Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 85701 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hayuning Zaskya Nugrahani
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pemahaman ayah mengenai keterlibatannya dalam pengasuhan anak usia 3-5 tahun. Program intervensi berbentuk psikoedukasi yang dilaksanakan secara daring diberikan kepada 10 ayah yang memiliki anak usia 3-5 tahun selama 4 sesi pertemuan dalam waktu 2 hari. Desain penelitian yang digunakan adalah one group pretest-posttest design. Pengambilan data dilakukan sebelum dan sesudah program melalui instrumen yang mengukur pemahaman ayah mengenai keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak usia 3-5 tahun yang disusun oleh peneliti. Hasil uji perbedaan pretest dan posttest menggunakan analisis statistik non-parametric Wilcoxon signed-rank test menunjukkan nilai signifikansi p value 0,005 (p < 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan skor pemahaman partisipan mengenai keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak yang signifikan antara sebelum dan sesudah mengikuti psikoedukasi. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa psikoedukasi berpengaruh dalam meningkatkan pemahaman ayah mengenai keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak usia 3-5 tahun. Beberapa hal yang menjadi limitasi dalam penelitian dan perlu menjadi perhatian dalam penelitian selanjutnya, antara lain metode penyampaian materi yang kurang bervariasi, ketidakstabilan jaringan internet, dan belum mencakup semua faktor yang memengaruhi variabel penelitian. Rekomendasi yang diberikan untuk penelitian selanjutnya, yaitu pengembangan program dengan variasi metode, menyediakan alternatif jaringan internet, serta mengeksplorasi faktor lain yang memengaruhi variabel penelitian.

This study aims to understand fathers’ comprehension of his involvement in parenting for children ages 3 to 5 years. An online psychoeducation intervention programme was given to 10 fathers with children ages 3 to 5 years for 4 sessions within 2 days. The research design used in this study was one group pretest-posttest design. Data were collected before and after the programme through an instrument that measures fathers’ comprehension of fathers’ involvement in parenting for children compiled by the researcher. The results of the pretest and posttest difference test using a non-parametric statistical analysis Wilcoxon signed-rank test showed a significance value of p-value 0.005 (p <0.05). This shows that there is a significant difference in the scores of participants’ comprehension of the involvement of fathers in parenting for children which is significant between before and after attending a programme. It can be concluded that a psychoeducation programme influences the increasing of fathers’ comprehension of the involvement in parenting for children ages 3 to 5 years. The limitations of this study to be considered in future studies, including the learning method, the instability of the internet network, and the identification of other factors that influence research variable. Recommendations are given for further research, such as developing programs with a variety of learning methods, providing alternative internet networks, and exploring other factors that influence research variable."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fathia Afrazayne Safitri
"Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi peran parenting attitude dan keterlibatan Ayah terhadap perkembangan theory of mind anak usia 5-7 tahun. 115 pasangan Ayah dan anak, yang berasal dari Jabodetabek dan luar Jabodetabek, ikut serta dalam penelitian ini. Kemampuan theory of mind anak diukur menggunakan Theory of Mind Scale. Sedangkan parenting attitude Ayah diukur dengan mengunakan Parenting Attitude Inventory (PAI) dan keterlibatan Ayah diukur dengan menggunakan Inventory of Father Involvement (IFI). Hasil analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa sebagian besar partisipan Ayah menerapkan pengasuhan autonomy dan memiliki keterlibatan yang tinggi dalam pengasuhan. Namun, hasil analisis utama penelitian yang diperoleh menunjukkan parenting attitude dan keterlibatan Ayah tidak signifikan dalam memprediksi perkembangan theory of mind anak usia 5-7 tahun. Selain itu penelitian menemukan urutan perkembangan theory of mind anak usia 5-7 tahun merupakan DD > HE > DB > KA > Sarcasm > FB > Second Order.

