Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 132508 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rianti Merviane Erungan
"Pandemi merupakan wabah suatu penyakit atau virus baru keseluruh dunia dan semua orang belum memiliki sistem kekebalan tubuh (immunity) terhadap virus tersebut sehingga menyebabkan banyak yang terkena dampak dan meninggal (WHO, 2010). Kurangnya kesiapan dan kesiapsiagaan dalam hal insiden manajemen sistem Rumah Sakit di Indonesia serta pengetahuan tenaga kesehatan yang berbeda-beda akan protokol Covid-19 dapat membawa risiko dan menjadi kendala bagi keselamatan pasien, tenaga medis, tenaga non-medis dan seluruh masyarakat Indonesia dalam upaya penanggulangan pandemi ini, untuk itu dibutuhkan analisa mengenai kesiapan Rumah Sakit Bhakti Wira Tamtama sebagai salah satu rumah sakit rujukan Covid 19. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis kesiapan RS dalam menangani kedaruratan pandemi Covid-19. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tingkat kesiapan RS pada periode sebelum pandemi Covid-19, sejak bulan Desember tahun 2019 sampai February tahun 2020 berada pada level yang tidak baik dengan nilai dibawah 10%, artinya belum dipersiapkan. Pada saat pandemi bulan Maret sampai Juni tahun 2020 secara keseluruhan berada dibawah 60%, artinya tingkat kesiapan RS berada pada tingkat yang cukup baik dan kepemimpinan tim gerak cepat Covid19 sudah cukup efektif dalam menangani pandemi Covid-19 sesuai dengan standard. Hospital Readiness dari WH0 (2020), Kementerian Kesehatan RI (2020) dan Malcolm Baldrige, dan berkat kerjasama yang baik di internal rumah sakit antara Manajemen (Leadership), TGC, petugas kesehatan yang ada dan koordinasi yang baik di internal RS TNI AD serta eksternal rumah sakit, dengan pemerintah pusat dan daerah serta rumah sakit rujukan Covid-19 lainnya, begitupun edukasi yang baik dari rumah sakit terhadap masyarakat sekitar, dan kepedulian masyarakat terhadap protokol Covid-19, sehingga menghasilkan suatu keberhasilan pada periode New Norm bulan Juli-Desember tahun 2020, dimana RS telah memiliki tingkat kesiapan yang sangat baik dan kepemimpinan tim gerak cepat Covid-19 sudah sangat efektif dalam menangani pandemi Covid-19 dengan nilai rata-rata diatas 90%, sehingga perlu dipertahankan dan di tingkatkan lagi. Berdasarkan data sekunder RS BWT pada Desember 2020, RS sudah menangani pasien Covid-19 sebanyak 302 orang sejak Maret-Desember tahun 2020 dengan CFR 4,4% dan tingkat kesembuhan sekitar 95%.

