Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 200459 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dewi Syurawati
"Kawasan Puncak merupakan salah satu kawasan wisata unggulan di Provinsi Jawa Barat yang memiliki objek wisata alam, wisata budaya, dan wisata minat khusus. Masing-masing objek wisata memiliki tingkat daya tarik yang berbeda-beda. Terdapat perbedaan tingkat daya tarik objek wisata di masa new normal akibat adanya atraksi wisata dan akomodasi yang tidak beroprasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan jumlah wisatawan sebelum dan masa new normal di objek wisata Kawasan Puncak, Kabupaten Bogor, serta untuk mengetahui hubungan perbedaan tingkat daya tarik objek wisata sebelum dan masa new normal terhadap perbedaan jumlah wisatawan. Metode analisis yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan spasial temporal serta menggunakan Uji Korelasi Pearson Product Moment untuk mencari keeratan hubungan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan jumlah wisatawan sebelum dan masa new normal di semua objek wisata Kawasan Puncak, Kabupaten Bogor. Penurunan jumlah wisatawan tinggi terjadi pada objek wisata yang memiliki banyak atraksi wisata yang tidak beroprasi di masa new normal. Sedangkan objek wisata yang memiliki atraksi wisata tidak di berhentikan beroprasi di masa new normal mengalami penurunan jumlah wisatawan rendah. Objek wisata yang mengalami penurunan tingkat daya tarik yang tinggi di masa new normal juga diikuti dengan penurunan jumlah wisatawan di masa new normal. Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang kuat dan arah korelasi bernilai positif antara perbedaan tingkat daya tarik objek wisata sebelum dan masa new normal dengan perbedaan jumlah wisatawan. Semakin tinggi perbedaan tingkat daya tarik objek wisata, maka semakin tinggi perbedaan jumlah wisatawan sebelum dan masa new normal.

The Puncak area is one of the leading tourist areas in West Java Province that has natural tourism, cultural tourism, and special interest tourism. Each tourist objects has a different level of attractiveness. There are differences in the level of attractiveness of tourist objects in the new normal period due to tourist attractions and accommodations that do not operate. The purpose of the research is to identify the difference in number of tourists before and the new normal period in tourist objects in the Puncak Area, Bogor Regency, and to identify correlation of differences in the level of attractiveness before and the new normal period on the difference in number of tourists. The analytical method used is descriptive method of temporal-spatial and using the Pearson Product Moment Correlation Test to find the closeness of the correlations. The results showed that there are differences in the number of tourists before and the new normal period in all tourist objects in the Puncak Area, Bogor Regency. The decrease in the number of tourists is high in tourist objects that have many tourist attractions do not operate in the new normal period. Meanwhile, tourist objects that have tourist attractions do not stop operating in the new normal period have a low decrease in the number of tourists. Tourist objects that have a high different level of attractiveness in the new normal period were also followed by a decrease in the number of tourists in the new normal period. The result of the correlation test showed that there is a strong correlation and the direction of the correlation is positive between differences in the level of attractiveness of tourist objects before and the new normal period with the difference in the number of tourists. The difference in the level of attractiveness being higher, then the difference in the number of tourists before and the new normal period also being higher."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dema Amalia Putri
"Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bandung tahun 2007-2027 menetapkan Kawasan Gunung Patuha sebagai salah satu kawasan yang memiliki peran khusus untuk sektor pariwisata. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui daya tarik dan motivasi wisatawan pada objek wisata serta hubungan antara keduanya di Kawasan Gunung Patuha. Penilaian daya tarik objek wisata didasarkan kepada kelengkapan fasilitas wisata dan aksesibilitas. Sedangkan penilaian motivasi wisatawan didasarkan pada preferensi wisatawan, kebutuhan wisatawan, dan status perjalanan wisatawan. Variabel penelitian dianalisis menggunakan analisis spasial dan uji statistik chi square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa daya tarik objek wisata di kawasan tersebut bervariasi. Objek wisata dengan nilai daya tariknya tinggi memiliki kecenderungan berada pada lokasi yang saling berdekatan, sedangkan daya tarik sedang dan daya tarik rendah berada pada lokasi yang berjauhan. Wisatawan yang berkunjung di Kawasan Gunung Patuha didominasikan oleh tipe motivasi wisatawan semi pelancong. Motivasi wisatawan yang berkunjung pada objek wisata tidak dipengaruhi oleh daya tarik objek wisata berdasarkan kelengkapan fasilitas wisata. Hal ini dikarenakan meskipun objek wisata memiliki ketersediaan fasilitas wisata yang lengkap, wisatawan yang berkunjung terkadang hanya berfokus kepada atraksi yang disediakan dibandingkan pada kelengkapan fasilitas wisata tersebut.

