Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 186516 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muthmainah Mufidah
"Nyeri kronis merupakan masalah kesehatan yang penting di banyak negara termasuk di Indonesia, dengan prevalensi yang tinggi dan kemungkinan akan meningkat di masa mendatang. Individu dengan nyeri kronis dapat memunculkan respon pemikiran negatif, terutama pain catastrophizing yang mana dapat meningkatkan pain interference. Kemampuan coping yang efektif dapat mengurangi dampak pain catastrophizing terhadap pain interference. Penelitian budaya barat umumnya berfokus pada penggunaan emotion-focused coping dan problem-focused coping dalam menangani masalah nyeri kronis. Namun, Indonesia sebagai negara yang dekat dengan nilai-nilai dan praktik keagamaan, mendorong adanya eksplorasi positive religious coping. Penelitian ini bertujuan untuk menguji peran moderasi dari tiga jenis coping pada pengaruh pain catastrophizing terhadap pain interference. 368 orang yang telah memenuhi kriteria, berpartisipasi dan mengisi secara online dan offline kuesioner Pain Catastrophizing Scale, Pain Interference Short Form 6a, The Brief COPE, dan The Brief RCOPE yang telah diadaptasi. Hasil penelitian menunjukkan problem-focused coping dan positive religious coping memoderasi pengaruh pain catastrophizing terhadap pain interference. Mencari bantuan Tuhan dan secara aktif mencari solusi masalah nyeri membantu individu menghadapi keterbatasan akibat nyeri kronis. Penggunaan dua jenis coping ini pada populasi Indonesia dapat bermanfaat dalam praktik psikologis menangani individu dengan nyeri kronis.

Chronic pain is a significant health problem in many countries including Indonesia, with high prevalence and the possibility to increase in the future. Individuals experiencing chronic pain elicit cognitive and behavioral responses, including pain catastrophizing which can cause high pain interference. Effective coping ability can help reduce the impact of pain catastrophizing on pain interference. Previous research focused on emotion-focused and problem-focused coping in dealing with chronic pain. However, Indonesia as a country with a strong influence from religious values and practices encourages the exploration of positive religious coping. This study aimed to examine the moderating role of three coping styles on pain catastrophizing and pain interference associations. 368 individuals who have met the criteria, participated and completed the adapted Pain Catastrophizing Scale, Pain Interference Short Form 6a, The Brief COPE, and The Brief RCOPE online or offline questionnaires. The result showed that problem-focused coping and positive religious coping moderate the effect of pain catastrophizing on pain interference. Seeking help from God helped individuals deal with chronic pain problems, as well as actively resolving difficulties. The use of these two coping styles in Indonesian population can be useful for psychological practice managing chronic pain"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afini Wirasenjaya
"Nyeri kronis pada populasi dewasa muda dapat mengganggu aktivitas dan keberfungsian sehari-hari. Penderita nyeri bahkan terancam mengalami kehilangan fungsi tubuh tertentu apabila terlibat dalam pain catastrophizing. Berdasarkan fear-avoidance model, sifat cemas dapat mempengaruhi penderita nyeri untuk melakukan pain catastrophizing yang kemudian mengarah pada pemulihan yang tertunda. Peneliti lain mencoba mengembangkan model yang hanya fokus pada faktor negatif ini, dengan memasukkan faktor positif yang dapat membantu pemulihan nyeri individu, yaitu resiliensi. Stres yang dialami penderita nyeri kronis juga perlu diatasi. Salah satu caranya adalah dengan melakukan positive religious coping. Pada studi ini, penulis ingin melihat peran resiliensi dan positive religious coping sebagai moderator di antara interaksi sifat cemas dan pain catastrophizing, sedangkan negative religious coping dianalisis sebagai kovariat. Penelitian dilakukan terhadap 275 penderita nyeri di Indonesia berusia 18-35 tahun. Partisipan memberi persetujuan untuk mengikuti penelitian ini dan mengisi kuesioner yang menggambarkan pengalaman nyeri mereka. Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa positive religious coping berperan sebagai moderator dalam interaksi sifat cemas dan pain catastrophizing, namun resiliensi tidak. Memiliki hubungan yang baik dengan Tuhan, sesama, dan diri sendiri dapat membantu penderita nyeri kronis dalam menghadapi nyerinya. Melihat hasil studi ini, profesional dapat mempertimbangkan positive religious coping sebagai salah satu sasaran intervensi saat menangani pasien nyeri kronis.

