Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 147174 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nia Kurnianingtyas
"Keberlanjutan program pembangunan sosial dalam bidang kesehatan anak penting untuk diupayakan, sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan. Salah satu program kesehatan anak yang mengupayakan keberlanjutan programnya adalah Japfa for Kids, sebuah program CSR dari PT. Japfa Comfeed Indonesia yang dilaksanakan oleh PT. Gagas Inspirasi Nusantara (Gagas). Program ini bertujuan untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat anak-anak di sekolah dasar. Program Japfa for Kids yang dilaksanakan di SDN Kemakmuran, kota Cirebon menunjukkan adanya pelembagaan perubahan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan strategi Gagas dalam mengupayakan keberlanjutan program tersebut. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif
jenis deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan wawancara mendalam pada dua belas informan yang ditentukan berdasarkan teknik purposive sampling, dan melalui studi dokumentasi dan studi literatur. Hasil penelitian menunjukkan strategi Gagas dalam mengupayakan keberlanjutan program Japfa for Kids dilakukan dengan menerapkan prinsip dasar dan prinsip proses pengembangan komunitas, serta manajemen efektif berorientasi pada keberlanjutan program.

Sustainability (continuation) of social development programs in children health areas is essential to be materialized as it is in accordance with sustainable development goals.
Japfa for Kids in one of the programs that undertake its continuation. Japfa for Kids in a corporate social responsibility program from PT. Japfa Comfeed Indonesia, implemented by PT. Gagas Inspirasi Nusantara (Gagas). This program aims to improve clean and healthy behavior of elementary school students. Japfa for Kids implementation in SDN Kemakmuran, Cirebon shows evidence of behavior changes stabilization. This research
aims to describe Gagas strategies to undertake Japfa for Kids program continuation. This research used qualitative descriptive research. Data was collected from in-depth interview
from twelve informants selected using purposive sampling. Data was also collected from documents and literature studies. The result of this research demonstrates Gagas used strategies of applying foundational and process principals of community development and effective management towards program sustainability.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Zharifah
"Penelitian ini mengevaluasi tingkat pengungkapan laporan keberlanjutan dan strategi keberlanjutan PT Dharma Satya Nusantara Tbk pada tahun 2020, serta membandingkan strategi keberlanjutan pada periode sebelum dan sesudah berlakunya POJK No. 51/POJK.03/2017. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus dan metode analisis konten. Data yang digunakan merupakan data publik yang bersumber dari laporan tahunan dan laporan keberlanjutan perusahaan yang dipublikasikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan laporan keberlanjutan perusahaan tahun 2020 belum sepenuhnya memenuhi informasi yang diwajibkan oleh POJK No. 51/POJK.03/2017. Selain itu, penelitian ini menemukan bahwa strategi keberlanjutan perusahaan sudah cukup baik, meskipun belum sepenuhnya memenuhi indikator penilaian strategi keberlanjutan dalam elemen tata kelola dan kepemimpinan, serta strategi ekonomi. Namun demikian, hasil penelitian juga menunjukkan strategi keberlanjutan pada tahun 2020 (setelah berlakunya POJK No. 51/POJK.03/2017) mengalami perbaikan dibandingkan strategi keberlanjutan pada tahun 2019 (sebelum berlakunya POJK No. 51/POJK.03/2017).

This study evaluates the sustainability report disclosure and sustainability strategy of PT Dharma Satya Nusantara Tbk in 2020, and compares the sustainability strategy in the period before and after the enactment of POJK No. 51/POJK.03/2017. This research uses a case study approach and content analysis methods. The data used is public data sourced from published annual report and company sustainability report. The results of the study indicate that the disclosure of the company's 2020 sustainability report has not fully met the information required by POJK No. 51/POJK.03/2017. This study also found that the company's sustainability strategy was quite good, although it did not fully meet the sustainability strategy assessment indicators in the elements of governance and leadership and economic strategy. However, the study also found that the sustainability strategy in 2020 (after the enactment of POJK No. 51/POJK.03/2017) has been improved compared to the sustainability strategy in 2019 (before the enactment of POJK No. 51/POJK.03/2017)."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Patria
"ABSTRAK
Ekspor tapioka chips & pellet dari indonesia ke ME aaat
sedang menghadapi tiga permasalahan yang sangat mendasar,
yaitu :
1. Harga rendah dan persaingan ketat untuk mendapatkan
pasaran sabagai akibat rsfonii&si CAP dan meningkatnya
ekspor biji-.bijian dan AS ke ME, khususnya Spanyol.