The Bandung Regency Spatial Plan for 2007-2027 regulates The Patuha Mountain Area as one of the regions that has a special role for the tourism sector. This research was conducted to find out the attractiveness and motivation of tourists on tourist attractions as well as the relationship between them in The Patuha Mountain Area. Assessment of tourist attraction in accordance with the completeness of tourist facilities and accessibility. Meanwhile, assessment of tourist motivation based on tourist preferences, tourist needs, and tourists travel status. The research variables were analyzed using spatial analysis and chi square test statistics.
Results demonstrated that attractiveness of tourist attractions in the region varies. Tourist attraction with high attractiveness value are located in close proximity to each other, while medium and low attractiveness value are in far apart locations. Tourist motivation visiting The Patuha Mountain Area are dominated by flashpacker types and not influenced by the attractiveness value of tourist attractions based on the completeness of tourist facilities. It was because although tourist attraction has the availability of complete tourist facilities, tourists who visit sometimes only focus at the attractions provided compared to the complete tourist facilities.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Astariningsih Setyoputri
"

Pariwisata merupakan salah satu sektor industri yang memiliki perkembangan pesat. Daya tarik wisata memiliki kekuatan tersendiri untuk menarik wisatawan melakukan perjalanan wisata. Daya tarik wisata pada umumnya berdasarkan adanya aksesibilitas yang tinggi dan fasilitas penunjang untuk melayani para wisatawan. Faktor penentu wisatawan memilih destinasi wisata adalah preferensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui preferensi wisatawan terhadap wisata pantai yang terletak di Kabupaten Kebumen. Dalam penelitian ini digunakan metode analisis spasial dan analisis statistik crosstab untuk menjawab pertanyaan preferensi wisatawan terhadap daya tarik wisata pantai. Obyek wisata pantai di Kabupetan Kebumen memiliki daya tarik yang beragam, yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Atraksi berupa site attraction dan event attraction, fasilitas, dan aksesibilitas menjadi karakteristik pada obyek wisata dengan daya tarik rendah. Obyek wisata dengan daya tarik sedang memiliki atraksi berupa site attraction dan event attraction, serta fasilitas sebagai karakteristik obyek wisata. Obyek wisata daya tarik tinggi memiliki atraksi dan fasilitas sebagai karakteristiknya. Mayoritas obyek wisata di Kabupaten Kebumen memiliki daya tarik rendah. Berdasarkan hasil crosstab, obyek wisata dengan daya tarik tinggi memiliki jenis preferensi wisatawan yang berbeda. Hal ini disebabkan karena preferensi wisatawan tidak hanya pada atraksi.


Tourism is one of the industrial sector growing rapidly. The tourist attraction has its strength to attract tourists traveling. Tourist attractions mostly based on high accessibility and facilities to serve the tourist. Preference is a determinant tourist to determine tourism destinations. The purpose of this research is to find out preference tourists for tourist attraction of beaches in Kebumen Regency. The method used to achieve the purpose of the research is spatial analysis and crosstab. Beach tourist objects have low, medium, and high-level attractions. Beach tourist objects that have low level have characteristics like site attractions, event attractions, facilities, and accessibility. The medium level one has characteristics like site attractions, event attractions, and facilities. The high-level one has characteristics like site attractions, event attractions, and facilities. The tourist objects in Kebumen majority have low level attractions. Based on crosstab, the tourist objects that first liked by respondents and have high-level attractions have different preferences type. Because preferences are not only by their attractions.

"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harry Prastianto Hartoto
"ABSTRAK
Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia dengan Iebih dari 17.000
pulau. Kekayaan alam Indonesia sangat melimpah terutama kekayaan laut. Namun
kekayaan alam ini belum dimanfaatkan secara maksimal. Dari 5,8 juta kilometer
persegi wilayah laut Indonesia, diperkirakan hanya kurang dari 35% yang telah
dimanfaatkan.
