Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 62197 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Puspita Mayangsari
"Penelitian ini menggambarkan implementasi usaha kesehatan jiwa sekolah oleh Sekolah Menengah Atas Negeri X Jakarta. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif yang dilakukan pada September 2020 sampai dengan Desember 2020. SMAN X Jakarta sebagai sekolah mempunyai kesempatan yang besar untuk mempromosikan kesehatan jiwa remaja melalui berbagai layanan kesehatan jiwa yang dapat disediakan di sekolah. Hasil dari penelitian ini menggambarkan berbagai kegiatan dan layanan usaha kesehatan jiwa sekolah yang dilakukan oleh SMAN X Jakarta yang berdasarkan pada Pelayanan Kesehatan Jiwa di Sekolah Terintegrasi UKS dalam bentuk pendidikan kesehatan jiwa di sekolah, pelayanan kesehatan jiwa di sekolah, dan pembinaan lingkungan sekolah sehat jiwa.

This research discusses an overview of school mental health implementations by Sekolah Menengah Atas Negeri X Jakarta. This research is a qualitative research with descriptive design that was done by September 2020 until December 2020. Sekolah Menengah Atas Negeri X Jakarta as an educational institution has very broad opportunities in promoting adolescents’ mental health through various mental health services that can be provided at school setting. The result of this research describes the various activities and services as implementations of school mental health by Sekolah Menengah Atas Negeri X Jakarta, which are, based on UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) Integrated School Mental Health Services in the form of mental health educations, mental health services, and the development of mentally healthy school environment."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ginting, Novi Anggraini
"Pendahuluan: Peraturan Daerah Jawa Barat No.5 Tahun 2018 tentang Pelayanan Kesehatan Jiwa merupakan salah satu dukungan pemerintah Jawa Barat bagi pelayanan kesehatan jiwa. Namun dalam pelaksanaannya, sistem perundang-undangan yang berlaku hingga saat ini masih belum cukup banyak membantu dalam hal peningkatan upaya layanan kesehatan jiwa. Kota Bandung yang merupakan bagian dari Kab/Kota Jawa Barat memilliki angka prevalensi depresi tertinggi ke dua, dan memiliki angka cakupan pengobatan yang paling rendah diantara Kab/Kota lainnya. Tujuan: Menganaslisis implementasi Peraturan Daerah Jawa Barat No.5 tahun 2018 tentang Pelayanan Kesehatan Jiwa. Metode: Penelitian analitik kualitatif yang menggunakan teori Van Meter Van Hotern sebagi teori pendukung analisis implementasi. Penelitian ini dilakukan dengan cara wawancara mendalam dengan informan Dinas Kesehatan Jawa Barat, Dinas Kesehatan Kota Bandung, Dinas Sosial Kota Bandung, Puskesmas, dan Organisasi Pelayanan Sosial dan telaah dokumen. Hasil: Hasil penelitian menunjukan bahwa implementasi kebijakan belum dapat berjalan secara optimal, adanya perbedaan standar dan sasaran yang digunakan dalam penentuan indikator kinerja instansi. Masih terdapat sumber daya yang belum mencukupi untuk mendorong implementasi pelayanan kesehatan jiwa dasar bagi masyarakat Kota Bandung. Kualitas Hubungan antar instansi pelaksana kebijakan sudah terlaksana cukup. Sudah tersedianya SOP pelayanan ODGJ bagi sektor kesehatan sehingga memudahkan dalam hal perujukan. Lingkungan eksternal yaitu masyarakat yang sudah mulai aktif melaporkan jika adanya kasus ODGJ di masyarakat. Namun terdapat beberapa aspek yang perlu untuk ditinjau kembali yaitu aspek anggaran dan SDM. Perlunnya diperimbangkan untuk membuat regulasi yang mendukung.

