Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 130288 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mizzart Al Fatih
"Artikel ini membahas evaluasi program gerakan pendidikan di daerah 3T (Tertinggal, Terluar, dan Terdepan) dengan menggunakan Model CIPP (Context, Input, Process, Product) untuk menilai keberhasilan program Gerakan Universitas Indonesia Mengajar Angkatan 9. Model gerakan pendidikan di setiap negara, dapat dibedakan berdasarkan konteks kultural dan spasial, dan berkaitan dengan kebutuhan atas pendidikan yang berbeda-beda, seperti kemampuan siswa, keterlibatan orang tua, dan kualitas guru. Model gerakan pendidikan di Indonesia umumnya disebabkan oleh konteks spasial, yaitu akses pendidikan tidak merata yang dapat terlihat dari kondisi kualitas pendidikan di daerah tertinggal, terluar, dan terdepan. Hasil studi menunjukkan adanya relevansi terkait rancangan program dan kebutuhan di titik aksi pada pihak penerima manfaat. Namun, program perlu melakukan aktivitas yang seimbang pada siswa, orang tua, dan guru. Dalam prosesnya, implementasi yang tidak optimal di titik aksi berkaitan dengan keterbatasan dari program dan pihak pemberi manfaat. Hasil evaluasi menunjukkan keberhasilan program pada siswa, orang tua, dan guru. Saran bagi program yang dapat dilakukan adalah: 1) menggali lebih dalam relevansi pada orang tua; 2) membuat program untuk masing-masing penerima manfaat; 3) mengkaji ulang kesesuaian pada proses penentuan titik aksi, aktivitas-aktivitas, dan implementasinya; dan 4) mengurangi titik aksi dalam upaya meningkatkan kuantitas dan kualitas program di titik aksi.

This article discusses the evaluation of education movement programs in the 3T area (Foremost, Outermost, and Underdeveloped) using the CIPP Model (Context, Input, Process, Product) to assess the success of the Universitas Indonesia Teaching Movement Program Batch 9. Educational movement models in each country can be differentiated based on cultural and spatial contexts, and related to different educational needs, such as student ability, parental involvement, and teacher quality. The model of the education movement in Indonesia is generally caused by the spatial context, namely unequal access to education which can be seen from the condition of the quality of education in underdeveloped, outermost, and frontier areas. The results of the study indicate the relevance of program design and the need for the point of actions on the part of the beneficiaries. However, the program needs to carry out balanced activities between students, parents, and teachers. In the process, the implementation is not optimal at the point of actions due to the limitations of the program and the beneficiaries. The evaluation results show the success of the program to students, parents, and teachers. Suggestions for programs that can be done are: 1) dig deeper into the relevance of parents; 2) create programs for each beneficiary; 3) reviewing the suitability of the process of determining the point of actions, activities, and their implementation; and 4) reducing the point of actions for increasing the quantity and quality of programs at the point of actions."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mutiah Amini
"Di dalam sejarah gerakan perempuan, SSiti Sukaptinah Sunaryo Mangunpuspito (yang selanjutnya disebut Sukaptinah, 1907-1991) dan Siti Hajinah Mwardi (yang selanjutnya disebut Hajinah, 1906-1995) dikenal sebagai aktivis organisasi perempuan pada masa kolonial. Sukaptinah adalah anggota kelompok nasionalis Islma (JIBDA Jong Islmainten Bond Dames Afdeling) dengan latar belakang pendidikan nasionalis, Taman Siswa. Sukaptinah Juga aktif di dalam Kongres Perempuan Indonesia Pertama pada 1928. Sementara itu, Hajinah merupakan anggota Aisjiah (sayap perempuan dari salah satu organisasi modernis Islam, Muhammadiyah) serta dikenal sebagai salah seorang anggota Kongres Perempuan. Selain aktivitasnya di dalam gerakan perempuan Indonesia dan gerakan Islma, mereka juga berperan penting di dalam gerakan nasional, yang selama ini jarang diperbincangkan. Hajinah tidak hanya menjadi salah seorang pimpinan aisjiah, tetapi juga sebagai pemikir penting atas terbitnya majalah Soeara 'Aisjiah (majalah terbitan rutin Aisjiah) dan Isteri (majalah yang memiliki keterkaitan erat dengan Kongres Perempuan Pertama). Sebagai aktivis Aisjiah, Hajinah berperan dalam pemberian arti kebebasan berpendapat melalui ruang keluarga (sosial). Selain itu, Sukaptinah, merupakan aktivis Jong Islamen Bond, yang juga berpartispasi aktif dalam Kongres Perempuan Pertama, kedua, Ketiga, Keempat, dengan memberikan arti yang penting melalui ranah politik. Sukaptinah juga pernah duduk di parlemen di Semarang sebagai wakil perempuan, dengan pemikiran politiknya tetntang pentingnya perempuan secara tegas memperjuangkan hak pilih dan keterwakilan perempuan di parlemen."
