationship with healthy behavior, differences in the number of infections, trust in the presence of Covid-19, and the determinants of healthy behavior in each country make this research need to be done in Indonesia. Healthy behavior is one of the adaptive responses in dealing with the fear of COVID-19. The emergence of fear should be able to make individuals adopt healthy behaviors during a pandemic. This study aims to see whether there is a relationship between fear of COVID-19 with healthy behavior. The design used in this study was non-experimental and cross-sectional. The study participants were 213 aged between 18-59 years (79.3% female; Mage = 23.5, SD = 8.17) and were Indonesian citizens. COVID-19 fear was measured using MAC-RF (Multidimensional Assessment of COVID-19–Related Fears), and healthy behavior was measured using the PHBS (Positive Health Behavior Scale). Based on the results of statistical analysis, it was found that there was no relationship between fear of COVID-19 with healthy behavior (r(213) = 0.10, p = 0.11). Where the higher the fear of COVID-19, it cannot guarantee that individuals will adopt healthy behaviors during the pandemic. Gender, disease, vaccination, and education did not have a significant difference in fear of COVID-19 and healthy behavior."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dendi Dharmawan
"Kondisi pandemi COVID-19 membuat seluruh kegiatan pembelajaran dilakukan secara daring dan memicu kurangnya aktivitas fisik yang nantinya dapat berpengaruh pada kualitas tidur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan aktivitas fisik dan perilaku sedentari dengan kualitas tidur pada mahasiswa kesehatan selama pandemi COVID-19. Desain penelitian yang digunakan yaitu analitik deskriptif dengan pendekatan cross-sectional. Penelitian ini melibatkan 213 mahasiswa kesehatan di rumpun ilmu kesehatan dengan menggunakan teknik convenience sampling. Instrumen yang digunakan yaitu International Physical Activity Questionnaire Short Form (IPAQ-SF), Sedentary Behaviour Questionnaire (SBQ), dan Pittsburg Sleep Quality Index (PSQI). Hasil penelitian yang dilakukan menggunakan Chi-square menghasilkan tidak adanya hubungan antara aktivitas fisik dengan kualitas tidur (p=0,636; α=0,05) dan menggunakan uji Spearman antara perilaku sedentari dengan kualitas tidur (p=0,808; α=0,05). Berdasarkan hasil penelitian tersebut, pengajar/dosen dapat membuat sesi khusus untuk peregangan setelah beberapa jam selama mengajar agar dapat meningkatkan motivasi mahasiswa untuk melakukan aktivitas fisik dan menjaga tidur dikala pandemi.

The COVID-19 pandemic condition makes all learning activities became online and triggers a lack of physical activity which can affect sleep quality. This study aims to determine the relationship between physical activity and sedentary behavior with sleep quality in health students during the COVID-19 pandemic. This research was used analytical descriptive with a cross-sectional approach. There were 213 health students in the health sciences group who participated by using convenience sampling technique. The instruments used are International Physical Activity Questionnaire Short Form (IPAQ-SF), Sedentary Behavior Questionnaire (SBQ), and Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). The results of research analyzed by using Chi-square method and showed no relationship between physical activity and sleep quality (p = 0.636; = 0.05) and using Spearman test between sedentary behavior and sleep quality (p = 0.808; = 0.05). Based on the results of the study, teachers/lecturers can create special sessions for stretching after a few hours during teaching in order to increase students' motivation to do physical activity and maintain sleep during the pandemic."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azzizah Nurhalisa
"Situasi pandemi COVID-19 berdampak pada kehidupan masyarakat, tak terkecuali remaja. Mereka kesulitan dalam mengikuti pembelajaran daring, terbatasnya bertemu dengan teman sebayanya, dan bosan karena terus berada di rumah. Keadaan tersebut berdampak pada meningkatnya stres dan menurunkan kebahagiaan bagi remaja. Maka, dibutuhkan strategi coping yang efektif untuk menangani stres sehingga meningkat kebahagiaannya. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara strategi coping dan kebahagiaan pada remaja selama masa pandemi COVID-19. Partisipan penelitian berjumlah 235 berusia 15-21 tahun, sedang menempuh pendidikan (SMP, SMA, Perguruan Tinggi), serta belum menikah. Variabel kebahagiaan diukur menggunakan Subjective Happiness Scale dan strategi coping diukur menggunakan Brief COPE. Analisis data menggunakan Pearson correlation dan simple linier regression. Hasil penelitian menunjukan bahwa emotion focused coping merupakan strategi yang paling banyak digunakan oleh remaja selama pandemi COVID-19. Hasil juga menunjukan bahwa peningkatan penggunaan problem focused coping (r = .38, p<.01) dan emotion focused coping (r = .42, p<.01) akan meningkatkan kebahagiaan. Sementara peningkatan penggunaan less useful coping (r = -.31, p<.01) akan menurunkan kebahagiaan remaja. Penelitian ini juga menunjukan bahwa emotion focused coping (β = 0.12, t(235) = 6.982, p < 0.01) merupakan strategi coping yang paling berkontribusi terhadap kebahagiaan.