Introduction: West Java Regional Regulation No. 5 of 2018 concerning Mental Health Services is one of the West Java government's support for mental health services. The city of Bandung, which is part of the West Java Regency/City, has the second-highest depression prevalence rate, and the lowest treatment coverage rate among otherRegencies/Cities. Purpose: To analyze the implementation of West Java Regional Regulation No. 5 of 2018 concerningMental Health Services. Method: Qualitative analytic research that uses Van Meter Van Hotern's theory as a supporting theory for implementation analysis. This research was conducted by means of in-depth interviews with informants fromthe West Java Health Office, Bandung City Health Office, Bandung City Social Service, Health Centers, and Social Service Organizations and document review. Results: The results of the study show that policy implementation has notbeen able to run optimally, there are differences in standards and targets used in determining agency performance indicators. There are still insufficient resources to encourage the implementation of basic mental health services for the people of Bandung City. The quality of the relationship between the implementing agencies of the policy has beenimplemented sufficiently. The SOP for ODGJ services is already available for the health sector to make it easier in terms of referrals. The external environment is the community that has started to actively report cases of ODGJ in the community. However, there are several aspects that need to be reviewed, namely the budget and human resource aspects. The need to be considered to make regulations that support."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Evi Dwi Yanti
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran manajemen pelaksanaan program kesehatan jiwa di Kota Depok Tahun 2015 dengan melihat pencapaian program kesehatan jiwa, sumber daya, dan proses manajerial. Penelitian ini menggunakan desain penelitian kualitatif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, dari 20% target Standar Pelayanan Minimum (SPM) untuk program kesehatan jiwa di Provinsi Jawa Barat, cakupan deteksi dini gangguan kesehatan jiwa di Puskesmas Jatijajar hanya 2.83%, Kedaung 0.92%, dan Rangkapan Jaya 0.08%. Selain itu, dari target 100%, cakupan penanganan pasien terdeteksi gangguan kesehatan jiwa Puskesmas Jatijajar hanya 41.68%, Kedaung 33.21%, dan Rangkapan Jaya 148.48%.
Hasil penelitian tersebut secara umum belum mencapai target SPM. Kondisi ini dikarenakan sumber daya dan proses manajerial yang belum dilaksanakan secara maksimal. Oleh karena itu, disarankan agar ada penyamaan pengetahuan terlebih dahulu antara pihak-pihak yang terlibat untuk kemudian dilakukan optimalisasi sumber daya dan proses manajerial.

This study aims to describe the implementation of the management of mental health program in Depok City in 2015 by looking at the achievement of mental health programs, resources, and managerial processes. This study used a qualitative research design.
The result shows, 20% of the West Java Minimum Health Care Standard target, coverage early detection of mental health disorders in Jatijajar Public Health Center only 2.83%, Kedaung 0.92%, and Rangkapan Jaya 0.08%. Moreover, 100% of the target, the coverage of handling patients diagnosed with mental health disorders in Jatijajar Public Health Center only 41.68%, Kedaung 33.21%, and Rangkapan Jaya 148.48%.
Generally, this result hasn't reached out for SPM's target. These conditions are due to the resources and managerial processes which have not been implemented optimally. It is suggested to ensure common understanding among everybody and sectors related to mental health program and optimalize the available resources and managerial process.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S65017
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amyra Luthfia Mumpuni
"Adiksi media sosial merupakan suatu perilaku individu yang tidak dapat mengontrol diri sendiri untuk penggunaan media sosial sehingga terlalu banyak menghabiskan waktu dan usaha untuk mengakses yang dapat menganggu aktivitas sehari-hari. TikTok menjadi salah satu media sosial yang memiliki peningkatan pengguna semenjak pandemi COVID-19 dan mayoritas penggunanya adalah remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan adiksi media sosial TikTok dengan masalah kesehatan jiwa pada remaja di Jakarta Selatan. Metode penelitian menggunakan desain penelitian kuantitatif dengan metode Cross Sectional kepada 292 siswa SMAN 49 Jakarta, SMAN 70 Jakarta, dan SMAN 90 Jakarta. Adiksi media sosial TikTok diukur dengan kueisoner Bergen Social Media Addiction Scale (BSMAS) (t>1,96) dan masalah kesehatan jiwa diukur dengan Depression, Anxiety, and Stress Scale (DASS-21) (ɑ = 0,894). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar remaja masih termasuk dalam kategori adiksi media sosial TikTok ringan serta kecemasan normal, depresi normal, dan stres normal. Uji korelasi antara adiksi media sosial TikTok dengan masalah kesehatan jiwa diukur menggunakan uji Chi Square menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan (p 0,001 < ɑ). Hasil tersebut menunjukkan bahwa jika adiksi media sosial TikTok tinggi, maka tingkat masalah kesehatan jiwa yang dirasakan akan cenderung tinggi. Penelitian selanjutnya dapat menganalisis tiap aspek perilaku adiksi media sosial TikTok dan mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat memengaruhi tingkat adiksi media sosial TikTok dengan cakupan populasi yang lebih luas.

