Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 154656 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Thania Melati Putri
"Gagasan seni zaman modern erat kaitannya dengan kondisi sosial kala itu yang memperuntukkan seni untuk golongan tertentu, sehingga membawa status seni pada dikotomi seni tinggi dan rendah. Adanya hierarki dalam seni ini kemudian membagi antara mana seni dan bukan seni, antara seni dan kehidupan, serta memisahkan antara seni dan terapi secara implisit. Gagasan modern mengenai seni acapkali selalu dikaitkan dengan nilai-nilai artistik serta kualitas keindahan dalam karya seni-nya. Di lain hal, muncul fenomena terapi seni yang lahir dan berakar pada ranah psikologi. Prosesnya menggunakan medium seni sebagai alat terapeutik tanpa mempertimbangkan nilai keindahan dalam proses berkarya-nya. Hal ini bertentangan dengan definisi seni yang lahir sejak zaman modern dan tidak benar-benar runtuh sampai saat ini. Dalam artikel ilmiah ini, melalui metode analisis kritis, penulis akan menganalisis fenomena terapi seni berdasarkan proses berkarya pasien dengan teori ekspresi emosi oleh Collingwood dan komunikasi emosi oleh Tolstoy, sehingga suatu karya dalam proses terapi seni dapat diakui sebagai karya seni, yang kemudian pun diakui pula menjadi karya seni yang layak. Dengan bertumpu pada ekspresi dan komunikasi emosi ini maka kemudian nilai keindahan dalam karya seni terapi bukanlah terdapat pada kualitas artistik karya seni tersebut, melainkan pada proses ekspresi dan komunikasi emosi serta makna internal yang terkandung pada karya seni-nya.

The idea of modern-day art is closely related to the social conditions of the time which destined art for certain groups, thus bringing the status of art to the dichotomy of high and low art. The existence of a hierarchy in art then divides between art and not art, between art and life, and separates art and therapy implicitly. Modern ideas about art are often associated with artistic values and the quality of beauty in their art. On the other hand, there is a phenomenon of art therapy that was born and has its roots in the realm of psychology. The process uses the medium of art as a therapeutic tool without considering the value of beauty in the process of his work. This is contrary to the definition of art that was born since modern times and did not really collapse until now. In this scientific article, through the method of critical analysis, the author will analyze the phenomenon of art therapy based on the patient's work process with the theory of emotional expression by Collingwood and emotional communication by Tolstoy, so that a work in the art therapy process can be recognized as a work of art, which is then also recognized into a proper art. By relying on emotional expression and communication, then the value of beauty in therapeutic artwork is not found in the artistic quality of the artwork, but in the process of expression and communication of emotions and internal meanings contained in the artwork."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Simbolon, Teresa Avila
"Pandemi Covid-19 membuat peserta BPJS Kesehatan khawatir untuk menggunakan fasilitas secara luring sehingga membutuhkan media daring yang bisa membantu mereka melaksanakan hal tersebut. BPJS Kesehatan sendiri sudah memiliki aplikasi Mobile JKN namun masih sedikit peserta BPJS yang mengetahui aplikasi ini. Maka dari tujuan dari program ini adalah meningkatkan brand awareness aplikasi Mobile JKN kepada masyarakat agar memudahkan mereka dalam mengakses informasi secara daring. Strategi komunikasi bertajuk ‘#KlikMobileJKNAja’ yang merupakan program yang berisi serangkaian kegiatan komunikasi, terdiri dari kegiatan aktivasi media sosial dan pembuatan konten interaktif di Instagram, Youtube, Twitter dan Facebook, pengadaan kegiatan webinar yang bekerjasama dengan Universitas Indonesia, serta penyebaran pesan secara langsung kepada peserta melalui penggunaan CHIKA (Chat Assistant JKN) dan Whatsapp. Program dilaksanakan dari Januari 2021 hingga April 2021 dan menggunakan anggaran dengan total Rp32.600.000,

The Covid-19 pandemic made BPJS Kesehatan participants worried about using facilities offline so they needed online media that could help them do this. BPJS Kesehatan itself already has the Mobile JKN application, but only a few BPJS participants know about this application. So the aim of this program is to increase the brand awareness of the Mobile JKN application to the public to make it easier for them to access information online. The communication strategy is entitled '#KlikMobileJKNAja' which is a program that contains a series of communication activities, consisting of activating social media and creating interactive content on Instagram, Youtube, Twitter and Facebook, procuring webinars in collaboration with the University of Indonesia, and distributing messages directly to participants through the use of CHIKA (Chat Assistant JKN) and Whatsapp. The program is implemented from January 2021 to April 2021 and uses a total budget of IDR 32,600,000."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Zakia Virgine Balqis