Pandemic is an epidemic of a new disease or virus that’s spread over multiple countries or continents and everyone does not have an immune system (immunity) against the virus, causing many to be ill, affected and die (WHO, 2010). Lack of readiness and preparedness in the case of hospital incidents management system in Indonesia as well as different knowledge and understanding of health workers about the Covid-19 protocol could pose risks to the safety of patients, medical personnel, non-medical personnel and all Indonesian people, to overcome this pandemic requires an analysis of the Hospital Readiness of the Bhakti Wira Tamtama as part of Covid-19 referral hospital in Indonesia. This research aims to analyze the hospital readiness in dealing with the Covid-19 pandemic. This research is a case study method. The results of this study indicate that the level of hospital readiness in the period before the Covid-19 pandemic, from December 2019 to February 2020, was below than 10%, meaning that it has not been prepared. During the pandemic in March to June 2020 the readiness level was below than 60%, meaning that the hospital readiness level was very good. The leadership of the Covid-19 was quite effective in dealing with the Covid-19 pandemic in accordance with the Hospital Readiness standard from WH0 (2020), the Ministry of Health of the Republic of Indonesia (2020) and Malcolm Baldrige. However a good cooperation in the internal hospital between Management (Leadership), TGC, health workers and good coordination within the TNI AD Hospital and external hospitals, with the central government and regions and other Covid-19 referral hospitals, as well as good education from the hospital to the surrounding community, and public awareness of the Covid-19 protocol, make a huge impact at New Norm period of July-December 2020, where the hospital has an excellent hospital readiness level in dealing with the Covid-19 pandemic, so it needs to be maintained. Based on the data from BWT Hospital in December 2020, the hospital has been able to handle 302 Covid-19 patients from March to Desember 2020, with a case fatality rate around (CFR) 4,4% and the cure rate is about 95%."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Yuliani
"Kemampuan rumah sakit untuk bertahan dan menjalankan fungsinya sebagai penyedia layanan kesehatan kepada masyarakat menghadapi tantangan dalam situasi darurat dan bencana. Rumah sakit harus mampu menghadapi pandemi COVID-19 dan bertahan sebagai salah satu bagian sentral dari ekosistem kesehatan. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis respon Rumah Sakit Awal Bros Batam terhadap pandemi COVID-19. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain studi kasus melalui wawancara mendalam, telaah dokumen, observasi dan focus group discussion (FGD). Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum rumah sakit dinilai memiliki tingkat kesiapsiagaan yang adekuat untuk berespon terhadap COVID-19. Komponen yang memiliki performa kurang baik adalah Komponen Kesehatan kerja, kesehatan mental, dan dukungan psikososial; Komponen Manajemen Pasien, dan Komponen Surge Capacity. Rumah sakit belum memiliki program kesehatan mental karyawan yang komprehensif terutama bagi tenaga kesehatan yang menangani COVID-19. Penggunaan terapi baru yang belum terdaftar juga belum dilakukan pemantauan dan kajian dilema etik dengan mengembangkan protokol pemantauan terapi. Selain itu, rumah sakit juga belum melakukan penetapan jumlah optimal sumber daya yang dibutuhkan untuk menghadapi kemungkinan kapasitas lonjakan di masa mendatang. Kesiapsiagaan dan respon rumah sakit terhadap pandemi tentunya harus dapat dipertahankan, ditingkatkan, dan dievaluasi sehingga disusunlah strategi mitigasi risiko prioritas yang menitikberatkan pada subkomponen yang memiliki nilai Risk Priority Number (RPN) paling tinggi. Selain strategi mitigasi risiko, telah disusun pula serangkaian Key Performance Outcome Indicator yang akan digunakan untuk melakukan pengukuran dan pemantauan keberhasilan rumah sakit dalam bersiapsiaga, berespon terhadap pandemi COVID-19 dan mempertahankan keberlangsungan bisnis operasionalnya. Diperlukan penelitian lebih lanjut tentang status kesehatan mental tenaga kesehatan yang bekerja di rumah sakit pada masa pandemi COVID-19 serta analisis hubungannya dengan status kesiapsiagaan rumah sakit serta melakukan evaluasi dari pemantauan penggunaan obat yang tidak terdaftar dan dampaknya terhadap outcome pasien COVID-19.
