Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 159422 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fernando Wahyu
"Latar belakang dan tujuan: Salah satu fungsi vitamin D adalah mengatur proliferasi dan maturasi sel darah. Beberapa penelitian membuktikan bahwa terdapat hubungan rendahnya kadar vitamin D dengan kejadian dan kesintasan pada pasien LMA. Data terbaru menunjukkan bahwa prevalensi insufisiensi vitamin D di Indonesia lebih dari 50%, meskipun Indonesia termasuk negara dengan paparan sinar matahari yang tinggi. Keadaan ini kemungkinan juga dialami oleh pasien LMA di Indonesia sehingga dapat memperburuk prognosis penyakitnya. Sampai saat ini belum diketahui secara pasti hubungan kadar vitamin D dengan prognosis pasien LMA di Indonesia. Selain vitamin D, beberapa sitokin yang dipengaruhi oleh vitamin D seperti IL-6 (sitokin proinflamasi) dan IL-10 (sitokin antiinflamasi) dapat mempengaruhi regulasi hematopoiesis normal dan keganasan pada pasien LMA. Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui hubungan antara kadar vitamin D, IL-6, IL-10, dan rasio IL-6/IL-10 dengan kesintasan 1 tahun pasien LMA.
Metode: Penelitian dengan desain kohort retrospektif dilakukan pada 43 pasien LMA di RSCM dan RS Kanker Dharmais. Sebanyak 43 serum darah pasien LMA dianalisis dengan metode ELISA untuk memperoleh kadar vitamin D, IL-6 dan IL-10. Analisis kesintasan 1-tahun dilakukan dengan Kaplan Meier estimator.
Hasil: Tidak terdapat hubungan antara kadar vitamin D (HR: 0.817 95%CI 0.352-1.901), IL-6 (HR: 1.057 95%CI 0.525-2.128), IL-10 (HR: 0.586 95%CI 0.294-1.168) dan rasio IL-6/IL-10 (HR: 0.823 95%CI 0.411-1.646) serum dengan kesintasan 1-tahun pasien LMA. Tidak ada korelasi antara vitamin D dengan kadar kadar IL-6, IL-10, dan rasio IL-6/IL-10.
Kesimpulan: Tidak diperoleh hubungan bermakna antara kadar vitamin D, IL-6, IL-10, dan rasio IL-6/IL-10 dengan kesintasan 1-tahun, namun kami menyadari bahwa besar sampel yang digunakan masih jauh dari cukup. Hasil analisis menunjukkan ada tendensi vitamin D merupakan faktor proteksi pada kesintasan 1 tahun, sedangkan ratio IL-6/IL-10 merupakan faktor risiko pada kesintasan 1 tahun.

Background and aim: Vitamin D was known to the proliferation and maturation of blood cells. Several studies have shown that there is an association between low vitamin D levels with incidences and survivals of AML patients.Previous data had shown that about half of Indonesian have vitamin D insufficiency, even though Indonesia is a tropical country with high sun exposure. Vitamin D insufficiency might also worsen the condition and prognosis of AML patients in Indonesia. Up to date, the relationship between vitamin D levels and the prognosis of AML patients in Indonesia was not known. Several cytokines related to vitamin D, including IL-6 (pro-inflammatory cytokines) and IL-10 (anti-inflammatory cytokines) might also influence the regulation of hematopoiesis in normal and malignant conditions. Thisstudy was aimed to determine the association between vitamin D concentrations, serum IL-6, IL-10 and the ratio of IL-6/IL-10 with 1-year Survival Rate in Indonesian Acute Myeloblastic Leukemia Patients.
Method: This was a retrospective cohort study done in 43 AML patients in RSCM and RS Kanker Dharmais. We analyzed 43 serum samples for vitamin D, IL-6 and IL-10 concentrations using ELISA. Survival analysis was done using Kaplan Meier estimator.
Result: There was no correlation between the levels of vitamin D (HR: 0.817 95%CI 0.352-1.901), IL-6 (HR: 1.057 95%CI 0.525-2.128), IL-10 (HR: 0.586 95%CI 0.294-1.168) and ratio IL-6/IL-10 (HR: 0.823 95%CI 0.411-1.646) with 1 year survival of AML patients. There was no correlation between vitamin D and levels of IL-6, IL-10 and ratio IL-6/IL-10.
Conclusion: There is no correlation between vitamin D, IL-6, IL-10 and ratio IL-6/IL-10 with 1-year survival of AML patients. No association was found between vitamin D, IL-6, IL-10, ratio IL-6/IL-10. However, the study was done in a limited sample size. Analysis showed a tendency for vitamin D to be a protective factor at 1 year survival, while the ratio IL-6/IL-10 was a risk factor at 1 year survival.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Pristya Ramadhani
"ABSTRACT
Progressive multifocal leukoencephalopathy (PML) is a rare but fatal disease leading to severe neurological impairments. PML is a clinical manifestation, which is usually associated with John Cunningham virus (JCV) infection. It is also correlated to malignancies that mainly include hematologic malignancies such as chronic lymphocytic leukemia (CLL). Until now, no specific treatment has been established for JCV-induced PML; therefore, the prognosis of this disease is poor.
We present a case of a 67-year-old woman who suffered from CLL with a chief complaint of seizure. Her clinical symptoms, results of brain MRI and biopsy were suggestive for the JCV-induced PML. The patient had received treatment using mefloquine at dose of 250 mg/day with no clinical improvement.
"
Jakarta: University of Indonesia. Faculty of Medicine, 2018
610 UI-IJIM 50: 2 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Sagita Utami
"Radikal bebas dapat dihasilkan dari proses inflamasi pada kasus penyakit gagal ginjal kronis. Ekstrak etanol daun binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) diketahui memiliki kandungan flavonoid yakni kuersetin yang memiliki efek protektif dari pembentukan radikal bebas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis optimum ekstrak etanol daun binahong terhadap kerusakan ginjal kronik pada tikus galur Sparague Dawley. Penetapan hewan model menggunakan metode Unilateral Ureteral Obstruction (UUO) kecuali pada kelompok kontrol normal yang diberi perlakuan operasi sham. Tikus dibagi menjadi 7 kelompok yakni K1 (kontrol normal = sham + cairan pembawa), K2 (kontrol negatif = UUO + cairan pembawa), K3 (kontrol positif = UUO + losartan 1,18 mg/200 grBB), K4 (kontrol pembanding = UUO + kuersetin 9,9 mg/200grBB), D1 (dosis uji 1 = UUO + ekstrak etanol daun binahong 75 mg/kgBB), D2 (dosis uji 2 = UUO + ekstrak etanol daun binahong 150mg/kgBB), dan D3 (dosis uji 3 = UUO + ekstrak etanol daun binahong 300mg/kgBB). Masing-masing zat uji diberikan setelah satu hari perlakuan UUO selama 14 hari. Parameter yang akan diperiksa pada masing-masing kelompok yakni aktivitas enzim superoksida dismuthase (SOD), aktivitas enzim katalase, dan kadar malondialdehid (MDA). Hasilnya tidak terdapat perbedaan yang bermakna pada nilai kadar MDA dan aktivitas SOD antar kelompok perlakuan. Namun terdapat perbedaan yang bermakna pada nilai aktivitas katalase antar kelompok perlakuan. Dosis optimum belum dapat ditentukan karena nilai RSD pada hasil masing-masing kelompok lebih dari 15%.

