Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 190508 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Christy Dwita Mariana
"Dalam ekonomi yang semakin maju dengan kemungkinan investasi yang sangat beragam dan luas, karakteristik cryptocurrency sebagai investasi alternatif telah banyak dipelajari. Studi-studi tersebut sebagian besar mengenai pro-kontra dalam mengelola cryptocurrency ini. Pandemi Covid-19 telah menyediakan laboratorium alami untuk mempelajari sejauh mana konsistensi dan kekuatan cryptocurrency sebagai instrumen lindung nilai atau safe-haven dalam kondisi ekonomi yang ekstrem. Studi ini menyelidiki dampak krisis global pada peran safe-
haven dari dua cryptocurrency paling signifikan berdasarkan kapitalisasi pasar mereka: Bitcoin dan Ethereum. Lebih lanjut, studi ini membandingkan transmisi volatilitas antara Bitcoin dan pasar saham di empat negara berkembang: Indonesia, Malaysia, Nigeria, dan Afrika Selatan. Hasil keseluruhan mendukung gagasan cryptocurrency sebagai investasi alternatif. Secara umum, spillover volatilitas berpasangan antara Bitcoin dan pasar saham di Indonesia, Malaysia, Nigeria, dan Afrika Selatan kembali ke setengah dari rata-rata dalam waktu sekitar 2-3 hari. Hasil riset ini memberikan rekomendasi pilihan investasi jangka pendek bagi investor di pasar Bitcoin. Riset ini pun mengajukan kerangka regulasi yang dapat diterapkan pada pasar cryptocurrency di Indonesia.

In an increasingly advanced economy with very diverse and broad investment possibilities, cryptocurrencies' characteristics as alternative investments have been widely studied. The studies are predominantly around the pro-cons in managing these cryptocurrencies. The Covid-19 pandemic has provided a natural laboratory to study the extent of cryptocurrencies' consistency and strength as hedging or safe-haven instruments in extreme economic conditions. This study investigates the global crisis impact on the safe-haven role of two most significant cryptocurrencies based on their market capitalizations: Bitcoin and Ethereum. Furthermore, this study compares the volatility transmission between the Bitcoin and stock markets in four emerging countries: Indonesia, Malaysia, Nigeria, and South Africa. Overall results support the notion of cryptocurrencies as alternative investments. On average, the pairwise volatility spillover between Bitcoin and stock market in Indonesia, Malaysia, Nigeria, and South Africa reverted back to half of its mean in about 2-3 days. This result suggests on the choice of short-
term investment for investors in the Bitcoin market. This research also proposes a regulatory framework that can be applied to the cryptocurrency market in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christy Dwita Mariana
"Dalam ekonomi yang semakin maju dengan kemungkinan investasi yang sangat beragam dan luas, karakteristik cryptocurrency sebagai investasi alternatif telah banyak dipelajari. Studi-studi tersebut sebagian besar mengenai pro-kontra dalam mengelola cryptocurrency ini. Pandemi Covid-19 telah menyediakan laboratorium alami untuk mempelajari sejauh mana konsistensi dan kekuatan cryptocurrency sebagai instrumen lindung nilai atau safe-haven dalam kondisi ekonomi yang ekstrim. Studi ini menyelidiki dampak krisis global pada peran safe-haven dari dua cryptocurrency paling signifikan berdasarkan kapitalisasi pasar mereka: Bitcoin dan Ethereum. Lebih lanjut, studi ini membandingkan transmisi volatilitas antara Bitcoin dan pasar saham di empat negara berkembang: Indonesia, Malaysia, Nigeria, dan Afrika Selatan. Hasil keseluruhan mendukung gagasan cryptocurrency sebagai investasi alternatif. Secara umum, spillover volatilitas berpasangan antara Bitcoin dan pasar saham di Indonesia, Malaysia, Nigeria, dan Afrika Selatan kembali ke setengah dari rata-rata dalam waktu sekitar 2-3 hari. Hasil riset ini memberikan rekomendasi pilihan investasi jangka pendek bagi investor di pasar Bitcoin. Riset ini pun mengajukan kerangka regulasi yang dapat diterapkan pada pasar cryptocurrency di Indonesia.