Hospital ability to survive and maintain its function as a health service provider to the community faces challenges in emergency and disaster situations. Hospitals must be able to deal with the COVID-19 pandemic and survive as a central part of the health ecosystem. This research was conducted to analyze Awal Bros Batam Hospital responses to the COVID-19 pandemic. This study used a qualitative approach with a case study design through in-depth interviews, document review, observation, and focus group discussion (FGD). The results showed that in general, hospitals were considered to have an adequate level of preparedness to respond to COVID-19. Underperforming components are the components of Occupational Health, Mental Health, And Psychosocial Support; Patient Management Components, and Surge Capacity Components. The hospital have not develop a comprehensive employee mental health program, especially for health workers who handle COVID-19 patients. The use of new unregistered has also not been adequately monitored and studied ethical dilemmas by developing therapy monitoring protocols. Besides, the hospital has not determined the optimal amount of human resources needed to deal with possible future capacity spikes. Hospital preparedness and response to pandemics must of course be maintained, improved, and evaluated so that a priority risk mitigation strategy is formulated that focuses on the subcomponent that has the highest Risk Priority Number (RPN) value. In addition to risk mitigation strategies, a series of Key Performance Outcome Indicators have also been prepared which will be used to measure and monitor the success of hospitals in preparing, responding to the COVID-19 pandemic, and maintaining the sustainability of its operational business. Further research is needed on the mental health status of health workers working in hospitals during the COVID-19 pandemic and its relationship with hospital preparedness status, also research to evaluate the unregistered drug use monitoring and its impact on COVID-19 patient outcomes."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rurry Novitasari
"Masalah ketidaklengkapan pencatatan dan pelaporan keperawatan merupakan salah satu masalah di ruang IGD. Penelitian ini bertujuan memberikan gambaran pelaksanaan dokumentasi keperawatan di ruang IGD RS. Medistra Jakarta. Penelitian deskriptif sederhana ini menggunakan 30 sampel berupa dokumen asuhan keperawatan. Hasil penelitian pelaksanaan pendokumentasian intervensi keperawatan di IGD RS. Medistra Jakarta paling efektif (96.7%) dibanding hasil pendokumentasian pengkqiian (33.3%), diagnosa (46.7%), implmentasi (46.'?%), dan evaluasi (60%). Adapun hasil pendokumentasian pengkajian paling tidak efektif (96.7%) dibanding hasil pendokumentasian diagnosa (53.3%), intervensi (33%), implementasi (53.3%), dan evaluasi (40%). Peneliti merekomendasikan pelatihan dan penyegaran pendokumentasian keperawatan baik konseptual maupun keterampilan secara berkala dan berkesinambungan agar pendokumentasian keperawatan menjadi lebih baik."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2005
TA5391
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Shanti Lestari
"Telekonsultasi FKTP adalah salah satu kebijakan yang dikeluarkan BPJS Kesehatan dalam bentuk Surat Edaran dan Peraturan Direksi. Defenisi yang digunakan Peneliti dalam Telekonsultasi ini adalah Pelayanan Kontak Tidak Langsung yang merupakan pemberian pelayanan kesehatan melalui sistem informasi yang digunakan oleh FKTP dan Peserta sebagai sarana komunikasi, atau melalui sistem informasi yang disediakan oleh BPJS Kesehatan, sebagai sarana komunikasi/konsultasi secara 2 arah. Terkait obat yang diatur khusus hanya untuk obat PRB, sedangkan untuk obat non PRB, sesuai ketentuan masuk dalam komponen Kapitasi yang dibayarkan ke FKTP dan obat pasien isoman COVID-19 sesuai yang diatur Kemenkes/Dinas Kesehatan setempat. Kebijakan ini mulai dilaksanakan sejak April 2020 dan hingga Agustus 2021, pencapaian secara Nasional masih belum optimal, hanya beberapa kabupaten/kota yang menunjukkan pencapaian lebih baik dibandingkan yang lain nya, salah satu nya adalah pencapaian tertinggi di FKTP Kota Malang, baik persentase FKTP yang mengImplementasikan nya maupun persentase dan nominal pasien yang telah memanfaatkan Telekonsultasi dari FKTP terdaftar nya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Implementasi kebijakan Telekonsultasi FKTP dalam mencegah penyebaran COVID-19 tanpa pasien kehilangan hak nya untuk dapat akses ke layanan kesehatan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dilakukan selama bulan Oktober 2021 sampai dengan bulan Desember 2021 di FKTP Kota Malang, BPJS Kesehatan Cabang Malang dan Kantor Pusat. Teknik pengumpulan data melalui FGD dan Wawancara Mendalam kepada Informan utama dan telaah dokumen. Penelitian ini menggunakan pendekatan model Implementasi Kebijakan Van Meter dan Van Horn. Hasil penelitian di bulan November 2021 diperoleh bahwa capaian Angka Kontak KBK baru tercapai 135/mill dari target minimal 150/mill, Angka Kontak Tidak Langsung untuk indikator kepatuhan faskes pada kualitas mutu baru tercapai dengan bobot 15% dari target 20%, 100% FKTP Kota Malang telah Implementasi Telekonsultasi, dan pemanfaatan oleh pasien perlahan meningkat sampai dengan 33.66% serta terjadi trend peningkatan FKTP kerjasama. Pada penelitian ini, Peneliti menyarankan untuk pelatihan petugas FKTP dilakukan secara periodik dan berkesinambungan, dimulai dengan melakukan Telekonsultasi pada Peserta Prolanis, supervisi langsung dijadikan kegiatan rutin dan dukungan politik melalui Dinas Kesehatan kepada Pemerintah Kota Malang untuk dapat memperbanyak hotspot-hotspot gratis yang dapat diakses oleh warga, sehingga masyarakat dapat lebih optimal memanfaatkan pelayanan Telekonsultasi.