"Remaja merupakan masa dimana individu mulai mengalami emosi yang intens dan fluktuatif serta meningkatnya kebutuhan akan otonomi dan privasi. Hal ini membuat remaja cenderung memberikan sedikit informasi kepada orang tua atau lebih sedikit melakukan disclosure kepada orang tua. Padahal, proses disclosure tersebut dapat membantu orang tua untuk memonitor aktivitas anak remajanya. Oleh karena itu diperlukan peran orang tua untuk menciptakan lingkungan yang positif seperti melakukan penerimaan, regulasi emosi, dan menyadari kondisi emosi remaja sehingga proses komunikasi dengan remaja dapat tetap berjalan dengan baik. Perilaku orang tua tersebut terangkum dalam konsep mindfulness yang diterapkan dalam pengasuhan atau mindful parenting. Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara perceived mindful parenting dengan self disclosure pada remaja. Instrumen yang digunakan untuk mengukur perceived mindful parenting adalah Interpersonal Mindfulness in Parenting Scale (IMP-31) dari De Bruin (2014) sedangkan self disclosure diukur dengan Jourard Self Disclosure Questionnaire dari Jourard dan Lasakow (1958). Sampel penelitian berjumlah 241 remaja dengan rentang usia 15 hingga 18 tahun. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara perceived mindful parenting dan self disclosure pada remaja (r=0.442, p< 0.05)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shofa Dzakiah
"Guru berperan penting dalam proses pembelajaran, bahkan ketika pembelajaran
berlangsung secara jarak jauh (PJJ). Beban kerja guru yang bertambah banyak di masa
PJJ, juga terdapat guru yang sekaligus berperan sebagai orang tua, dapat berdampak pada
kondisi kesejahteraan psikologisnya. Sulitnya memisahkan kehidupan pribadi dan
personal selama PJJ, serta keterbatasan dalam interaksi sosial secara langsung dapat turut
berperan pada kondisi kesejahteraan guru perempuan. Adanya peningkatan kesadaran
(mindfulness) pada diri guru diduga dapat membantu meningkatkan kesejahteraan
psikologis pada guru, dengan cara membantu guru perempuan untuk mempersepsikan
ketersediaan dukungan yang dibutuhkan di lingkungannya. Penelitian ini bertujuan untuk
menguji peran variabel persepsi dukungan sosial sebagai mediator pada hubungan antara
mindfulness dengan kesejahteraan psikologis. Penelitian ini melibatkan 117 orang guru
SD, perempuan, yang juga berperan sebagai orang tua bagi anak pada kelompok usia kelas 1-3 SD. Pengambilan data dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner secara dalam jaringan (daring) melalui berbagai jejaring media sosial. Penelitian ini
menggunakan alat ukur Psychological Well-Being Scale (α=.917), Five Facet of Mindfulness Questionnaire (α=.819), dan Social Provisions Scale (α=.928). Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji mediasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi terhadap dukungan sosial berperan sebagai mediator sebagian (partially
mediated) dalam hubungan antara mindfulness dengan kesejahteraan psikologis.

Teachers play an essential role in the learning process, even when learning takes placeremotely, known as distance learningning (PJJ). With the increasing teachers' workload
psychological well-being. The difficulty of separating professional and personal life
during PJJ, as well as limitations in social interaction can also contribute to the
psychological well-being. Increasing awareness (mindfulness) in teachers is assumed to
improve the psychological well-being, by helping female teachers to perceive the
availability of support needed in their environment. This study aims to examine the role
of the perceived social support on the relationship between mindfulness and
psychological well-being. This study involved 117 primary school teachers, women, who
also act as parents for children in the 1-3 grade. Data was collected by distributing online
questionnaires through various social media. This study used measuring instrument of
the Psychological Well-Being Scale (α = .917), the Five Facet Mindfulness Questionnaire
(α = .819), and the Social Provisions Scale (α = .928). Data analysis was performed
using mediation test. This study indicates that perceived social support play a partially
mediated role in the relationship between mindfulness and psychological well-being.
