Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 103820 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dinda Tasya
"Penerapan sistem pembelajaran jarak jauh sebagai upaya pencegahan penularan COVID-19 memberikan pengaruh terhadap kesehatan jiwa remaja. Selama pembelajaran jarak jauh, remaja seringkali mengalami jenuh; malas melakukan aktivitas; tugas yang terlalu banyak; sulit berkonsentrasi; cemas; bahkan stres yang nantinya berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan jiwa. Dukungan sosial dari orang disekitarnya terutama orang tua yang merupakan orang terdekat bagi remaja akan memberikan pengaruh positif kepada remaja terutama selama pembelajaran jarak jauh ini. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui gambaran dukungan sosial orang tua pada remaja selama pembelajaran jarak jauh. Sampel penelitian ini adalah 313 siswa SMP Negeri 5 Depok dengan teknik pengambilan sampel simple random sampling. Penelitian ini menggunakan instrumen Child and Adolescent Social Support Scale (CASSS) (r = 0,962) hanya mengukur pada Sub Skala Dukungan Sosial Orang Tua. Hasil penelitian menunjukkan selama pembelajaran jarak jauh remaja memperoleh dukungan sosial orang tua yang tinggi. Diperlukan adanya promosi kesehatan terkait pentingnya dukungan sosial orang tua bagi perkembangan dan kesehatan jiwa remaja terutama selama melaksanakan pembelajaran jarak jauh.

The application of the distance learning system as an effort to prevent the transmission of COVID-19 has an impact on the mental health of adolescents. During distance learning, adolescents often experience boredom; are lazy to do activities; have too many tasks; difficulty concentrating; anxiety; and even stress that has the potential to cause mental health problems. Social support from the people around them, especially parents who are the closest people to adolescents, will have a positive influence on adolescents, especially during distance learning. This study is a quantitative study with a descriptive design that aims at the description of parent social support to adolescents during distance learning. The sample in this study was 313 students of SMP Negeri 5 Depok with a simple random sampling technique. This study used the Child and Adolescent Social Support Scale (CASSS) instrument (r = 0.962) only to measure the Parental Social Support Sub Scale. The results showed that during distance learning, adolescents received high parental social support. There is a need for health promotion related to the importance of parental social support for the development and mental health of adolescents, especially during distance learning."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eunike Theofilla
"Selama Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), para siswa mengalami berbagai tantangan yang dapat menurunkan semangat untuk belajar. Situasi pembelajaran yang baru dan terbatasnya interaksi fisik dengan orang lain menyebabkan siswa perlu beradaptasi untuk menjaga performanya di sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi dari persepsi dukungan sosial dan efikasi diri akademik secara bersamaan terhadap motivasi akademik, serta variabel yang berkontribusi lebih besar pada motivasi akademik siswa SMA selama PJJ. Motivasi akademik mengacu pada self-determination theory dan diukur menggunakan Academic Motivation Scale (AMS), persepsi dukungan sosial diukur menggunakan Social Provisions Scale (SPS), dan efikasi diri akademik diukur menggunakan Self-Efficacy Questionnaire for Children (SEQ-C). Partisipan penelitian adalah 223 siswa SMA berusia 15-18 tahun yang sedang menjalani PJJ (N laki-laki = 23, N perempuan = 200). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa persepsi dukungan sosial dan efikasi diri akademik berpengaruh signifikan secara bersamaan, serta berkontribusi sebesar 20,1% terhadap motivasi akademik siswa SMA. Selain itu, penelitian ini menunjukan bahwa kontribusi varians efikasi diri akademik lebih besar dibandingkan persepsi dukungan sosial terhadap motivasi akademik. Berdasarkan hasil tersebut, motivasi akademik siswa SMA dapat lebih meningkat ketika memiliki efikasi diri akademik dan mampu mempersepsikan dukungan yang didapatkannya.