Teleconsultation FKTP is one of the policies issued by BPJS Health in the form of Circulars and Directors' Regulations. The definition used by the researcher in this teleconsultation is the Indirect Contact Service, which is the provision of health services through the information system used by the FKTP and Participants as a means of communication, or through the information system provided by BPJS Kesehatan, as a means of two-way communication/consultation. Regarding drugs that are specifically regulated only for DRR drugs, while for non-DRR drugs, according to the provisions, they are included in the Capitation component paid to FKTP and drugs for COVID-19 isoman patients as regulated by the Ministry of Health / local Health Office. This policy has been implemented since April 2020 and until August 2021, national achievements are still not optimal, only a few districts/cities show better achievements than others, one of which is the highest achievement in Malang City FKTP, both the percentage of FKTP implementing as well as the percentage and nominal of patients who have used teleconsultation from their registered FKTP. This study aims to analyze the implementation of the FKTP teleconsultation policy in preventing the spread of COVID19 without patients losing their right to access health services. This study uses a qualitative method, conducted during October 2021 to December 2021 at FKTP Malang City, BPJS Kesehatan Malang Branch and Head Office. Data collection techniques through FGD and in-depth interviews with key informants and document review. This research uses the Van Meter and Van Horn Policy Implementation model approach. The results of the research in November 2021 showed that the achievement of the KBK Contact Number had only been achieved at 135/mill from the minimum target of 150/mill, the Indirect Contact Number for the health facility compliance indicator on quality had only been achieved with a weight of 15% of the 20% target, 100% of City FKTP Malang has implemented teleconsultation, and patient utilization is slowly increasing up to 33.66% and there is an increasing trend of collaborative FKTP. In this study, the researcher suggests that the training of FKTP officers be carried out periodically and continuously, starting with teleconsultation to Prolanis participants, direct supervision as a routine activity and political support through the Health Office to the Malang City Government to be able to increase free hotspots that can be accessed by the public. residents, so that the community can more optimally take advantage of teleconsultation services."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Risyad Prabowo
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana tingkat kesiapan menghadapi era industri 4.0 berkaitan dengan loyalitas kerja sebelum dan selama pandemi Covid-19 terjadi. Selain itu, penelitian ini juga akan menganalisis hubungan antara tingkat kecemasan dalam menghadapi pandemi Covid-19 dengan besarnya perubahan tingkat kesiapan menghadapi era industri 4.0 dan besarnya perubahan loyalitas kerja. Hal ini dibutuhkan perusahaan untuk mencari tenaga kerja yang tetap loyal kepada perusahaan di masa pandemi Covid-19. Karena variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel laten dan ingin melihat hubungan antar variabel laten, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Partial Least Square (PLS). Data merupakan data primer yang dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner kepada responden yang merupakan pekerja aktif yang bekerja di perusahaan-perusahaan di ibukota DKI Jakarta dengan menggunakan metode snowball sampling dan diperoleh sampel sebanyak 228 responden. Hasil yang diperoleh adalah terdapat hubungan positif antara tingkat kesiapan menghadapi era industri 4.0 dengan loyalitas baik sebelum maupun setelah pandemi Covid-19. Selain itu, kesimpulannya adalah terdapat hubungan negatif antara tingkat kecemasan terhadap pandemi Covid-19 dengan tingkat kesiapan menghadapi era industri 4.0. Demikian juga tingkat kecemasan menghadapi era industri 4.0 memiliki hubungan negatif dengan perubahan tingkat kesiapan menghadapi era industri 4.0 pekerja DKI Jakarta. Namun, tingkat kecemasan menghadapi era industri 4.0 memiliki hubungan positif dengan perubahan loyalitas pekerja DKI Jakarta.