Kata kunci: Mindfulness; perceived social support; psychological well-being; remote
learning, teachers.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Philadelphia: F.A. Davis , 1995
174.2 ETH (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rashad Putra Widiana
"Fase eksplorasi karir pada individu dewasa awal tidak selalu berjalan lancar. Untuk mengatasi fenomena tersebut, mereka memerlukan kemampuan untuk mengambil keputusan karir yang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan terkait trait mindfulness dengan tingkat career decicision making self efficacy (CDMSE) pada dewasa awal. Penelitian menggunakan metode korelasi untuk mencari hubungan antara kedua variabel. Partisipan merupakan lulusan perguruan tinggi yang berumur 18-25 (n=95). Alat ukur yang digunakan adalah Five Facet Mindfulness Questionnaire dan Career Decision Making Self Efficacy Scale yang sudah diadaptasi ke bahasa Indonesia. Hasil analisis menunjukan terdapat hubungan signifikan secara positif antara variabel trait mindfulness dan CDMSE (r = 0,315, p < 0,001). Ditemukan dimensi non-reactivity dan problem solving memiliki hubungan signifikan yang kuat dibanding dimensi lain. Temuan ini dapat dijadikan sebagai dasar studi dengan topik mindfulness pada perilaku karir lainnya.

The career exploration phase in emerging adulthood individuals does not always progress smoothly. To tackle this issue, the ability to make well-informed career decisions becomes essential. This study aims to investigate how trait mindfulness is linked to the level of career decision making self efficacy (CDMSE) among emerging adulthoods. The study utilizes a correlation method to examine the relationship between these two variables. The participants in this study were college graduates aged 18-25 (n=95). The researchers used the Five Facet Mindfulness Questionnaire and the Career Decision Making Self-Efficacy Scale that had already been adapted into Bahasa. The analysis reveals a significant positive correlation between trait mindfulness and CDMSE (r = 0.315, p < 0.001). Particularly, the dimensions of non-reactivity and problem-solving exhibit stronger associations compared to other dimensions. These findings provide a foundation for future investigations into mindfulness and its impact on other careerrelated behaviors."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dizha Aziza Adiwibowoputri
"Pada masa pemerintahan Presiden Jokowi dan Wakil Presiden K.H Ma’ruf Amin, terdapat salah satu prioritas kerjanya tahun 2019-2024 mengenai penyederhanaan birokrasi. Momentum penyederhanaan birokrasi bersamaan dengan pembangunan SDM dan pemindahan ibu kota dalam menghadapi tantangan global yang ada saat ini. Tantangan tersebut dapat terlihat dengan adanya perubahan cara kerja secara drastis melalui transformasi digital yang menuntut SDM di pemerintahan/ASN untuk mempunyai keahlian dan kompetensi agar dapat bekerja dengan cepat, adaptif dan inovatif. Kementerian Kominfo mendukung pelaksanaan pengalihan jabatan ini, meskipun kebijakan pengalihan jabatan tersebut awalnya diragukan dapat terlaksana atau tidak oleh banyak pihak dan perlu adanya penyesuaian-penyesuaian di masa yang akan datang. Kementerian Kominfo sendiri termasuk dalam klasifikasi Kementerian kelompok 2 dengan susunan organisasi yang cukup kompleks. Adapun penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengidentifikasi proses transformasi organisasi di Kementerian Kominfo melalui pelaksanaan pengalihan jabatan struktural ke jabatan fungsional. Pendekatan penelitian menggunakan post-positivist dengan teknik pengumpulan data kualitatif melalui wawancara mendalam pada berbagai pihak di Kementerian Kominfo dan studi pustaka. Hasil penelitian ini menunjukkan Kementerian Kominfo melakukan proses transformasi organisasi melalui pengalihan jabatan dengan empat dimensinya, yaitu reframing, restructuring, revitalization, dan renewal. Proses transformasi organisasi ini telah menghasilkan pengalihan jabatan struktural ke jabatan fungsional di Kementerian Kominfo sebanyak 611 pegawai. Pada proses transformasi organisasi ini Kementerian Kominfo telah berupaya untuk melaksanakan pengalihan jabatan sesuai instruksi Presiden dan kondisi dilingkungannya. Masalah dan tantangan yang dihadapi dalam proses transformasi melalui pengalihan jabatan di Kementerian Kominfo meliputi komunikasi pembentukan tim kerja khusus, kekosongan mengenai tambahan fungsi manajemen dan batasan yang jelas terkait dengan koordinator dan subkoordinatornya setelah pengalihan jabatan, penetapan SOTK yang harus segera dilakukan, dan keseimbangan antara ketersediaan dengan kebutuhan keterampilan yang ada setelah pengalihan jabatan