In an increasingly advanced economy with very diverse and broad investment possibilities, cryptocurrencies' characteristics as alternative investments have been widely studied. The studies are predominantly around the pro-cons in managing these cryptocurrencies. The Covid- 19 pandemic has provided a natural laboratory to study the extent of cryptocurrencies' consistency and strength as hedging or safe-haven instruments in extreme economic conditions. This study investigates the global crisis impact on the safe-haven role of two most significant cryptocurrencies based on their market capitalizations: Bitcoin and Ethereum. Furthermore, this study compares the volatility transmission between the Bitcoin and stock markets in four emerging countries: Indonesia, Malaysia, Nigeria, and South Africa. Overall results support the notion of cryptocurrencies as alternative investments. On average, the pairwise volatility spillover between Bitcoin and stock market in Indonesia, Malaysia, Nigeria, and South Africa reverted back to half of its mean in about 2-3 days. This result suggests on the choice of short-term investment for investors in the Bitcoin market. This research also proposes a regulatory framework that can be applied to the cryptocurrency market in Indonesia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Martha Elisa
"Penelitian ini berusaha mengetahui apakah logam mulia dapat digunakan sebagai alat lindung nilai dan safe haven di pasar saham. Jenis logam mulia yang diteliti di sini adalah emas, perak dan platinum, diukur dengan menggunakan data harian untuk harga emas, perak dan platinum dan juga data harian indeks harga saham gabungan (IHSG) selama 7 tahun terakhir, diolah dengan model regresi. Ditemukan hubungan yang negatif antara keduanya, artinya ketika harga saham jatuh, harga emas naik. Kondisi ini dapat dimanfaatkan oleh investor untuk melindungi nilai aset mereka pada kondisi terjadi shock/guncangan.

This study tried to determine whether the precious metal can be used as a hedge and a safe haven in the stock market. Types of precious metals studied here are gold, silver and platinum, measured using daily data for the price of gold, silver and platinum as well as the daily data of stock price index (CSPI) for 7 years, treated with the regression model. Found a negative relationship between the two, meaning that when the stock price falls, gold prices rose. This condition can be used by investors to hedge their assets on the condition occurs shock."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S45421
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zhalindri Noor Adjani
"Pengembangan strategi lindung nilai menggunakan komoditas dan cryptocurrency telah menjadi topik minat akademis dan praktis. Strategi yang optimal meningkatkan efisiensi manajemen risiko dan meminimalkan biaya lindung nilai. Karya tulis ini membahas safe-haven optimal menggunakan periode dummy Covid-19 untuk indeks pasar saham ASEAN-5, yang dilindung nilai dengan emas dan bitcoin. Kami menentukan instrumen safe-haven terbaik menggunakan analisis regresi OLS dan model DCC-GARCH. Analisis tersebut menghasilkan kriteria efektivitas safe-haven yang dihasilkan Bitcoin dan Emas. Data harian mencakup periode dari Januari 2019 hingga Desember 2021. Temuan kami kuat untuk asumsi distribusi dan penggunaan model DCC-GARCH dan regresi OLS dalam memeriksa berbagai skenario. Akhirnya, penelitian ini memberikan titik awal yang sangat berharga untuk mengkaji korelasi dinamis dan karakteristik safe-haven Bitcoin dan Emas.

The development of hedging strategies using commodities and cryptocurrencies has become a topic of academic and practical interest. The optimal strategy improves risk management efficiency and minimizes hedging costs. This paper discusses the optimal safe-haven using the Covid-19 dummy period for the ASEAN-5 stock market index, which is hedged with gold and bitcoin. We determined the best safe-haven instrument using OLS regression analysis and the DCC-GARCH model. The analysis resulted in the safe-haven effectiveness criteria generated by Bitcoin and Gold. The daily data cover the period from January 2019 to December 2021. Our findings are robust to the distribution assumptions and use of the DCC-GARCH model and OLS regression in examining various scenarios. Finally, this study provides an invaluable starting point for examining the dynamic correlation and safe-haven characteristics of Bitcoin and Gold.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Carla Anindya Wijaya
"Ketidakpastian akibat pandemi COVID-19 mendorong investor mencari instrumen lindung nilai untuk meminimalkan risiko, yang dapat berupa aset lindung nilai atau safe-haven. Oleh karena itu, penelitian ini untuk mengetahui apakah bitcoin, ethereum, dan emas berperilaku sebagai aset lindung nilai dan safe-haven sebelum dan selama pandemi di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dengan melihat pengaruh imbal hasil dan volatilitas pasar saham Indonesia terhadap return dan volatilitas bitcoin, ethereum, dan emas. Penelitian ini menggunakan model regresi linier sederhana dan regresi kuantil pada data harga penutupan harian yang diambil sebelum dan selama COVID-19. Studi ini menemukan bahwa mereka dapat menjadi aset lindung nilai dan safe-haven selama pandemi COVID-19 di Indonesia. Hal ini karena hasil menunjukkan bahwa ada beberapa korelasi yang signifikan antara aset. Hasil penelitian ini dapat membantu investor untuk menentukan aset mana yang dapat menjadi instrumen lindung nilai.