Salah satu perusahaan yang bergerak di dalam industri perikanan adalah
PT. Daya Guna Samudera. Perusahaan ini merupakan bagian dari kelompok usaha
Djajanti dan bergerak dalam bidang industri perikanan terpadu yang meliputi
aktivitas penangkapan ikan, pengolahan hasil tangkapan serta penjualannya.
Didirikan tahun 1978 dan merupakan salah satu perusahaan perikanan terbesar yang
terletak di kawasan timur Indonesia. Perusahaan ini memasarkan berbagai jenis
udang dan ikan beku. Khusus ikan Kerapu juga diekspor dalam keadaan hidup.
Selain ¡tu perusahaan ini juga memproduksi filet ikan, Surimi dan tepung ikan.
Seiring dengan peijalanan waktu, telah tumbuh beberapa usaha perikanan
yang cukup besar di kawasan timur Indonesia. Munculnya berbagai perusahaan itu
membuat tlngkat persaingan yang dihadapi PT. Daya Guna Samudera menjadi lebih
tinggi. Peraturan pemerintah tentang ijin penangkapan ikan dan tingkat
ketergantungan terhadap alam yang tinggi, merupakan kendala lain yang harus
diatasi perusahaan.
Selain kendala, perusahaan juga memiliki peluang yaitu meningkatnya pola
konsumsi, serti tumbuhnya industri baru yang membutuhkan ikan sebagai bahan
baku. Peluang lain adalah rendahnya tingkat pemanfaatan potensi perikanan
Indonesia khususnya pada ZEE dan bagian timur Indonesia dimana sebenarnya
dengan kemajuan teknologi, kapal penangkap ikan mampu menjangkau daerah
tersebut. Adanya permintaan akan produk baru seperti surimi dan filet ikan
merupakan peluang baru tersendiri.
Peluang dan ancaman tersebut diatas harus dapat diatasi oleh PT. Daya Guna
Samudera dengan kekuatan dan kelernahan yang dimilikinya. Kekuatan yang
dimiliki perusahaan adalah pangkalan opersi di Benjina yang mempunyai fasilitas
lengkap, kinerja keuangan yang baik, dan dukungan penuh dan kelompok usaha
Djajanti. Disamping itu kapal penangkap ikan yang relatif baru dan besar, serta
adanya pusat pendidikan untuk anak buah kapal adalah kekuatan lain yang dimiliki
perusahaan. Pengalaman serta reputasi yang baik selama lebih dari 16 tahun adalah
nilai trsendiri bagi perusahaan ini.
Namun dengan sederetan kekuatan bukan berarti PT. Daya Guna Samudera
tidak memiliki kelemahan yang banus segera diperbaiki yaitu produk yang
dihasilkan genenik, dimana merek produk kurang menjadi perhatian konsumen.
Perusahaan harus meningkatkan promosi agar merek perusahaan mendapat
perhatian konsumen. Disamping ¡tu, terpencilnya pusat operasi perusahaan di
Benjina menimbulkan masalah yaitu kejenuhan karyawan dan rindu kampung
halaman. SuIitnya mencari kredit perbankan karena tinggrnya resiko usaha adalah
kelemahan lain perusahaan ini.
Dengan melakukan analisa kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman atau
yang lebih dikenal dengan analisa SWOT, dirumuskan suatu strategi bersaing yang
dapat dipergunakan perusahaan untuk menghadapi tingginya persaingan.
Perusahaan juga harus segera merumuskan misi, vlsi dan tujuan serta target
perusahaan secara jelas dan tertulis. Karena dengan merumuskan semua hal
tersebut, perusahaan dapat mengarahlan dan mengembangkan perusahaan ke arah
yang tepat.
Mengingat Iebih dan 95 % produk perusahaan dibeli oleh para importir dari
Cina, Jepang, Hong Kong, Muangthai dan Singapura, sudah saatnya perusahaan
mengembangkan usahanya dengan melakukan ekspor langsung ke negara-negara
tersebut. Sebagai langkah awal dapat dimulai dengan melakukan ekspor langsung ke
Jepang. Hal tersebut karena Jepang merupakan pengimpor ikan terbesar dan tujuan
utama ekspor ikan Indonesia, tingginya peningkatan permintaan ikan Jepang serta
harga jual ¡kan dan produk ikan yang tinggi di Jepang.
PT. Daya Guna Samudera hendaknya segera mengembangkan armada
penangkapan ikan, mengurangi ketergantungan kapal penangkap ikan asing dan
peningkatan kapasitas dan efisiensi pengotahan. Dengan penjualan produk olahan
dengan harga relatif Iebih reridah,, maka keuntungan perusahaan lebih besar, tenaga
keija yang diserap jauh lebih banyak serta akiin nwningkatkan devisa negara.