During distance learning, students experience various challenges that can reduce their enthusiasm for learning. With this new learning situation and the limited physical interaction with other people, students need to make adaptations to keep their performance at school. This study aims to investigate the contribution of perceived social support and academic self- efficacy simultaneously to academic motivation, as well as variables that contribute more among senior high school students' academic motivation during distance learning. Academic motivation refers to the self-determination theory and was measured with the Academic Motivation Scale (AMS), perceived social support was measured with the Social Provisions Scale (SPS), and academic self-efficacy was measured with the Self-Efficacy Questionnaire for Children (SEQ-C). The participants of this study were 223 high school students aged 15- 18 years who are currently going distance learning (N male = 23, N female = 200). Results of this study shows that students’ perceptions of social support and their academic self-efficacy simultaneously affect academic motivation. The two variables contributed to 20,1% of academic motivation among senior high school students. In addition, this study also found that academic self-efficacy has more contribution to academic motivation than perceived social support. Based on these results, high school students show better academic motivation when they have academic self-efficacy and can perceive the support they get."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Destia Anggraini Rahmawati
"Dukungan sosial yang didapatkan dari lingkungan sosial dapat berkontribusi terhadap perilaku belajar yang diterapkan siswa selama proses pembelajaran. Perawat memiliki peran penting dalam membantu siswa mendapatkan dukungan yang maksimal dari keluarga, teman, dan guru. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan dukungan sosial terhadap perilaku belajar siswa SMP selama melakukan pembelajaran daring. Desain penelitian deskriptif dengan menggunakan metode cross sectional melibatkan responden sebanyak 500 siswa SMP di Jakarta yang melakukan pembelajaran daring dalam kurun waktu minimal 6 bulan yang dipilih secara cluster random sampling. Instrumen penelitian yang digunakan mencakup Depression Anxiety and Stress Scale (DASS-21), Multidimensional scale of perceived social support (MSPSS), dan Student Study Behavior Inventory (SSBI). Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama melakukan pembelajaran daring 61,8% siswa mendapatkan dukungan sosial tinggi dan 41,8% siswa menerapkan perilaku belajar baik. Terdapat hubungan yang bermakna antara dukungan sosial dan perilaku belajar siswa selama melakukan pembelajaran daring (ρ=0,000; α=0,05). Peneliti merekomendasikan untuk peneliti selanjutnya melihat faktor lain yang dapat memengaruhi perilaku belajar dan menggunakan metode observasi.

"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Geraldine Abigail Theophilus
"Anak merupakan peristiwa traumatis yang sangat menyakitkan bagi orang tua yang ditinggalkan. Perjuangan dalam memaknai peristiwa kehilangan tersebut dapat memunculkan pertumbuhan positif atau post-traumatic growth pada beberapa orang tua. Tidak semua individu yang melalui peristiwa traumatis pasti mengalami post-traumatic growth sehingga pemahaman akan faktor sosial dan faktor individual yang memengaruhi kemunculan post-traumatic growth menjadi penting. Penelitian ini melihat peran persepsi dukungan sosial dan forgiveness dalam memprediksi post-traumatic growth pada orang tua yang mengalami kematian anak. Responden penelitian ini adalah 38 orang tua yang mengalami kematian anak dalam enam tahun terakhir. Responden diminta untuk mengisi alat ukur Heartland Forgiveness Scale (HFS), Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS), dan Post-traumatic Growth Inventory (PTGI). Hasil analisis metode regresi berganda antara persepsi dukungan sosial dan forgiveness terhadap PTG menunjukkan hasil yang signifikan (R2 = 0,223, p < 0,05). Dari kedua prediktor, hanya persepsi dukungan sosial (β = 0,448, F(2, 35) = 5,034, p < 0,01) yang secara signifikan memprediksi post-traumatic growth, sedangkan forgiveness (β = 0,087, F(2, 35) = 5,034, p > 0,05) tidak signifikan dalam memprediksi post-traumatic growth. Persepsi dukungan sosial yang positif dapat membantu orang tua untuk memaknai kehilangan yang dialami secara lebih efektif dan berdampak pada kemunculan

