Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 67987 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wibisono
"Isu mengenai mental disorder atau gangguan mental telah menjadi sebuah isu yang sering diperbincangkan pada masyarakat akibat dari maraknya kasus yang terjadi. Salah satu gangguan mental yang terjadi dalam masyarakat adalah alkoholisme.Alkoholisme merupakan sebuah gangguan perilaku pada individu yang ditandai dengan konsumsi alkohol yang berlebihan. Alkoholisme merupakan suatu tema utama yang terdapat pada lirik lagu Banyu Surga karya NDX A.K.A. Penelitian ini membahas bagaimana perilaku alkoholisme direpresentasikan dalam lirik lagu ini. Dengan menggunakan metode deskriptif analisis, teori representasi dari Stuart Hall, semiotika Charles Sander Peirce dan sosiologi sastra dari Sapardi Djoko Damono (2002), penelitian ini menggambarkan bagaimana alkoholisme direpresentasikan dalam lagu melalui cerita tokoh “aku” pada lirik Banyu Surga. Penelitian ini menghasilkan temuan bahwa lirik lagu Banyu Surga dianggap sebagai sebuah pengingat mengenai bahaya alkohol meskipun secara leksikal lirik lagu ini berisi ajakan kepada masyarakat untuk mengonsumsi alkohol. Melalui analisis semiotika Peirce, ditemukan dua simbol yang mewakili alkoholisme yaitu kata banyu pekok dan banyu surga. Lirik yang terdapat dalam lagu tersebut ternyata sejalan dengan realitas sosial yang ada mengenai alkoholisme.

The issue of mental disorder has become an topic that often discussed in the community due to the number of cases that have occured. One of the disorder that occur in society is alcoholism. Alcoholism is a behavior disorder that characterized by excessive consumption of alcohol. Alcoholism is the main theme that found in the lyrics of the song Banyu Surga by NDX A.K.A.. This study discusses about how alcoholic behavior is represented in the lyrics of this song. Using the descriptive analytic method, the representation theory from Stuart Hall, Charles Sanders Peirce Semiotics and the sociology of literature from Sapardi Djoko Damono (2002), this study describes how alcholism is represented in song’s lyrics through the story of “aku”. The results of this study is the lyrics are considered as a reminder of the dangers of alcohol even though the lyrics of the song contain a suggestion to consume alcohol, lexically. Through Peirce’s semiotic analysis, two symbols (Banyu pekok and Banyu surga) were found. The lyrics also contain a social reality regarding alcoholism in society."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Anwar Basil Arifin
"Kekerasaan sudah lama menjadi sebuah topik yang memicu berbagai diskusi dan kontroversi. Kekerasaan seringkali dianggap sebagai suatu tindakan yang semata-mata tidak logis dan di luar akal manusia. Namun, generalisasi yang berlebihan terhadap konsep kekerasan mengabaikan kompleksitas dari kekerasaan itu sendiri. Terdapat berbagai macam aspek dalam kehidupan manusia yang bisa dikaitkan dengan penggunaan kekerasan, salah satunya penyakit mental. Kajian mengenai penyakit mental dan kekerasan sudah dilakukan sebelumnya, terutama di kajian sastra. Namun, kontribusi untuk diskursus komparatif antar dua karya sastra mengenai kekerasan dan penyakit mental masih sedikit. Dua novel yang memiliki aspek-aspek ini sebagai isu utama dari ceritanya adalah Fight Club karya Chuck Palahniuk dan Seperti Dendam Rindu Harus dibayar Tuntas karya Eka Kurniawan. Penelitian ini menganalisis hubungan antara kekerasan dan penyakit mental dalam masing-masing novel. Kerangka teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Ego-instinct yang merupakan konsep psikoanalisis milik Sigmund Freud, dan konsep `Being` dan `Having` oleh Erich Fromm.