"
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bramastra Lalean
"perusahaan minyak Lestari Oil adalah suatu perusahaan minyak asing yang bekerja sama dengan Pertamina melalui sistem bagi hasil dengan pembagian keuntungan 85 15 untuk pertamina : Lestari Oil. Perusahaan ini mendapatkan konsesi dan beroperasi di suatu bagian wilayah negara Indonesia sejak tahun 1979. Konsesi ini akan berakhir pada tahun 2000. Sebelum tahun 1979, blok ini telah dieksplorasi oleh perusahaan minyak X selama 10 tahun, tetapi perusahaan minyak X tidak berhasil menemukan lapangan minyak. Dalam waktu 10 tahun pertama, perusahaan minyak Lestari Oil telah berhasil menemukan dan mengembangkan beberapa lapangan minyak, dan sekarang pada tahap 10 tahun terakhir.
Produksi awal perusahaan Lestari Oil adalah 30.000 barel per han (bph) dan lapangan L di lepas pantai. Dan produksi awal kemudian ditemukan dan dikembangkan beberapa lapangan minyak baru seperti M (lepas pantai), K, N, S, dan Lapangan V (pantai). Produksi puncak dari seluruh total lapangan pernah mencapal sekitar 70.000 bph. Dengan terus diproduksikannya minyak dan sumur-sumur di lapangan tersebut, maka produksi minyak mentah Lestari Oil lambat laun mengalami penurunan Saat ini tingkat produksi minyak Lestari Oil berkisar sekitar 35.000 bph (industri minyak adalah industri ýang tidak terbaharui). Dengan kecenderungan tingkat produksi yang semakin turun, bila tidak ada penambahan cadangan baru dengan penemuan-penemuan lapangan baru, maka pada suatu waktu produksi minyak Lestari Oil akan mencapai suatu batas ekonomis tertentu yang tergantung pada besar biaya operasinya.
Saat ini, dinyatakan di daerah konsesi yang dikontrak oleh Lestari Oil, sebagai daerah yang telah jenuh, jadi tidak ada lagi untuk sementara ini program pencarian cadangan cadangan baru maupun program-program pengeboran sumur-sumur baru. Lestari Oil sedang menghadapi tahapan decliningnya. Sebagai layaknya suatu organisasi atau perusahaan, maka tentu saja Lestari Oil dengan kondisinya tersebut menghadapi problematika untuk terus mengoptimalkan aset-asetnya, terus Survive, dan agar terus mampu meraih keuntungan dalam persaingannya dengan perusahaan-perusahaan minyak lainnya, yaitu mempunyal tingkat profitability yang di atas rata-rata perusahaan di dalam industri minyak. Diperlukan kemampuan dalam mengidentiflkasikan faktor-faktot kunci di dalam maupun di luar lingkungan Lestari Oil untuk dianalisa dan dipelajari sebaik-baiknya dan secara mendalam agar Lestari Oil dapat menyusun perencanaan strategis yang tepat dan menyusun formulasi langkah-Iangkah strategis yang dirasa perlu untuk menerapkan pada prioritas utama, efisiensi dan efektifitas usaha dalam memproduksikan inyak bumi pada kondisi yang paling optimum.