2. Persaingan urituk mendapatkan pasokan bahan ba]cu ubi
kayu sebagai akibat pesatnya pertuinbuhan industri
tepung tapioka.
3. Sistem pembagian kuota yang dilakukan oleh penierintah
saat ini berdasarkan kjnera masa lalu inerupakan
?penjaga status quo? posisi persaingan yang menyulit
kan para pesaing untuk berkembang.
Ketentuan kuota impor tapioka ME akan berakhir pada 31
Desember 1995. Jika sistem ini diganti dengan sistem tarif
dimana ME bisa menerapkan tarif sebesar ECU 150/ton, maka
industri tapioka chips & pellet Indonesia akan bubar.
Ekspor tapioka chips & pellet dan Indonesia ke negara
negara ME memberikan sumbangan yang cukup besar dalam ekspor
Indonesia, bahkan ekspor terbesar untuk jenis bahan baku maka
nan ternak. PT Japfa Coulfeed Indonesia telah berpengalaman
dalam mengekspor berbagai makanan ternak ke negara ME seperti
bungkil dan minyak kopra. Kemampuan untuk mengekspor tapioka
chips & pellet diperoleh dengan mengambil alih aset dan modal
kerja P.T. Indopell Raya setelah ?go public? pada tahun 1989.
Tapioka Chips & pellet di negara ME merupakan produk
pengganti biji-bijian (sereal) untuk makanan ternak. Produk
bjji?bijian di negara ME sangat mahal karena kebijakan pertani
an ME, yaitu Common Agricultural Policy (CAP).
CAP yang muncul hampir bersamaan dengan ME pada tahun 1957
bertujuan untuk :
1. Meningkatkan pendapatan petani.
2. Meningkatkan produksi untuic inericapai swasembada
pangan.
Untuk mencapai kedua tujuan tersebut di atas dilakukafl
tiga kebijakan berikut :
1. Penciptaan harga intervensi yang auh lebih tinggi
dan harga dunia.
2. Penerapan tarif impor yang tinggi terhadap produk
yang sama dan negara-negara lain.
3. Subsidi ekspor untuk menimbulkan daya saing produk ME
terhadap produk negara-negara lain.
Ekspansi produksi negara - negara ME, yang 3/4 lahannya
merupakan usaha pertanian/peternakan tidak saja membuat ME
berhasil mencapai swasembada pangan tapi juga kelebihan pasokan
yang kemudian, dengan kebijakan subsidi ekspor, diekspor ke
pasar internasional. Akibatnya budget pertanian ME membengkak
dan mencapai US$ 4?5 milyar per tahun. Jumlah ini adalah 75 %
budget ME secara keseluruhan.
Pada tanggai. 21 Mei 1992, Komisi ME memutuskan untuk
mereformasi CAP. Kebijakan reformasi adalah sebagai berikut :
Pertama, harga Intervensi yang tinggi dikurangi secara
bertahap dan digantj dengan pembayaran pendapatan langsung
kepada petani. Pengurang harga intervensi yang disepakati
adalah sebesar 29 % dalam jangka 3 tahun mulai bulan Juil 1993.
Kedua, produksj pertanjan akan dikurangi dengan menyisih
kan atau mengurangj luas lahan pertanian, yang disepakati
sebesar 15 persen. Petani juga akan rnendapatkan pembayaran jika
bersedia mengurangj iahan produktifnya.
Harga biji?bijian di negara ME cenderung menurun karena
merosotnya permintaan yang disebabkan oieh pengurangan produksi
dan meningkatnya efisiensi industri peternakan ME,- serta makin
zneningkatnya pasokan biji-bijian yang berasal dan Amerika
Serikat.