Chronic pain in young adults can interfere with daily activity and functioning. Pain patients are threatened with dysfunction when they are engaged in pain catastrophizing. According to the fear-avoidance model, trait anxiety affects one’s involvement in pain catastrophizing, leading to delayed recovery. Other researchers tried to expand the model, which focuses only on the negative factors, by incorporating the positive factors, i.e., resilience, that can promote positive adaptation to chronic pain. The stress that chronic pain patients face also needs to be overcome. One of the strategies is using positive religious coping. In this study, the author examined the role of resilience and positive religious coping as moderators in the interaction of trait anxiety and pain catastrophizing, while negative religious coping is analyzed as a covariate. A total of 275 individuals with chronic pain aged 18-35 participated in this study. Participants informed their consent and filled out a set of questionnaires that described their pain experiences. The regression analysis results show that positive religious coping moderates the interaction between trait anxiety and pain catastrophizing, and resilience does not. Having a good connection with God or a higher being, as well as others and oneself, can help chronic pain patients deal with their pain. From this finding, professionals can consider positive religious coping an intervention target when helping chronic pain patients."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aminah Ahmad Alaydrus
"Nyeri kronik seringkali menyebabkan penderitaan dan gangguan fungsi pada penderitanya dan menjadi faktor biopsikososial yang memengaruhi persepsi seseorang terhadap nyeri yang dialaminya. Keyakinan dan persepsi seseorang terhadap nyeri seringkali ditemukan dalam bentuk yang tidak adaptif seperti pemikiran katastrofik (pain catastrophizing). Pengalaman nyeri yang dialami oleh pasien dengan Artritis Reumatoid dihubungkan dengan adanya pemikiran katastrofik. Pain Catastrophizing Scale (PCS) adalah instrumen baku emas dalam mengidentifikasi pemikiran katastrofik pada pasien dengan nyeri hingga saat ini. Penelitian ini bertujuan menguji kesahihan dan keandalan instrumen PCS versi Bahasa Indonesia. Penelitian ini dilakukan secara potong lintang di Poli Reumatologi RSCM pada bulan Juni hingga Agustus 2022 dengan metode consecutive sampling (N=286). Proses penerjemahan instrumen melewati tahapan forward translation, penyesuaian dengan pemahaman masyarakat Indonesia dan back translation kemudian dilakukan uji kesahihan isi, kesahihan konstruk dan keandalan internal pada instrumen PCS versi Bahasa Indonesia. Uji kesahihan isi dari PCS didapatkan hasil rata-rata I-CVI=1, S-CVI=0.93 dan CVR=1. Hasil dari Confirmatory Factor Analysis pada model akhir didapatkan CMIN/df 3.011, CFI 0.962, GFI 0.932, RMSEA 0.084 dan AIC 204.517 yaitu hasil yang baik. Nilai keandalan interna sebesar 0.94. PCS dapat digunakan sebagai alat yang baik untuk mendeteksi adanya pemikiran katastrofik terhadap nyeri pada pasien yang berpotensi meningkatkan kejadian nyeri kronik.

