Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 210364 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Chika Rimira Milen
"Latar belakang: Maloklusi merupakan bentuk penyimpangan oklusi ideal dan menjadi masalah gigi dan mulut dengan prevalensi tertinggi ketiga di dunia. Berdasarkan data Riskesdas 2018, proporsi penduduk Indonesia yang melakukan perawatan ortodonti untuk mengatasi maloklusi masih sangat rendah yaitu hanya 0,3%. Rendahnya proporsi tersebut kemungkinan disebabkan berbagai faktor seperti pengetahuan, motivasi, dan hambatan. Tujuan: Mengetahui hubungan pengetahuan, motivasi, dan hambatan terhadap perawatan ortodonti pada mahasiswa Universitas Indonesia Metode: Studi analitik observasional potong lintang pada 318 mahasiswa Universitas Indonesia Angkatan 2017. Instrumen yang digunakan yaitu tiga buah kuesioner tentang pengetahuan, motivasi dan hambatan melalui adaptasi lintas budaya. Hasil: Lebih dari 50% responden memiliki pengetahuan, hambatan, dan kemampuan terhadap perawatan ortodonti dengan kategori sedang. Terdapat 36,2% responden yang memiliki motivasi terhadap perawatan ortodonti tinggi. Uji korelasi Spearman menunjukan terdapat hubungan yang bermakna (p≤0,05) antara pengetahuan dan motivasi terhadap perawatan ortodonti; antara pengetahuan dan hambatan terhadap perawatan ortodonti; serta antara motivasi dan hambatan terhadap perawatan ortodonti. Motivasi merupakan faktor yang memiliki nilai korelasi terbesar (r=0,798, p≤0,05)terhadap perawatan ortodonti. Kesimpulan: Mahasiswa Universitas Indonesia angkatan 2017 memiliki tingkat motivasi tinggi untuk melakukan perawatan ortodonti, tetapi memiliki tingkat pengetahuan, hambatan, dan kemampuan terhadap perawatan ortodonti sedang. Terdapat hubungan antara pengetahuan, motivasi, dan hambatan terhadap perawatan ortodonti. Motivasi memiliki nilai korelasi paling besar terhadap perawatan ortodonti.

Background: Malocclusion is a deviation from ideal occlusion and becomes a dental and oral health problem globally with the third-highest prevalence. According to Riskesdas 2018, the proportion of the Indonesian population who had undergone orthodontic treatment to treat malocclusion is still very low, only 0,3%. The low proportion is probably due to various factors such as knowledge, motivation, and barriers. Objective: To assess the relationship between knowledge, motivation, and barriers to orthodontic treatment among University of Indonesia students. Methods: An analytical cross- sectional study was conducted among 318 University of Indonesia students class of 2017. The instrument used was three questionnaires about knowledge, motivation, and barriers through cross-cultural adaptation. Results: More than 50% of the respondents have a moderate level of knowledge, barriers, and orthodontic treatment ability. There are 36.2% of respondents who have high motivation towards orthodontic treatment. The Spearman correlation test shows a significant relationship (p≤0,05) between knowledge and motivation to orthodontic treatment; between knowledge and barriers to orthodontic treatment; and between motivation and barriers to orthodontic treatment. Motivation shows the highest correlation to orthodontic treatment (r=0,798, p≤0,05). Conclusion: University of Indonesia students class of 2017 have a high level of motivation to perform orthodontic treatment but have a moderate level of knowledge, barriers, and ability to orthodontic treatment. There is a relationship between knowledge, motivation, and barriers to orthodontic treatment. Motivation has the greatest correlation value to orthodontic treatment."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Almas Edita Ramadhanti
"