Industri tapioka chips & pellet dengan sendirinya berhada
pan dengan iingkungan harga rendah. Dan sisi pasokan, industni
ini ðihadapkafl pada meningkatnya persaingan untuk mendapatkan
pasokan ubi kayu dan industri tepung tapioka dan makanan yang
tumbuh pesat.
Ekspor tapioka ?chips & pellet pada umumnya dilakukan
meialui agen peinbelian perusahaan dan negara ME. Beberapa
perusahaan ini, dalam juzulah yang sangat terbatas, benintegrasi
dengan perusahaan tapioka chips & pellet.
P.T. Japfa confeed melalui penyertaan saham sebesar 30 %
pada commodity Trade & Transport GmbH, Hamburg memiliki akses
pasar yang lebib baik dibandiflgkan dengan pesaing-pesaingnya.
satu?satunya Pesaing lain yang memiliki akses serupa adalah
icelompok Dharmala. Tujuan utama afiliasi CTT ini sebenarnya
adalah untuk mengamankan pasokan usaha pakan ternak P.T. Japfa
comfeed.
Akan tetapj, kemampuan untuk mengekspor tapioka chips &
pellet juga dibatasj oleh sistem pembagian kuota yang ditetap
kan oleh pemerintah e.g. Direktorat Jendral Perdagangan Luar
Neqeri Departemen Perdagangan. sistem penbagian kuota yang
dilakukan pemerirja adalab berdasarkan kinerja masa lalu, balk
berupa ekspor ke negara-negara ME maupun bonus kuota yang
diberikan jika perusahaan inengekspor ke negara non-ME. Harga
ekspor ko negara non ME jauh lebih reridahdari pada negara ME.
Untuk tahun 1994 ini, kelompok PT Japfa Conteed Indonesia
meiuperoleh kuota ekspor ke negara ME sebesar 27.416 ton, jaub
di bawah kapasitasnya yang 150.000 ton per tahun. Jika produksi
melebihi kuota, maka perusahaan terpaksa membeli kuota untuk
dapat mengekspor ke negara ME. Ekspor dengan cara ini akan
tetap tercatat sebagai ?kinerja masa lalu? perusahaan pemilik
kuota, sehingga tidak memberikan kontribusi untuk memperoleh
kuota pada tahun berikutnya.
sistem ini sulit dipertahankan karena makin tipisnya
margin keuntungan ekspor tapioka chips & pellet mengingat harga
yang rendah dan lcetatnya persaingan untuk merebut pasar di
negara ME di satu pibak, dan persaingan ketat dengan industri
tepung tapioka untuk mendapatkan pasokan ubi kayu sekarang ini.
praktek jual beli kuota ekspor ke nagara ME lebih meperkecil
tanpa memberikan pendapatan kepada Negara.
Berdasarkan qambaran keadaan di atas kepada P.T. Japfa
comfead Indonesia disarankan lanqkah-lanqkah sebagai berikut :
1. Membantu pemerintah, melalui asosiasi, untuk meyakinkan ME
agar tidak merubah sistem kuota dengan tarif dan mening
katkan kuota Indonesia.
2. Meyakinkan pemerintah, melalui asosiasi, untuk merubah
sistem pembagian kuota ke sistem lelang terbuka.
3. Memasuki pasar lain di ME.
4. Menyusun langkah-langkah untuk mengurangi biaya.
5. Menyusun skenario divestasi."
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan komunikasi matematik siswa kelas V sekolah dasar melalui pembelajaran kontekstual. Penelitian ini dilakukan di SDN Karang Yudha sebagai kelompok eksperimen dan SDN Sunyaragi 2 sebagai kelompok kontrol pada tahun akademik 2012-2013. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen kuasi. Desain penelitian Nonequivalent control group. Data diperoleh dari tes kemampuan pemecahan masalah dan tes kemampuan komunikasi matematik materi luas trapesium dan layang-layang. Analisis data hasil penelitian dilakukan dengan uji-t dengan tingkat signifikansi 0,05. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan kemampuan pemecahan masalah dan komunikasi matematik antar siswa yang mengikuti pembelajaran kontekstual dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. Siswa memperlihatkan sikap positif dan menyatakan perasaan senang terhadap pembelajaran kontekstual."
