Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 137243 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aqila Salmaagista
"Asam suksinat yang digunakan pada berbagai indsutri sebagian besar diproduksi melalui proses kimiawi, yaitu hidrogenasi katalitik menggunakan bahan bakar fosil yang prosesnya berpengaruh buruk bagi lingkungan. Maka, penelitian produksi melalui fermentasi sedang banyak dilakukan. Namun, fermentasi menghasilkan banyak produk samping serta pengotor sehingga dibutuhkan metode separasi yang memiliki selektivitas dan efektivitas tinggi. Salah satu metode yang umum digunakan adalah ekstraksi reaktif menggunakan amina tersier sebagai ekstraktan dan alkohol primer sebagai diluen. Pada penelitian ini digunakan tributylamine sebagai ekstraktan dan 1-decanol sebagai diluen dengan memvariasikan konsentrasi ekstraktan. Ekstraksi dilakukan kepada larutan model fermentasi yang mengandung empat komponen yaitu asam suksinat, asam format, asam asetat, dan asam laktat dengan memvariasikan konsentrasi asam suksinat. Ketiga variasi konsentrasi ini digunakan untuk menentukan konsentrasi optimal untuk ekstraksi reaktif asam suksinat dari larutan model fermentasi. Larutan hasil ekstraksi kemudian dianalisis menggunakan High-Performaces Liquid Chromatography (HPLC) untuk mengetahui konsentrasi asam suksinat untuk kemudian dilakukan perhitungan koefisien distribusi, loading ratio dan efisiensi ekstraksi. Berdasarkan hasil yang diperoleh, larutan model dengan konsentrasi awal asam suksinat 10 g/L memberikan koefisien distribusi dan loading ratio tertinggi yaitu 9,02 dan 0,20 secara berurutan. Efisiensi ekstraksi tertinggi diperoleh pada variasi konsentrasi asam suksinat 5 g/L dengan nilai 90%. Nilai koefisien distribusi dan efisiensi ekstraksi tertinggi diperoleh pada penggunaan ekstraktan dengan konsentrasi 1,25 mol/kg diluen dan loading ratio tertinggi diperoleh pada penggunaan ekstraktan dengan konsentrasi 0,50 mol/kg diluen.

Most of the succinic acid used for industrial purposes is produced through a chemical process using fossil fuels as the raw material, where it is an environmentally unfriendly processes. Therefore, the research for bio-succinic acid production through fermentation is being conducted. But, fermentation produces a lot of by-products so an effective and highly selective separation method is needed. One of the commonly used separation methods is reactive extraction using tertiary amines as the extractants and primary alcohol as the diluent. This study uses tributylamine as the extractant and 1- decanol as the diluent with varying the concentration of extractant. The extraction is done to a model fermentation solution that consists of four components which are succinic acid, formic acid, acetic acid, and lactic acid with the initial concentration of succinic acid as the variations. These variations are used to determine the optimal concentration for succinic acid extraction from the fermentation broth model. The extracted liquid is then analyzed using High-Performances Liquid Chromatography (HPLC) to determine the concentration of succinic acid that then used for the calculation of distribution coefficient, loading ratio and extraction efficiency. Based on the result, the highest distribution coefficient and loading ratio of 9,02 and 0,20, respectively, were obtained at the model fermentation broth with an initial concentration of 10 g/L. Meanwhile, the highest extraction efficiency was obtained at model fermentation broth with an initial concentration of 5 g/L, which was 90%. The highest distribution coefficient and extraction efficiency were obtained on the usage of extractant with a concentration of 1,25 mol/kg diluent and the highest loading ratio was obtained on the usage of extractant with a concentration of 0,50 mol/kg diluent."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astri Maulinda Sari
"Bawang lanang hitam merupakan produk hasil fermentasi dari bawang lanang yang dipanaskan pada suhu dan kelembaban tinggi terkontrol dan memiliki banyak manfaat kesehatan karena bioaktivitasnya tinggi. Konsumsi bawang hitam menjadi populer sehingga menyebabkan usaha bawang lanang hitam semakin menjanjikan. Rice cooker merupakan instrumen yang sederhana dan umum digunakan oleh pelaku UMKM dalam memproduksi bawang lanang hitam. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data yang akan digunakan sebagai acuan untuk memproduksi bawang lanang hitam yang berkualitas, berkhasiat, dan aman. Pada penelitian ini dilakukan fermentasi bawang lanang dari tiga daerah berbeda: Temanggung, Brebes, dan Boyolali menggunakan metode rice cooker mode hangat selama 21 hari kemudian dilakukan penentuan parameter standardisasi serbuk dan ekstrak etanol bawang lanang hitam berdasarkan Farmakope Herbal Indonesia dan Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Hasil parameter standardisasi serbuk bawang lanang hitam adalah bentuk lonjong kisut, warna hitam pekat, rasa asam, sedikit asin dan pahit, dan bau khas; nilai susut pengeringan 1,16–1,18%; kadar sari larut air dan etanol 20,47–30,09% dan 3,67–21,42%; Kadar abu total dan abu tidak larut asam 3,99–4,42% dan 0,06–0,36%; kadar alisin 0,25–0,48 mg/g terhadap serbuk. Hasil parameter standardisasi ekstrak etanol bawang lanang hitam adalah bentuk ekstrak kental dan lengket, warna hitam kecokelatan, rasa pahit-asam dan bau khas; kadar air 2,00–13,60%; kadar abu total dan abu tidak larut asam 3,73–4,13% dan 0,47–0,55%; kadar alisin 0,43–0,97 mg/g terhadap ekstrak. Kandungan kimia yang terdapat pada ekstrak etanol bawang lanang hitam adalah flavonoid, fenol, terpenoid, dan alisin.