The COVID-19 pandemic situation has an impact on society life, no exception adolescent. They have difficulty in participating online learning, have limited with their peers, and bored of being at home. The situation has an impact on increasing stress and reducing happiness for adolescents. Thus, effective coping strategy are needed to deal with stress so that they can lead to more happiness. This research was conducted to determine the relationship between coping strategies and happiness in adolescents during the COVID-19 pandemic. Participants in this study were 235 aged 15-21 years old who were studying at the (Junior high school, Senior high school, University) and were not married. Happiness variable was measured using the Subjective Happiness Scale and coping strategy was measured using Brief COPE. Data analysis uses statistical techniques Pearson product-moment correlation and simple linier regression. The results showed that focused emotion was the strategy most used by adolescents during the COVID-19 pandemic. The results showed that increased the use of problem focused coping coping (r = .38, p<.01) and emotion focused coping (r = .42, p<.01) would increased happiness. Meanwhile, increased the use of less useful coping (r = -.31, p<.01) led to decreased happiness. This study also shows that emotion focused coping (β = 0.12, t(235) = 6.982, p < 0.01) is the coping strategy that most contributes to happiness.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ages Setia Rahayu
"Adiksi internet merupakan penggunaan internet maladaptif dan menjadi salah satu perilaku kecanduan yang meningkat selama pandemi COVID-19, terutama di kalangan pelajar dapat mempengaruhi kualitas tidur. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara adiksi internet dan kualitas tidur mahasiswa kesehatan. Desain penelitian ini adalah dengan pendekatan potong lintang menggunakan sampel mahasiswa Rumpun Ilmu Kesehatan sebesar 185 responden yang dipilih dengan teknik convenience sampling. Adiksi internet diukur menggunakan instrumen Internet Addiction Test (IAT) dan kualitas tidur diukur menggunakan instrumen Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi adiksi internet dan kualitas tidur buruk cukup tinggi terjadi pada mahasiswa. Prevalensi kualitas tidur buruk yaitu 61,6% mahasiswa dan 69,2% mahasiswa memiliki adiksi internet ringan hingga berat. Hasil analisis statistik menunujukan ada hubungan yang signifikan (p= 0.004 : X2= 13.319) antara adiksi internet dan kualitas tidur. Penelitian ini dapat menjadi rekomendasi promosi kesehatan sebagai upaya mengurangi adiksi internet dan memperbaiki kualitas tidur mahasiswa.

Internet addiction (IA) is defined as a maladaptive internet use and one of the most growing addictive behaviors during COVID-19 pandemic, especially among students affecting their sleep quality. This study aimed to identify the relationship between internet addiction and sleep quality among health students. This study used cross sectional design, involving 185 samples of students from the faculty of health science at University of Indonesia. Samples were selected by convenience sampling. IA was measured by using Internet Addiction Test (IAT) while sleep quality was measured by using Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). The results shows that the prevalence of IA and poor sleep quality is high enough among college students. The prevalence of poor sleep quality is 61,6% among the students and 69,2% of the students are having mild to severe IA. The result showed a significant relationship (p= 0.004 : X2= 13.319) between IA and sleep quality. This study recommended health promotion as a preventive effort to reduce IA and to increase students sleep quality."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farhani Dea Asy-Syifa
"Perempuan yang menjadi ibu sekaligus pekerja merupakan salah satu subjek yang paling terdampak dari perubahan aktivitas kerja selama pandemi COVID-19. Kemampuan resiliensi berperan penting untuk menghadapi situasi sulit, sehingga resiliensi menjadi salah satu faktor individu ibu bekerja untuk tidak mengalami dampak psikologis berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi lebih lanjut gambaran tingkat resiliensi dan stres pengasuhan serta hubungan antara resiliensi dengan stres pengasuhan pada ibu yang bekerja selama pandemi COVID- 19. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan desain penelitian studi korelasi. Sebanyak 296 ibu bekerja terlibat pada penelitian ini dan dikumpulkan melalui teknik convenience sampling. Hasil analisis univariat menemukan bahwa lebih dari sebagian ibu bekerja memiliki tingkat resiliensi tinggi (53.7%) dan sebagian besar memiliki tingkat stres pengasuhan rata-rata (66.5%) selama pandemi COVID-19. Analisis bivariat dengan uji chi-square dilakukan untuk menganalisis hubungan antara resiliensi dan stres pengasuhan dan hasil yang dapatkan nilai p value=0.001 sehingga terdapat hubungan antara resiliensi dengan stres pengasuhan pada ibu yang bekerja selama pandemi COVID-19. Resiliensi yang tinggi perlu dipertahankan, salah satu upayanya dengan promosi kesehatan mental agar dapat menurunkan kondisi stres yang dialami ibu bekerja.