The death of a child is a traumatic experience for the parents of the deceased. Nevertheless, the struggle to make meaning out of the loss experienced may induce positive changes, known as post-traumatic growth, among some bereaved parents. Post-traumatic growth does not happen in all individuals after encountering a traumatic event, hence effort to understand the social and individual factors which influence post-traumatic growth is much needed. This study aims to investigate the role of perceived social support and forgiveness in predicting post-traumatic growth among bereaved parents. A total of 38 parents who experienced child loss in the last six years completed the Heartland Forgiveness Scale (HFS), the Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS), and the Post-traumatic Growth Inventory (PTGI). Multiple regression analyses showed that perceived social support and forgiveness significantly predicted post-traumatic growth (R2 = 0,223, < 0,05). Among the two predictors, perceived social support significantly predicted post-traumatic growth (β = 0,448, F(2, 35) = 5,034, p < 0,01), whereas forgiveness did not (β = 0,087, F(2, 35) = 5,034, p 0,05). It is found that higher perceived social support helps parents to cope with the loss more effectively and effects the emergence of post-traumatic growth."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pristine Rulyta
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran proses dukacita
(grief) dan dukungan sosial vang terjadi pada ibu vang mengalami kematian
anaknya. Hal ini menarik karena kematian anak bagi orangtua dianggap sebagai
sesuatu yang mengejutkan dan traumatik. Harapan yang biasa timbul dari
orangtua adalah anak akan hidup lebih lama daripada mereka. Dalam hal ini,
keberadaan anak sangat diharapkan untuk melanjutkan keabadian dari
orangtuanya. Bagi ibu ekspresi kehilangan terhadap anak lebih terlihat dan lebih
ekspresif sifatnya. Penelitian mengatakan bahwa reaksi emosional ibu terhadap
kematian anaknya besar atau lebih besar dibandingkan dengan reaksi akibat
kehilangan pasangan. Pada saat seseorang mengalami tekanan, terutama
menghadapi kematian seseorang yang disayangi atau orang terdekat, orang
tersebut memerlukan cara untuk mengatasi hal tersebut. Ibu akan berpaling pada
orang lain untuk mendapatkan pertolongan, dukungan, kenyamanan dan
mengekspresikan rasa sedihnya saat berada di bawah tekanan.
Penelitian yang dilakukan terhadap tiga orang partisipan ini menggunakan
pendekatan kualitatif yaitu studi kasus. Data yang telah berhasil dikumpulkan
melalui wawancara yang mendalam (in-depth interview) dianalisis dengan menggunakan berbagai teori tentang kematian dan proses dukacita, nilai seorang
anak bagi ibu, dan dukungan sosial.
Proses dukacita yang terjadi pada partisipan dalam penelitian ini adalah
numbness, realization, yearning, disorganization & despair, dan reorganization.
Hal ini tidak berbeda dengan yang ditemukan pada penelitian lain. Namun
perbedaan antar subyek tampak dalam ekspresi dan perilaku mereka Pada tahap
numbness, perbedaan yang terjadi adalah munculnya anticipatory grief, yaitu rasa
duka yang telah muncul sebelum kematian terjadi pada seorang yang dikasihi
pada partisipan M. Pada tahap realization, semua partisipan menyadari bahwa
anak tidak akan dapat hidup kembali, dan kematian itu merupakan hal yang nyata
dan harus dihadapi. Pada tahap yearning, tingkah laku yang muncul pada ketiga
partisipan adalah mengumpulkan barang-barang kepunyaan anak yang telah
meninggal, rasa marah kepada Tuhan yang telah memanggil anak mereka, juga partisipan. Pada V dan Y timbul pikiran yang jauh kemana-mana (wandering
mind), balikan Y seakan-akan melihat dan mendengar suara anaknya. Sedangkan
pada M timbul penyakit fisik yaitu lever yang sudah lama dideritanya dan tekanan
darah yang menurun. Pada tahap disorganizalion and despair, ketiga partisipan
menghadapi perasaan longing, rasa sakit karena rindu kepada anak mereka yang
telah meninggal. Namun reaksi yang terjadi dalam menghadapi perasaan itu
berbeda-beda. Di tahap reorganization, ketiga partisipan mulai kembali
bersosialisasi dengan masyarakat. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses
dukacita ibu, pertama adalah penyebab kematian anak, kedua adalah nilai anak
bagi ibu, faktor terakhir adalah dukungan sosial. Keseluruhan faktor ini saling
berkaitan mempengaruhi proses dukacita yang teijadi pada ibu.