This study aims to examine the role of parenting attitude and father involvement on 5-7 years old childrens theory of mind development. 115 fathers and children, from Jabodetabek and Outside Jabodetabek, participated in this study. Theory of Mind Scale was given to children. Their fathers completed Parenting Attitude Inventory (PAI) and Inventory of Father Involvement (IFI). Result shows that most of fathers preferred autonomy parenting and shows high levels of father involvement. Result shows that parenting attitude and father involvement cannot predict 5-7 years old childrens theory of mind development. In addition, result shows sequence of childrens theory of mind development is DD > HE > DB > KA > Sarcasm > FB > Second Order. "
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afiyana Eka Nurilla
"Depresi merupakan kondisi psikologis yang paling umum terjadi dan banyak memengaruhi wanita, terutama seorang ibu. Berbagai penelitian telah dilakukan untuk menggali dampak kondisi depresi ibu pada fungsi kognisi anak. Namun demikian, hasil penelitian mengenai dampak simtom depresi ibu dalam kaitannya dengan peran figur ayah dalam pengasuhan dan fungsi kognitif anak, khususnya Executive Function (EF), masih ditemukan inkonsistensi. Penelitian ini ditujukan untuk melihat kontribusi simtom depresi ibu dan keterlibatan ayah dalam memprediksi EF anak di usia dini. Sekitar 101 anak usia 4-6 tahun beserta kedua orang tuanya diikutsertakan dalam penelitian ini. Beberapa tes EF diberikan pada anak dan kuesioner simtom depresi ibu dan keterlibatan ayah diberikan masing-masing pada ibu dan ayah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya simtom depresi ibu yang berkontribusi secara signifikan untuk memprediksi EF anak setelah dilakukan pengontrolan pada jenis kelamin dan usia anak, status bekerja ibu, dan SES. Penelitian ini menggagas pentingnya memperhatikan kondisi psikologis ibu saat akan melakukan intervensi untuk mengoptimalkan EF anak di usia dini.

Depression is most common psychological condition and affects largely in women, particularly in mothers. Numerous studies have been conducted to specify the impact of maternal depressive symptoms on preschool children cognitive functioning. Nonetheless, the result of the studies regarding maternal depressive symptoms in relation to the role of father figure in parenting and children cognition, especially in Executive Function (EF) have found inconsistency. This study aimed to assess the contribution of maternal depressive symptoms and father involvement in predicting children EF. About 101 preschool children aged 4-6 and their parents were involved in this study. Several EF tests were delivered to children, while maternal depressive symptoms and father involvement questionnaire were given to mother and father respectively.
Result found that only maternal depressive symptoms predicted EF performance on children above and beyond the influences of child gender and age, maternal work status, and family socioeconomic level. This study points out the importance to consider maternal psychological condition while targeting intervention for promoting EF in preschool.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S63121
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khansa Citra Ronna
"Sebanyak 75% anak di Indonesia mengalami sibling rivalry. Sibling rivalry yang tidak ditangani dapat berdampak negatif bagi perkembangan anak. Dalam proses pengasuhan anak, peran ayah sangat berarti bagi perkembangan anak.  Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara keterlibatan ayah dalam proses pengasuhan dan kejadian sibling rivalry pada anak usia prasekolah di Kecamatan Beji. Fokus penelitian ini terletak pada peran ayah sebagai faktor yang mungkin memengaruhi dinamika hubungan antara saudara. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah cluster random sampling. Pengumpulan data dilakukan secara acak di beberapa kluster yang mewakili berbagai kelurahan di Kecamatan Beji. Penelitian ini melibatkan 112 ayah sebagai responden. Data dikumpulkan melalui instrumen penelitian Fatherhood Scale dan kuesioner kejadia sibling rivalry. Hasil penelitian ini menemukan adanya hubungan yang signifikan antara keterlibatan ayah dalam proses pengasuhan dan kejadian sibling rivalry pada anak usia prasekolah dengan nilai signifikansi p-value menggunakan uji chi square sebesar 0,001 (<0,05). Semakin terlibat ayah dalam proses pengasuhan anak, maka akan mengurangi kejadian sibling rivalry pada anak usia prasekolah. Pengasuhan ayah yang optimal pada anak usia prasekolah akan membantu perkembangan kecerdasan emosi anak sehingga anak dapat mengatasi risiko terjadinya sibling rivalry. Penelitian selanjutnya dapat menambahkan faktor motivasi, tempat tinggal, dan kepuasan pernikahan dalam mengasuh anak.