This study aims to determine how the level of readiness to face the industrial era 4.0 relates to work loyalty before and during the Covid-19 pandemic. In addition, this study will also analyze the relationship between anxiety levels in the face of the Covid-19 pandemic with the magnitude of changes in the level of readiness to face the industrial era 4.0 and the magnitude of changes in work loyalty. This is needed by companies to seek workers who remain loyal to the company during the Covid-19 pandemic. Because the variables used in this study are latent variables and you want to see the relationship between latent variables, the method used in this study is the Partial Least Square (PLS) method. The data are primary data collected through distributing questionnaires to respondents who are active workers who work in companies in the capital DKI Jakarta using the snowball sampling method and obtained a sample of 228 respondents. The results obtained are that there is a positive relationship between the level of readiness to face the industrial era 4.0 and loyalty both before and after the Covid-19 pandemic. In addition, the conclusion is that there is a negative relationship between the level of anxiety about the Covid-19 pandemic and the level of readiness to face the industrial era 4.0. Likewise, the level of anxiety facing the industrial era 4.0 has a negative relationship with changes in the level of readiness to face the industrial era 4.0 of DKI Jakarta workers. However, the level of anxiety facing the industrial era 4.0 has a positive relationship with changes in the loyalty of DKI Jakarta workers."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Progam Jaminan kesehatan Nasional yang diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) menuntut rumah sakit bekerjasama dengan BPJS yaitu rumah sakit pemerintah, TNI/Polri atau swasta. Dituntut efisiensi, efektivitas biaya dengan membangun mutu klaim yang baik dan pengajuan berkas klaim sesuai target. (Gede,2015). Keterlambatan pengajuan berkas klaim dapat merugikan rumah sakit karena permasalahan problem resume rawat inap dan laporan operasi tidak lengkap, tidak terbaca, tidak diisi, tidak singkron antara anamnesis, diagnosis atau terapi. RST BWT telah membuat aplikasi data base resume rawat inap dan laporan operasi yang telah diterapkan bulan Maret 2020. Metode penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dan kualitatif bertujuan mengetahui efek penggunaan aplikasi terhadap ketepatan klaim BPJS dilihat dari lama klaim, produktifitas klaim, proporsi klaim pending / audit dan unpaid klaim. Sumber data dari wawancara mendalam pada petugas terkait klaim dan data pengajuan klaim BPJS Maret 2019 – Oktober 2021 kemudian dianalisa secara statistic gambaran sebelum diterapkan dan sesudah diterapkan aplikasi. Hasil penelitian ini diharapkan waktu klaim makin cepat, produktifitas makin meningkat, proporsi klaim pending dan audit makin menurun serta makin sedikit unpaid klaim. Kesimpulan penelitian ini diharapkan bahwa aplikasi resume rawat inap dan laporan operasi elektronik membantu ketepatan klaim BPJS sehingga saran dapat diterapkan pada RS lain yang belum memiliki SIM RS optimal atau belum E-rekamedik.