Penentuan strategi usaha secara manajerial - yang tepat bagi Lestari Oil di dalam perjalanan usahanya (khususnya dalam kondisi declining seperti sut ini) dan di dalam menghadapi persaingannya, dengan mencoba meninjau dan mempelajari semua aspek dan faktor yang terkait secara komprehensif, mendalam, dan menyeluruh, diharapkan dapat membawa implikasi pada optimalisasi usaha dan optimalisasi aset-aset Lestari Oil, paling tidak sampai batas perjanjian kontrak dengan Pertamina berakhir, yaitu tahun 2000. Analisa dan studi ekonomi, kemungkinan re-strukturisasi bagan organisasi guna menerapkan hubungan dan tatanan kerja yang lebih sesuai, dan analisa manajemen sumberdaya manusia juga disertakan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Willy Arifin
"Perusahaan garmen di Indonesia mengalami tantangan dari luar dan dalam perusahaan. Faktor eksternal yang mempengaruhi meliputi meningkatnya biayabiaya baik karena kebijakan pemerintah maupun tingkat inflasi dan faktor lainnya. Adanya perdagangan garmen ilegal yang berasal dari Cina juga menambah tantangan yang hams dihadapi perusahaan. Dari dalam perusahaan, umumnya tantangan yang dihadapi adalah kenyataan bahwa operasionalisasi perusahaan garmen memberikan margin yang ketat sedangkan kualitas hams tetap terjaga. Konsekuensi dari tantangan-tantangan di atas adalah perusahaan hams dapat menentukan strategi yang tepat untuk bertahan dan menjadi yang termaju dalam industrinya. Pengendalian biaya merupakan hal krusial yang narus dilakukan, namun untuk berkembang menjadi yang terbaik, perusahaan haruys mampu mengelola semua aspek dari operasi perusahaan menjadi kesatuan integrasi berdasarkan strategi yang tepat. Analisis secara keseluruhan dilakukan melalui Analisis Lingkungan Jauh (Remote Environment), Analisis Lingkungan Industri (Porter's Five Forces Model), Analisis Lingkungan Perusahaan (Value Chain), Analisis SWOT, dan perancangan Balanced Scorecard. Berdasarkan seluruh analisis yang dilakukan pada perusahaan, tampak bahwa PT XYZ memiliki keunggulan dalam hal operasi yaitu melalui sistem subkontrak yang dilakukan oleh perusahaan, sedangkan kelemahan perusahaan yang mendasar adalah kurangnya penekanan pada kegiatan penjualan perusahaan dan diperlemah dengan keadaan intern perusahaan yang meliputi kompetensi sumber daya manusianya yang kurang, sistim informasi yang belum terintegrasi, maupun iklim yang belum optimal dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan. Keadaan perusahaan yang belum optimal semakin memperkuat kebutuhan PT XYZ akan suatu sistem manajemen yang strategis dalam rangka meningkatkan keunggulan kompetitif perusahaan, terutama dengan meniadakan kelemahan perusahaan dan menangkap peluang-peluang yang menarik pada lingkup pasar perusahaan. Rancangan Balanced Scorecard yang diusulkan dapat digunakan untuk tujuan tersebut dan meningkatkan posisi perusahaan dalam pencapaian rumusan visi PT XYZ menjadi pemimpin dalam pasar pakaian dalam laki-laki yang memiliki keunggulan dalam kualitas dan harga melalui penetrasi pasar domestik dengan pengelolaan yang profesional."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
S19447
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erie Riza Nugraha
"Perubahan besar yang terjadi di dunia teknologi informasi yang dialami di seluruh belahan bumi bukanlah hal yang baru bagi para pelaku maupun para pengguna perangkat dan jasa teknologi informasi. Setiap delapan betas bulan kemampuan mikro processor meningkat menjadi dua kali lipat atau jika dilihat dari segi harga mengalami penurunan harga setengahnya sehingga perubahan yang sedemikian cepat akibat inovasi teknologi haruslah diantisipasi oleh pelaku bisnis teknologi komputer dengan tepat dan jelas.
Pengeluaran biaya investasi untuk teknologi informasi yang menunjang kebutuhan informasi manajemen sangatlah besar. Hal ini menyebabkan keengganan para pengambil keputusan untuk dapat memberikan prioritas yang tinggi atas mvestasi teknologi infonnasi. Disamping itu kebutuhan infomiasi yang menunjang proses pengambilan keputusan yang cepat dan tepat belum menjadi prioritas utama bagi pengambil keputusan ditingkat pemerintahan.maupun swasta pada umumnya. ini mengakibatkan jumlah investasi teknologi informasi di Indonesia masih sangat kecil jika dibandingkan dengan negara-negara di kawasan Asia Pasifik lainnya.
Dengan meithat kondisi tersebut diatas, PT USI Jaya sebagai salah satu perusahaan yang memasarkan teknologi informasi di Indonesia tidak pula dapat menghindarkan diri dari semua permasalahan yang ada. Sebagai perusahaan komputer tertua di Indonesia yang sebagian besar para pelanggannya adalah lembaga/departemen Pemerintahan, tantangan yang dihadapi sangat berat. Alokasi biaya investasi teknologi komputer sangat dipengaruhi oleh kebijaksanaan moneter dan anggaran belanja Pemerintah. Disisi lain adanya penurunan harga yang cepat dan perangkat keras, kecenderungan pasar untuk melakukan optimalisasi penggunaan komputer yang ada tanpa penambahan investasi dan kecenderungan meningkatnya penggunaan perangkat lunak menyebabkan manajemen strategik yang ada mengalami perubahan.