Violence has always been a topic brimming with endless discussions and controversies. The notion of violence itself has always been considered as something irrational to the human mind and animalistic to the human behavior. However, this overgeneralization towards violence ignores the complexity of violence. There are many facets of human life that could be attributed to the use of violence, one of which is mental illness. Studies of mental illness and violence have already been done before, especially in works of literature. However, there has been little contribution to the comparative discourse of violence and mental illness between two different literary works. Two novels that have both aspects as a central issue of their stories are Fight Club by Chuck Palahniuk and Seperti Dendam, Rindu harus dibayar Tuntas by Eka Kurniawan. This article analyzes the link between violence and mental illness of the respective English and Indonesian novels. The frameworks that will be used are Freud`s psychoanalytical concept of Ego-instinct and Erich Fromm`s concept of `Being` and `Having`.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Tantri Widyarti Utami
"ABSTRAK
Gangguan jiwa dialami oleh 81 jiwa dari 13764 jiwa penduduk dikelurahan
Sindangbarang Bogor, pelayanan kesehatan jiwa masyarakat melalui puskesmas
belum berjalan dan belum adanya kelompok swabantu (self help group ) klien dan
keluarga. Penelitian ini berjudul pengaruh self help group terhadap kemampuan
keluarga dalam merawat klien gangguan jiwa di kelurahan Sindangbarang
Bogor.Tujuan penelitian ini adalah memperoleh pengaruh self help group terhadap
kemampuan keluarga dalam merawat klien gangguan jiwa. Desain yang digunakan
dalam penelitian ini adalah ”Quasi experimental pre-post test without control group”
dengan intervensi self help group. Cara pengambilan sampel adalah purposive
sampling dengan sampel sebanyak 18 keluarga . Self help group dilakukan pada tiga
kelompok; kelompok I diberikan self help group dengan enam kali pertemuan
(empat kali bimbingan dan dua kali mandiri), kelompok II diberikan self help group
dengan enam kali pertemuan ( dua kali bimbingan dan empat kali mandiri) dan
kelompok III diberikan self help group dengan tiga kali pertemuan tanpa dibimbing.
Kemampuan kognitif dan psikomotor keluarga diukur dengan menggunakan
kuesioner dan dianalisis menggunakan statistik.Hasil penelitian menunjukkan
peningkatan kemampuan kognitif dan psikomotor keluarga dalam merawat klien
gangguan jiwa secara bermakna. Kemampuan kelompok yang mendapatkan self help
group dan dibimbing dua kali meningkat lebih tinggi secara bermakna dibandingkan
dengan yang dibimbing empat kali dan tanpa bimbingan.Direkomendasikan
membentuk dan melaksanakan self help group bagi keluarga yang memiliki anggota
keluarga dengan gangguan jiwa.

ABSTRACT
Mental illness experienced by 81 people among 13.764 inhabitants in District of
Sindangbarang, Bogor At the same time, a serving for psychology health program by
Centre of Community Health is not run well, and self help group for client and his/her
family was not exist. The title of this research is The Influence of Self Help Group to
Family Ability in Taking Care Client with Mental illness in District of Sindangbarang,
Bogor.
The research was aimed to get a comprehensive picture about the influence of self help
group to family ability in taking care client with Mental illness. Design of the research
was using “quasi experimental pre-post test without control group” by using self help
group intervention. A sample consist of 18 families was chosen by using purposive
sampling. Self Help Group treatment was divided into 3 groups as follows: Group I (6
times meeting consists of 4 times assisting and 2 times self helping); Group II (6 times
meeting consists of 2 times assisting and 4 times self helping) and Group III (3 times self
helping meeting and none assisting ).
The family’s cognitive ability and psychomotor ability are valued by using cognitive
ability and psychomotor ability questioner, and then the results of questioners are
analyzed by using statistic method. The research showed a significant increase in
family’s cognitive ability and psychomotor ability in taking care client with mental
illness. The abilities of the group that treated by self help group with 2 times assisting
were increase highly and significantly compare to the group with 4 times assisting and
the group without assisting. It is recommended to form and to conduct self help group to
families who have client with mental illness."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Katuuk, Helly M.
"Pasung merupakan tindakan pengekangan secara fisik maupun pengurungan kepada orang dengan gangguan jiwa. Pemasungan berulang merupakan tindakan yang dilakukan keluarga akibat kekhawatiran keluarga terkait perilaku ODGJ yang membahayakan diri sendiri keterbatasan hendaya keluarga dalam perawatan. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan gambaran tentang pengalaman keluarga dalam merawat ODGJ yang dilakukan pemasungan secara berulang. Metode penelitian adalah riset kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Partisipan penelitian berjumlah 10 orang, pengumpulan data dengan wawancara mendalam. Analisis data dengan metode Colaizzi. Tiga tema yang dihasilkan : Pemenuhan rasa aman sebagai pemicu pasung berulang, Diferensiasi perawatan pada pasung berulang, Keterbatasan aktivitas keluarga sebagai dampak merawat ODGJ dengan pasung berulang. Perawatan pasung berulang memprioritaskan rasa aman dan nyaman ODGJ.