Dalam penelitian selanjutnya sebaiknya melakukan wawancara juga
dengan orang-orang terdekat {significant others) seperti orang-orang yang tinggal
bersama dengan partisipan yaitu suami dan anak-anak, serta orang-orang dari
lingkungan sekitar/tetangga untuk mendapat gambaran proses dukacita yang
terjadi dan dukungan sosial pada ibu yang mengalami kematian anaknya dapat
menyeluruh, lengkap dan jelas; menggunakan teori yang merupakan hasil-hasil
penelitian para ahli yang digunakan sebagai sumber data dalam penelitian
metaanalisis;cakupan penelitian yang lebih sempit dengan memfokuskan pada
faktor dan dampak tertentu akan membuat pengumpulan dan analisis data dapat
lebih mendalam. Penelitian secara khusus yang dapat diteliti pada penelitian
selanjutnya adalah konsekuensi/dampak grief pada seorang ibu ataupun ayali yang
kehilangan anaknya. Kehilangan di sini dapat dikarenakan kematian, penculikan,
atau menyerahkan ke panti asuhan."
2004
S3347
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gracia Maria Herdyana
"Kesepian merupakan salah satu masalah yang terjadi di masa remaja dan memiliki dampak negatif yang berkepanjangan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat beberapa faktor yang diduga dapat memengaruhi kesepian pada remaja, yaitu peran kelekatan orang tua, pengaturan tempat tinggal dengan orang tua, dan gender. Studi epidemiologi dilakukan terhadap 1.217 remaja SMP di Banyuwangi dengan pendekatan berbasis sekolah. Hasil multiple linear regression menemukan 2 dari 3 variabel penelitian, yaitu kelekatan orang tua dan gender, secara signifikan berkontribusi terhadap kesepian remaja SMP di Banyuwangi (F(2, 1214) = 185.223, p < 0,001, R2 = 0,233). Hasil ini mengindikasikan bahwa remaja perempuan yang memiliki kelekatan orang tua yang rendah lebih berisiko untuk memiliki tingkat kesepian yang tinggi.

Loneliness during adolescence is prevalent and has debilitating impact on later adult life. This study aims to investigate factors that may impact loneliness, that are found to be parental attachment, living arrangements, and gender. An epidemiology study conducted towards 1217 adolescents in rural areas in Indonesia, through a school-based approach. Multiple linear regression analysis indicates that two out of three variables, parental attachment and gender, significantly predict loneliness od adolescents in Banyuwangi (F(2, 1214) = 185.223, p < 0,001, R2 = 0,233). This result indicates that low parental attachment in female adolescents made them more at risk of having high level of loneliness.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ajeng Fitrianingrum Hariyadi
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah dukungan sosial dan home literacy environment (HLE) memiliki kontribusi terhadap kesiapan orang tua mengajar literasi anak kelas satu hingga tiga SD saat PJJ. Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental dengan pendekatan kuantitatif. Partisipan penelitian ini adalah 320 orang tua berjenis kelamin perempuan dan laki-laki, berdomisili di JABODETABEK. Pengambilan data dilakukan secara online melalui Google Form, mengunggah poster ke media sosial, menghubungi beberapa sekolah di JABODETABEK, menitipkan kuesioner kepada dosen pembimbing dan beberapa guru. Dukungan sosial diukur melalui Interpersonal Support Evaluation List (ISEL), HLE diukur melalui Literacy Environment Questionnaire (HLEQ) dan kesiapan orang tua diukur melalui HBL Teacher Readiness. Hasil uji multiple regression menunjukkan bahwa dukungan sosial dan HLE berkontribusi terhadap kesiapan orang tua mengajar literasi anak kelas satu hingga tiga SD selama PJJ. Hal ini menunjukkan bahwa untuk mengajar literasi, orang tua tidak hanya membutuhkan HLE melainkan juga bantuan dari pihak lain berupa dukungan sosial agar dapat meningkatkan kesiapan orang tua dalam mengajar literasi anak SD selama PJJ.