Latar belakang: Maloklusi merupakan masalah gigi dan mulut dengan prevalensi terbayak ke-3 di dunia, menurut WHO. Keadaan ini tidak diimbangi dengan adanya kesadaran mengenai maloklusi dan efek buruknya. Masih banyak anak-anak dan remaja yang belum mengetahui mengenai maloklusi dan menganggap hal tersebut normal. Kesadaran terhadap maloklusi ini dapat memengaruhi kebutuhan perawatan ortodonti. Tujuan: Mengetahui hubungan antara tingkat kesadaran maloklusi dengan kebutuhan perawatan ortodonti pada remaja, korelasi komponen ICON dengan kebutuhan perawatan, dan korelasi komponen kuesioner dengan kesadaran maloklusi Metode: dilakukan penelitian potong lintang pada 56 remaja berusia 12-15 tahun. Subjek diberikan kuesioner mengenai kesadaran maloklusi dan kemudian dilakukan pencetakan rahang dan pembuatan model studi untuk dinilai kebutuhan perawatan ortodontinya berdasarkan ICON. Hasil: Berdasarkan uji Chi-square, tidak terdapat perbedaan bermakna secara statistik antara kesadaran maloklusi dengan kebutuhan perawatan ortodonti (P>0,05). Berdasarkan uji Kendall’s tau-b, komponen estetika dental dan pertanyaan mengenai masalah pada gusi mempunyai korelasi paling besar terhadap kebutuhan perawatan dan kesadaran maloklusi. Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan antara kesadaran mengenai maloklusi dan kebutuhan perawatan ortodonti pada remaja, kompnen estetika dental dan pertanyaan mengenai masalah pada gusi mempunyai korelasi paling besar.

 


Background: Malocclusion is the third most common oral problem in the world. This situation is not supported with an adequate awareness of malocclusion. There are still children and adolescents who are not aware about malocclusion and consider the situation is normal. Awareness of malocclusion can influence the need for orthodontic treatment. Objectives: Discover the relationship between malocclusion awareness and orthodontic treatment needs among adloescent, correlation between ICON components and treatment needs, and correlation between questionaire component with awareness of malocclusion Methods: A cross-sectional study was done towards adolescents aged 12-15. They were given questionaire about awareness of malocclusion and jaws impressing were also done which were used to make study models in order to determine the treatment needs according to ICON. Result: According to Chi-square test, there is no statistically significant difference between awareness of malocclusion and orthodontic treatment needs (P>0,05).  Based on Kendall’s tau-b test dental aesthetic and question about gum problems have the greatest correlation toward treatment needs and malocclusion awareness. Conclusion: There is no relationship between malocclusion awarenes and orthodontic treatment needs among adolescent. Dental aesthetic and question about gum problems have the greatest correlation toward treatment needs and malocclusion awareness.

"
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vanda Nur Azizah
"Anatomi merupakan salah satu bidang ilmu yang fundamental bagi mahasiswa keperawatan. Namun, banyak mahasiswa yang memiliki tingkat pengetahuan kurang pada bidang ilmu ini. Pengembangan teknologi simulasi virtual reality sebagai metode pembelajaran menjadi salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal tersebut. Penelitian dengan desain pre-experimental ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat motivasi dan kepuasan dengan tingkat pengetahuan menggunakan virtual reality. Sampel penelitian adalah 69 mahasiswa Sarjana Reguler Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia angkatan 2020. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain Questionnaire of Motivation Dimension to Choose Learning Method using Virtual Reality Simulation, Satisfaction with Simulation Experience Scale, dan kuesioner tingkat pengetahuan organ dalam tubuh manusia. Hasil penelitian menunjukkan 87% mahasiswa memiliki tingkat motivasi dan 98,6% mahasiswa memiliki tingkat kepuasan yang tinggi. Tidak terdapat hubungan signifikan antara tingkat motivasi dan tingkat pengetahuan (p = 0, 830). Selain itu, tidak terdapat hubungan antara tingkat kepuasan dan tingkat pengetahuan (p = 0,070). Virtual reality direkomendasikan untuk dikembangkan sebagai metode pembelajaran dalam pendidikan keperawatan.