The uncertainty due to the COVID-19 pandemic has encouraged investors to look for value hedging instruments to minimize risk, which can be in the form of hedging assets or safe-haven assets. In response to it, this study aims to find out whether bitcoin, ethereum, and gold can behave as hedging and safe-haven assets before and during the pandemic in Indonesia. This can be done by looking at the effects of yields and volatility on the Indonesian stock market on the returns and volatility of bitcoin, ethereum, and gold. This study uses simple linear regression and quantile regression models on data of daily closing price taken before and during COVID-19. This study finds that they can be hedge and safe-haven assets during the COVID-19 pandemic in Indonesia. The results show that there are some significant correlations between assets. The research results can help investors to determine which assets can be hedging instruments."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bhagas Arga Saputra
"Tesis ini meneliti tentang peranan emas sebagai aset yang diminati banyak orang sebagai aset lindung (hedge) dan aset aman (safe haven) di Indonesia. Penelitian ini akan megukur potensi emas sebagai aset lindung dan aset aman terhadap pasar modal dan inflasi di Indonsia. Pendekatan metode menggunakan 3 buah metode yang digunakan untuk mengukur potensi dari sebuah aset baik sebagai aset lindung nilai ataupun sebagai aset aman yang disimpan ketika periode ekonomi buruk. Pendekatan pertama berdasarkan pada Fischer equation dan co-integration. Pendekatan kedua berdasarkan binary dependant variable model. Dan pendekatan ketiga menggunakan quantile regression dan dummy variable. Hasil yang diperoleh emas tidak bisa menjadi aset lindung nilai terhadap inflasi dalam jangka pendek namun bisa menjadi aset lindung nilai dalam jangka panjang. Emas tidak bisa menjadi aset lindung nilai terhadap saham bagi untuk jangka pendek maupun panjang. Emas bisa menjadi aset aman terhadap saham, namun tidak demikian jika dihadapkan dengan inflasi.

This thesis study about gold as an asset that favorited by many people as a hedge asset and also safe haven asset in Indonesia. This thesis will mesasure gold as a hedge asset and safe haven asset against inflation and stock market. This thesis use three methods to calculate hedge or safe haven asset when the economy get depressed. First method is based on Fischer Equation and Co-Integration, second method using binary dependant variable model, and the third method use quantile regression and dummy variable. The result is gold cant hedge againt inflation in the short term but can hedge partially in the long term. Gold can?t hedge against stock for short term and long term. Gold can act as a safe haven against stock, but not for inflation.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sianipar, Lanni Palmitha Rosetty
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana pengaruh macroeconomic uncertainty dan financial uncertainty dari Amerika Serikat terhadap pasar modal saham konvensional dan saham syariah di emerging markets, Amerika Serikat dan ASEAN 5 yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand dan Filipina. Data yang digunakan dari tahun 2002 sampai dengan 2017. Ada 4 metode asset pricing yang digunakan yaitu Fama-French 3 Factor Model, Carhart 4 Factor Model, Fama-French 5 Factor Model, dan Bali, Brown and Tang model. Dalam penelitian ini, digunakan 3 jenis metode olah data. Pertama menggunakan ordinary least square untuk melihat bagaimana pengaruh uncertainty Amerika Serikat. Yang kedua dan ketiga yang dilakukan adalah robustness check yaitu mengolah data dengan ARCH/GARCH dan mengurangkan indeks pasar modal dengan treasury bills rate. Hasil penelitian ini, yang pertama menyatakan bahwa macroeconomic uncertainty dari Amerika Serikat secara signifikan memengaruhi pasar modal saham konvensional emerging markets, Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand dan Filipina. Yang kedua, financial uncertainty dari Amerika Serikat secara signifikan memengaruhi pasar modal saham konvensional emerging markets dan Singapura jika mengunakan metode French 5 Factor Model dan Bali, Brown and Tang model. Yang ketiga, macroeconomic uncertainty dari Amerika Serikat secara signifikan memengaruhi pasar modal saham syariah emerging markets, Singapura dan Malaysia. Yang keempat, financial uncertainty dari Amerika Serikat secara signifikan memengaruhi pasar modal saham syariah Singapura jika menggunakan model French 5 Factor Model dan Bali, Brown and Tang model.