JURPEND 14:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Shyfa Ayu Aqilla
"Pemerintah Indonesia telah memperkenalkan insentif pajak di Ibu Kota Nusantara melalui Peraturan Pemerintah No. 12 tahun 2023 yang bertujuan untuk menarik investasi. Namun, komitmen Indonesia terhadap pilar dua OECD Global Minimum Tax (GMT) menimbulkan tantangan terhadap efektivitas insentif ini, terutama insentif pajak penghasilan, di bawah skema tarif pajak minimum global 15%. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis urgensi, tantangan, dan keberlanjutan kebijakan insentif pajak penghasilan di Ibu Kota Nusantara dalam perspektif pilar dua OECD. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data dari studi kepustakaan dan studi lapangan melalui wawancara mendalam dengan pihak-pihak terkait. Hasil penelitian menunjukkan bahwa insentif pajak di Ibu Kota Nusantara penting diterapkan untuk memberikan kepastian hukum kepada calon investor di tengah isu politik Indonesia 2024. Selain itu, terdapat tantangan dalam penerapan insentif pajak ini, terutama terkait kompleksitas kebijakan dan keterlibatan para pemangku kepentingan. Kebijakan insentif pajak juga tetap akan diterapkan sambil menunggu perkembangan dan peraturan resmi terkait GMT di Indonesia. Pemerintah juga mempertimbangkan untuk mendesain ulang insentif pajak setelah penerapan resmi GMT dengan bentuk seperti Qualified Refundable Tax Credit (QRTC) dan Marketable Transferable Tax Credit (MTTC).

The Indonesian government has introduced tax incentives in the Capital City of Nusantara through Government Regulation No. 12 of 2023 aimed at attracting investment. However, Indonesia's commitment to OECD Pillar Two Global Minimum Tax (GMT) poses challenges to the effectiveness of these incentives, especially income tax incentives, under the global minimum tax rate scheme of 15%. This study aims to analyze the urgency, challenges, and 2 sustainability of income tax incentive policies in the Capital City of Nusantara following Indonesia's commitment to OECD Pillar Two. This research employs a qualitative descriptive method with data collection techniques from literature studies and field research through indepth interviews with relevant parties. The results of the study indicate that tax incentives in the Capital City of Nusantara are crucially applied to provide legal certainty to potential investors amidst the political issues in Indonesia in 2024. Additionally, there are challenges in implementing these tax incentives, particularly concerning policy complexity and stakeholder involvement. Tax incentive policies will continue to be implemented while awaiting developments and official regulations related to GMT in Indonesia. The government also considers redesigning tax incentives after the official implementation of GMT, with the possibility of introducing forms such as Qualified Refundable Tax Credit (QRTC) and Marketable Transferable Tax Credit (MTTC)."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"ndonesia kaya akan ragam hias, motif dan pewarnaan pada kain Nusantara. Keragaman ini merupakan pengaruh dari faktor geografis, demografis dan pengaruh luar, salah satunya dapat dilihat dari ragam motif yang menghiasi sehelai kain batik. Cirebon merupakan daerah sentra pengrajin batik. Secara demografis, Cirebon merupakan daerah pesisiran, yang dahulunya merupakan tempat berlabuhnya para saudagar dari Gujarat, Cina, dan Arab. Kekayaan batik Cirebon akan dijadikan sumber gagas perancangan batik kreasi tema Jakarta Kelelep"
740 DESAIN 1:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Irianto
Yogyakarta : Rumah Budaya Nusantara Pesambangan Jati Cirebon ; Yogyakarta : Deepublish, 2013
792.7 BAM d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Rusyanti