Analisis SWOT dan patok duga kompetitif memberikan alternatif analisis atas manajemen strategik yang ada dan mencari terobosan baru yang harus dilakukan perusahaan. Dengan mengandalkan model analisis komprehensif yang menggabungkan:
1. Anaiisis SWOT untuk mengetahui peluang serta hanibatan yang diliaiapi perusahaan dan mempertemukannya dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan dan
2. Analisis patok duga kompetitif yang merupakan kiat untuk mengetahui bagaimana dan mengapa suatu perusahaan sebagai pimpinan dalam industri dapat melaksanakan tugas-tugasnya secara lebih balk dibandingkan dengan perusahaan lainnya, rnaka PT USI Jaya dapat menentukan orientasi perusahaan dan pengembangan manajemen strategik dengan Iebih baik.
Dengan piranti analisis tersebut diatas, beberapa hal yang harus dilakukan oleh manajemen PT USI Jaya adalah sebagai berikut:
1. Memfokuskan perhatiannya pada manajemen sumber daya manusia yang merupakan salah satu harta perusahaan yang sangat berperan dalam kesuksesan usaha PT USI Jaya, menyiapkan strategi kompetitif yang diperlukan untuk menghadapi peluang komputerisasi ?open system?, serta meningkatkan loyalitas pelanggan melalui penyediaan jasa pelayanan serta solusi aplikasi yang dapat meluaskan beragam kebutuhan pelanggan yang berbeda.
2. Tujuan jangka panjang perusahaan haruslah ditetapkan dengan lebih jelas dan gamblang, yang menyangkut tingkat profitabilitas, penguasaan pangsa pasar, kepemimpinan teknologi, produktvitas, atau pengembangan sumber daya manusia.
3. Formulasi manajemen strategik haruslah dilakukan dengan tingkat ketelitian yang Iebih tiggi dan keterlibatan seluruh jajaran manajemen amatlah diperlukan.
4. Implementasi manajemen strategik haruslah di lakukan secara konsisten dan terpadu. Manajemen stratetegik tidak cukup hanya berupa slogan tanpa arah dan penerapan yang jelas.
5. Harus ada suatu mekanisme pengendalian / kontrol atas penerapan manajemen strategik yang akan memberikan umpan balik bagi seluruh jajaran manajemen.
Model manajemen strategik pada saat ini dapat diteruskan pemanfaatannya secara konsisten dengan perubahan atas mekanisme proses pelaksanaarmya. Proses perencanaan strategik haruslah menjadi komitmen manajemen dengan menggunakan metode analisis komprehensif yang merupakan gabungan dañ anaIisìs SWOT dan patok duga kompetitif. Kepemirnpman teknologi yang tercerrnin pada keunggu.lan produk agar tenis dipertahankan untuk masa niendatang. Kepuasan pelanggan hanislah terukur dan memberikan kriteria jelas atas kinerja perusahaan dan strategi raya yang terpilth, yaitu market development dan joint venture, haruslah memberikan hasil optimal bagi perusahaan. Ditinjau clan segi struktur organisasi, haruslah merupakan struktur yang ramping dengan peinanfaatan sumber daya manusia secara lebih efektif."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haryono
"Tugas akhir ini secara luas membahas mengenai persaingan yang terjadi dalam Industri siaran televisi swasta di Indonesia. Lebih khusus lagi, tugas akhir ini lebih jauh lagi mengungkap bagaimana ANTEVE, sebagai salah satu stasiun tv swasta yang termasuk masih muda, menghadapi pesaing-pesaingnya (RCTI, SCTV, TPI, dan Indosiar).
Persaingan yang terjadi dalam industri ini pada dasarnya adalah dalam hal memperebutkan ikian dan pemirsa. Untuk kedua hal ini, ANTE VE masih di bawah pendahulu-pendahulunya (RCTI, SCTV, dan TPI), bahkan kini ANTEVE mulai dilewati oleh Indosiar. Ketertinggalan ANTEVE dibanding pesaing-pesaingnya ini disebabkan oleh masih kalah bersaingnya acara-acara yang disajikan ANTEVE.