Pasung is an act of physical restraint and confinement to people with mental disorders. Recurring income is an action taken by people who are related to mental ill patient who are responsible for the family. The purpose of this research is how to find experience in treating mental ill patient which is done repeatedly. The research method is qualitative research with a phenomenological approach. Research participants monitored 10 people, entered data with in-depth interviews. Data analysis using the Colaizzi method. Three themes were generated: Fullfilment of security as triggering, Differentiation of treatments for re-pasung, Limitations of family activities as a caused of mental ill patient with re-pasung. Re-pasung treatment is to prioritizes the securities and comfort of mental ill patient."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
T519230
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manumba, Ruliyani
"ABSTRAK
Gangguan jiwa berdampak terhadap individu dan keluarga yang dapat mengganggu fungsi keluarga dan membahayakan kesehatan serta kualitas hidup mereka. Keluarga memiliki peran penting bagi anggota keluarga dengan gangguan jiwa untuk mendapatkan bantuan kesehatan. Pencarian bantuan kesehatan berkaitan dengan Duration of Untreated Psychosis (DUP), yaitu jarak waktu episode awal hingga
mendapatkan terapi yang adekuat. Keterlambatan dalam pencarian bantuan kesehatan menyebabkan DUP lebih lama yang berhubungan dengan tingkat gejala positif, pemulihan, fungsi kognitif dan sosial yang buruk sehingga mempengaruhi kualitas hidup selama perjalanan penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang pengalaman keluarga dalam mencari bantuan kesehatan bagi anggota keluarga mereka yang mengalami gangguan jiwa. Desain penelitian adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif fenomenologi yang melibatkan 13 partisipan. Data dikumpulkan dengan wawancara mendalam dan dianalisis menggunakan metode Colaizzi. Hasil
penelitian didapatkan lima tema yaitu perubahan perilaku yang membahayakan sebagai pemicu mencari bantuan, dukungan sosial dan keterjangkauan memengaruhi pemilihan bantuan, keterbatasan pengetahuan dan finansial menjadi hambatan mencari bantuan,
upaya optimal keluarga, kondisi negatif klien dan keluarga sebagai penyebab berhenti mencari bantuan. Hasil penelitian merekomendasikan diperlukannya pengembangan peningkatan pencarian bantuan yang efektif melalui pendidikan kesehatan pada
keluarga dan masyarakat luas untuk menciptakan lingkungan dengan literasi kesehatan yang memadai. Pengembangan program intervensi juga perlu dilakukan setelah keluarga kontak dengan layanan kesehatan, yakni dengan meningkatkan komunikasi dan memberikan informasi yang adekuat pada keluarga untuk mempertahankan hubungan kolaboratif dengan keluarga

ABSTRACT
Mental disorders affect individuals and families which can disrupt family functions and endanger their health and quality of life. Family has an important role for family members with mental disorders to seeking help. Seeking help for health is related to the Duration of Untreated Psychosis (DUP), which is the interval from the initial episode to adequate therapy. Seeking help delays lead to longer DUP which is associated with levels of positive symptoms, recovery, poor cognitive and social functioning, thereby affecting quality of life throughout the course of the disease. This study aims to obtain an overview of family experiences in seeking help for their family members with mental
disorders. The study design was qualitative with descriptive phenomenology approach involving 13 participants. Data were collected by indepth interview and analyzed using Colaizzi method. The results emerged five themes, which is violent behaviours changes as a trigger for seeking help, social support and affordability affecting the seeking help selection, the knowledge and financial obstacles to seeking help, optimal family efforts, negative conditions for clients and families as the cause of discontinue seeking help. This study recommends an effective way to increase seeking help behaviours through health education for families and the community to create an environment with adequate health literacy. The development of an intervention program also needs to be conducted after the family contacts with health services, namely by improving communication and
providing adequate information to families to maintain collaborative relationships with families"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novy Helena Catharina
"Kepala keluarga bertanggungjawab secara ekonomi memenuhi kebutuhan hidup anggota keluarga yang meliputi kebutuhan sandang, pangan dan papan. Seorang kepala keluarga yang mengalami gangguan jiwa selepas dari pemasungan perlu menyesuaikan diri terhadap fungsi sosial yang meliputi kemampuan untuk bekerja dan terlibat dalam hubungan sosial. Tujuan penelitian adalah ini untuk mendeskripsikan pengalaman kepala keluarga paska pasung dalam memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga. Pendekatan fenomenologi diterapkan untuk mengekplorasi pengalaman kepala keluarga. Sejumlah enam orang berpartisipasi dalam penelitian ini yang dipilih melalui metode purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam kemudian dianalisis dengan metode Colaizzi. Tiga tema dihasilkan dalam penelitian ini yaitu harga diri rendah sebagai respons perubahan peran paska pasung, penurunan kapasitas diri sebagai hambatan pemenuhan kebutuhan finansial keluarga, dan pemanfaatan dukungan sosial dan spiritual dalam pengembalian kepercayaan diri. Pasung berdampak pada penurunan kemampuan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) menjalankan peran sebagai kepala keluarga. Pemulihan kepercayaan diri dan peningkatan kualitas hidup ODGJ pasca pasung sebagai kepala keluarga dapat diperoleh dengan adanya penciptaan lapangan kerja serta dukungan dan penerimaan ODGJ di masyarakat.