Women who become mothers and workers are one of the subjects most affected by changes in work activities during the COVID-19 pandemic. Resilience ability plays an important role in dealing with difficult situations, so resilience is one of the individual factors for working mothers to not experience ongoing psychological impacts. This study aims to further identify the level of resilience and parenting stress and the relationship between resilience and parenting stress in working mothers during the COVID-19 pandemic. This research uses quantitative research methods with a correlation study research design. A total of 296 working mothers were involved in this study and were collected through convenience sampling technique. The results of the univariate analysis found that most of the working mothers had a high level of resilience (53.7%) and an average level of parenting stress (66.5%) during the COVID-19 pandemic. Bivariate analysis with chi-square test was conducted to analyze the relationship between resilience and parenting stress and the results obtained p value = 0.001 so that there is a relationship between resilience and parenting stress in working mothers during the COVID-19 pandemic. High resilience needs to be maintained, one of the efforts is by promoting mental health in order to reduce the stress conditions experienced by working mothers."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ninis Cantika Asriningati
"Latar Belakang: Adanya perubahan pada metode pembelajaran akibat Covid-19 meningkatkan waktu yang dihabiskan untuk menatap layar (screen-time) yang berpotensi mengganggu kualitas tidur mahasiswa kedokteran gigi yang sebelum pandemi ini telah dilaporkan memiliki persentase kualitas tidur buruk yang cukup tinggi. Bedasarkan penelitian sebelumnya, kualitas tidur yang buruk juga dikaitkan dengan insidens TMD. Tujuan: Menganalisis hubungan antara kualitas tidur dengan TMD pada mahasiswa kedokteran gigi selama pandemi Covid-19. Penelitian ini juga bertujuan untuk menganalisis pengaruh jenis kelamin dan screen-time terhadap kualitas tidur dan TMD. Metode: Penelitian ini menggunakan desain potong lintang pada 110 mahasiswa Program Pendidikan Kedokteran Gigi dan Program Profesi Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia. Pengambilan data dilakukan dengan pengisian kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) dan Indeks Diagnostik – Temporomandibular Disorder (ID-TMD) secara daring melalui google form. Hasil Penelitian: Uji Chi-Square menujukkan kualitas tidur memiliki hubungan bermakna dengan TMD pada mahasiswa kedokteran gigi selama pandemi Covid-19 (p=0.035). Hubungan yang bermakna juga ditunjukkan antara screen-time dengan kualitas tidur (p=0.027), namun tidak dengan TMD (p=0.489). Jenis kelamin juga tidak memiliki hubungan bermakna, baik dengan kualitas tidur (p=0.974) maupun TMD (p=0.902). Kesimpulan: Terdapat hubungan antara kualitas tidur dengan TMD pada mahasiswa kedokteran gigi selama pandemi Covid-19.Terdapat pula hubungan antara screen-time dengan kualitas tidur. Namun tidak terdapat hubungan antara screen-time dengan TMD, serta jenis kelamin dengan kualitas tidur maupun TMD.