Single bulb black garlic is a fermented product of single bulb garlic from heating process at controlled high temperature and humidity, it has many health benefits due to its high bioactivity. Consumption of black garlic has become popular, causing nice potential bussiness idea. Rice cooker is a simple instrument and is commonly used by SMEs in producing single bulb black garlic. This study aimed to obtain data that will be used as a reference for producing quality, efficacious, and safe single bulb black garlic. In this study, single bulb garlic from three different areas: Temanggung, Brebes, and Boyolali were fermented using rice cooker method warm mode for 21 days and then determined the standardization parameters for powder and ethanol extract of single bulb black garlic based on the Indonesian Herbal Pharmacopoeia and General Standard Parameters of Medicinal Plant Extract. The results showed that single bulb black garlic powder have wrinkled oval shape, dark black color, sour, salty and bitter taste, and aromatic odor; drying loss content 1,16–1,18%; water and ethanol soluble content 20,47–30,09% and 3,67–21,42%; total ash and acid insoluble ash content 3,99–4,42% and 0,06–0,36%; allicin content 0,25–0,48 mg/g to power. The results of the standardization parameters for the ethanol extract were semisolid sticky paste, a brownish black color, and aromatic odor; moisture content 2,00–13,60%; total ash and acid insoluble content 3,73–4,13% and 0,47–0,55%; allicin content 0,43–0,97 mg/g to extract. Ethanol extract of single bulb black garlic contained flavonoids, phenols, terpenoids, and allicin."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Produksi etanol dilakukan dengan beberapa perlakuan antara lain pengenceran larutan stok menjadi 4 variasi konsentrasi, penambahan nutrisi, pengaturan pH, sterilisasi bahan, pendinginan, penambahan inokulum Saccharomyces cerevisiae. Penelitian ini bertujuan mengoptimalisasi pemanfaatan fermenor dan Gas Chromatography untuk fermentasi etanol dan analisis hasilnya. Fermentasi dilakukan selama 96 jam dan pengambilan sampel dilakukan setiap 24 jam. Pengujian hasil fermentasi dilakukan dengan cara melakukan uji kadar alkohol metode conway, uji kadar alkohol metode GC setelah dilakukan pemekatan 5 kali dengan cara destilasi, uji gula dengan metode DNS untuk mengetahui sisa gula yang digunakan dalam fermentasi, uji TPC dan kekeruhan untuk mengetahui pertumbuhan sel Saccharomyces cerevisiae. Hasil uji dibuat grafik dan dianalisis menggunakan SPSS untuk mengetahui penambahan kadar alkohol tiap jam fermentasi, untuk mengetahui apakah data dianggap linier secara statistik dan untuk mengetahui berapa waktu optimal produksi etanol dengan kadar tertinggi. Hasil menunjukkan waktu optimal pemanfaatan fermentor adalah 72 jam dengan kemurnian etanol tertinggi 43,44%. "
JMSTUT 15:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
R. Muljono Judoamidjojo
Jakarta: Rajawali, 1992
660.284 49 MUL t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"Di wilayah Sumpiah ,itik dipelihara dengan diberi pakan yang terdiri dari dedak dan sisa dapur seadanya atau nasi aking, akibatnya pertumbuhan lambat.Padahal pertumbuhan itik jantan lebih cepat dibandingkan itik betina dengan kondisi pemeliharaan yang relatif sama...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ingrid S. Surono
Jakarta: PT Tri Cipta Karya, 2004
547.29 ING p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Basic of cocoa bean preparation process is fermentation . Fermentation is done espicially to improve and build specific chocolate flavour of cocoa bean and its products,i.e cocoa liquor, butter, and powder and also to decrease this disliked flavors like better and acid...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Riki