Anatomy is a fundamental field for nursing students. However, many students have a low level of knowledge in this field. The development of virtual reality simulation technology as a learning method is one way that can be done to overcome this. This research with pre-experimental design aims to determine the relationship between the level of motivation and satisfaction with the level of knowledge using virtual reality. The research sample was 69 Regular Undergraduate students from the Faculty of Nursing, Universitas Indonesia class of 2020. The instruments used in this study included the Questionnaire of Motivation Dimension to Choose Learning Method using Virtual Reality Simulation, Satisfaction with Simulation Experience Scale, and a questionnaire on the level of knowledge of organs in human body. The results showed that 87% of students had a high level of motivation and 98.6% of students had a high level of satisfaction. However, there was no significant relationship between the level of motivation and the level of knowledge (p = 0.830). In addition, there is no relationship between the level of satisfaction and the level of knowledge (p = 0.070). Virtual reality is recommended to be developed as a learning method in nursing education."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhien Citra Ganeshty
"Mahasiswa di perguruan tinggi menemui tantangan maupun kemunduran akademik sehari-hari yang harus mereka hadapi. Tantangan dan kesulitan akademik di perguruan tinggi berbeda dari jenjang pendidikan sebelumnya. Penelitian ini menggunakan perspektif Self-Determination Theory dan bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat kontribusi dari motivasi external regulation, introjected regulation, identified regulation, dan motivasi intrinsik dalam memprediksi academic buoyancy. Sampel penelitian adalah 463 mahasiswa S1 Universitas Indonesia perempuan = 75. Metode penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan analisis statistik Regresi Berganda.
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur motivasi yakni menggunakan The Academic Self-Regulation Scale Vansteenkiste, Sierens, Soenens, Luyckx, Lens, 2009, sedangkan untuk mengukur academic buoyancy digunakan alat ukur Academic Buoyancy Scale Martin Marsh, 2008. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi motivasi introjected regulation, maka semakin rendah academic buoyancy. Selain itu, semakin tinggi motivasi identified regulation dan motivasi intrinsik, maka semakin tinggi pula academic buoyancy. Implikasi dari penelitian ini adalah bahwa motivasi yang berasal dari dalam diri individu dapat memprediksi perilaku yang adaptif dalam menghadapi tantangan dan kemunduran akademik sehari-hari.

College students meet academic challenges and setbacks on a daily basis that they have to face. Those academic challenges and difficulties are different than the previous education levels. This research is using Self Determination Theory perspective and aimed to examine the contibution of motivation external regulation, introjected regulation, identified regulation, and intrinsic motivation to predict academic buoyancy. The sample of this study is 463 undergraduate college students in University of Indonesia female 75 The research method of this study is quantitative method, with statistical analyses of Multiple Regression.
The measurement of motivation was using The Academic Self Regulation Scale Vansteenkiste, Sierens, Soenens, Luyckx, Lens 2009, and the measurement of academic buoyancy was using Academic Buoyancy Scale Martin Marsh, 2008. The results indicate that the higher introjected regulation, the lower academic buoyancy. Furthermore, the higher identified regualtion and intrinsic motvation, the higher academic buoyancy. The implication of this study is that intrinsic motivation which derived from within oneself can predict adaptive behavior in the face of everyday academic challenges and setbacks.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syafira Daviyatul Haque
"Saat ini pengetahuan kewirausahaan telah diberikan pada mahasiswa keperawatan, namun mahasiswa menyatakan belum merasakan adanya dampak positif terhadap motivasi dan intensi kewirausahaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan antara pengetahuan kewirausahaan dengan motivasi dan intensi menjadi entrepreneurs pada mahasiswa keperawatan di Depok. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasional dengan desain obsevasional (non-ekperimental). Teknik yang digunakan adalah stratified random sampling dengan jumlah responden 163 mahasiswa. Data diambil menggunakan tiga kuesioner yaitu data demografi, Dimension on Motivation to Choose Entrepreneur as a Career, dan Dimension of Entrepreneurship Career Intention.
Hasil penelitian menemukan ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan kewirausahaan dengan motivasi dan intensi menjadi entrepreneurs pada mahasiswa keperawatan di Depok (p<0,001). Intitusi pendidikan keperawatan dapat mengembangkan pembelajaran kewirausahaan sampai pada tahap pengimplementasian pemahaman teoritis yang telah mahasiswa dapatkan dengan diadakannya praktik keterampilan berwirausaha, sehingga mahasiswa dapat lebih merasakan adanya dampak positif dalam penumbuhan motivasi dan intensi berwirausaha melalui mata kuliah kewirausahaan yang didapatkan.