During the administration of President Jokowi and Vice President K.H Ma'ruf Amin, there was one of the work priorities for 2019-2024 regarding the simplification of the bureaucracy. The momentum of simplifying the bureaucracy coincides with the development of human resources and the relocation of the capital city in facing the global challenges that exist today. This challenge can be seen in the drastic change in how things work through digital transformation which requires human resources in the government / ASN to have the skills and competencies to work quickly, adaptively and innovatively. The Ministry of Communication and Informatics supports the implementation of this transfer of positions, although the policy of transferring positions was initially doubted whether or not it could be implemented by many parties and there needs to be adjustments in the future. The Ministry of Communication and Informatics itself is included in the classification of the Ministry of Group 2 with a fairly complex organizational structure. This research aims to analyze and identify the organizational transformation process in the Ministry of Communication and Informatics through the implementation of the transfer of structural positions to functional positions. The research approach used post-positivist with qualitative data collection techniques through in-depth interviews with various parties in the Ministry of Communication and Informatics and literature study. The results of this study indicate that the Ministry of Communications and Informatics carried out an organizational transformation process through the transfer of positions with four dimensions, namely reframing, restructuring, revitalization, and renewal. This organizational transformation process has resulted in the transfer of structural positions to functional positions in the Ministry of Communication and Informatics as many as 611 employees. In the process of organizational transformation, the Ministry of Communications and Informatics has attempted to carry out the transfer of positions according to the President's instructions and conditions in their environment. The problems and challenges faced in the transformation process through the transfer of positions at the Ministry of Communication and Informatics include communication of the formation of a special work team, vacancies regarding additional management functions and clear boundaries related to the coordinator and sub-coordinator after transferring positions, the determination of SOTK that must be carried out immediately, and the balance between availability with the existing skills needs after the transfer"
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rana Dwinadia
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji program intervensi “Three in One” melalui metode storytelling sebagai sarana mengembangkan kemampuan regulasi emosi anak TK (usia 5-6 tahun). Desain penelitian menggunakan the one group pretest-posttest design. Pelaksanaan dilakukan secara daring yang melibatkan peran guru kelas TK B sebagai asisten peneliti yang akan membacakan buku cerita bergambar. Penelitian dimulai dengan training for trainers pada guru sebelum melakukan storytelling dalam program intervensi “Three in One” kepada partisipan penelitian. Partisipan penelitian adalah anak-anak kelas TK B yang berusia lima hingga enam tahun (n= 7). Alat ukur yang digunakan untuk menilai perkembangan regulasi emosi anak saat pretest, posttest, dan follow up adalah The Emotion Regulation Checklist (ERC). Hasil analisis statistik Wilcoxon Signed Rank Test menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan pada skor rata-rata kemampuan regulasi emosi anak TK pada waktu pretest (M = 43,29, SD = 1,32) dan posttest (M = 41,64, SD = 3,25) Z = 0,000, p >0,05. Akan tetapi ada perbedaan yang signifikan pada skor rata-rata kemampuan regulasi emosi anak TK pada waktu posttest (M = 41,64, SD = 3,25) dengan follow up (M = 34,64, SD = 1,65) Z = 2,37, p <0,05. Kesimpulannya adalah meskipun program intervensi “Three in One” melalui metode storytelling tidak efektif dalam mengembangkan kemampuan regulasi emosi anak TK (usia 5-6 tahun), namun pengembangan kemampuan regulasi emosi memerlukan waktu yang tidak hanya melibatkan peran guru di sekolah saja, tetapi juga membutuhkan peran orang tua di rumah.