As many as 75% of children in Indonesia experienced sibling rivalry. Untreated sibling rivalry could have had a negative impact on a child's growth and development. In the process of raising children, the father's role was very important for the child's growth and development. This study aimed to analyse the relationship between father involvement in the parenting process and the incidence of sibling rivalry in preschool children in Beji District. The focus of this research was on the role of the father as a factor that might have influenced the dynamics of the relationship between siblings. The research method used was quantitative with a cross-sectional research design. The sampling technique used in this research was cluster random sampling. Data collection was carried out randomly in several clusters representing various sub-districts in Beji District. This research involved 112 fathers as respondents. Data was collected through the Fatherhood Scale research instrument and sibling rivalry incidence questionnaire. The results of this study found a significant relationship between father involvement in the child care process and the incidence of sibling rivalry in preschool children with a significant p-value using the chi-square test of 0.001 (<0.05). The more involved fathers were in the child-rearing process, the greater the incidence of sibling rivalry in preschool-age children. Optimal paternal care for preschool children would help develop children's emotional intelligence so that children could overcome the risk of sibling rivalry. Future research could add factors of motivation, place of residence, and marital satisfaction in raising children."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Aulia Syifa
"Di Indonesia 23-83% anak usia 2-4 tahun mengalami temper tantrum. Penanganan yang tidak tepat dapat mengakibatkan perilaku negatif pada anak di tahap usia selanjutnya.  Dalam pengasuhan anak, tidak terlepas dari peran ayah sebagai orangtua. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara keterlibatan ayah dalam pengasuhan menurut perspektif ibu dengan risiko kejadian temper tantrum pada anak usia toddler di Kecamatan Beji Kota Depok. Metode penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan teknik cluster random sampling dan total responden sebanyak 112 orang. Penelitian ini mengukur kedua variabel melalui kuesioner. Hasil penelitian ini ditemukan adanya hubungan signifikan antara keterlibatan ayah dalam pengasuhan dengan risiko kejadian temper tantrum dengan nilai signifikansi p-value menggunakan uji chi square sebesar 0.001 (<0.05). Semakin terlibat ayah dalam pengasuhan anak, maka akan mengurangi risiko kejadian temper tantrum yang dialami anak. Pengasuhan ayah yang maksimal diberikan pada anak usia toddler, akan membentuk perkembangan emosional yang positif pada anak. Penelitian selanjutnya dapat menambahkan faktor kualitas pernikahan dan motivasi ayah dalam mengasuh anak serta menambahkan durasi temper tantrum yang terjadi.

In Indonesia, 23-83% of children aged 2-4 years’ experience temper tantrums. Improper handling can lead to negative behaviour in children at a later age stage.  In the care of children, it is inseparable from the role of fathers as parents. This study aims to look at the relationship between father's involvement in parenting from the mother's perspective and the risk of temper tantrums in toddler-aged children in Beji Sub-district, Depok City. This research method used a cross sectional design with cluster random sampling technique and a total of 112 respondents. This study measured both variables through questionnaires. The results of this study found a significant relationship between father's involvement in parenting and the risk of temper tantrums with a significance value of p-value using chi square test of 0.001 (<0.05). The more involved the father is in the care of the child, it will reduce the risk of temper tantrums experienced by the child. Maximum father's care given to toddler age children will shape positive emotional development in children. Future research can add factors of marriage quality and father's motivation in parenting and add the duration of temper tantrums that occur."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zhillan Zhalyla
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara keterlibatan ayah dan sosioseksualitas pada emerging adulthood. Keterlibatan ayah diartikan sebagai sejauh mana ayah terlibat dalam berbagai aspek di kehidupan anak Finley, Mira, Schwartz, 2008 dan sosioseksualitas diartikan sebagai perbedaan individual pada keinginan seseorang untuk terlibat dalam hubungan seksual tanpa komitmen Penke Asendorpf, 2008.
Instrumen yang digunakan untuk mengukur keterlibatan ayah adalah Nurturant Fathering Scale domain afektif dan Father Involvement Scale domain perilaku yang dikembangkan oleh Finley dan Schwartz 2004. Untuk mengukur sosioseksualitas digunakan Revised Sociosexual Orientation Inventory dari Penke dan Asendorpf 2008.
Responden penelitian ini merupakan 526 individu yang berada di periode emerging adulthood 18-25 tahun. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara keterlibatan ayah, baik pada domain afektif dan domain perilaku, dengan sosioseksualitas pada emerging adulthood.

