Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 185279 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anisya Nurpratina
"Kota Depok merupakan wilayah padat penduduk dengan tingkat penggunaan air tanah tinggi. Risiko pencemaran air tanah lebih rentan pada wilayah padat yang memiliki sistem penampungan tinja setempat berdekatan. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan melihat hubungan pencemaran dari sistem sanitasi setempat terhadap kualitas air tanah. Sebelum menentukan titik sampling, dilakukan wawancara ke 40 rumah sebagai preliminary assessment. Berdasarkan hasil survei, dipilih 8 rumah sebagai titik sampling kemudian diuji terhadap 6 parameter yakni pH, TDS, nitrat, klorida, BOD dan E.coli. Hasil uji menunjukkan rata-rata sampel air tanah memiliki nilai pH sebesar 6,2; TDS 179,5 ppm; nitrat 1,35 mg/l; klorida 23,75 mg/l; BOD 1 mg/l; dan E.coli 807,13 MPN/100 ml. Masih ditemukan nilai rata-rata E.coli pada air tanah yang berada di atas baku mutu Peraturan Menteri Kesehatan No. 32 Tahun 2017 untuk keperluan higiene dan sanitasi. Untuk menganalisis hubungan efluen dari sanitasi setempat terhadap kualitas air tanah, dianalisis korelasi hasil uji efluen penampungan tinja terhadap kualitas air tanah pada rumah sampel. Terdapat korelasi yang signifikan antara kedua variabel pada parameter pH (p<0,05; r:0,712). Karakteristik hidrogeologi dapat meningkatkan laju infiltrasi kontaminan dari penampungan tinja terhadap air tanah. Berdasarkan hasil uji laboratorium, diketahui lokasi penelitian memiliki tanah lanau yang permeabel. Dilakukan juga analisis korelasi kualitas air tanah terhadap jaraknya ke penampungan tinja terdekat. Berdasarkan hasil uji diketahui bahwa semakin besar jarak penampungan tinja terhadap sumur air maka nilai uji parameter TDS (p<0,05; r:-0,701) pada air tanah akan semakin kecil.

Depok is a highly populated city with high uses of groundwater. The risk of groundwater contamination is higher in a high-density area that uses on-site sanitation in closer proximity. This research aims to see the relationship between groundwater contamination and the use of on-site sanitation. Before choosing the sample points, 40 households are interviewed as a part of the preliminary assessment. Based on the survey result, eight households are chosen as the sample points and the samples are then analyzed for six parameters: pH, TDS, nitrate, chloride, BOD, and E.coli. The result shows that the average groundwater samples quality has 6.2 pH; TDS 179.5 ppm; nitrate 1.35 mg/l; chloride 23.75 mg/l; BOD 1 mg/l; and E.coli 801.13 MPN/100 ml. The average value of E.coli on the groundwater shows to be higher than the Minister of Health Regulation Number 32 of 2017 for hygiene and sanitation water. To further analyze the relationship of on-site sanitation effluent with groundwater quality, the correlation between the two variables are analyzed. There is a significant correlation between the effluent and the groundwater quality on pH (p<0.05; r: 0.712) parameter. The hydrogeological condition can increase the infiltration of effluent contaminants into groundwater. Based on the soil laboratory test, the research area is known to have permeable silty soil. Correlation analyses are also done between the groundwater quality and its distance to the nearest on-site sanitation treatment. The eight samples show that the greater the distance between the well and the onsite sanitation, the smaller the TDS parameter (p<0.05; r: -0.701) on the groundwater."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yupiter Abdi Toto Negoro
"

Kegiatan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya tidak terlepas dari menggunakan sumber daya air seperti rumah tangga, industry dan pertanian, kegiatan yang mengurangi ketersediaan air tanah dan menghasilkan limbah yang membuat penurunan kualitas air sungai, penelitian ini dilakukan di daerah tangkapan air uar kampus UI yang termasuk kawasan DAS CIliwung yang bertujuan untuk meningkatkan daya dukung sumber daya air dengan melakukan pendekatan tata kelola air dengan mempertimbangkan 3 aspek yaitu Place, People dan Policy. Place atau segi teknis dilakukan pendekatan dengan konsep WSUD (Water Sensitive Urban Drainage) dimana teknologi hijau yang dipakai yaitu bioretensi dan kontruksi lahan basah dengan simulasi ArcGIS, GitBola dan SWMM untuk simulasi peningkatan kualitas air dan penurunan volume limpasan air, People atau segi pemangku kepentingan dilakukan interview mendalam kepada pemangku kepentingan dan warga yang berada di kawasan tangkapan air untuk mengetahui respon terhadap rekomendasi teknologi hijau dan tanggapan pemangku kepentingan, Policy atau segi kebijakan dilakukan rekomendasi kebijakan yang tepat yang mengatur pengelolaan limbah cair maupun padat agar tidak mencemari badan air, untuk memperbaiki kondisi daerah tangkapan air (DTA) di sekitar UI, berdasarkan segi teknis usulan teknologi hijau, respon masyarakat atau pemangku kepentingan dan juga berdasarkan kebijakan atau peraturan-peraturan yang sudah ada mulai dari tingkat pusat hingga daerah.