This aim of this study is examine the intervention program “Three in One” using storytelling method to develop kindergarten’s emotion regulation, aged five to six years old. The design is the one-group pre test-post test design. This research did by online administration which involved kindergarten’s teacher from class B as researcher assistant, who read picture books. First, this research was started by training for trainers to teacher before did a storytelling in intervention program “Three in One” to the participants. The participants were kindergartens in class B which is five to six years old (n=7). The instrument which was used to rate the kindergarten’s emotion regulation development in pre-test, post-test, and follow up is The Emotion Regulation Checklist (ERC). Statistical analysis used Wilcoxon Signed Rank Test showed that no significant differences on kindergarten’s emotion regulation mean scores in pre-test (M = 43,29, SD = 1,32) and post-test (M = 41,64, SD = 3,25) Z = 0,000, p >0,05. But, it showed significant differences on kindergarten’s emotion regulation mean scores in post-test (M = 15,86, SD = 3,25) and follow up (M = 34,64, SD = 1,65) Z = 2,37, p <0,05. The conclusion is even though intervention program “Three in One” using storytelling method is not effective to develop kindergarten’s emotion regulation aged 5-6 years old, the development emotion regulation need much time which wasn’t involved only by teacher’s role at school, but also need the parents’ role at home."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eli Saripah
"Ekspresi emosi individu yang terdiagnosa Covid-19 ada yang positif dan negatif. Dibutuhkannya tatanan pelayanan kesehatan yang mampu menyingkapi ekspresi emosi individu guna pemberian pelayanan kesehatan secara komprehensif . Ekspresi emosi yang tidak tertangani dengan baik, akan berdampak pada penurunan imun. Tujuan penelitian untuk mengetahui ekspresi emosi individu pertama kali terdiagnosa Covid-19 di Provinsi Sulawesi Tengah. Desain penelitian menggunakan kualitatif fenomenologi deskriptif. Jumlah partisipan penelitian sebanyak tiga belas orang dengan menggunakan teknik purposive sampling. Metode pengumpulan data dengan wawancara mendalam dan pertanyaan semi terstruktur. Hasil wawancara berbentuk transkrip dan dianalisis dengan menggunakan teknik Colaizzi. Hasil penelitian terdiri dari tiga tema yaitu pertama bentuk ekspresi emosi yang muncul pada individu pertamakali terdiagnosa Covid-19, kedua yakni perasaan selama terkonfirmasi yang mempengaruhi ekspresi emosi individu pertama kali terdiagnosa Covid-19, ketiga yakni pengalaman yang dialami mempengaruhi ekspresi emosi individu. Perawat perlu meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya dalam memberikan asuhan keperawatan baik aspek fisik maupun psikologis, sehingga perawatan optimal dan efektif dapat tercapai.

The emotional expressions of individuals diagnosed with Covid-19 are positive and negative. The need for a health service arrangement that is able to address individual emotional expressions in order to provide comprehensive health services. Expression of emotions that are not handled properly, will have an impact on the decline in immunity. The purpose of the study was to determine the emotional expression of individuals who were first diagnosed with Covid-19 in Central Sulawesi Province. The research design used descriptive qualitative phenomenology. The number of research participants as many as thirteen people using purposive sampling technique. Methods of data collection with in-depth interviews and semi-structured questions. The results of the interviews were in the form of transcripts and were analyzed using the Colaizzi technique. The results of the study consist of three themes, namely the first form of emotional expression that appears in individuals who are first diagnosed with Covid-19, second, namely feelings during confirmation that affect individual emotional expressions when first diagnosed with Covid-19, third, namely experiences experienced affect individual emotional expressions. Nurses need to improve their knowledge and skills in providing nursing care, both physical and psychological aspects, so that optimal and effective care can be achieved."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Handri Tjendra
"Penerapan komunikasi hal audit utama (“HAU”) dalam laporan auditor independen (“LAI”) emiten di Indonesia untuk periode laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2022 akan berdampak signifikan terhadap lingkungan audit di Indonesia. Makalah ini mengkaji proses implementasi atas komunikasi HAU dalam LAI atas laporan keuangan PT XYZ, tantangan terkait yang dihadapi, dan faktor penentu keberhasilan yang diperlukan untuk memfasilitasi implementasi atas komunikasi HAU yang efektif. PT XYZ adalah emiten di Indonesia dan Amerika Serikat yang bergerak di industri telekomunikasi. Penelitian ini menggunakan analisis kualitatif dengan menyebarkan kuesioner kepada Ketua Satuan Audit Internal (perwakilan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola) dan auditor independen. Penelitian ini menemukan adanya tahapan penting dalam mengidentifikasi, menyaring, dan menentukan HAU beserta tantangan yang dihadapi selama implementasinya, dan adanya faktor penentu keberhasilan tertentu yang dapat memfasilitasi implementasi atas komunikasi HAU secara efektif. Penelitian ini menyimpulkan bahwa proses implementasi atas komunikasi HAU merupakan proses yang menantang dan berkesinambungan, serta membutuhkan waktu dan sumber daya tambahan.

The implementation of key audit matters (“KAM”) communication in the independent auditor’s report of issuers in Indonesia for financial statements periods beginning on or after January 1, 2022 will significantly affect the audit environment in Indonesia. This paper investigates the implementation process of KAM communication in the independent auditor’s report of PT XYZ, the challenges encountered, and the necessary critical success factors to facilitate the KAM communication implementation effectively. PT XYZ is an issuer in Indonesia and the United States of America engaged in the telecommunication industry. This research used a qualitative analysis by circulating questionnaires to the Head of the Internal Audit Department (the representative of those charged with governance) and the independent auditor. This research found that there are important steps in identifying, filtering, and determining KAM, the challenges encountered during its implementation, and certain critical success factors that would facilitate the KAM communication implementation effectively. This research concludes that the KAM communication implementation process is challenging and continuous and requires additional time and resources."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>