Currently, the knowledge of entrepreneurship has been given to nursing students, but students stated that they have not felt a positive impact on entrepreneurial motivation and intentions. The purpose of this study was to identify the relationship between entrepreneurship knowledge and motivation and intensity of being an entrepreneur in nursing students in Depok. This research is a descriptive correlational study with an observational (non-experimental) design. The technique used is stratified random sampling with a total of 163 students. Data were collected using three questionnaires namely demographic data, Dimension on Motivation to Choose Entrepreneur as a Career, and Dimension of Entrepreneurship Career Intention. The results found a close relationship between entrepreneurship knowledge with motivation and intensity of being an entrepreneur in nursing students in Depok (p<0.001). Nursing education institutions can develop entrepreneurial learning to the stage of implementing the theoretical understanding that students have supported by practicing entrepreneurial skills, so that students can feel a more positive impact in growing entrepreneurial motivation and intentions through the entrepreneurship courses obtained.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cinta Nurindah Sari
"ABSTRAK
Latar Belakang: Psikososial merupakan kondisi yang meliputi aspek psikis dan sosial. Estetika wajah dapat menentukan perlakuan sosial yang diterima seorang individu dari lingkungannya. Gigi-geligi merupakan komponen penting dalam estetika wajah. Susunan gigi-geligi buruk dapat mengakibatkan berbagai masalah terkait fungsi maupun psikososial, namun dapat diatasi oleh perawatan ortodonti. Meskipun demikian, seringkali individu belum sadar akan kebutuhan perawatan ortodontinya. Ditemukan kontradiksi pada berbagai hasil penelitian sebelumnya mengenai hubungan status psikososial dan kebutuhan perawatan ortodonti, terutama pada usia remaja. Tujuan: Mengetahui hubungan status psikososial dengan kebutuhan perawatan ortodonti menggunakan PIDAQ dan IOTN pada siswa SMAN 27 Jakarta Pusat. Metode: Dilakukan penelitian potong lintang pada 95 remaja. Diberikan kuesioner PIDAQ untuk mengetahui status psikososial dan IOTN-AC untuk mengetahui kebutuhan perawatan ortodonti secara subjektif, serta digunakan IOTN-DHC untuk mengetahui kebutuhan perawatan ortodonti secara objektif. Hasil: Nilai signifikansi uji chi-square antara status psikososial dengan kebutuhan perawatan ortodonti berdasarkan IOTN-AC yaitu p = 0,001 dan nilai signifikansi uji chi-square antara status psikososial dengan kebutuhan perawatan ortodonti berdasarkan IOTN-DHC yaitup = 0,140. Kesimpulan: Terdapat hubungan antara status psikososial berdasarkan PIDAQ dengan kebutuhan perawatan ortodonti berdasarkan IOTN-AC dan tidak terdapat hubungan antara status psikososial berdasarkan PIDAQ dengan kebutuhan perawatan ortodonti berdasarkan IOTN-DHC pada siswa SMAN 27 Jakarta Pusat.