Yogyakarta: Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Yogyakarta, 2017
959 PATRA 18: 3 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Catleya Azzah Banafsaj
"Perspektif multtisetting pada anak adalah pengalaman yang terjadi ketika anak menempati satu tempat ke tempat lainnya memicu ruang geraknya. Ruang gerak anak menjadi kebutuhan pergerakan anak semasa perkembangan hidupnya mencakup peristiwa pergi dan kembali dengan elemen pembentuk ruang yaitu jarak dan jalur. Bagi anak, adanya kebutuhan untuk melakukan pergerakan pada lingkungan atau settings yang berbeda-beda sebagai bentuk eksplorasi dan penambahan pengalaman. Hubungan antara lingkungan dan alam kemudian menjadi salah satu strategi pengaturan multisetting yang dapat meningkatkan pengalaman anak terutama untuk aktivitas belajar dan bermain. Strategi tersebut dapat diterapkan dengan konsep biophilic yang mencakup aspek nature dan built environment. Skripsi ini membahas bagaimana ruang gerak anak pada multisetting dapat menghasilkan respons gerak bagi anak dengan penerapan elemen biophilic.

The multisetting perspective on children is an experience that occurs when children occupy one place after another, triggering their space to move. The space for children’s movement becomes a need during their life development. It includes going and returning events involving space-forming elements, namely distance, and path. For children, there is a need to move around in different environments or settings as a form of exploration and experience enhancement. The relationship between the environment and nature then becomes one of the multisetting regulatory strategies that can enhance children's experiences, especially for learning and playing activities. This strategy can be applied using biophilic concepts which include natural aspects and the built environment. This thesis discusses how spaces for children’s movement in multisetting produce specific movement responses of children that apply biophilic elements. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
JPUKIA 6-7 (1-2) 2015
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
cover
Idham Shalahudin
"Skripsi ini mengenai kegiatan Pembekalan Calon Relawan Mengajar pada Program Sobat Mengajar Indonesia Batch 8 yang diselenggarakan oleh Yayasan Sobat Inspiratif Untuk Pendidikan Indonesia, yang dibahas dari disiplin ilmu Kesejahteraan Sosial. Yayasan Sobat Inspiratif Untuk Pendidikan Indonesia merupakan yayasan yang menjalani program pengabdian Sobat Mengajar Indonesia di daerah-daerah 3T. Program ini bersifat kerelawanan sehingga para relawan menjadi ujung tombak dalam menjalani pengabdian masyarakat. Relawan juga yang menjadi representasi dari lembaga sendiri. Maka dari itu, dibutuhkan pelatihan untuk para relawan agar mereka siap dan mampu menjalankan tugas-tugas mereka dengan baik di daerah pengabdian. Jumlah pendaftar relawan selalu bertambah pesat setiap tahunnya. Pada proses pelaksanannya, relawan merasa bahwa mereka tidak dipersiapkan dengan baik pada saat kegiatan pembekalan. Hal ini berhubungan dengan kurangnya persiapan mereka ketika lembaga meminta untuk membuat program baru secara spontan di daerah pengabdian. Kurangnya persiapan ini membuat program baru yang dilaksanakan tidak dapat berjalan dengan baik. Penelitian ini menggunakan kerangka penelitian evaluasi proses dimana peneliti menjabarkan terkait sumber daya, aktivitas, dan keluaran kegiatan. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam dengan bertanya langsung kepada informan terkait proses pelaksanaan kegiatan. Penelitian ini berlangsung selama enam bulan, dari Desember 2021-Juni 2022. Informan dalam penelitian dipilih menggunakan teknik purposive sampling di mana peneliti membuat kriteria informan berdasarkan informasi-informasi dasar yang dingin diperoleh. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bahwa terdapat berbagai sumber daya yang dibutuhkan dalam kegiatan antara lain pembicara, panitia, materi, perlengkapan, pendanaan, lokasi, dan peserta. Sementara itu aktivitas yang dilaksanakan adalah pemberian materi, mentoring, evaluasi kegiatan, penilaian calon relawan, serta kegiatan lain. Output dari kegiatan ini adalah bertambahnya pengetahuan dan kesiapan relawan, PDF materi, serta lirik lagu anak-anak. Pada temuan lapangan juga ditemukan faktor penghambat kegiatan yang berasal dari panitia sendiri maupun dari para calon relawan. Sementara itu faktor pendukung kegiatan berupa jaringan sosial dan sumber daya manusia yang mendukung. Dapat disimpulkan bahwa hasil evaluasi menunjukkan bahwa terdapat beberapa ketidaksesuaian antara perencanaan dengan implementasi kegiatan. Terutama dilihat pada input yang dibutuhkan seperti pembicara, perlengkapan, panitia, dan lokasi serta pada aktivitas terkait dengan metode pemberian materi.