This study aims to see whether social support and home literacy environment (HLE) have a contribution to the readiness of parents to teach literacy for children in grades one to three of an elementary school during online learning. This research is non-experimental research with a quantitative approach. The participants of this study were 320 parents, male and female, domiciled in JABODETABEK. Data collection was carried out online via Google Form, uploading posters to social media, contacting several schools in JABODETABEK, entrusting questionnaires to supervisors and several teachers. Social support was measured through the Interpersonal Support Evaluation List (ISEL), HLE was measured through the Literacy Environment Questionnaire (HLEQ) and parental readiness was measured through the HBL Teacher Readiness. The results of the multiple regression test show that social support and HLE contribute to the readiness of parents to teach literacy for children in grades one to three of an elementary school during online learning. This shows that to teach literacy, parents need not only HLE but also assistance from other parties in the form of social support in order to increase the readiness of parents in teaching literacy to elementary school children during online learning."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aji Purnomo
"Keluhan ketidaknyamanan muncul pada pelaksanaan Pembelajaran jarak jauh diterapkan selama pandemi Covid-19. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keluhan ketidaknyamanan muskuloskeletal pada mahasiswa Rumpun Ilmu Kesehatan Universitas Indonesia tahun 2018 yang memiliki pengetahuan sebelumnya mengenai mekanika tubuh. Penelitian menggunakan desain cross-sectional, deskriptif kuantitatif, cluster random sampling, pada sebanyak 298 mahasiswa. Instrumen yang digunakan adalah Cornell Musculoskeletal Discomfort Questionnaire (CMDQ). Hasil penelitian menunjukkan beberapa responden mengalami keluhan muskuloskeletal pada punggung bawah (25.3%), pinggul (18.7%), dan leher (18.1%). Keluhan paling banyak dirasakan oleh responden perempuan dan yang memiliki indeks massa tubuh normal. Responden yang memiliki kebiasaan olahraga (65.8%), didominasi oleh olahraga aerobik (37.9%), frekuensi satu kali seminggu (48.5%), dan durasi 30-60 menit (89.8%) memiliki perilaku tubuh yang baik saat penggunaan laptop (57.7%). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden mengalami keluhan muskuloskeletal. Rekomendasi dari penelitian ini, yaitu perlunya penerapan perilaku ergonomis saat penggunaan laptop selama pembelajaran jarak jauh dan pengaturan jadwal olahraga.