ABSTRACT
Background: Psychosocial is a condition involves psychological and social aspects. Facial aesthetics affects how someone is treated by their surrounding. Teeth arrangement is an important component in facial aesthetics. Misaligned teeth often cause various problems, but can be overcome by orthodontic treatment. However, individuals are often not aware of their orthodontic treatment needs. Previous studies show contradictory results on association of psychosocial status and orthodontic treatment need. Objective: To determine whether psychosocial status associated with orthodontic treatment need using PIDAQ and IOTN in students of SMAN 27 Jakarta.Methods: This cross-sectional study comprised 95 adolescents. PIDAQ was given to assess psychosocial status and IOTN-AC was given to assess subjective treatment need. IOTN-DHC was used to assess objective treatment need. Results: The significance value of chi-square test between psychosocial status and orthodontic treatment need based on IOTN-AC is p = 0.001 and the significance value of chi-square test between psychosocial status and orthodontic treatment need based on IOTN-DHC is p = 0.140. Conclusion: There is an association between psychosocial status based on PIDAQ and orthodontic treatment need based on IOTN-AC and no between psychosocial status based on PIDAQ and orthodontic treatment need based on IOTN-DHC in students of SMAN 27 Jakarta."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Thomy Prasetyo
"[Skripsi ini membahas tentang pengaruh dari motivasi intrinsik (intrinsic
motivation), budaya inovatif organisasi (innovative culture) dan pengetahuan yang
diperoleh dari perguruan tinggi (acquired knowledge) terhadap transfer
pengetahuan mahasiswa magang (transfer knowledge). Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menjelaskan dampak dari motivasi intrinsik, pengetahuan yang
didapat dan budaya inovatif organisasi terhadap transfer pengetahuan pada yang
melakukan program magang. Studi kasus yang dipilih adalah para mahasiswa
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, karena pengetahuan yang didapat dari
Fakultas Teknik merupakan pengetahuan terapan dan Fakultas Teknik Universitas
Indonesia mewajibkan program magang pada semester genap. Analisis data pada
penelitian ini menggunakan analisis Sturctural Equation Modelling (SEM) di
program Lisrel. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan yang
didapat di perguruan tinggi dan budaya inovatif organisasi memiliki hubungan
yang signifikan terhadap transfer pengetahuan para mahasiswa yang melakukan
magang. Selain itu, penelitian ini juga memperlihatkan adanya pengaruh
signifikan antara motivasi intrinsik mahasiswa terhadap pengetahuan yang
didapat, dan budaya inovatif organisasi terhadap motivasi intrinsik mahasiswa.
Untuk meningkatkan motivasi intrinsik dan transfer pengetahuan mahasiswa yang
dapat meningkatkan performa kerja, maka perguruan tinggi diharapkan dapat
memicu transfer pengetahuan serta menciptakan suasana belajar yang menarik dan
menyenangkan serta memberikan pengetahuan dan keterampilan yang berguna
dan relevan bagi mahasiswa. Selain itu, perusahaan tempat mahasiswa magang
diharapkan dapat memberikan mahasiswa kesempatan untuk berinovasi serta
menumbuhkan budaya inovatif.;This paper discusses the influence of intrinsic motivation, innovative
organizational culture and knowledge gained from college (acquired knowledge)
to transfer knowledge of student interns. The purpose of this study was to describe
the impact of intrinsic motivation, acquired knowledge and organizational
innovative culture to transfer knowledge on conducting internship program. The
selected case studies are the students of the Faculty of Engineering, University of
Indonesia, because the knowledge gained from the Faculty of Engineering is an
applied science and Faculty of Engineering, University of Indonesia require an
apprenticeship program in the second semester. Analysis of the data in this study
using analysis Sturctural Equation Modeling (SEM) in lisrel program. These
results indicate that the knowledge gained in college and innovative organizational
culture has a significant relationship to knowledge transfer students who do
internships. In addition, this study also showed a significant effect between
intrinsic motivation of students to knowledge gained, and the innovative culture of
the organization to the intrinsic motivation of students. To increase students
intrinsic motivation and knowledge transfer that can improve work performance,
then the university is expected to trigger the transfer of knowledge and create an
atmosphere of learning interesting and fun as well as providing knowledge and
skills that are useful and relevant for students. In addition, the company where the
student intern is expected to provide students an opportunity to innovate and foster
an innovative culture., This paper discusses the influence of intrinsic motivation, innovative
organizational culture and knowledge gained from college (acquired knowledge)
to transfer knowledge of student interns. The purpose of this study was to describe
the impact of intrinsic motivation, acquired knowledge and organizational
innovative culture to transfer knowledge on conducting internship program. The
selected case studies are the students of the Faculty of Engineering, University of
Indonesia, because the knowledge gained from the Faculty of Engineering is an
applied science and Faculty of Engineering, University of Indonesia require an
apprenticeship program in the second semester. Analysis of the data in this study
using analysis Sturctural Equation Modeling (SEM) in lisrel program. These
results indicate that the knowledge gained in college and innovative organizational
culture has a significant relationship to knowledge transfer students who do
internships. In addition, this study also showed a significant effect between
intrinsic motivation of students to knowledge gained, and the innovative culture of
the organization to the intrinsic motivation of students. To increase students
intrinsic motivation and knowledge transfer that can improve work performance,
then the university is expected to trigger the transfer of knowledge and create an
atmosphere of learning interesting and fun as well as providing knowledge and
skills that are useful and relevant for students. In addition, the company where the
student intern is expected to provide students an opportunity to innovate and foster
an innovative culture.]"
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
S59306
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Made Kusumawardani
"ABSTRAK
Mahasiswa keperawatan harus memiliki pengetahuan yang baik terkait perawat profesional serta memiliki motivasi yang tinggi untuk dapat menjadi seorang perawat profesional. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi yang bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan terkait profesi dan motivasi mahasiswa tingkat akhir di FIK UI dan FIK UMJ untuk menjadi perawat profesional. Penelitian ini menggunakan metode cross-sectional dengan rancangan deskriptif koleratif dan pendekatan secara stratified random sampling terhadap 156 mahasiswa keperawatan di FIK UI dan FIK UMJ. Analisis data menggunkan uji Chi-Square yang menunjukkan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan terkait profesi dengan motivasi mahasiswa tingkat akhir di FIK UI dan FIK UMJ untuk menjadi seorang perawat profesional p value = 1,033 . Mengetahui bahwa memiliki pengetahuan saja tidak cukup untuk dapat memotivasi diri mahasiswa keperawatan untuk menjadi perawat profesional, sehingga perlu dilakukan edukasi serta pendekatan kepada mahasiswa keperawatan agar dapat mengetahui seberapa besar motivasi yang dimiliki mahasiswa keperawatan untuk menjadi perawat profesional.Kata Kunci: pengetahuan, motivasi, perawat profesional