This study discusses the activities of Teaching Volunteer Candidates Training in Sobat Mengajar Indonesia Batch 8 Program organized by Inspirasi Sobat untuk Pendidikan Indonesia Foundation. Inspirasi Sobat untuk Pendidikan Indonesia Foundation is a foundation that carries out Sobat Mengajar Indonesia service program in 3T areas. This program is voluntary so that volunteers are the main key in carrying out community service. Volunteers are also representatives of the institution itself. Therefore, training is needed for volunteers so that they are ready and able to carry out their duties well in the service area. The number of volunteer registrants is increasing rapidly every year. In the implementation process, volunteers felt that they were not well prepared during the debriefing activities. This is related to their lack of preparation when the institution asks to create a new program spontaneously in the service area. This lack of preparation made the new program implemented unable to run properly. This study uses a process evaluation research framework in which researchers describe related resources, activities, and outputs. Data collection techniques were carried out through in-depth interviews by directly asking informants regarding the process of implementing activities. This research lasted for six months: December 2021-Juni 2022. Informants in the study were selected using a purposive sampling technique in which the researcher made criteria for informants based on cold basic information obtained. Based on the results of the research, it was found that there are various resources needed in the activity, including speakers, committee, materials, equipment, funding, location, and participants. Meanwhile, the activities carried out are providing material, mentoring, evaluating program, evaluating prospective volunteers, and other activities. The output of this activity is increased knowledge and readiness of volunteers, PDF materials, and lyrics of children's songs. The field findings also found inhibiting factors for activities that came from the committee itself and from prospective volunteers. Meanwhile, the supporting factors for activities are social networks and supporting human resources. It can be concluded that the evaluation results indicate that there are some discrepancies between planning and implementation of activities. Especially seen in the input needed such as speakers, equipment, committee, and location as well as on activities related to the method of providing material."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rio Trimono
"ABSTRAK
Transportasi sebagai aspek vital bagi kehidupan di Provinsi Lampung adalah permintaan yang terus meningkat. Adanya pola pergerakan kendaraan yang terbentuk dari faktor-faktor bangkitan dan tarikan perjalanan dalam upaya pemenuhan kebutuhan menjadi fenomena yang penting untuk diteliti baik bagi dunia akademik maupun perencanaan wilayah. Mengetahui pola pergerakan kendaraan yang diukur dari indikator jumlah penduduk, sekolah, pasar, industri, hotel, dan kerapatan jaringan jalan di Provinsi Lampung serta hubungannya dengan topografi, jarak ke pusat administrasi, dan dominansi kegiatan ekonomi bukan pertanian adalah tujuan dari penelitian ini. Berdasarkan analisis keruangan dengan menggunakan metode overlay yang dilanjutkan dengan metode multinominal logistic regression, diperoleh hasil bahwa sebaran luas wilayah tingkat pergerakan kendaraan di Provinsi Lampung yaitu 33% rendah, 55% sedang, dan 12% tinggi. Pola pergerakan kendaraan berbentuk multiradial menuju pusat-pusat kegiatan yang tersebar mengikuti jaringan jalan primer. Pergerakan sedang hingga tinggi sebagian besar terjadi di wilayah yang relatif dekat dengan ibukota provinsi, dan dominannya sektor industri. Sedangkan faktor lereng tidak mempengaruhi pergerakan, kecuali dengan melibatkan fungsi wilayah. Wilayah pergerakan tinggi berlereng terjal berada pada daerah ibukota kabupaten atau kawasan industri. Adapun wilayah pergerakan rendah berlereng terjal umumnya berada pada kawasan hutan lindung atau taman nasional.

ABSTRACT
Tranportation, as life’s vital aspect in Lampung Province, is a demand which keep increasing. Movement pattern of transportation formed from factors of trip attraction and trip generation in the process for fulfilling needs is important to be investigated either for academic purposes or regional planning. Understanding the movement pattern measured from indicators of population number, schools, markets, industries, hotels, and road networks density in Lampung Province and its correlation with topography, distance to administration’s center, and dominance of non agriculture economic activity is the objective of this research. Based on spatial analysis using overlay technique added with multinominal logistic regression method, results showed that the distribution area of vehicles movements in Lampung Province are 33% low, 55% moderate, and 12% high. This transport movement formed multiradial pattern over activity centers which spread following the primary road networks. Moderate to high movements mostly occur in regions which are relatively close with the provincial capital and dominated by industrial sector. While slope factor does not affect movement, except by involving the functional aspects of region. Regions with high movement but steep slope are located in the capital city of regencies or industrial area. As for regions with low movement and steep slope commonly occur in conservation area or national protected forests.
"
2015
S61074
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>