The breadwinner of the family economically responsible for meeting the needs of all family members, including clothing, food, and housing needs. A breadwinner of the family with mental illness after pasung needs to adjust to social functions including the ability to work and be involved in social relations. Pasung is physical restraint and confinement by families of people with mental illness in the community. The study aimed to describe the experience of the breadwinner of family post-pasung to supply the economic needs of the family. This qualitative descriptive phenomenological study applied a purposive sampling in selecting the participants. Data were obtained through an in-depth interview with six participants. The data analyzed by Colaizzi’s method. The findings revealed that three themes, namely low self-esteem as a response to changes in the role after pasung, reduction of self-capacity as an obstacle the meeting family's financial needs, and utilization of social and spiritual support in returning confidence. Pasung has an impact on the decline of people with mental illness' ability to carry out the role of the breadwinner of the family. Restoring self-confidence and improving the quality of life for the breadwinner with mental illness after pasung can be obtained from creating employment opportunities, support, and accepting the people with mental illness in the community."
Depok : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia , 2019
610 JKI 22:2 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Aty Nurillawaty Rahayu
"Rehabilitasi psikososial merupakan kegiatan pelayanan yang bertujuan mengembangkan keterampilan emosional, sosial, dan intelektual. Program rehabilitasi psikososial ini diterapkan pada orang dengan gangguan jiwa ODGJ paska pasung. Pasung merupakan bentuk pengekangan fisik atau kurungan yang dilakukan oleh masyarakat non profesional pada orang dengan gangguan jiwa. Pemasungan dapat menimbulkan berbagai dampak bagi ODGJ meliputi dampak fisik, psikologi, dan dampak sosial. Dampak pemasungan dapat mempengaruhi kemampuan adaptasi klien dalam mengikuti rehabilitasi psikososial. Tujuan penelitian kualitatif fenomenologi ini menggambarkan pengalaman ODGJ paska pasung dalam melakukan rehabilitasi psikososial di Panti Sosial Pala Martha Kota Sukabumi. Partisipan penelitian berjumlah 6 orang, data dikumpulkan dengan wawancara mendalam. Empat tema yang dihasilkan: Rendah diri sebagai respon awal rehab psikososial paska pasung, peningkatan kemampuan menjalani kehidupan sehari-hari selama rehabilitasi psikososial, peningkatan potensi diri setelah rehabilitasi psikososial, dan kemampuan aktualisasi diri paska rehabilitasi psikososial. Optimalisasi rehabilitasi psikososial diperlukan dalam mempersiapkan kemandirian dan produktivitas ODGJ.

Psychosocial rehabilitation is a service which aimed to develop emotional, social, and intellectual skills. This program applied for people with mental disorder PWMD who experienced physical restrain pasung . Pasung is a form of physical restrain or confinement conducted by non professional community towards person with mental disorder. Pasung may cause various effects on PWMD, including physical, psychological, and social effects. Pasung may impact on the client rsquo s adaptability in following psychosocial rehabilitation program. The objective of this qualitative phenomenological research was to describe the experience of PWMD post pasung conducting psychosocial rehabilitation in Pala Martha Social Retreat, Sukabumi. This number of the participant in the study was six PWMD. The data were collected by indepth interview. There result of the study was describe in four themes 1 Low self esteem as manifestation of psychosocial rehabilitation in PWMD post pasung, 2 The improvement of activity daily living of PWMD post pasung conducting psychological rehabilitation, 3 The improvement of self capacity after conducting psychosocial rehabilitation, 4 The improvement of self actualization after conducitng psychosocial rehabilitation. The optimalization of psychosocial rehabilitation was needed in order to prepare the independency and productivity of PWMD."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
T47349
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gobel, Ifada Salma Maghfirah Van
"Penelitian ini berlokasi di Panti Sosial Bina Laras Harapan Sentosa II Cipayung, dan bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk dukungan sosial dalam penerapan silabi yang membantu pemulihan personal ODGJ sebagai penerima manfaatnya. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan menggunakan metode kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam, observasi dan studi literatur.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat bentuk-bentuk dukungan sosial yang diberikan pada ODGJ melalui penerapan silabi yang mempermudah ODGJ dalam menghadapi pemulihan personal. Berbagai bentuk dukungan sosial membantu proses pemulihan yang dijalani penerima manfaat, terutama dalam meningkatkan kepercayaan diri, kemandirian, kemampuan berinteraksi dan bersosialisasi dengan lingkungan sekitar, serta pemahaman mengenai penyakitnya.