This study was conducted to examine the correlation between father involvement and sociosexuality among emerging adults. Father involvement defined as the extent to which father's participation in all aspects of children's life Finley Schwartz, 2004. Meanwhile, sociosexuality defined as individual differences of someone's willingness to have sex without a commitment Pendke Asendopf, 2008.
The instruments used in this study are Nurturant Fathering Scale for affective domain and Father Involvement Scale conative domain developed by Finley and Schwartz 2004. To measure father involvement and Revised Sociosexual Orientation Inventory Penke Asendorpf, 2008 to measure sociosexuality.
Respondents of this study are 526 emerging adults 18 25 years old. The result indicated that there is a negative and significant relationship between father involvement, both on affective domain or conative domain, and sociosexuality on emerging adulthood.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S69787
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
An Nisaa Nur Citra Dien
"Kerjasama ayah dan ibu sebagai orangtua memiliki peran penting dalam memberikan stimulus yang optimal terhadap perkembangan anak. Namun, dalam kultur patriaki di Indonesia, seringkali terdapat pandangan yang memisahkan peran ayah dan ibu dalam pengasuhan. Ayah cenderung hanya berperan sebagai pencari nafkah, sementara tugas-tugas domestik termasuk pengasuhan anak lebih sering diberikan pada perempuan. Padahal, dalam berbagai penelitian keterlibatan ayah memiliki dampak positif tehadap perkembangan anak. Kondisi ini memicu peneliti untuk membuat intervensi yang bertujuan untuk meningkatkan keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak khususnya usia 3- 5 tahun. Program intervensi yang dilakukan adalah pelatihan fathering dengan metode participatory training dan mengacu pada teori three-steps change model yang dikemukakan oleh Lewin. Penelitian ini merupakan penelitian quasi-exeperimental dengan desain penelitian pretest-posttest nonequivalent group design. Pretest akan dilakukan sebelum pelatihan dimulai, sedangkan posttest dilakukan langsung setelah selesai pelatihan dan seminggu setelah pelatihan. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang signifikan pelatihan fathering terhadap peningkatan keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak usia 3- 5 tahun ditunjukkan dengan nilai uji signifikansi sebesar 0,000 (< 0,05). Hasil intervensi ini dapat digunakan untuk mengembangakan modul pelatihan sejenis selanjutnya.

Collaboration between father and mother as parents has an important role in providing optimal stimulus for child development. However, in a patriarchal culture like in Indonesia, there is often a view that separates the role of father and mother in caring children. Fathers tend to only act as breadwinners, while domestic tasks including child care are more often given to women. In various studies, father involvement has a positive impact on children's development. This condition triggered researcher to make interventions aimed at increasing father involvement in parenting children especially those aged 3- 5 years. The intervention program carried out was fathering training with participatory training methods and referring to the three-step change model proposed by Lewin. This research is a quasi- experimental research with a pretest- posttest nonequivalent group design research design. The pretest will be conducted before the training begins, while the posttest will be conducted immediately after the training is finished and a week after the training. The conclusion of the results of this study is that there is a significant effect of fathering training on increasing father involvement in the care of children aged 3- 5 years indicated by a significance test value of 0,000 (<0.05). The results of this intervention can be used to develop the next type of training module."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
T52519
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afinafaza Rusyda Putri
"Rendahnya keterlibatan ayah merupakan situasi yang mengkhawatirkan mengingat pentingnya keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak, khususnya anak pada masa kanak-kanak awal (3-6 tahun). Salah satu faktor yang diduga dapat memengaruhi keterlibatan ayah adalah maternal gatekeeping. Maternal gatekeeping didefinisikan sebagai perilaku ibu yang memfasilitasi, membatasi, dan mengontrol ayah, baik ketika mereka berinteraksi dengan anak atau bahkan sebelum dan sesudah terlibat dengan anak. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah maternal gatekeeping dapat memprediksi keterlibatan ayah. Secara khusus, penelitian ini akan melihat kontribusi dimensi-dimensi maternal gatekeeping sebagai prediktor keterlibatan ayah, yaitu dimensi encouragement, discouragement, dan control. Partisipan penelitian ini adalah 94 ayah yang berumur 28-49 tahun dan memiliki anak berumur 3-6 tahun. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Inventory of Father Involvement dan The Maternal Gatekeeping Scale yang disebar secara online melalui Google Form. Hasil penelitian menggunakan analisis Multiple Linear Regression menunjukkan bahwa sumbangan pengaruh tiga dimensi maternal gatekeeping secara bersama-sama terhadap keterlibatan ayah adalah sebesar 28.7%. Selain itu, hasil analisis kontribusi setiap dimensi maternal gatekeeping terhadap keterlibatan ayah menemukan bahwa perilaku ibu yang memfasilitasi (dimensi encouragement) memprediksi tingkat keterlibatan ayah, sedangkan dimensi discouragement dan control tidak.