Chronic pain has caused suffering and disability and known as a biopychosocial factor affecting one’s pain perception. One’s beliefs and perception about pain mainly found in non-adaptive form such as pain catastrophizing and associated with Pain experience in arthritis Rheumatoid patients. Pain Catastrophizing Scale (PCS) is a gold standard to identify catastrophizing in patient experiencing pain. This study aims to test validity and reliability of PCS Indonesian Version. This is a cross-sectional study conducted in Rheumatology Clinic of Cipto Mangunkusumo Hospital from June to August 2022 through consecutive sampling (N= 286). The instrumen was translated, adapted to Indonesian’s culture and back translated. The content validity, construct validity and reliabity test were done. Content validity of PCS shows I-CVI score 1, S-CVI score 0.93 and CVR score 1. CFA initial model was not fit and needed few modificiation. The final result shows CMIN/df, CFI, GFO, RMSEA and AIC score as follows, respectively, 3.011, 0.962, 0.932, 0.084 dan AIC 204.517 which concludes as great result. Internal reliability score is 0.94. Pain Catastrophizing Scale (PCS) instrument can be used as a valid and reliable intrument to detect catastrophizing in patient with pain which potentially increasing the risk of chronic pain."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anna Tri Wahyuni
"Low Back Pain kronis menyebabkan nyeri punggung bawah yang dapat mengakibatkan kecacatan dan mempengaruhi kinerja serta kesejahteraan umum seseorang. Beban kerja perawat secara fisik seperti mengangkat dan memindahkan pasien, berdiri terlalu lama, bekerja dalam posisi membungkuk dan faktor resiko biomekanik memiliki prevalensi LBP yang tinggi. Terapi nonfarmakologis dalam penatalaksanaan LBP dibutuhkan sebagai terapi alternatif untuk mengurangi kecacatan. Tujuan penelitian ini mengidentifikasi pengaruh lumbar stabilization exercise terhadap intensitas nyeri dan kekuatan otot pada perawat wanita dengan Low Back Pain kronis. Desain penelitian quasi eksperimen dengan nonequivalent control group design. Metode pemilihan sampel menggunakan purposive sampling dengan jumlah 36 responden yang terbagi menjadi kelompok kontrol dan kelompok intervensi. Kelompok intervensi diberikan lumbar stabilization exercise 3 kali seminggu, sedangkan kelompok kontrol tidak diberikan perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan dari lumbar stabilization exercise terhadap intensitas nyeri dan kekuatan otot pada perawat wanita dengan LBP kronis (p<0,05;α 0,05). Penelitian lebih lanjut terkait pengaruh posisi kerja dan manual handling terhadap lumbar stabilization exercise direkomendasikan demi sempurnanya penelitian ini.

Chronic low back pain causes low back pain which can lead to disability and affect a person's performance and general well-being. The nurse's physical workload such as lifting and moving patients, standing too long, working in a bent position and biomechanical risk factors have a high prevalence of LBP. Non-pharmacological therapy in the treatment of LBP is needed as an alternative therapy to reduce disability. The purpose of this study was to identify the effect of lumbar stabilization exercise on pain intensity and muscle strength in female nurses with chronic low back pain. Quasi-experimental research design with nonequivalent control group design. The sample selection method used purposive sampling with a total of 36 respondents who were divided into a control group and an intervention group. The intervention group was given lumbar stabilization exercise 3 times a week, while the control group was not given any treatment. The results showed that there was a significant effect of lumbar stabilization exercise on pain intensity and muscle strength in female nurses with chronic LBP (p<0.05; 0.05). Further research related to the effect of work position and manual handling on lumbar stabilization exercise is recommended to complete this study."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitra Albana Wahyudi
"Pandemi Covid-19 memberikan dampak besar bagi seluruh dunia. Hal ini mempengaruhi tingkat stres yang dialami semua orang termasuk mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat stres yang dialami dan mekanisme koping yang digunakan mahasiswa saat sebelum dan selama terjadi Covid-19. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif. Sampel yang digunakan adalah 114 mahasiswa S1 Reguler FIK UI tahun 2019 dengan teknik total sampling. Instrumen yang digunakan untuk mengukur tingkat stres adalah Perceived Stress Scale-10 yang dikembangkan oleh David L. Cohen (1994) dan mengetahui mekanisme koping yang digunakan menggunakan The Brief COPE oleh Carver (1997). Hasil penelitian menunjukkan mahasiswa mengalami stres sedang saat sebelum (78,1%) dan selama terjadi Covid-19 (82,45%). Mekanisme koping yang digunakan yaitu problem focused coping saat sebelum (75,4%) dan selama terjadi Covid-19 (67,5%) serta adaptive coping saat sebelum (92,1%) dan selama terjadi Covid-19 (90,4%)/ Meskipun terdapat sedikit penurunan antara sebelum dan selama terjadi Covid-19. Hal ini perlu diperhatikan melihat dampak stres yang mungkin terjadi pada mahasiswa. Namun dilihat dari hasil penelitian, meskipun mayoritas mahasiswa memiliki tingkat stres sedang, masih dapat mengatasi stresnya dengan baik karena mayoritas memiliki mekanisme koping yang berfokus pada masalah daripada berfokus pada emosi dan adaptif daripada maladaptif.