"Pemukiman merupakan sebuah ruang di mana berbagai aktivitas dan pengorganisasian terjadi di dalamnya. Pengorganisasian ruang dapat diteliti dengan cara melakukan pengamatan terhadap interaksi berbagai variabel yang ada di dalamnya sehingga dapat menjelaskan sejauh mana manusia memanfaatkan, mengolah, dan mengubah lingkungannya sesuai dengan pengetahuan yang mereka miliki. Penelitian Pecinan Kuno di Kota Cirebon sebagai living monument yang sudah ada sebelum kedatangan Kolonial Belanda menunjukkan bahwa pemukiman ini memiliki pengorganisasian ruang yang mencerminkan gagasan dan perilaku masyarakatnya. Bukti-bukti arkeologis menunjukkan bahwa beberapa nilai ideal dari feng-shui yang merupakan prinsip dasar dari keseimbangan Yin dan Yang, masih diterapkan sebagai acuan lokasional. Hal ini umumnya terlihat pada bangunan-bangunan keagamaan seperti klenteng dan bangunan makam. Aktivitas orang-orang Cina yang besar dalam hal perdagangan, terlihat dari cara mereka memanfaatkan dan mengorganisasi ruang. Rumah tidak hanya diperuntukkan sebagai hunian, tetapi juga sebagai toko (ruko). Ruko-ruko ini menempati daerah-daerah di sepanjang jalan utama dengan tingkat komersial yang tinggi. Faktor kedekatan lokasional dengan pelabuhan dan Kanal Cipadu yang ditutup pada awal abad ke-19, memudahkan arus perdagangan mereka baik ke luar Pecinan maupun ke daerah-daerah di pedalaman. Posisinya yang strategis di antara pemukiman Arab dan Pribumi dan deretan ruko-ruko, membuat kawasan ini berwajah seragam, yaitu sebagai kawasan bisnis (bussiness district) dengan fungsi utama sebagai pedagang perantara (mediating role) yang masih berlangsung hingga sekarang."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2006
S11893
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Harfanti
"

Corporate Social Responsibility telah menjadi konsep yang menjadi perhatian bagi kebanyakan organisasi, baik lokal maupun global. Walaupun banyak perusahaan telah menerapkan konsep ini, masih terdapat pemahaman yang kurang mengenai efektivitas dari program tanggung jawab sosial yang dilakukan. Tujuan dari pembuatan karya ilmiah ini adalah untuk menguji kerangka konseptual (model riset) tentang anteseden dan efek dari implementasi CSR demi mencapai kesejahteraan komunitas. Karya ilmiah ini berfokus pada program CSR yang telah dilakukan oleh perusahaan agrifood yaitu PT JAPFA Comfeed Indonesia melalui yayasan korporasinya yakni JAPFA Foundation. Program sosial yang dilakukan oleh JAPFA adalah berupa Education for Sustainable Development tentang gizi dan hidup sehat yang bertujuan untuk mengubah perilaku masyarakat menjadi lebih baik di wilayah Aceh, Banjarmasin, dan Jogjakarta.

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan teknik Structural Equation Modelling (SEM) dalam pengolahan dan analisis data. Hasil dari penelitian internal menunjukkan bahwa di PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk knowledge of CSR, CSR awareness, dan appropriateness of CSR strategies mempengaruhi CSR implementation secara signifikan, sementara itu CSR implementation juga mempengaruhi quality of life dan subjective well being secara signifikan. Dari hasil penelitian eksternal terhadap masyarakat, CSR lebih memberikan manfaat positif pada quality of life dibandingkan dengan subjective well being.

Penelitian ini dapat berguna untuk PT Japfa Comfeed Indonesia dalam melaksanakan program CSR yang lebih efektif di masa depan, serta dapat menjadi acuan review untuk perusahaan lain.


Corporate Social Responsibility (CSR) is a concept with increasing importance for global and local organisations. Although many companies have implemented it, there is still a lack of understanding of its effectiveness. The purpose of this paper is to develop and empirically test a conceptual framework (research model) that examines the antecedents (drivers) and the effects of CSR Implementation towards reaching subjective well being. This paper focuses on sustainable CSR thats been done by an agrifood company (Japfa Comfeed Indonesia) through its foundation called Japfa Foundation which aims to change behaviour of people in several areas in Indonesia (Jogjakarta, Banjarmasin, and Aceh). The type of CSR is Education for Sustainable Development related to nutrition improvement and healthy lifestyle. This research uses quantitative method with Structural Equation Modeling. The result of internal research shows that knowledge of CSR, CSR awareness, and appropriateness of CSR strategies  affect CSR implementation significantly, while CSR implementation itself affects peoples subjective well being and quality of life. From external research with people who received CSR programs, peoples quality of life is more positively affected than subjective well being. This research can be used by PT Japfa Comfeed Indonesia to make more effective CSR strategies in the future, as well as other companies who need reference in doing CSR."