Background: Changes in learning methods and increased screen-time due to Covid-19 pandemic may lead dental students to poor sleep quality. Based on previous studies, poor sleep quality also associated with the incidence of TMD. Objectives: The aim of this study is to analyze the relationship between sleep quality and TMD in dental students during Covid-19 pandemic. This study also aims to analyze the influence of gender and screen-time to sleep quality and TMD. Method: Cross-sectional study was conducted on 110 pre-clinical and clinical year students of Faculty of Dentistry, Universitas Indonesia. Sleep quality was evaluated using Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) questionnaire and TMD was evaluated using Indeks Diagnostik – Temporomandibular Disorder (ID-TMD) questionnaire. Retrieval of data using questionnaires distributed and collected online. Result: The result of Chi-Square test showing there is relationship between sleep quality and TMD in dental students during Covid-19 pandemic (p=0.035). Significant relationship was also showed between screen-time and sleep quality (p=0.027), but not with TMD (p=0.489). There is no relationship between gender and sleep quality (p=0.974) as well as TMD (p=0.902). Conclusion: This study shows that there is relationship between sleep quality and TMD in dental students during Covid-19 Pandemic. Significant relationship was also found between screen-time and sleep quality. However, no relationship was found between screen-time and TMD along with gender and sleep quality as well as TMD."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chandra Tri Wahyudi
"Hipertensi merupakan penyakit katastropik yang tidak dapat disembuhkan. Hipertensi menjadi komorbid pada kasus COVID-19 yang dapat dikelola. Peran keluarga dalam mempraktikkan tugas kesehatan keluarga dalam pencegahan dan pengendalian hipertensi perlu untuk ditingkatkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan praktik tugas kesehatan keluarga dengan perilaku sehat hipertensi di masa pandemi COVID-19 di wilayah kerja Puskesmas Limo, Depok. Responden pada penelitian ini anggota keluarga yang mengalami hipertensi sebanyak 271. Tehnik purposive sampling melalui survei cross sectional digunakan dalam penelitian ini dan model canonical corelation pada uji multivariat diterapkan. Hasil penelitian menunjukkan terdapatnya hubungan praktik tugas kesehatan keluarga secara keseluruhan dengan perilaku sehat hipertensi di masa pandemi COVID-19 (r = 0,2 dan p value= 0.001). Praktik tugas kesehatan keluarga menjadi faktor yang sangat dominan berhubungan dengan perilaku sehat hipertensi. Perawat kesehatan masyarakat direkomendasikan untuk mempertahankan motivasi keluarga untuk melaksanakan tugas kesehatan keluarga. Upaya lainnya dalam meningkatkan perilaku kesehatan anggota keluarga yang mengalami hipertensi perlu dikembangkan dalam bentuk peningkatan pengetahuan, sikap dan tindakan.

Hypertension is an incurable catastrophic disease. Hypertension is a comorbid in cases of COVID-19 that can be managed. The role of the family in practicing family health tasks in the prevention and control of hypertension needs to be improved. This study aims to determine the relationship between the practice of family health tasks and healthy behavior of hypertension during the COVID-19 pandemic in the working area of the Limo Health Center, Depok. Respondents in this study were 271 family members with hypertension. Purposive sampling technique through cross sectional survey was used in this study and Canonical Correlation model in multivariate test was applied. The results showed that there was a relationship between the practice of family health tasks as a whole and the healthy behavior of hypertension during the COVID-19 pandemic (r = 0.2 and p value = 0.001). The practice of family health tasks is a very dominant factor related to healthy behavior of hypertension. Public health nurses are recommended to maintain family motivation to carry out family health tasks. Other efforts to improve the health behavior of family members with hypertension need to be developed in the form of increasing knowledge, attitudes and actions."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Novrianti
"Mahasiswi memiliki HRQOL lebih rendah dan perilaku makan yang tidak sehat akibat efek pandemi. Penting untuk menilai hubungan perilaku makan dan HRQOL pada populasi ini setelah mengendalikan faktor lainnya. Tujuan penelitian yaitu menilai hubungan perilaku makan dengan HRQOL pada mahasiswi di masa pandemi Covid-19. Ini merupakan survei online cross-sectional dengan 747 subjek berusia 18 - 25 tahun. Dutch Eating Behavior Questionnaire (DEBQ) digunakan untuk menilai emotional, external, dan restraint eating. HRQOL diukur menggunakan kuesioner SF-36, termasuk subskala Physical Component Summary (PCS) dan Mental Component Summary (MCS). Data sosiodemografi dan karakteristik lainnya juga dikumpulkan. Analisis data menggunakan regresi linier berganda. PCS signifikan berkaitan dengan emotional eating, pendapatan rumah tangga, uang saku, situasi tempat tinggal, pekerjaan, dan status gizi. MCS signifikan berkaitan dengan emotional, external eating, usia, uang saku, situasi tempat tinggal, dan status gizi. Selama pandemi Covid-19, mahasiswi dengan skor emotional eating yang lebih tinggi, pendapatan rumah tangga lebih tinggi, uang saku yang cukup, tinggal bersama keluarga, tidak bekerja, dan memiliki status gizi lebih tinggi, memiliki PCS yang lebih baik. Skor emotional, external eating yang lebih tinggi, berusia 21-25 tahun, memiliki uang saku yang cukup, tinggal bersama keluarga, dan memiliki status gizi yang lebih baik menunjukkan MCS yang lebih baik.