Social media addiction is a behavior of individual who cannot control themselves so they spend too much time and effort to access which can interfere daily activities TikTok became one of social media that has increased users during pandemic of COVID-19 and major of users are adolescent. This study aims to determine the correlation between social media addiction of TikTok and mental health problems in adolescent in South Jakarta. The study method is a quantitative with cross sectional method to 292 students of SMAN 49 Jakarta, SMAN 70 Jakarta, and SMAN 90 Jakarta. TikTok social media addiction was measured by the Bergen Social Media Addiction Scale (BSMAS) ) (t>1,96), meanwhile mental health problems was measured by the Depression, Anxiety, and Stress Scale (DASS-21) (ɑ = 0,894). The results showed that most of the adolescent were included in the category of low in the social media addiction also still category normal for anxiety, depression, and stress. The correlation between TikTok social media addiction and mental health problems was measured by Chi Square showed that there is significant relationship (p 0,001 < ɑ). These results indicate that if TikTok’s social media addiction is high, then the perceived level of mntal health problems will tend to be high. Further study can analyze each aspect of behavior of social media addiction and examine more about the factors that influence TikTok social media addiction with wider population scope."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Wahyuni
"Safewards merupakan suatu pendekatan untuk memberikan layanan kesehatan mental rawat inap dengan tujuan meminimalkan jumlah konflik yang muncul antara perawat dan klien pada penggunaan intervensi pembatasan dan atau penahanan. Peneltian ini bertujuan untuk menilai karakteristik perawat meliputi jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, pengalaman kerja, pelatihan safewards yang pernah diikuti dan mengidentifikasi kesiapan perawat yang meliputi sikap, pengetahuan yang dipersepsikan serta keterampilan. Penelitian dilakukan menggunakan desain deskriptif dengan sampel berjumlah 124 orang perawat. Sampel dipilih dengan menggunakan metode total sampling. Hasil peneltian didapatkan bahwa 77,42 % responden memiliki sikap positif terhadap safewards, 62,90 % memiliki pengetahuan yang baik serta 54% memilki keterampilan yang tinggi. Hasil penelitian ini merekomendasikan perlunya ada pelatihan mengenai safewads di semua level perawat untuk meningkatkan kesiapan perawat dalam mengimplementasikan pendekatan safewards.

Safewards is an approach to providing inpatient mental health services with the aim of minimizing the number of conflicts that arise between nurses and clients on the use of restriction and or containment interventions. This study aims to assess the characteristics of nurses including gender, age, education level, work experience, safewards training that has been attended and identify nurse preparation which includes attitudes, perceived knowledge and skills. The research was conducted using a descriptive design with a sample of 124 nurses. The sample was selected using the total sampling method. The research results found that 77.42% of respondents had a positive attitude towards safewards, 62.90% had good knowledge and 54% had high skills. The results of this study recommend that there is a need for training on safewads at all levels of nurses to increase nurse readiness in implementing the safewards approach."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bella Patriajaya
"Penelitian ini mengenai rencana strategi pemasaran Instalasi Medical Check Up
Kesehatan Jiwa Tahun 2013. Jenis penelitian ini adalah penelitian operasional dengan
pendekatan metode kualitatif. Penelitian ini telah mengidentifikasi dan menguraikan
situasi Instalasi Medical Check Up Kesehatan Jiwa dalam posisi tumbuh dan
berkembang dimana strategi pemasaran yang direkomendasikan adalah optimalisasi
kegiatan pemasaran yang didasarkan pada pengembangan riset dan analisa pasar. Untuk
itu ditetapkan anggaran sebesar Rp.200 000,000, dengan
harapan Instalasi Medical Check Up Kesehatan Jiwa akan mendapatkan jumlah
kunjungan pemeriksaan sebagai Preventif Gangguan Jiwa pada tahun 2014 sekitar 20%.
Disarankan agar Instalasi Medical Check Up Kesehatan Jiwa segera membuat rencana
pengembangan riset dan analisa pemasaran untuk memulai kegiatan pemasarannya