Jakarta: Ilmu Manajemen, 2018
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Martanto
"Perkembangan dunia telekomunikasi yang cepat membawa dunia pada keadaan yang saling berkaitan, tanpa dapat dihindarkan mana batasan negara. Dunia telekomuni kasi dimulai dengan penemuan oleh Graham Bell pada pera latan komunikasi yaitu telepon, yang terbilang cukup sederhana hingga telepon bergerak (mobile telephone) yang di Indonesia dipopulerkan dengan sebutan STKB (Sistem Telepon Kenderaan Bergerak) dan sekarang lebih dikenal dengan telepon selular.
Untuk pengelolaan sarana telepon selular, PT Telkom sebagai pemegang hak pengelolaan memberikan andil kepada pihak swasta untuk ikut menangani telepon selular dengan pola kerjasama Bagi Hasil. Dan ini telah menarik beberapa investor swasta untuk menyukseskan program pemerintah ini bagi pemenuhan target 5 Juta sambungan telepon pada Pelita VI.
Dalam perkenibangannya, PT Rajasah Hazanah Perkasa (RHP) merupakan pelopor bagi perkembangan sistem telepon ini di Indonesia. Namun timbulnya kesulitan dalam pema saran hingga mampu disaingi oleh PT Elektrindo Nusantara, salah satu anak perusahaan Bimantara. Keberadaan PT. Elektrindo Nusantara semakin mendapat porsi tersendiri bagi konsumen pemakaj jasa telepon selular.
Produk yang ditawarkan PT Elektrindo Nusantara walau masih sama menggunakan teknologi analog seperti yang diiniliki oleh pesaingnya, misalnya RHP, namun terda pat perbedaan dalam teknologi yang digunakan, yaitu menggunakan teknologi AMPS (Advanced Mobile Phone System). Teknologi ini diadopsi dari Amenika Serikat. Keunggulan yang dimiliki teknologi ini adalah keandalan terhadap hubungan arak jauh, dimana kualitas suara lebih baik.
Pemasaran yang dilakukan PT Elektrindo Nusantara cukup efektif sehingga mampu meraih pangsa pasar yang dapat dikatakan sebagai market leader untuk produk telepon selular. Usaha yang dilakukan terus memberikan layanan yang terhadap keluhan seperti ada kerusakan dan memberikan kepada konsumen pesawat pengganti selama masa perbaikan merupakan tindakan yang cukup memberikan kepua san pada konsumen. Namun masuknya teknologi digital dalam struktur persaingan telepon selular perlu diperhatikan sebagai masuknya pesaing baru yang cukup mengganggu di kemudian hari terutama dari segi teknologi. Untuk itu peningkatan pada semua aspek pemasaran yang tepat perlu disadari untuk menghindari serangan dari pesaing.
Untuk mempertahankan posisi market leader, PT. elektrindo harus mengadakan evaluasi terhadap perkemban gan terakhir teknologi telepon selular, evaluasi pesaing utama dan potensial, mengantisipasi kebijakan telekomuni kasi yang diterapkan oleh pemerintah, mengadakan survey mendalam tentang permintaan dan karateristik konsumen telepon selular Indonesia, yang pada akhirnya dapat dijadikan pedoman bagi perencanaan kebijaksanaan strategi pemasaran telepon selular.
Menghadapi hal seperti ini, PT Elektrindo Nusantara harus cepat melakukan langkah yang tepat untuk dapat mempertahankan posisinya dengan meningkatkan teknologi yang dipakai menjadi digital, seperti AMPS-D (AMPS yang berbasis teknologi digital) Strategi pemasaran akan lebih mudah melakukan penetrasi pasar dengan penggunaan teknologi yang cukup unggul dibanding GSM (Global System for Mobile Communication)."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>