Pandemic Covid-19 has a big impact on the whole world. This affects the level of stress experienced by everyone including college students. This study aims to identify the description of the stress levels and the coping mechanism used by college students before and during COVID-19. This study used a descriptive research design. The sample used was 114 FIK UI undergraduate students class of 2019 with total sampling techniques. The instrument used to measure stress levels is Perceived Stress Scale-10 developed by David L. Cohen (1994) and to determine the coping mechanism used by respondents using The Brief COPE questionnaire by Carver (1997). The results showed that the college students experienced moderate stress before Covid-19 (78.1%) and during COVID-19 (82.45%). And the coping mechanisms used are Problem Focused Coping before Covid-19 (75.4%) and during COVID-19 (67.5%) and adaptive mechanisms before Covid-19 (92.1%) and during COVID-19 (90, 4%) Although there is a slight decrease between before and during COVID-19. These results needs to be considered to see the impact of stress that may occur on college students. But from the results of the study, although students have a majority of moderate stress levels, can still handle their stress well because the majority of college students have a coping mechanism that focuses on problems rather than focusing on emotions and adaptive rather than maladaptive."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wiwiek Natalya
"Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi yang bertujuan untuk menggali pengalaman mekanisme dan strategi koping pada orang dengan HIV/AIDS ( ODHA ) dalam mengahadapi stres akibat penyakitnya di Yogyakarta. Populasi penelitian ini adalah ODHA yang tercatat dalam Komisi Penanggulangan AIDS Daerah Yogyakarta. Jumlah sampel keseluruhan dalam penelitian ini adalah 22 partisipan, yang terbagi dalam wawancara mendalam 9 orang dan focus group discussion 13 orang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa partisipan mengalami stres saat pertama kali mengetahui diagnosis penyakitnya. Sebagian besar dari mereka tidak mempercayai status penyakitnya saat itu. Sumber stres terbesar pada ODHA adalah kematian, efek samping obat, diskriminasi, ditinggal oleh orang yang disayang dan diketahuinya status HIV/AIDS oleh orang-orang terdekat atau yang disayangi. Mekanisme koping yang digunakan adalah reaksi yang berorientasi pada ego, sebagian besar partisipan melakukan denial, projeksi, dispacement, isolasi dan menyembunyikan status. Reaksi yang berorientasi pada verbal yang banyak dilakukan adalah meremas dan diam, sedangkan reaksi yang berorientasi pada masalah partisipan lebih banyak mencari tahu tentang HIV/AIDS dengan membaca buku atau menanyakan pada orang yang lebih tabu tentang HIVIAIDS.
Kesimpulan penelitian ini adalah pengalaman mekanisme dan strategi koping pada ODHA berbeda-beda, ada yang adaptif dan maladaptif. Hal ini dapat terjadi karena faktor penghambat dan pendukung koping dari masing-masing partisipan berbeda. Untuk itu diperlukan upaya mengarahkan mekanisme koping dan strategi koping yang tidak merugikan din sendiri maupun orang lain. Penggunaan konsep model Betty Neuman dalam asuhan keperawatan komunitas terhadap ODHA dapat membantu pembentukan strategi koping yang adaptif.