The musculoskeletal complaints emerge during the distance learning implementation in Covid-19 era. This study describes musculoskeletal discomfort complaints in students of the University of Indonesia Health Sciences 2018 who have prior knowledge about body mechanics. The study is a cross-sectional design and quantitative descriptive on 298 students. The instrument used in this research is Cornell Musculoskeletal Discomfort Questionnaire (CMDQ). The results illustrate several respondents experienced musculoskeletal complaints and most of them occurred in the lower back (25.3%), hips (18.7%), and neck (18.1%). Complaints are also mostly felt by women and normal body mass index respondents. Additionally, respondents who exercise regularly (65.8%), is dominated by aerobic exercise (37.9%), 1x frequency (48.5%), 30-60 minutes exercise duration (89.8%); have a good body behavior when using laptop (57.7%). In conclusion, most respondents experience musculoskeletal complaints. Recommendations from this study are the need to apply ergonomic behavior when using laptop and schedule regular execise."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Poppy Aldwina Margaretha
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan dukungan sosial dari guru dan academic burnout pada siswa kelas XII SMA Negeri Jakarta dalam Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Penelitian ini juga melihat hubungan dari setiap tipe dukungan sosial dan academic burnout. Dukungan sosial merupakan persepsi individu terhadap dukungan umum atau perilaku spesifik dari orang-orang di jejaring sosial individu (Demaray & Malecky, 2002). Terdapat empat tipe dukungan sosial, yaitu dukungan emosional, informasional, penilaian, dan instrumental. Kemudian, academic burnout dapat diartikan sebagai perasaan kelelahan karena tuntutan belajar, memiliki sikap sinis dan tidak peduli terhadap pelajarannya, dan merasa tidak kompeten sebagai siswa (Schaufeli et al., 2002). Analisis dilakukan dengan menggunakan teknik statistika regresi sederhana dan regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan sosial dari guru memiliki hubungan yang signifikan dan negatif terhadap academic burnout pada siswa kelas XII SMA Negeri Jakarta. Dukungan sosial dari guru berupa dukungan emosional dan penilaian berkontribusi secara signifikan terhadap academic burnout siswa kelas XII SMA Negeri Jakarta. Implikasi dari penelitian ini memberi masukan bahwa dalam PJJ, dukungan emosional dan penilaian dari guru dapat mengurangi kondisi burnout siswa.

The study aims to examine the relationship of teachers’ social support and academic burnout of class XII students of Jakarta public high school in distance learning (PJJ). This study also examines the relationship between social support types and academic burnout. Social support is an individual's perception of general support or specific behavior from people in individual social networks (Demaray & Malecky, 2002). There are four types of social support, that is emotional, informational, appraisal, and instrumental support. Academic burnout refers to feeling exhausted because of study demands, having a cynical and detached attitude toward one’s study, and feeling incompetent as a student (Schaufeli et al., 2002). The analysis techniques used are simple regression and multiple regression. The results showed that social support from teachers had a significant and negative relationship to academic burnout of class XII students of Jakarta public high school. Teacher emotional and appraisal support contribute significantly to academic burnout of class XII students of Jakarta public high school. The implication of this study suggests that in PJJ, teacher emotional and appraisal support can reduce student burnout."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atiek Nur Hidayati
"Penelitian ini bermaksud mengetahui dan memahami mediasi seperti apa
yang diterapkan oleh orangtua pada anak pengguna gadget. Teori Mediasi
Orangtua digunakan untuk melihat bagaimana orangtua menerapkan mediasi
aktif, restriktif dan co-viewing pada anak pengguna gadget. Penelitian ini adalah
penelitian kualitatif dengan paradigma postpositivisme. Wawancara mendalam
dilakukan pada orangtua dari anak umur 3-5 tahun yang tinggal di daerah
perkotaan. Terkait dengan teori, hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa
media yang paling sering di konsumsi anak setelah televisi adalah gadget. Hal ini
terkait dengan kondisi sosial budaya serta status ekonomi masyarakat perkotaan.
Dalam penerapan strategi mediasi pada anak pengguna gadget, orangtua
melakukan kombinasi dari mediasi aktif, restriktif dan co-viewing yang
ditentukan oleh perhatian utama orangtua (parental concern). Selain itu,
ditemukan juga mediasi participatory learning dimana anak dan orangtua belajar
bersama mengenai konten media yang ada dalam gadget

ABSTRACT
This study is to find and understand what mediation adopted by parents in
children gadget users. Parental Mediation Theory used to see how parents
implement active mediation, restrictive and co-viewing in children gadget users.
This study is a qualitative research with a postpositivism paradigm. In-depth
interviews were conducted with parents of children aged 3-5 years who live in
urban areas. Associated with the theory, the results of this study indicate that the
media most often in children after television consumption is gadgets. It is related
to the socio-cultural conditions and economic status of urban communities. In the
application of mediation strategies in children gadget users, parents do a
combination of active mediation, restrictive and co-viewing is determined by the
primary concern of parents (parental concern). In addition there are also mediating
participatory learning where children and parents learn together about the existing
media content in the gadget."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T42132
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>