This research about marketing strategy plan of Mental Check Up Unit of Mental Health
Soehartoo Heerdjan Year 2013 This research type is operational research with
qualitative method approach. This research has identified and elaborates situation of
Mental Check Up Unit in grow and build position while marketing strategy
recommended is optimalisation of marketing activity based on by propagation of
research and market analysis. For the purpose is specified budget equal to IDR.
200.000,000 on the chance of Mental Check Up Unit for Mental disorder preventive
increased patient visits at 2014 around 20%.
Suggested that Mental Check Up unit soon blocks in expansion of research and
marketing analysis to start the marketing activity.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfiyah Hanifah
"Penelitian ini menguji faktor-faktor penentu pemanfaatan kesehatan mental di kalangan Mahasiswa Sarjana menggunakan Teori Perilaku Andersen, yang terdiri dari faktor individu dan faktor kontekstual yang memengaruhi perilaku pemanfaatan layanan kesehatan mental menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif (campuran). Studi ini menemukan bahwa siswa yang memanfaatkan layanan kesehatan mental lebih cenderung perempuan (80%), tahun pertama (35,7%), kebutuhan pelayanan kesehatan mental yang dirasakan (57,2%) memiliki tingkat gangguan mental tertinggi (kebutuhan yang dievaluasi) (SRQ- 20: ≥ 6) (70,1%) dan tidak memiliki ide bunuh diri (71,4%), sementara penghalang yang paling banyak memilih untuk menggunakan layanan kesehatan adalah "Lebih suka menyelesaikan masalah mereka sendiri (masalah manajemen diri) (64%). Bantuan profesional tidak memerlukan karena masalah kecil dan sementara (sementara) (48%). Preferensi untuk mencari bantuan dari teman dan keluarga (40%) Kurang waktu (32%). Faktor kontekstual adalah kebijakan, pembiayaan dan organisasi. Kebijakan tingkat universitas dan penyedia layanan kesehatan (klinik) secara umum belum dibentuk atau disahkan. Pendanaan yang memadai tetapi tidak fleksibel dan tidak memadai untuk inovasi. Organisasi, klinik telah melakukan banyak upaya dan program dan dapat lebih ditingkatkan efektivitasnya.

This study examines the determinants of mental health utilization among undergraduate students using Andersens Behavior Theory, which consists of individual factors and contextual factors that influence the behavior of mental health service utilization using quantitative and qualitative methods (mixed). This study found that students who used mental health services were more likely to be female (80%), first year (35.7%), perceived mental health service needs (57.2%) had the highest level of mental disorders (needs evaluated) ( SRQ-20: ≥ 6) (70.1%) and do not have suicidal ideas (71.4%), while the barrier that most chose to use health services was Prefer to solve their own problems (self-management problems) (64%). Professional help is not needed because of minor and temporary problems (48%). Preference for seeking help from friends and family (40%) Less time 32%). Contextual factors are policy, financing and organization. University-level policies and health service providers (clinics) in general have not been established or approved. Adequate funding but not flexible and inadequate for innovation. Organizations, clinics have made many efforts and programs and their effectiveness can be further enhanced."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyan Probosari
"Skripsi ini bertujuan untuk menjelaskan pemenuhan hak kesehatan mental yang sudah dilakukan Lapas Klas I Cipinang. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan wawancara mendalam untuk pengumpulan data. Model rehabilitasi, Upaya Kesehatan, dan konsep-konsep relevan lainnya digunakan untuk menganalisis penelitian ini.
Hasil penelitian menemukan bahwa narapidana memiliki berbagai masalah yang berisiko menimbulkan gangguan jiwa. Bedasarkan peraturan perundangan, upaya kesehatan mental yang mencakup promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif belum terpenuhi dengan baik. Kesehatan mental sebagai bagian penting criminogenic needs belum diintervensi secara memadai oleh pihak Lapas sebagai bagian pembinaan model rehabilitasi.

This thesis aims to explain the fulfillment of inmate`s mental health right that has been done by Cipinang Penitentiary Institution. This research use qualitative approach with depth interview for collecting the data. Rehabilitation Model, Health Efforts, and other relevant concepts are used to analyze this research.
The result shows that inmates have range of problem which risking their mental health. Mental health efforts, which include health promotion, health prevention, curative care, and rehabilitative care, haven`t been well done by Cipinang Penitentiary Institution. Mental health as an important part of criminogenic needs hasn`t been well intervened by Penitentiary Institution as a part of rehabilitation model of correction.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S68772
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silva Dwi Rahmizani
"Gangguan mental merupakan salah satu tantangan kesehatan global dikarenakan prevalensi yang tinggi dan penderitaan berat yang ditanggung oleh individu, keluarga, komunitas, dan negara. Prevalensi gangguan mental emosional tertinggi di Jawa Barat adalah Kota Bogor sebesar 28,1%. Perlu dilakukan langkah pencegahan agar kesehatan mental masyarakat tetap terjaga. Langkah yang bisa dilakukan adalah dengan memberikan pendekatan yaitu dengan literasi kesehatan mental. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui gambaran literasi kesehatan mental dan determinannya pada remaja sekolah menengah atas/ sederajat di Kecamatan Bogor Utara tahun 2019. Pengumpulan data dilakukan melalui pengisian kuesioner online pada 382 siswa yang dipilih secara mutistage random sampling. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2019 di lima sekolah yang berada di kecamatan Bogor Utara. Hasil penelitan menunjukkan literasi kesehatan mental yang berada pada kategori tinggi baru mencapai 42,4%. Faktor yang berhubungan signifikan dengan literasi kesehatan mental pada penelitian ini adalah umur, jenis kelamin, akses informasi dan pendapatan keluarga merupakan faktor yang paling dominan terhadap literasi kesehatan mental (p=0,002, OR: 2,026). Perlu peningkatan intervensi preventif dan promotif seperti edukasi dan promosi terkait aspek pengetahuan, sikap, keyakinan dan isu-isu kesehatan mental guna meningkatkan literasi kesehatan mental yang lebih baik pada remaja sekolah khususnya siswa sekolah menengah atas/ sederajat.