This research is a qualitative research with phenomenology approach that has intention to dig experience of the coping strategy to Man with HIV/AIDS (MWHA) in facing stress as a consequence of the illness in Yogyakarta. This research population is the MWHA who is registered in the Commission of AIDS Tackling in Yogyakarta. The number of the whole samples in this research is 22 participants, which is divided into deep interview 9 people and focus group discussion 13 people. The data analysis used is constant comparative method.
The result of the research showed that the participants get stress at the first time they knew the illness diagnosis. Most of them did not believe their illness statues at the time. The biggest stress sources towards the MWHA are discrimination, death, medicine side effect, left by close friend, and people know about the statues of HIV/AIDS. Coping mechanism used, is reaction oriented to egoistic, most of the participants make a denial, projection, displacement, isolation, impulsive and hiding their statues. Coping strategy used by MWHA comprise strategy focused on problems and strategy focused on emotion. Strategy focused on problems includes carefulness for instance looking for information from media, instrumental action for example looking for self medicinal treatment a negotiation. While strategy focused on emotion includes self resignation such as praying, reinterpretation as a colleague of MWHA and social support for example family.
The conclusion of the research is the experience of the coping strategy to each MWHA is different; one of the possibility reasons is stigmatization and discrimination to HIV/AIDS. Therefore, efforts are needed to direct the coping mechanism and coping strategy that do not give any harm to us and others. The use of concept of Betty Neuman's model in upbringing of community care to MWHA is need to be considered to be more examined, especially in forming a good coping strategy to MWHA.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
T17473
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurmalasari
"ABSTRAK
Ulkus diabetikum merupakan komplikasi yang paling banyak terjadi pada pasien diabetes mellitus. Bertahan dengan penyakit dalam jangka waktu seumur hidup tentu menjadi stressor bagi penderita. Berbagai macam strategi koping akan dilakukan untuk mengatasi masalah yang dihadapi demi memperoleh kenyamanan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbandingan strategi problem focused coping dengan emotional focused coping terhadap tingkat kenyamanan pada pasien diabetisi dengan ulkus diabetikum. Metode menggunakan desain penelitian cross sectional pada 81 pasien di Praktik Keperawatan wilayah Jabodetabek, Indonesia. Instrumen yang digunakan yaitu Brief-Cope dan Discomfort Evaluation of Wound Instrumen. Hasil penelitian menujukan tidak ada perbedaan bermakna penggunaan strategi problem focused coping dengan emotional focused coping terhadap tingkat kenyamanan p = 0,141; p>? . Strategi problem focused coping dan emotional focused coping merupakan satu kesatuan jenis strategi koping yang tidak bisa dipisahkan. Peneliti merekomendasikan bahwa penting untuk melihat koping secara holistik. Peningkatan kemampuan strategi koping sangat penting untuk memperoleh kenyamanan.

ABSTRACT
Diabetic ulcers are the most common complications in patients with diabetes mellitus. Persisting with illness in a lifetime of time is certainly a stressor for the sufferer. Various coping strategies will be done to overcome the problems faced in order to gain comfort. This study aims to see the comparison of problem focused coping strategies with emotional focused coping on comfort levels in diabetic patients with diabetic ulcers. The method used a cross sectional study design in 81 patients at wound care homes in Jabodetabek area, Indonesia. The instruments used are Brief Cope and Discomfort Evaluation of Wound Instruments. The results showed no significant difference in the use of problem focused coping strategy with emotional focused coping on comfort level p 0,141 p . The strategy of problem focused coping and emotional focused coping is an integral type of coping strategy that can not be distinguished. Researchers recommend that it is important to look at coping in a holistic way. Improving the ability of coping strategies is essential for comfort. "
2017
S69113
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dosmaria
"Tesis ini membahas tentang  kesahihan dan keandalan dari kuesioner Shoulder Pain and Disability Index versi  bahasa Indonesia pada subjek dengan nyeri bahu. Penelitian ini didahului dengan menerjemahkan dan mengadaptasi transkultural menggunakan metode ISPOR dengan persetujuan dari penyusun kuesioner asli. SPADI bahasa Indonesia diaplikasikan pada 127 subjek yang berusia lebih dari 18 tahun dengan nyeri bahu dengan diagnosis bervariasi. Subjek mengisi SPADI bahasa Indonesia pada kunjungan pertama dan melakukan pengisian SPADI ulang dalam rentang waktu 2-7 hari setelah kunjungan pertama untuk reliabilitas test-retest. Penelitian ini menghasilkan adaptasi transkultural untuk SPADI Indonesia dengan beberapa adaptasi yang telah disetujui oleh penyusun asli. Shoulder Pain and Disability Index versi Indonesia dengan konsitensi internal yang baik (Chronbach α = 0,947), uji keandalan test-retest ( Intraclass Coefficient Correlation = 0,975) dan uji kesahihan konstruksi ( r = 0,93). Dari hasil penelitian ini disimpulkan Shoulder Pain and Disability Index versi bahasa Indonesia merupakan pengukuran yang sahih dan andal untuk subjek dengan nyeri bahu.