The National Health Insurance Program organized by the Social Security Administering Body (BPJS) requires hospitals to cooperate with BPJS, namely government, TNI/Polri or private hospitals. Demanded efficiency, cost effectiveness by building good claim quality and filing claim files on target. (Gede, 2015). The delay in submitting the claim file can be detrimental to the hospital because of problems with inpatient resumes and incomplete, unreadable, unfilled, unsynchronized history, diagnosis or therapy reports. RST BWT has made a database application for inpatient resumes and operating reports that have been implemented in March 2020. This research method is a quantitative and qualitative research aimed at knowing the effect of using the application on the accuracy of BPJS claims as seen from the length of claims, productivity of claims, proportion of pending / audit claims. and unpaid claims. Data sources from in-depth interviews with officers related to claims and data for submitting claims for BPJS March 2019 – October 2021 were then analyzed statistically before and after the application was applied. The result of this research is that it is expected that the claim time will be faster, productivity will increase, the proportion of pending and audit claims will decrease and there will be fewer unpaid claims. The conclusion of this study is that it is hoped that the application of inpatient resumes and operating reports will help the accuracy of BPJS claims so that the suggestions can be applied to other hospitals that do not have an optimal hospital license or have not e-recorded."
[Depok, Depok]: [Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia], 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hascaryatmo
"Meningkatnya laju pembangunan nasional disegala bidang, mengakibatkan pesatnya laju pertumbuhan ekonomi masyarakat, sehingga tuntutan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan terutama di rumah sakit juga semakin meningkat. Menghadapi masalah kesehatan, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, pergeseran pada sistem pelayanan kesehatan dan perkembangannya pada masa yang akan datang, terutama dengan disepakatinya pasar bebas ASEAN (AFTA) tahun 2003 serta disusul dengan APEC tahun 2010 dan 2020, dimana pelayanan rumah sakit dituntut untuk mampu memberikan pelayanan profesional berdasarkan standard global, sehingga pengembangan rumah sakit sangat perlu ditingkatkan. Hal ini mengakibatkan terjadinya persaingan yang ketat antar rumah sakit untuk merebut pangsa pasar, sehingga efisiensi dari kegiatan rumah sakit serta peningkatan mutu pelayanannya hams benar-benar dijaga dan ditingkatkan.
Rumah Sakit Bhakti Wira Tamtama Semarang sebagai Rumah Sakit ABRI tingkat III sangat berpotensi untuk berkembang statusnya menjadi Rumah Sakit tingkat II, hal ini dapat dilihat dari kapasitas jumlah tempat tidurnya dan kemampuan jenis pelayanannya serta dari jumlah sumber daya manusianya. Melihat perkembangan Rumah Sakit Bhakti Wira Tamtama Semarang sampai saat ini, dapat disimpulkan bahwa misi rumah sakit sudah berubah, dimana semula hanya sebagai Rumah Sakit ABRI, sekarang menjadi rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan kepada seluruh masyarakat serta berkembang ke arah rumah sakit pendidikan dan pusat rujukan rumah sakit ABRI di wilayah Jawa tengah.
Sejalan dengan perkembangan dunia perumahsakitan dalam menyongsong era globalisasi, maka Rumah Sakit Bhakti Wira Tamtama Semarang harus megantisipasi dan mempersiapkan diri agar mampu berkompetisi dengan rumah sakit lainnya, oleh karena itu diperlukan perencanaan strategi pengembangan rumah sakit. Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis faktor ekstenal dan faktor internal yang berpengaruh terhadap strategi pengembangan rumah sakit, melalui fokus group diskusi, tahap input dengan memakai IFE dan EFE Matrix, tahap matching dengan SWOT matrix dan SPACE matrix serta tahap decision dengan QSP matrix.
Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kedudukan posisi strategi rumah sakit berada didalam posisi sangat bagus untuk menggunakan dan menggerakkan kekuatan sumberdaya (internal) guna memanfaatkan peluang, dan mengatasi kelernahan serta menghindari ancaman yang ada Terdapat faktor ekstenal dan faktor internal potensial yang harus ditindaklanjuti dengan strategi terpilih, sedangkan tipe strategi paling tepat untuk diterapkan adalah Strategi Agresif dengan alternatif strategi yang sesuai yaitu market penetration, market development, produk development, backward / forward / horizontal integration, conglomerate/ concentric / horizontal diversification dan strategi kombinasi, tergantung pada situasi dan kondisi yang dihadapi. Dengan mengimplementasikan strategi terpilih kedalam program-program yang tepat diharapkan Rumah Sakit Bhakti Wira Tamtama Semarang akan dapat lebih berkembang dan dapat mencapai misi dan visinya sebagai rumah sakit ABRI.