The several things to fulfil human needs are water resources, like household, laundry, industry and agriculture, the activities  that reduce the availability of ground water and produce waste which makes the quality of river water decrease. This research was conducted in a catchment area outside University of Indonesia which is included in the Ciliwung watershed area which aims to increase the carrying capacity of water resources by carrying out a Water Governance approach by considering 3 aspects Place, People and Policy. The Place aspect or technical recommendations was an approach using the concept of WSUD (Water Sensitive Urban Drainage), the green infrastructure used are bioretention and constructed wetland by using ArcGIS, GitBola and SWMM for simulations of improving air quality and volume of runoff water reduction. The People aspect or stakeholders are conducted in-depth interviews or snow ball interview with stakeholders and residents in the catchment to find out responses to green technology recommendations and stakeholder responses. The policy aspect makes appropriate policy recommendations that regulate the management of liquid and solid waste so as not to pollute water bodies, to improve the condition of catchments around University of Indonesia, making policy recommendations based on the technical aspects of green technology proposals, community or stakeholder responses and also based on existing policies or regulations from the central to the regional level.

Keywords: People; Place; Policy; Water Governances; WSUD.

 

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Depok merupakan wilayah yang ditetapkan menjadi wilayah konservasi air
dan tanah, dan berfungsi sebagai kawasan yang memberikan perlindungan
bagi ketersediaan air Propinsi DKI Jakarta baik dari segi kuantitas maupun
kualitas. Penelitian ini betujuan untuk mengetahui pola keruangan wilayah
kualitas air tanah dangkal di Kelurahan Beji dan Beji Timur yang merupakan
daerah di Kota Depok yang mengalami pertambahan penduduk yang pesat
namun tidak diimbangi dengan penyediaan sistem drainase yang memadai.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk kualitas fisik air tanah dangkal
berdasarkan parameter TDS dan DHL masih memenuhi kriteria baku mutu
yang ditetapkan dalam PP No.82 tahun 2001. Kualitas kimia air tanah
dangkal berdasarkan parameter pH menunjukkan sebagian besar tidak
memenuhi baku mutu atau hanya memenuhi baku mutu kelas IV, dimana
wilayah ini tersebar di bagian utara, tengah, dan selatan daerah penelitian.
Kualitas kimia air tanah dangkal berdasarkan parameter amonia
menunjukkan 34,8% daerah penelitian telah tercemar. Persebarannya
mengelompok dan cenderung berasosiasi dengan wilayah kedalaman untuk
mencapai muka air tanah < 5m. Kualitas air tanah dangkal di Kelurahan Beji
dan Kelurahan Beji Timur menunjukkan bahwa makin dekat dengan septic
tank dan makin dangkal muka air tanah, kualitasnya semakin buruk. Faktor
kedalaman untuk mencapai muka air tanah berpengaruh cukup kuat terhadap
kualitas air tanah dangkal, sedangkan faktor jarak dari septic tank
berpengaruh lemah terhadap kualitas air tanah dangkal. Sementara itu,
kepadatan rumah tidak mempengaruhi kualitas air tanah dangkal di
Kelurahan Beji dan Kelurahan Beji Timur.
Kata Kunci : Jarak dari Septic Tank, Kedalaman Untuk Mencapai Muka Air
Tanah, Kepadatan Rumah, Kualitas Air Tanah Dangkal.
Xii + 87 hlm. ; 1 lampiran ; 18 gbr ; 4 tabel ; 9 Peta
Bibliografi : 25 (1972 ? 2007)"
Universitas Indonesia, 2007
S33899
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia Purwandini
""SERBU" medicine is a government’s program launched in 2007 to help the society to get the achievable price medicine, so that the society can obtain the drugs at the stall and drugstore and also they are expected to do self medication before go to the healthcare service center. The purpose of the research is to get the correlation between age, education, jobs and knowledge with the using of "SERBU" medicine. This research used Cross Sectional design and Purposive Sampling method and about 100 people in Kukusan area who have consumed and bought "SERBU" medicine as the sample.
The result of the research shows about 42% of the respondents consumed "SERBU" medicine while the 58% does not consumed. The characteristics of those who consume the medicine are about 41.4% of the respondents are 17-35 years old, 37.6% are respondents with high school and university education, 39.7% are respondents with job and 35.2% of the respondents are those high-knowledged people. Bivariat analysis shows the correlations between education (p=0.001) and knowledge about medicine (p=0.031) with the consumption of "SERBU" medicine, and also shows the unrelated connection between age (p=0.860) and job (p=0.498) with the consumption of "SERBU" medicine. This result is expected to be useful for socialization to the society about "SERBU" medicine and also can.
It is recommended the government can increase the effort to socialize "SERBU" medicine to increase the society’s knowledge on "SERBU" medicine.