The low of father involvement is a concerning situation given the importance of their involvement in childcare, particularly during early childhood (3-6 years). One suspected factor that might influence father involvement is maternal gatekeeping. Maternal gatekeeping refers to a mother's behavior that either facilitates, restricts, or controls the father's interactions with the child, even before and after they engage with the child. Therefore, this study aims to investigate whether maternal gatekeeping can predict father involvement. Specifically, the research will examine the contributions of dimensions of maternal gatekeeping, encouragement, discouragement, and control, as predictors of father involvement. The participants of this study were 94 fathers aged 20-50 years who had children aged 3-6 years. The measures used in this study were the Inventory of Father Involvement and The Maternal Gatekeeping Scale, distributed online through Google Form. The results of the study using Multiple Linear Regression analysis showed that the three dimensions of maternal gatekeeping collectively accounted for 28.7% of the variance in father involvement. Furthermore, the analysis indicates that facilitative behavior from mothers (encouragement) predicts the level of father involvement, meanwhile discouragement and control did not."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ramadhani Alchemy Hakim
"Penelitian ini ingin melihat hubungan antara keterlibatan pengasuhan anak oleh ayah yang tinggal bersama istri sekaligus anaknya dengan kesejahteraan mereka. Secara spesifik, penelitian ini ingin melihat adakah hubungan antara pengasuhan anak oleh ayah dengan kondisi self-esteem dan tekanan psikologis mereka. Data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti melalui kuesioner daring (N = 246). Penemuan paling konsisten yang ditemukan dari penelitian ini adalah, bahwa kontribusi finansial ayah meningkatkan kesejahteraan ayah. Sedangkan, variabel interes pengasuhan anak tidak berhubungan signifikan dengan kesejahteraan ayah di Indonesia.

This study examines relationship between the involvement of childcare by residential fathers and their well-being. Specifically, this study explores whether there is a relationship between parenting done by fathers with their self-esteem and psychological distress. We used primary data collected through an online questionnaire with 246 fathers in the sample. Consistent with previous studies, our research finds that time allocated by father for childrearing does not have a significant effect to their wellbeing. Instead, father's financial shows a consistent significant association to the wellbeing indicator."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nya`Zata Amani
"ABSTRAK
Budaya Aceh dan ajaran Islam menekankan pentingnya peran ayah dalam kehidupan anaknya. Selain itu, Aceh juga provinsi dimana ajaran agama menjadi dasar hukum dan terintegrasi dalam kehidupan masyarakatnya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat kontribusi sanctification of parenting, yaitu sejauh mana ayah mempersepsi pengasuhannya kepada anak sebagai sesuatu yang memiliki divine character dan significance, terhadap keterlibatan ayah pada domain perilaku dan kualitas afeksi yang dipersepsi oleh anak. Keterlibatan ayah pada domain perilaku diukur menggunakan Reported Father Involvement Scale (Finley & Schwartz, 2004) dan kualitas afeksi diukur menggunakan Nurturance Fathering Scale (Finley & Schwartz, 2004). Sanctification of parenting diukur menggunakan alat ukur Sanctification of Parenting (Mahoney, Pargament, A. Murray-Swank, & N. Murray-Swank, 2003). Hasil analisis statistik regresi linear pada data dari 133 pasang ayah dan anak di Aceh menunjukkan bahwa sanctification of parenting berkontribusi signifikan pada keterlibatan ayah pada domain perilaku dan kualitas afeksi yang dipersepsi oleh anak. Analisis data demografi menunjukkan perbedaan rata-rata keterlibatan ayah pada jenis kelamin anak dan perbedaan kualitas afeksi pada tipe sekolah anak dan tingkat pendapatan total keluarga. Tidak ada perbedaan rata-rata pada sanctification of parenting antara urutan lahir anak, jenis kelamin anak, dan pendidikan pesantren ayah. Diskusi hasil penelitian, limitasi, serta saran penelitian lanjutan dijelaskan di bagian akhir.

ABSTRAK
Both the culture of Aceh and Islamic teachings stresses the important role of father to the child. This study was intended to find the extent to which Sanctification of Parenting, perception of a father to his caregiving process as having divine character and significance, can predict Father Involvement, operationalized in behavior domains involvement and affective quality perceived by the child. The variables measured using Reported Father Involvement Scale (Finley & Schwartz, 2004) and Nurturance Fathering Scale (Finley & Schwartz, 2004) measured in the child and Sanctification of Parenting (Mahoney, Pargament, A. Murray-Swank, & N. Murray-Swank, 2003) measured in the father. One hundred and thirty three pairs of father and adolescent in Aceh participated in the study. Based on linear regression analysis, Sanctification of Parenting contributes significantly to Father Involvement, both in behavior domains and affective quality perceived by the child. Analysis of demographic data shows differences in father involvement based on child gender, differences in affective quality based on school type and level of family income There is no mean differences between child birth order, child gender, and father pesantren education in sanctification of parenting score. Further discussion, limitation, and future research suggestion elaborated in the end."
2016
S64172
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>