This study aim to evaluate the reliability and validity of Indonesian Shoulder Pain And Disability Index questionairre among  subjects with shoulder pain. The first step was translation and transcultural adaptation using ISPOR method with permission from author of SPADI. The Indonesian version was applied to 127 patients with shoulder pain with variety of diagnosis, aged over 18 years old. Subjects completed Indonesian SPADI in the first visit and reevaluated within  2- 7 days after first visit for test-retest reliability. The result of this study is some adaptations in several items of questionnaire that has been approved by original author. The result showed that the Indonesian Shoulder Pain and Disability Index has good internal consistency ( Chronbach α = 0,947), test-retest reliability (ICC = 0,975) and construct validity (r = 0,93).  This study concluded that the Indonesian version of the Shoulder Pain and Disability Index is a reliable and valid measure when adiministered to patients with shoulder pain.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lathifah Hanum
"Latar belakang: Nyeri kronis dapat mempengaruhi berbagai aspek di dalam kehidupan penderitanya. Tingginya penerimaan terhadap nyeri kronis dapat membantu penderita untuk menghadapi nyeri kronisnya dengan baik.
Tujuan: Untuk melihat efektivitas pemberian manajemen nyeri dengan intervensi multi-komponen kelompok cognitive behavioral therapy (CBT) dalam meningkatkan penerimaan lansia Depok terhadap nyeri kronis yang dideritanya.
Metode: Enam orang lansia yang menderita nyeri kronis diberikan intervensi multi-komponen kelompok cognitive behavioral therapy (CBT) sebanyak delapan kali pertemuan. Intervensi ini terdiri dari sharing, latihan relaksasi, psikoedukasi, self-monitoring, activity scheduling, restrukturisasi pikiran negatif, dan teknik pemecahan masalah. Pengukuran efektivitas dilakukan dengan metode pretest-posttest menggunakan Chronic Pain Acceptance Questionnaire (CPAQ).
Hasil: Seluruh partisipan mengalami peningkatan penerimaan nyeri kronis setelah mengikuti manajemen nyeri dengan intervensi multi-komponen kelompok cognitive behavioral therapy (CBT) ini. Meskipun demikian, tidak seluruh partisipan mengalami peningkatan dalam masing-masing komponen penerimaan nyeri kronis, yaitu pain willingness dan activity engagement. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa para partispan dapat beradaptasi dengan nyeri kronis yang dideritanya dengan cara yang lebih baik. Di samping itu, latihan relaksasi nampak bermanfaat untuk menurunkan intensitas nyeri yang dirasakan partisipan.
Kesimpulan: Intervensi multi-komponen kelompok cognitive behavioral therapy (CBT) efektif dalam meningkatkan penerimaan lansia Depok terhadap nyeri kronis yang diderita.

Background: Chronic pain can affect many aspects of sufferers?s life. High level of acceptance towards chronic pain can helps sufferers to cope well with chronic pain.
Purpose: To see the effectiveness of the provision of pain management with multi-component group cognitive behavioral therapy (CBT) intervention in improving acceptance of chronic pain of elderly in Depok.