Obat SERBU (Serba Seribu) merupakan program yang diluncurkan oleh pemerintah pada tahun 2007 untuk membantu masyarakat dalam memperoleh obat-obatan dengan harga yang terjangkau, agar masyarakat dapat memperoleh obat di warung dan toko obat sehingga diharapkan dapat melakukan pengobatan terhadap diri sendiri sebelum ke pelayanan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara usia, pendidikan, pekerjaan dan pengetahuan tentang obat SERBU dengan penggunaan obat SERBU. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang dengan pengambilan sampel secara Purposive Sampling dengan jumlah sampel sebanyak 100 orang masyarakat Kukusan yang pernah menggunakan dan membeli obat SERBU.
Dari penelitian diperoleh gambaran 42% responden menggunakan obat SERBU dan 58% tidak menggunakan obat SERBU. Karateristik responden yang menggunakan obat SERBU adalah responden usia 17-35 tahun sebesar 41,4%, responden dengan pendidikan SMA-Perguruan Tinggi sebesar 37,6%, responden yang bekerja sebesar 39,7% dan responden yang memiliki pengetahuan tinggi sebesar 35,2%. Analisis bivariat menunjukkan ada hubungan bermakna antara pendidikan (p=0,001) dan pengetahuan tentang obat (p=0,031), serta tidak adanya hubungan yang bermakna antara usia (p=0,860) dan pekerjaan (p=0,498) dengan penggunaan obat SERBU. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam mesosialisasikan obat SERBU kepada masyarakat.
Disarankan agar pemerintah terus mensosialisasikan obat SERBU untuk lebih meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap obat SERBU."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2009
S32931
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
S8709
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasan Bisri
"Peningkatan jumlah mahasiswa berpengaruh terhadap peningkatan kebutuhan hunian. Peningkatan kebutuhan ini tidak diikuti oleh regulasi dan standar hunian di luar kampus yang sehat dan selamat. Hunian yang tidak memenuhi standar hunian sehat dan selamat dapat meningkatkan risiko sakit atau cidera pada mahasiswa. Sebuah penelitian membuktikan bahwa kondisi hunian di luar kampus memiliki tingkat pemenuhan aspek keselamatan dan kesehatan lebih rendah bila dibandingkan dengan hunian di dalam kampus. Di Universitas Indonesia tidak ditemukan data mengenai kualitas hunian mahasiswa dalam aspek K3L sehingga tidak diketahui bagaimana kualitas hunian tersebut. Kejadian kebakaran pernah terjadi pada hunian mahasiswa di tahun 2011. Pada bulan Januari 2016 terjadi kasus penyakit DBD sebanyak 436 kasus dan Leptospirosis sebanyak 5 kasus. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis aspek K3L hunian mahasiswa dan 7 elemen pemenuhannya dengan desain penelitian deskriptif observasional. Sampel penelitian adalah hunian mahasiswa universitas Indonesia di Kelurahan Kukusan. Data didapatkan melalui wawancara dan observasi menggunakan
daftar pertanyaan yang diadaptasi dari National Healthy Housing Standard. Kualitas hunian diklasifikasikan menjadi 5 level yaitu Sangat Baik, Baik, Cukup, Kurang dan sangat Kurang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemenuhan aspek K3L hunian mahasiswa di Kukusan kategori sangat baik (16%), baik (71%), dan cukup (13%). Pemenuhan kategori sangat baik adalah elemen struktur, fasilitas, perpipaan dan tata ruang (68%), kategori baik adalah elemen tugas dan tanggung jawab pemilik dan penghuni (55%), elemen pencahayaan dan sistem kelistrikan (48%), elemen suhu, ventilasi dan efisiensi energi (42%), elemen kelembaban, limbah padat dan manajemen pest control (39%). Sedangkan kategori cukup adalah elemen keselamatan dan keamanan personal (58%) dan elemen penggunaan bahan kimia (42%).