University female students had lower HRQOL and unhealthy eating behavior as the pandemic's effects. It is critical to assess the association between eating behavior and HRQOL controlling for other factors. This study aimed to assess the association between eating behavior and HRQOL among female students during Covid-19 Pandemic. This was a cross-sectional online survey with 747 subjects aged 18 to 25. The Dutch Eating Behavior Questionnaire (DEBQ) was used to assess emotional, external, and restraint eating. HRQOL was measured using the SF-36 questionnaire, including Physical Component Summary (PCS) and Mental Component Summary (MCS). Additionally, sociodemographic data and other characteristics were collected and were analyzed using multiple linear regression. PCS was significantly associated with emotional eating, monthly household income, pocket money, living arrangement, job, and nutritional status. MCS was significantly associated with emotional, external eating, age, pocket money, living arrangement, and nutritional status. During Covid-19 pandemic, female university students with higher score of emotional eating, having higher households income, enough pocket money, living with family, not working, and having higher nutritional status, had better physical HRQOL. Higher emotional and external eating score, aged 21-25 years, having enough pocket money, living with family, and having better nutritional status showed better mental HRQOL.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Dewa Gede Leonardo Surya Dharmawan
"Di masa pandemi COVID-19, swamedikasi menjadi isu kesehatan yang meningkat. Salah satu populasi terdampak yaitu mahasiswa. Pandemi COVID-19 menyebabkan peningkatan pencarian informasi swamedikasi pada mahasiswa. Situasi pandemi COVID-19 juga dapat menyebabkan perubahan persepsi sehat pada individu yang memicu praktik swamedikasi. Kendati demikian hingga saat ini belum diketahui hubungan antara persepsi sehat dengan swamedikasi. Penelitian ini dilakukan dengan metode cross-sectional analitik dan pengumpulan sampel dengan metode purposive random sampling. Terdapat 152 responden yang merupakan mahasiswa Universitas Indonesia semester 5-8. Pengambilan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner secara daring dengan media google form. Diperoleh data persepsi sehat sebagian besar mahasiswa Universitas Indonesia selama pandemi COVID-19 baik. Proporsi mahasiswa yang melakukan swamedikasi obat bebas selama pandemi COVID-19 adalah 71,71%. Jenis obat bebas yang digunakan oleh mahasiswa selama pandemi COVID-19 sebagian besar adalah antitusif dan antipiretik. Terdapat hubungan signifikan antara persepsi sehat subvariabel kesehatan umum dengan perilaku swamedikasi obat bebas pada mahasiswa Universitas Indonesia selama pandemi COVID-19 (p=0.001; OR 4,503; 95% CI 1,754 - 11,557).

During the COVID-19 pandemic, self-medication has become an increasing health issue. One of the affected population is students. The COVID-19 pandemic has led to an increase in the search for self-medication information for students. The COVID-19 pandemic situation can also cause changes in health perception in individuals that trigger the practice of self-medication. However, until now there is no known relationship between the health perception and self-medication. This research was conducted by cross-sectional analytic method and sample collection by purposive random sampling. There are 152 respondents students at University of Indonesia semester 5-8. Data collection was done by distributing online questionnaires using google form media. In general, The health perception of most University of Indonesia students during the COVID-19 pandemic is good. The proportion of students who self-medicated with over-the-counter drugs during the COVID-19 pandemic was 71.71%. The types of over-the-counter drugs used by the students during the COVID-19 pandemic were mostly antitussive and antipyretic. There was a significant relationship between the perception of health in the general health sub-variable with self-medication behavior in University of Indonesia students during the COVID-19 pandemic (p=0.001; OR 4,503; 95% CI 1,754-11,557).