This research is located at the Cipayung Harapan Sentosa II Social Institution, and aims to describe forms of social support in the application of syllabus that help the personal recovery of ODGJ as its beneficiaries. This research is a descriptive study and uses qualitative methods. Data collection techniques are done through in-depth interviews, observation and literature studies.
The results show that there are forms of social support provided to ODGJ through the application of syllabi that makes it easy for ODGJ in the face of personal recovery. Various forms of social support help the recovery process that is carried out by the beneficiaries, especially in increasing self-confidence, independence, ability to interact and socialize with the surrounding environment, and understanding of the disease.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devi Fitriana Ariani
"Kritik sosial merupakan salah satu bentuk komunikasi yang biasanya berisi masukan, sanggahan, sindiran, tanggapan, atau penilaian terhadap sesuatu yang dinilai menyimpang atau melanggar nilai-nilai yang ada di kehidupan bermasyarakat. Kritik sosial ini disampaikan bukan hanya secara langsung, tetapi juga tidak langsung melalui karya sastra, salah satunya dalam bentuk lagu. Dalam tulisan ini, penulis menganalisis bentuk kritik sosial dalam dua buah lagu yang berjudul A Monster dan Mute yang keduanya berada dalam album bertajuk Daehanmingugeul Noraehanda. Tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk dan cara kritik sosial ditampilkan dalam kedua lirik lagu tersebut. Penulis menemukan bahwa meskipun kedua lagu menyampaikan kritik sosial dengan tema yang sama, tetapi salah satu lagu ternyata dilarang pemutarannya di media penyiaran Korea. Penulis menggunakan metode kualitatif deskriptif melalui pendekatan sosiologi sastra. Dari hasil analisis ditemukan bahwa kedua lirik lagu mencerminkan kritik pencipta lagu terhadap media Korea yang telah terdistorsi dan dikontrol oleh pihak tertentu. Kritik sosial tidak disampaikan secara gamblang melainkan secara tersirat dengan ungkapan- ungkapan sinisme dan sarkasme dalam liriknya.

Social criticism is a form of communication that usually contains input, refutation, satire, response, or assessment of something that is considered deviant or violates the values that exist in social life. This social criticism is conveyed not only directly, but also indirectly through literary works, one of which is in the form of songs. In this paper, the author analyzes the form of social criticism in two songs entitled A Monster and Mute, both of which are in the album titled Daehanmingugeul Noraehanda. This paper aims to describe the form and way of social criticism displayed in those two songs. It was found that even though the two songs conveyed social criticism with the same theme, one of the songs was banned from broadcasting in Korean broadcast media. The researcher uses a descriptive qualitative method through a sociology of literature approach. From the results of the analysis, it was found that the two song lyrics reflect the songwriter's criticism of the Korean media which has been distorted and controlled by certain parties. Social criticism is not conveyed explicitly but implicitly with expressions of cynicism and sarcasm in the lyrics."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Aufira Utami
"Skripsi ini merupakan sebuah telaah filsofis terhadap kondisi mental illness pada manusia. Dengan menggali kembali kondisi mind manusia yang terbentuk melalui pengalaman, maka muncullah dialog sebagai pola interaksi bagi ‘penderita’ mental illness. Berbeda dengan telaah psikologis yang bersifat empiris dan menekankan terapi pada tiap tahapnya, telaah filosofis menaruh perhatian pada kondisi abstrak mind yang bersentuhan dengan lingkungan. Penelitian dilakukan dengan membongkar kembali kondisi mind manusia dan hubungannya dengan pengalaman sebagai langkah awal mengenal mental illness dan pemulihannya.

This undergraduate thesis is a philosophical analysis of mental illness in human being. By recollecting mind condition of human which is shaped by experience, dialogue appears as an interaction model for patient of mental illness. It is different with the psychological, which is more empirical and talk more about stages of therapy, the philosophical analysis talk about abstraction of human mind condition related to their society. This observation using phenomenological method by re-knowing human experience and find dialogue as the first step to cure mental illness."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S560
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>