Kurang lebih permasalahan yang dihadapi ANTEVE dalam persaingannya dengan stasiun tv swasta Iainnya adalah:
Keunggulan-keunggulan apakah yang dimiliki oleh pesaing-pesaing ANTEVE, seberapa besarkah peluang yang dimiliki ANTEVE, apa sajakah yang selama ini menjadi kelemahan dan kekuatan ANTEVE yang dapat dimanfaatkannya untuk bersaing dengan tv swasta lain, bagaimanakah ANTEVE menyusun strategi acara siarannya?
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada jalan lain bagi ANTEVE, selain dengan melakukan serangkaian pembenahan dan peningkatan kualitas tayangan acaranya untuk dapat menìngkatkan daya saingnya dalam industri ini. Untuk menghasilkan suatu tayangan acara yang menarik, maka strategi di bidang acara saja tidak mencukupi, dibutuhkan strategi dibidang lain untuk mendukungnya, yaitu strategi di bidang pemasaran, teknologi dan investasi, kerjasama dengan pihak-pihak terkait, pengembangan sumber daya manusia.
Untuk tetap dapat mempertahankan kehadirannya di dalam industri ini dan agar tetap dapat bersaing dengan tv-tv swasta lain, maka ANTEVE perlu menerapkan beberapa strategi di masa depan. Strategi-strategi tersebut diantaranya adalah melakukan diversifikasi usaha di berbagai bidang yang belum dimasukinya, peningkatan pemanfaatan kecanggihan teknologi, menggiatkan pengembangan sumber daya manusia, bekerjasama dengan pihak-pihak tertentu yang mempunyai kompetensi yang dapat diandalkan, dan penambahan investasi untuk mendukung semua itu."
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hardjono Honggoamiseno
"Dunia komoditi saat ini sedang kelebihan pasokan, sehingga harganya cenderung tertekan. Salah satu komoditi tersebut adalah teh. Mengingat teh adalah salah satu komoditi andalan ekspor Indonesia. penurunan harga teh dunia berdampak cukup serius bagi per ekonomian kita Atas hal tcrsebut di atas. karya akhir ini disusun sebagai sumbang saran bagi dunia perkebunan lndonesia. khususnya perkebunan teh, Studi kasus dilakukan pada salah satu perusahaan per kebunan teh di Jakarta. yaitu PT.TA.
Industri perkebunan teh Indonesia dewasa ini juga menghadapi masalah lain diantaranya adalah, naiknya upah tenaga kerja dan biaya variabel lainnya. sehingga menambah beban yang harus ditanggung perusahaan Dalam keadaan dimana kompetisi makin intensif, perusahaan harus pandai?pandai menyusun dan menerapkan strategi, agar perusahaan tidak goyah dan dapat memenangkan persaingan. Mengigat produk ini tidak mengenal diferensiasi.
Satu-satunya strategi yang dapat dilakukan adalah dengan menerapkan strategi keungulan biaya. Meskipun produk dan harga jualnya sama. tetapi dengan membatasi pengeluaran seminimal rnungkin, perusahaan akan berhasìl memperoleh margin keuntungan yang lebih besar dìbandingkan dengan perusahaan lainnya. Yang tidak kalah pentingnya. perusahaan harus selalu berusaha mengenali dan memperkuat kompetensi intinya, sehingga di masa sulit seperti ini perusahaan tidak kehilangan arah dan kendali. melainkan slap mengalìhkannya ke bisnis lain yang lebih menjanjikan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutasuhut, Maslina W.
"Kesempatan yang terbuka bagi swasta untuk berperan serta dalam industri televisi
di Indonesia membuka peluang yang luas bagi pendatang baru dan bersamaan dengan itu menciptakan ancaman bagi perusahaan yang Iebih dulu ada dalam industri. Dampak terbukanya kesempatan ini juga terasa bagi masyarakat dan produsen (pemasang iklan. Pilihan yang lebih banyak bagi masyarakat urnuk mendapatkan informasi dan hiburan bertambah dengan meningkatnya jumlah Staslun Penyìaran Televisi Swasta (SPTS). Banyaknya alternatif pilìhan masyarakat ini , mengharuskan pemasang ìklan lebih teliti dalam memlih SPTS agar target pemasangan iklannya tercapai. Input mengenai tingkat popularitas suatu acara dan populasi penontonnya didapat dari rating yang dikeluarkan oleh Survey Research Indonesia) dan data mengenai biaya yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan sejumlah tertentu penonton ( Cou per Million I CPM) merupakan bahan pertimbangan pemulihan SPTS untuk penempatan iklan.