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rusdan Kamil
"Perilaku informasi memainkan peran signifikan dalam mengurangi risiko pandemi COVID-19. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi perilaku informasi melalui setiap fase pandemi COVID-19 pada masyarakat Indonesia yang dikenal erat dengan budaya kolektifnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan sensemaking, yakni menekankan proses yang dijalani individu untuk memahami situasi dan memberikan makna pada informasi yang diterima dari lingkungan. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan 10 partisipan untuk mendapatkan gambaran tentang perilaku informasi selama pandemi COVID-19. Analisis data dilakukan menggunakan open, axial dan selective coding yang merupakan bagian dari analisis metode grounded theory. Penelitian ini menemukan perubahan perilaku informasi, termasuk pencarian, pencegahan, dan pembatasan paparan informasi yang bersifat acak pada awal pandemi berangsur menjadi lebih teratur di fase-fase berikutnya. Perubahan ini dipengaruhi oleh “pemenuhan kesenjangan pengetahuan” dan “penggunaan pengetahuan lokal” di antara partisipan sepanjang pandemi. Penelitian ini juga menemukan pada masyarakat Indonesia terdapat beberapa karakteristik khusus yang dipengaruhi oleh budaya kolektif yang kuat dalam melakukan perilaku informasi seperti penggunaan sumber informasi terkait pandemi sebagian besar berasal dari keluarga, tetangga, dan rekan kerja yang dominan sebagai upaya untuk mengisi kesenjangan pengetahuan. Mereka saling bertukar informasi berdasarkan perkembangan terkini dari otoritas kesehatan mengenai situasi pandemi, pertukaran informasi seperti pengetahuan lokal mencakup minuman herbal dan panduan dalam melaksankan ibadah selama pandemi, serta melakukan validasi informasi dari berbagai sumber yang seringkali dipenuhi dengan informasi tidak akurat dan misinformasi. Penelitian ini mengusulkan sebuah kerangka kerja perilaku informasi berbasis sensemaking untuk mitigasi risiko dan pengurangan dalam krisis kesehatan berkelanjutan. Kerangka tersebut terdiri atas empat komponen, yaitu: pemahaman krisis pandemi, identifikasi kebutuhan dan proses perilaku informasi, sumber pengetahuan krisis, serta hasil untuk menentukan tindakan kesehatan. Kesimpulannya, penelitian ini memberikan bukti empiris gambaran perilaku informasi kesehatan, proses sensemaking dan penggunaan pengetahuan lokal yang dilakukan para partisipan seiring dengan perubahan situasi, risiko, dan pengelolaan protokol kesehatan selama enam fase pandemi COVID-19. Temuan awal dan kerangka kerja yang dikembangkan dapat digunakan dalam penelitian masa depan guna memahami perubahan dalam perilaku informasi individu yang relevan dengan krisis-krisis lainnya, seperti bencana alam, krisis ekonomi, atau krisis sosial-politik di wilayah tertentu dan diperluas pada kelompok partisipan lain yang belum dikaji dalam penelitian ini seperti kelompok marjinal yang belum mendapatkan akses informasi kesehatan yang memadai.

Information behavior plays a significant role in mitigating the risks of the COVID-19 pandemic. This research explores information behavior throughout each phase of the COVID-19 pandemic in Indonesia, known for its strong collective culture. Employing a sensemaking approach, which emphasizes the process individuals undergo to comprehend situations and attribute meaning to the information received from their environment. Data were collected through in-depth interviews with 10 participants to gain insights into information behavior during the COVID-19 pandemic. Data analysis was conducted using open, axial, and selective coding, which are part of the grounded theory analysis method. The study found changes in information behavior strategies, including information seeking, prevention, and limiting exposure to random information, transitioning from disorderly at the onset of the pandemic to more organized in subsequent phases. These changes were influenced by "knowledge gap fulfillment" and "use of local knowledge" among participants throughout the pandemic. Findings also revealed specific characteristics within Indonesian society influenced by its strong collective culture in conducting information behavior, such as reliance on sources of information primarily from family, neighbors, and colleagues dominantly as efforts to fill knowledge gaps. They exchanged information based on the latest developments from health authorities regarding the pandemic situation, information exchange such as local knowledge including herbal drinks and guidance in practicing religious rituals during the pandemic, as well as validating information from various sources often filled with inaccurate information and misinformation. This research proposes a framework for sensemaking-based information behavior strategies for risk mitigation and reduction in ongoing health crises. The framework consists of four main components: understanding the pandemic crisis, identification of information behavior needs and strategies, crisis knowledge sources, and outcomes to determine health actions. In conclusion, this research provides empirical evidence of the depiction of health information behavior, sensemaking processes, and the utilization of local knowledge by participants amidst the evolving situations, risks, and management of health protocols during the six phases of the COVID-19 pandemic. The initial findings and framework developed can be utilized for future research to comprehend changes in individual information behaviors relevant to other crises such as natural disasters, economic crises, or socio-political crises in specific regions, and can be expanded to other participant groups not examined in this study, including marginalized populations who may not have adequate access to health information.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>