The increasing of National escalation in whole sectors, causing the speed-up economic growth of the society. As a result of this increasing, societal demand on health service especially in the hospital tend to be increase too. Facing healthy problem, the improvement of knowledge and science, change on healthy service system and its increasing in the future, hospital to be insisted capable giving professional service based on global standard. Chiefly with The Asean Free Trade Area ( AFTA ) acceptance which on going in 2003 and will be followed by The Asia Pasific Economic Cooperation ( APEC ) in 2010 and 2020, consequently hospital development is a must. This situation will cause tight competition between hospital to take market segment, at last the efficiency of hospital activities and its increasing in service quality have to be keep on and progress.
Bhakti Wira Tamtama Hospital in Semarang as an army ( ABRI ) hospital level III has potent to grow its status to be level H hospital. It is considered on its bed capacity and kind of health service which enable to do and human resources that available significantly. According to progress report Bhalcti Wira Tamtama Hospital Semarang nowaday, it could be considered that main point of its mission had been changed. Its previous mission only to be an army hospital now it give public health service. It is also develop to be hospital of teaching and centre of reference army ( ABRI) hospital in Central Java Region.
As a developing of hospitalizing sector in facing globalization era, Bhakti Wira Tamtama Hospital have to anticipate and get ready itself to be capable in competing with other hospital. So it need hospital development strategic planning. This research conducted to analyze external and internal factors that gave impact on hospital developing strategy. The steps of research start from focusing discussion group, the input stage using IFE and EFE Matrix, the matching stage using TOWS Matrix and SPACE Matrix and finally the decision stage using QSP Matrix.
The research output be concluded that strategic positition of the hospital exist in best way to use and actuate internal human resources to catch opportunity, solve weakness and avoid the existed threat. There are potential external and internal factors that have to be followed with chosen strategy. The chosen strategy that appropriatable to be applied is Aggresive Strategy. As an alternative there is appropriate strategy that stated as market penetration, market development, product development , backward ! forward 1 horizontal integration, conglomerate I concentric 1 horizontal diversification and combinational strategy. It could be applied according to situation and condition that have been faced. By implementing chosen strategy into the right programs it is hoped that Bhakti Wira Tamtama Hospital Semarang will be more developed and could reach its mission and vision as an army (ABRI) hospital.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1997
T2561
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rania Savira Attamimi
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran terkait peran self-compassion terhadap regulasi emosi pada dewasa muda dalam situasi pandemi Covid-19. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang melibatkan 138 partisipan dengan kriteria berusia 18-40 tahun dan berdomisili di Indonesia. Pengukuran regulasi emosi menggunakan alat ukur Emotion Regulation Questionnaire (ERQ) (Gross dan John, 2003) dan pengukuran self-compassion menggunakan alat ukur Self-Compassion Scale (Neff, 2003b). Hasil penelitian ini menunjukkan self-compassion secara umum ditemukan dapat memprediksi regulasi emosi secara signifikan (F(1,136) = 5.776, p < 0.05, R² = 0.041). Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi self-compassion yang dimiliki individu, akan semakin tinggi pula kemungkinan individu tersebut memiliki kemampuan regulasi emosi yang baik.