Di sisi lain , anggaran iklan dalam sektor industri akan naik sebagai akibat meningkatnya pertumbuhan ekonomi. Semakin tìnggi tingkat pertumbuhan ekonomi akan semakin tinggi tìngkat pendapatan domestik bruto yang berarti semakin tinggi disposable income. Karena itu dengan naiknya tingkat pertumbuhan ekonomi Indone sia, pengeluaran iklan perlu ditingkatkan untuk menarik masyarakat membelanjakan uangnya. Sejalan dengan itu. penempatan Ikian di media televisi sejak SPTS melakukan siaran komersial, terus meningkat dan mengurangi pangsa ikian media cetak dan media audio. Kedua peningkatan tersebut yaltu peningkatan belanja iklan dan peningkatan penempatan ikian pada media televisi merupakan hal yang menarik bagi investor baru dan SPTS yang sudah ada. Perebutan ikian inìlah yang menjadi pokok persaingan antara perusahaan dalam industri televisi.
Dalam Karya akhir ini pembahasan dimulai dengan studi literatur, kemudian diikuti dengan industri televisi di Indonesia termasuk didalamnya menganalisis posisi persaingan SCTV dalam industri televisi. Selanjutnya dibahas mengenai internal perusahaan SCTV mulai dari misi, filosofi, Organisasi, posifinoning dan Tujuan Jangka Panjang. Analisis terhadap strategi yang sebaiknya diterapkan oleh SCTV dibahas kemudian diawali dengan melakukan analisis SWOT. Analisis ini berdasar pada mecoda Expert Choice. Penulis menyiapkan angket (kuesioner) bagi seluruh manajer SCTV, kemudian data diolah dengan menggunakan perangkat lunak Expert Choice dengan metoda Proses Hirarkhi Analitis. Hasil yang diperoleh berupa besaran kuan titatif terhadap Kekuatan (Strength), Kelemahan (Weakness), Peluang (Opportunity) dan Ancaman (Threats), dimana besaran Kekuatan dan Kelemahan diperlakukan seba gai vektor yang berlawanan arah sehingga dapat langsung dijumlahkan untuk menda patkan absis. Perlakuan yang sama diberikan kepada Peluang dan Ancaman, sehingga diperoleh kordinatnya. Analisis terhadap SCTV menghasilkan posisi pada kuadran I dengan Strategi Aggresif.
Analisis berikutnya mengenai core strategy SCTV yang mendasari semua strategi yang akan diterapkan. Dalam hal ini SCTV memilih strategi Differensiasi karena walaupun target pasarnya masyarakat berusia 15 - 40 tahun, pada kenyataannya ada juga acara khusus untuk anak-anak, sehingga pada dasarnya positioning tidak dijalan kan dengan konsisten. Pemilihan alternatif Grand Strategy SCTV kemudian dilakukan dengan melihat posisi persaingan dan kecepatan pertumbuhan pasar. Pemilihan alterna tif strategi dengan cara yang lain dilakukan dengan melihat kekuatan SCTV dan peng gunaan Sumber Daya perusahaan. Dapat dilihat bahwa alternatif pilihan strategi sesuai dengan hasil strategi yang harus diterapkan yang diperoleh dengan analisis SWOT. Alternatif strategi dan kedua pendekatan tersebut kemudian disesuaikan dengan misi, tujuan dan strtegi generik dan diperoleh Grand Strategy Pengembangan Pasar, inovasi, Integrasi Vertikal dan Integrasi Konsentrik. Keempat Grand Strategy ini dapat diterapkan satu demi satu atau sekaligus secara simultan.
Grand Strartegy Pengembangan Pasar perlu diterapkan untuk meningkatkan keunggulan bersaing secara berkesinambungan pada bidang-bidang yang sudah ada. Grand Strategy Inovasi diperlukan untuk menciptakan bidang keunggulan bersaing yang baru, sedangkan Grand Strategy Integrasi Vertikal perlu dilakukan untuk mengurangi tekanan?tekanan yang dialami SCTV dalam industri. Yang terakhir Grand Strategy Dìversifikasi Konsentrik diperlukan untuk memperkuat citra masyarakat terhadap SCTV dan juga sebagai portfolio perusahaan dalain upaya mengurangi risiko usaha."
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>