Methods: Six elderly people who have chronic pain are given multi-component group cognitive behavioral therapy (CBT) intervention as much as eight times. This intervention consist of sharing, relaxation training, psychoeducation, self-monitoring, activity scheduling, negative thought restructuring, and problem solving techniques. Measurement of effectiveness was assessed with pretest-posttest method using the Chronic Pain Acceptance Questionnaire (CPAQ).
Results: All participants have improvement in acceptance of chronic pain after participating in this pain management. However, not all participants experienced improvement in component of acceptance toward chronic pain, the pain willingness and activity engagement. The result also indicate that the participant can adapt to chronic pain in a better way. In addition, relaxation training seems beneficial to reduce the intensity of pain felt by the participants.
Conclusion: The multi-component group cognitive-behavioral therapy (CBT) intervention is effective to improve acceptance of chronic pain of elderly in Depok.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
T30330
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anton Kamseno
"LATAR BELAKANG. Obesitas merupakan masalah kesehatan di Indonesia maupun dunia. Obesitas merupakan salah satu faktor risiko terjadinya nyeri punggung bawah. Pada pasien obesitas umumnya terjadi kelemahan otot abdomen dan pergeseran pusat gravitasi tubuh ke depan dan menyebabkan spasme otot yang akan menimbulkan nyeri punggung bawah. Sebuah pendekatan untuk tatalaksana tambahan nyeri punggung bawah merujuk kepada penggunaan elastic taping. TUJUAN. Menilai pengaruh aplikasi elastic taping dengan 2 metode aplikasi berbeda terhadap perbaikan skala nyeri, lingkup gerak sendi fleksi batang tubuh, dan disabilitas fungsional pada pasien obesitas dengan nyeri punggung bawah mekanik kronik.METODE. Uji intervensi melibatkan populasi subjek pasien yang berobat di Poliklinik Obesitas Departemen Rehabilitasi Medik RSUPN Cipto Mangunkusumo. Subjek dibagi ke dalam 2 kelompok secara acak. Kelompok A mendapat aplikasi elastic taping dengan teknik inhibisi paralumbal bilateral dan stabilisasi pada regio sendi sacroiliac dan regio otot abdominis transversus, sementara kelompok B mendapat aplikasi elastic taping tanpa peregangan pada regio sendi sacroiliac dan regio otot abdomen. Semua subjek pada penelitian ini mendapatkan latihan aerobik.HASIL. Sebanyak 28 pasien menjadi subjek dalam penelitian ini. Semua subjek pada kedua kelompok penelitian ini mengalami perbaikan yang signifikan pada intensitas nyeri VAS , lingkup gerak sendi modified Schober dan disabilitas fungsional skor ODI sesudah terapi pada masing-masing kelompok p
BACKGROUND. Obesity is one of the world health problems, particularly in Indonesia. Obesity increases the risk of low back pain occurrence. Obese patients tends to have abdominal muscle weakness and shifting of central of gravity anteriorly, it caused low back pain. Currently, there are several approaches for treating mechanical low back pain,. Elastic taping could be a new approach for chronic mechanical low back pain as adjuvant therapy.OBJECTIVE. To evaluate the effectiveness of elastic taping application by 2 different methods in improving pain intensity, trunk flexion range of motion, and functional disability in obese patient with chronic mechanical low back pain.METHODS. This interventional study involved patients in Obesity Clinic of Physical Medicine and Rehabilitation Department, Cipto Mangunkusumo General Hospital, Jakarta. Subjects randomly assigned into 2 groups. Group A subjects had elastic taping application with inhibition technique on bilateral paralumbal muscle and stabilization technique on sacroiliac joint region and transversus abdominis muscle. Meanwhile, group B subjects had elastic taping application without any stretch on sacroiliac joint and abdominal muscle region. All of the subjects in both groups also had aerobic exercises.RESULTS. 28 obese patients with chronic mechanical low back pain were included in this study. These subjects in each group had statistically significant improvement of pain VAS , range of motion modified Schober test and functional disability ODI score also, after elastic taping application p"
2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>