ABSTRACT
Nursing students should have good knowledge about professional nursing and a high motivation to become a professional nursing. The purpose of the research was to indentify correlation between level of knowledge related profession and motivation college senior students at FIK UI and FIK UMJ for become a professional nursing. The study used cross sectional methods with correlative descriptive design and approach with stratified random sampling of 156 nursing students at FIK UI and FIK UMJ. Data analysis using a chi square test showed no significant relationship between level of knowledge related profession and motivation college senior students at FIK UI nd FIK UMJ for become a professional nursing p value 0,631 . Knowing having knowledge alones is not enough to motivate a person want to become a professional nursing, therefore needed educate and approach for nursing students in order to know how big the motivation of nursing students to become professional nurses.Keywords knowledge, motivation, professional nursing"
2017
S65589
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Barus, Henni
"Konsumsi rokok di Indonesia semakin hari semakin meningkat. Mahasiswa merupakan sekelompok masyarakat yang mengkonsumsi rokok. Penelitian ini dillakukan untuk mengetahui hubungan pengetahuan mahasiswa perokok aktif tentang rokok dengan motivasi berhenti merokok. Penelitian deskriptif korelatif ini mengambil jumlah sampel sebanyak 96 mahasiswa.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan tentang rokok dengan motivasi berhenti merokok pada mahasiswa FKM dan FISIP Universitas Indonesia (p = 0,054 ;α = 0,05). Penerapan dan sosialisasi kawasan tanpa rokok perlu ditingkatkan di seluruh lingkungan institusi pendidikan, khususnya bagi fakultas nonkesehatan di Universitas Indonesia agar generasi muda dapat termotivasi untuk berhenti merokok.

Cigarette consumption in Indonesia is increasingly rising. Students are a group of people who consume cigarettes. This research were examined the relation between knowledge of smoke at active smokers student and the motivation to stop smoking cigarettes. The descriptive correlative study took a sample of the 96 students.
These results indicate that there is no relationship between knowledge and motivation to stop smoking cigarettes at the Faculty of Public Health and Faculty of Political and Social Science University of Indonesia (p = 0,054 ; α = 0,05). Implementation and dissemination areas without cigarettes should be increased in all spheres of educational institutions, especially for non-medical faculty at the University of Indonesia so that young people can be motivated to quit smoking.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S42843
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Safira Adani
"Pemilihan makanan merupakan sebuah proses kompleks yang melibatkan banyak faktor, mulai dari biologis hingga antropolgis. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pemilihan makanan pada mahasiswa S1 Reguler Universitas Indonesia. Penelitian menggunakan desain studi cross-sectional dengan pendekatan kuantitatif. Pemilihan makanan dalam penelitian ini diukur menggunakan skor pemilihan makanan yang mencakup aspek kecukupan asupan zat gizi, variasi, dan keseimbangan zat gizi makro. Variabel independen yang dinilai berhubungan signifikan dengan skor pemilihan makanan berdasarkan penelitian ini adalah tempat tinggal, motivasi dalam memilih makanan, dan pengetahuan gizi.

Food Choice is a complex process involving different factors from biological to anthropological. This study was conducted to find the factors influencing food choice in undergraduate students of University of Indonesia. This study uses cross-sectional design with quantitative method. Food choice in this study were measured using food choice score which includes aspects of nutrition intake adequacy, variety, and macronutrient balance. Independent variables considered significantly related to food choice score in this study are place of recidency, food choice motivation, and nutrition knowledge.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55779
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>