"Indonesia merupakan negara agraris sehingga bidang pertanian dan perkebunan merupakan industri yang berkembang di Indonesia. Hasil pertanian dan perkebunan jumlahnya berlimpah di seluruh pelosok negeri. Sehingga berdampak pada jumlah limbah yang berasal dari produk pertanian dan perkebunan. Oleh karenanya perlu dilakukan penanganan limbah yang benar agar dikemudian hari tidak menjadi masalah yang serius bagi lingkungan. Solusi yang diberikan adalah memanfaatkan limbah tersebut sebagai bahan baku pembuatan xilitol, suatu gula alkohol non kariogenik dan merupakan pemanis rendah kalori. Sepuluh khamir yang dapat menggunakan D ? xilosa sebagai sumber karbon dilakukan seleksi dalam hal kemampuan memproduksi xilitol. Fermentasi dilakukan selama dua hari menggunakan 20 g/L xilosa. Didapatkan empat isolat yang dianggap potensial dalam menghasilkan xilitol. Dari keempat isolat tersebut Candida fukuyamaensis UICC Y-247 menghasilkan xilitol sebesar 7,135 g/L dengan yield 38,13%. Keempat isolat potensial selanjutnya dianalisa kurva pertumbuhan dan kurva produknya."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S30478
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Atikah Ashriyani
"Dalam kondisi krisis energi seperti saat ini, pemanfaatan sumber daya
yang dapat diperbarui diharapkan dapat membantu pemenuhan kebutuhan
energi. Makroalga merupakan salan satu sumber daya yang dapat
dimanfaatkan sebagai penghasil energi alternatif dalam bentuk bioetanol.
Pada penelitian ini, dipilih makroalga genus Eucheuma dan Gracilaria karena
memiliki kandungan selulosa serta mudan dan cepat pembudidayaannya.
Eucheuma dan Gracilaria dinidrolisis olen jamur Thchoderma viride yang
mengnasilkan enzim selulase. Konsentrasi senyawa gula pereduksi yang
dinasilkan dari proses nidrolisis ditentukan dengan metode Somogyi Nelson.
Gula pereduksi paling tinggi yang dihasilkan dari nidrolisis Eucheuma adalan
0,090 mg/mL pada konsentrasi 7,5% dan waktu inkubasi 48 jam, sedangkan
pada Gracilaha, gula pereduksi yang dinasilkan sebesar 0,089 mg/mL pada
konsentrasi 5% dan waktu inkubasi yang sama. Hidrolisat Eucheuma dan
Gracilaria difermentasi olen sel Saccharomyces cerevisiae yang terimobilisasi
dalam Ca alginat. Kondisi optimum proses fermentasi diperolen pada pH 4
dan waktu inkubasi 24 jam yang mengnasilkan kadar etanol sebesar 0,698%
dari nidrolisat Eucheuma dan 0,530% dari Gracilada. Kadar etanol ditentukan
dengan Gas Chromatography."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S30507
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Niezha Eka Putri
"Xilitol merupakan pemanis yang secara alami terdapat dalam sayuran dan buah-buahan serta memiliki beberapa keunggulan, salah satunya adalah bersifat nonkariogenik. Xilitol dapat diproduksi dari xilosa, baik melalui proses fermentasi maupun secara kimiawi. Xilosa dihasilkan melalui proses hidrolisis hemiselulosa yang banyak terdapat dalam limbah lignoselulosa seperti tongkol jagung. Dalam penelitian ini dilakukan hidrolisis terhadap tongkol jagung untuk menghasilkan xilosa yang akan digunakan sebagai bahan baku pembuatan xilitol melalui proses fermentasi. Hidrolisis dilakukan pada konsentrasi asam 0,3 M, waktu hidrolisis 25 menit, serta suhu 121 °C.
Berdasarkan hasil pengukuran, didapatkan kadar xilosa sebesar 34,34% (w/w) dengan persen hidrolisis 95,39 % (w/w). Xilosa yang dihasilkan kemudian difermentasikan oleh khamir penghasil enzim xylose reductase (XR), yaitu Candida fukuyamaensis dan Candida boidinii. Dihasilkan kadar xilitol sebesar 0,23 g/L dengan persen konversi 3,59 % (w/w) dan persen yield 0,68% dari fermentasi menggunakan C. fukuyamaensis, sedangkan untuk fermentasi menggunakan C. boidinii didapatkan kadar xilitol sebesar 0,084 g/L dengan persen konversi 1,38% (w/w) dan persen yield 0,25%."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S30479
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>