Increasing the number of students university influences the increase in student offcampus housing demand. Unfortunetly, it is not followed by regulations and standards of safe and healthy off-campus housing. Off-campus housing that does not meet safe and healthy standards can increase the risk of illness or injury to students. A study proves that the condition of off-campus housing has a lower level of safety and health aspects compared to in campus housing. University of Indonesia has no data regarding the quality of student off-campus housing in the HSE aspect so it is not known how the quality of the off-campus housing is. However, fire incident occured in 2011 at Students off-campus housing. In January 2019, 436 cases of Dangue Haemoraghic Fever were found and 5 cases of Leptospirosis were found as well. This study aims to analyze the HSE aspects of students off-campus housing and 7 elements of off-campus
housing safe and healthy standards using an observational descriptive research design. The research sample is the off-campus housing of Indonesian university students in Kukusan. Data was obtained through interviews and observations using a list of questions adapted from National Healthy Housing Standard. The quality of off-campus housing HSE aspect is classified into 5 levels namely Very Good, Good, Everage, Less and Very Less. The results showed that the level of the HSE aspects of student offcampus housing in Kukusan is Very Good (16%), Good (71%), and Enough (13%) while Very Good category is structures, facilities, plumbing and space requirements (68%), Good category are duties of owners and occupants (55%), lightings and electrical systems (48%), and moisture control, solid waste and pest manajemen (39%).
Everage categoriy are safety and personal security(58%) and chemical agent (42%)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T53816
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 1990
S31952
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erlangga Yudhanegara
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
S6998
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rheta Veda Nugraha
"Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor dominan terhadap kejadian obesitas balita usia 25-59 bulan di Kelurahan Kukusan Kecamatan Beji Kota Depok. Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional.Uji statistik menggunakan ujichi-square untuk analisis bivariat dan uji regresi logistik ganda untuk analisis multivariat.Besar sampel yang diteliti sejumlah 96 balita.
Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 10,4% balita usia 25-59 bulan mengalami obesitas. Variabel yang memiliki hubungan bermakna yaitu ASI eksklusif, waktu pemberian MPASI pertama, durasi pemberian ASI, asupan energi, dan obesitas orangtua. Variabel yang menjadi faktor dominan pada kejadian obesitas balita usia 25-59 bulan di Kelurahan Kukusan adalah obesitas orangtua.

The aim was to determine the most dominant factor on the incidence of childhood obesity aged 25-59 months in Kukusan, Beji,Depok. Cross-sectional design was used in this study. The statistical test used is chi-square for bivariate analysis and multiple logistic regressions for multivariate analysis. Total samples were 96 children.
Results showed that 10,4% children aged 25-59 months are obese. Variables that significantly related were exclusive breastfeeding, timing of the first complementary foods, breastfeeding duration, energy intake, and parental obesity. Variable which became the dominant factor in childhood obesity incidence aged 25-59 months in Kukusan was parental obesity."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S60967
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendrikus Yekonia
"Informasi obat yang baik sangat berperan bagi pasien yang membeli obat di apotek dalam melakukan swamedikasi untuk keberhasilan terapi pengobatan. Informasi tentang obat, baik itu cara pakai, dosis, efek samping dsb dapat mengurangi kesalahan yang mungkin dapat mengakibatkan resiko terjadinya kecelakaan. Beberapa literatur menunjukkan bahwa informasi pengobatan yang baik dapat mempengaruhi tingkat pemahaman pasien.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara informasi obat yang diberikan oleh petugas apotek dengan tingkat pemahaman pasien tentang label pada kemasan obat bebas/terbatas. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan mewawancarai responden berdasarkan kuesioner yang telah dibuat. Sebagai responden diambil 100 orang, baik itu masyarakat umum dan masyarakat yang membeli obat di apotek. Data yang diperoleh yaitu karakteristik responden, informasi oleh petugas apotek dan tingkat pemahaman pasien tentang obat bebas/terbatas, lalu dianalisa dengan metode statistik Kai-kuadrat (Chi Square).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara informasi yang diberikan oleh petugas apotek dengan tingkat pemahaman pasien tentang label pada kemasan obat bebas/terbatas.

A good information has important role in patient self-medication that buy drugs in dispensary for successful medication therapy. The information about direction for use, dosage, side effect, etc can reduce potencial adverse drugs events that can cause some accidents. Some literatures showed good information would influence knowledge of the patient.
This observation is held to find association between the information about drugs which is given by the dispensary official and the knowledge level of the patient about the label on the OTC package. This observations use cross sectional method by asking the respondent to fullfill the questionnaire which has been made for this purpose. One hundred peoples had been choosen randomly among people in the Kukusan community, some are people on the common place and the other are people that went to the dispensary. Data that were taken are respondent ?s characteristic information given by dispensary official and the respondent?s level of knowledge. The data was analyzed using Chi-Square statistic test.
The result showed that there was significant correlation between information given by dispensary official and the respondent's level of knowledge about the label on the OTC package."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2008
S33039
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>