Mental disorders are one of the challenges of global health due to high prevalence and severe suffering borne by individuals, families, communities and countries. The highest prevalence of mental emotional disorders in West Java is Bogor City at 28.1%. Measures need to be taken so that peoples mental health is maintained. The step that can be taken is to asses their mental health literacy. The purpose of the study was to describe mental health literacy and its determinant in high school/equivalent adolescents in North Bogor District in 2019. Data collection was done through filling in online questionnaires on 382 students selected by mutistage random sampling. The study was conducted in May 2019 in five schools in the North Bogor sub-district. Research results show that mental health literacy in the high category has only reached 42.4%. The factors that significantly correlated with mental health literacy in this study were age, sex, information access and family income were the most dominant factors in mental health literacy (p = 0.002, OR: 2.026). Need to improve preventive and promotive interventions such as education and promotion related to aspects of knowledge, attitudes, beliefs and mental health issues to improve mental health literacy better in school adolescents, especially high school/equivalent students"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T52842
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mega Intan Laurencia
"Kesehatan adalah keadaan kesejahteraan secara fisik, mental dan sosial, sehingga aspek kesehatan jiwa juga merupakan aspek yang penting. Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa menyatakan 20% dari populasi di Indonesia memiliki potensi gangguan jiwa. Hal ini menunjukkan bahwa persoalan akan kesehatan jiwa merupakan persoalan yang penting, terlebih di era pandemi Corona Virus Diseease (COVID-19) di mana terjadi peningkatan akan permasalahan jiwa yang disebabkan oleh pengalaman atau melihat peristiwa tidak menyenangkan terkait COVID-19. Untuk menekan angka penyebaran virus, dilakukan pembatasan pelayanan kesehatan secara langsung sehingga pemberian layanan kesehatan mulai dilakukan secara daring dengan memanfaatkan teknologi informasi termasuk dalam bidang pelayanan kesehatan jiwa. Rumah Sakit Jiwa juga mulai mengambil langkah untuk memberikan layanan secara daring yaitu dalam bentuk konsultasi jiwa secara daring. Dalam penerapannya, terdapat beberapa permasalahan di mana belum adanya regulasi yang secara khusus mengatur mengenai pelaksanaan pemberian layanan kesehatan jiwa secara daring. Untuk itu, tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis akan penerapan pelayanan konsultasi jiwa secara daring di era pandemi yang dilakukan oleh Rumah Sakit di Indonesia. Dalam penelitian ini digunakan metode yuridis normatif dengan tipe penelitian secara deskriptif. Hasil penelitian menemukan bahwa pelayanan kesehatan jiwa secara daring yang diberikan rumah sakit masih terbatas pada konsultasi awal saja. Pemberian layanan ini dilaksanakan berdasarkan pada peraturan atau kebijakan dari Kementrian Kesehatan. Pemberian layanan kesehatan jiwa secara daring juga sangat membantu dalam peningkatan akses kesehatan. Diperlukan adanya regulasi khusus yang mengatur mengenai layanan kesehatan jiwa secara daring serta pelaksanannya agar terdapat keseragaman akan pelaksanaanya.

Health is a state of complete physical, mental and social well-being, so mental health is also an important aspect. The Directorate of Prevention and Control of Mental Health Problems states that 20% population in Indonesia has the potential for mental disorders. This shows that the issue of mental health is important, especially during the era of Corona Virus Disease (COVID-19) pandemic where there is an increase in mental problems caused by experiences or seeing unpleasant events related to COVID-19. To reduce the spread of the virus, direct health services were limited so that the provision of health services began to be carried out online. Hospitals also take steps to provide online mental health consultations. In its implementation, there are several problems where there is no regulation that specifically regulates the implementation of online mental health services. For that, the purpose of this research is to analyze the application of online mental consultation services by hospitals in the pandemic. The research method used is juridical normative with a descriptive type of research. The result from this research stated that online mental health services provided by hospitals were still limited to just early consultations. The provision of this service is carried out in accordance with regulations or policies from the Ministry of Health. Mental health services online is very helpful in increasing access to health. There is a need for special regulations that regulate about online mental health services and how the implementation work so that there is uniformity in their implementation."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>