This study analyzes the impact of macroeconomic uncertainty and financial uncertainty from the United States on conventional stock market and Islamic stocks in emerging markets, the United States and ASEAN 5, namely Indonesia, Malaysia, Singapore, Thailand and the Philippines. The data was used from 2002 to 2017. There were 4 asset pricing methods used, namely Fama-French 3 Factor Model, Carhart 4 Factor Model, Fama-French 5 Factor Model, and Bali, Brown and Tang model. In this study, 3 types of data processing methods were used. The first one used was ordinary least square to see how the United States uncertainty affects. The second and third conducted is robustness check, namely processing data with ARCH/GARCH and subtracting stock market index with treasury bills rate. The results of this study, the first stated that macroeconomic uncertainty from the United States significantly affected the conventional stock market of emerging markets, Indonesia, Singapore, Malaysia, Thailand and the Philippines. Secondly, financial uncertainty from the United States significantly affected the conventional stock market of emerging markets and Singapore if using the French 5 Factor Model and Bali, Brown and Tang models. Third, macroeconomic uncertainty from the United States significantly affected the Islamic stock market in emerging markets, Singapore and Malaysia. Fourth, financial uncertainty from the United States significantly affected the Islamic capital markets of Singapore if using the French 5 Factor Model and Bali, Brown and Tang models."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salsabila Raki Aria Maghfira
"ABSTRAK
Skripsi ini bertujuan untuk menganalisis kemampuan  emas sebagai aset hedge dan safe haven pada periode 2006 sampai 2020 pada pasar saham negara ASEAN (Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, dan Singapura). Kemampuan emas dilihat beta dari hasil pengujian menggunakan model OLS dan rolling regression. Hasil penelitian menunjukkan bahwa emas bukan merupakan aset hedge dan safe haven pada indeks saham negara Indonesia, Malaysia, dan Singapura,  tetapi emas dapat menjadi aset safe haven pada indeks saham negara Filipina dan Thailand pada periode pasar ekstrem. Kemampuan emas dalam menjadi aset hedge dan safe haven juga berubah ubah seiring dengan berjalannya waktu.

ABSTRACT
This research aimed to analyze gold's ability as hedge and safe haven asset in the period of 2006-2020 towards stock market in ASEAN countries (Indonesia, Malaysia, Philippines, Thailand, and Singapore). Gold's ability was presented as beta from a testing using OLS and rolling regression models. The result showed that gold is in fact not a strong hedge and safe haven asset for stock market in Indonesia, Malaysia, and Singapore, but gold can be a safe haven for stock market in Philippines and Thailand during extreme market condition. Gold's ability to be hedge and safe haven asset changes over period of time.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gina Fithriana F.S.
"Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui peran emas sebagai hedge dan safe haven asset di Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand pada periode 1996-2012. Hedge merupakan aset yang tidak bergerak bersamaan dengan aset lain secara rata-rata, sedangkan safe haven asset berperan sebagai hedge saat pasar berada dalam kondisi ekstrim. Terdapat tiga pendekatan periode pasar ekstrim yang digunakan, yaitu return pasar saham, volatilitas return pasar saham, dan periode krisis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa emas secara umum tidak bertindak sebagai hedge dan safe haven di negara berkembang. Penggunaan data harian, mingguan, dan bulanan memberikan hasil temuan yang berbeda pada tiap sampel negara. Hal ini terjadi akibat adanya dinamika pada data harian, mingguan, dan bulanan.

The focus of the study is to analyze gold as hedge and safe haven asset in Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, and Thailand during period 1996-2012. Hedge is asset that does not move along with the other assets on average, while safe-haven asset serves as a hedge when the market is in extreme conditions. There are three approaches used as extreme market periods: stock market returns, volatility of stock market returns, and periods of crisis. The results showed that gold doesn?t act as a hedge or safe haven in emerging country. Daily, weekly, and monthly data leads to different result because of the dynamic of each data."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S44557
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rian Arfiansah
"Penelitian ini membahas tentang pengaruh variabel makroekonomi terhadap tingkat pengembalian pasar saham negara-negara maju dan berkembang. Variabel makroekonomi yang digunakan adalah produksi industri dan tingkat suku bunga. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari dua variabel makroekonomi tersebut terhadap tingkat pengembalian pasar saham. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat produksi industri berpengaruh positif signifikan terhadap tingkat pengembalian pasar saham baik pada negara-negara maju maupun berkembang. Sementara tingkat suku bunga berpengaruh negatif signifikan terhadap tingkat pengembalian pasar saham baik pada negara-negara maju maupun berkembang.

This study discusses the impacts of macroeconomic variables on the stock market returns in developed and emerging countries. The macroeconomic variables used are industrial production and interest rates. The purpose of this study is to determine the impacts of the two macroeconomic variables on stock market returns. The results of this study indicate that industrial production has a significant positive effect on stock market returns in both developed and developing countries. While interest rates have a significant negative effect on stock market returns in developed and developing countries."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>