This study was conducted to describe the role of self-compassion on emotion regulation in young adults in the Covid-19 pandemic situation. This study is a quantitative study involving 138 participants with criteria aged 18-40 years and domiciled in Indonesia. The measurement of emotion regulation uses the Emotion Regulation Questionnaire (ERQ) (Gross and John, 2003) and self-compassion measurement using the Self-Compassion Scale (Neff, 2003b). The results of this study indicate that self-compassion is generally found to be able to significantly predict emotion regulation (F(1.136) = 5.776, p < 0.05, R² = 0.041). From these results, it can be concluded that the higher the individual's self-compassion, the higher the possibility that the individual has good emotional regulation abilities."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sunaryo
"Dalam artikel ini penulis mecoba memahami pandemi covid-19 dalam pendekatan kapabilitas yang diajukan amartya k.sen. Kapabilitas dipahami sebagai kemampuan aktual untuk meraih satu capaian bernilai yang sudah dipertimbangan alasannya secara rasional. "
Jakarta: Pusat Pengembangan Etika Unika Atma Jaya, 2020
300 RJES 25:1 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Alika Shameela
"Pandemi COVID-19 yang sedang terjadi dapat berdampak terhadap depresi. Dalam menghadapi situasi ini diperlukan penyesuaian untuk mengatasi tekanan (coping stress). Coping didefinisikan sebagai aktifitas yang dilakukan dalam menghadapi situasi yang membuat stress. Kelompok usia remaja memiliki potensi dalam terkena depresi, salah satunya mahasiswa baru. Mahasiswa baru memiliki potensi untuk terdampak karena perlu melakukan penyesuaian dalam perkuliahan dan melakukan coping terhadap stress dalam situasi Pandemi COVID-19. Tujuan penelitian ini adalah melihat pengaruh dari coping pandemi COVID-19 dan penyesuaian perkuliahan terhadap depresi pada Mahasiswa Baru FKM UI Angkatan 2020. Disain studi dalam penelitian ini merupakan studi potong lintang. Sampel dalam penelitian adalah Mahasiswa Baru FKM UI Angkatan 2020. Sebanyak 139 sampel didapatkan dengan menggunakan purposive sampling. Analisis bivariat dilakukan menggunakan chi-square dan analisis multivariat dilakukan dengan mengunakan regresi logistik biner. Data dikumpulkan antara Mei - Juni 2021 melalui kuesioner online. Hasil penelitian menunjukkan proporsi mahasiswa yang mengalami gejala depresi sebanyak 59%. Terdapat hubungan yang signifikan antara penyesuaian perkuliahan terhadap kejadian depresi (p = 0,021). Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara jenis kelamin (p = 0.290), usia (p = 0.664), daerah tempat tinggal (p = 0.472), dan coping pandemi COVID-19 (p = 0.668) dengan kejadian depresi. Berdasarkan hasil analisis multivariat, penyesuaian perkuliahan menjadi faktor yang paling dominan terhadap kejadian depresi (OR: 2.333, 95% CI; 1.154 – 4.715).

The current COVID-19 pandemic has an impact on depression. In dealing with this COVID-19 pandemic situation, adjustments are needed to cope with stress (coping stress). Coping is defined as an activity carried out when facing a stressful situation. Adolescent has a great potential for depression, one of the population group in risk is college freshmen. College freshmen have a great potent to be affected mentally because they need to make adjustments in college’s life and cope with stress in the COVID-19 Pandemic situation. The purpose of this study is to see the effect of COVID-19 pandemic coping and adjustment of college towards depression in college freshmen of Faculty of Public Health University of Indonesia class 2020. The study design carried out in this study is a cross-sectional study. The sample in this study is the college freshmen on Faculty of Public Health University of Indonesia class 2020. A total of 139 samples were obtained using purposive sampling. Bivariate analysis was carried out in this study using chi-square and multivariate analysis was performed using binary logistic regression. Data was collected between May - June 2021 through an online questionnaire. The results showed that the proportion of students who experienced symptoms of depression was 59%. There is a significant relationship between college adjustment to depression in college freshmen (p = 0.032). There was no significant relationship between gender (p = 0.290), age (p = 0.668), area of residence (p = 0.472), and coping with the COVID-19 pandemic (p = 0.664) with depression. Based on the results of multivariate analysis, college adjustment was the most dominant factor on depression (OR: 2,333, 95% CI; 1,154 – 4,715)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>