Free radicals can be produced from the inflammatory process in cases of chronic kidney failure. The ethanol extract of binahong leaves (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) is known to have a flavonoid content, quercetin which has a protective effect from the formation of free radicals. This study aims to determine the optimum dose of binahong leaf ethanol extract against chronic kidney damage in Sparague Dawley rats. Determination of animal models using the Unilateral Ureteral Obstruction (UUO) method except in the normal control group treated with sham operations. Rats were divided into 7 groups namely K1 (normal control = sham + carrier fluid), K2 (negative control = UUO + carrier fluid) K3 (positive control = UUO + losartan 1.18 mg / 200 grBW), K4 (comparative control = UUO + quercetin 9.9 mg / 200grBW), D1 (test dose 1 = UUO + ethanol extract binahong leaves 75 mg / kgBB), D2 (test dose 2 = UUO + extract Binahong ethanol leaves 150mg / kgBW), and D3 (test dose 3 = UUO + 300mg / kgBW leaves ethanol extract). Each test substance was given after one day of UUO treatment for 14 days. The parameters was examined in each group are the activity of the superoxide dismuthase (SOD) enzyme, catalase enzyme activity, and the level of malondialdehyde (MDA). The results showed there were no significant differences in the value of MDA levels and SOD activity between treatment groups. However, there were significant differences in the value of catalase activity between treatment groups. The optimum dose cannot be determined because the RSD value in this results of each group is more than > 15%."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia , 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putriana Rahim
"Leukemia Limfositik Akut (LLA) merupakan jenis kanker yang paling banyak dijumpai pada anak. Penyakit ini berpotensi untuk disembuhkan, tetapi keberhasilan terapinya ditentukan oleh banyak faktor prognosis, salah satunya adalah status remisi pasca terapi induksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran luaran terapi induksi pasien LLA pada anak di RS. Kanker “Dharmais” tahun 2007-2012. Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu rekam medik dan data register pasien LLA. Metode yang digunakan deskriptif case series untuk mengetahui gambaran status remisi dan status kehidupan pasien berdasarkan faktor prognosis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kasus baru LLA tiap tahun cenderung meningkat, diikuti dengan angka kematian yang menurun tiap tahunnya. Dari 87 pasien yang diteliti, terjadi 57,5% kasus hidup dan 42,5% kasus meninggal. Berdasarkan faktor prognosis, status remisi banyak dialami oleh kelompok pasien perempuan, umur 1-<10 tahun, LLA-L1, LLA B-cell, jumlah leukosit 50-000-100.000/mm3, Hb <5 gr/dl, trombosit ≥150.000/mm3, dan melakukan terapi induksi sesuai jadwal.
Pasien yang berstatus hidup hingga saat penelitian dilakukan banyak dialami pada kelompok perempuan, umur 1- <10 tahun, LLA-L1, LLA B-cell, leukosit <10.000/mm3, Hb≥10gr/dl, trombosit ≥150.000/mm3, melakukan terapi induksi sesuai jadwal, dan berstatus remisi. Event free survival berdasarkan status remisi pada pasien ini adalah 47,1%. Perlu dilakukannya evaluasi terhadap pengobatan yang digunakan saat ini.

Acute lymphocytic leukemia is the common malignancy that occur in children. This disease is potensial to be cured, but the succesfull outcome is depend on many factors, one of them is remission after induction therapy. The aim of this research is to know how the outcome of induction phase based of prognostic factors. This study use a descriptive case-series of 87 patients that have been treated in “Dharmais” Cancer Hospital from January 2007 to December 2012.
The result shows new cases of LLA increased and mortality cases decreased annually. Based on prognostic factors, remission occuring mostly in female, age between 1-<10 years old, L1 type, LLA B-cell, WBC count 50.000-100.000/mm3, Hb count <5 gr/dl, trombocyte count ≥150.000/mm3, and compliance schedule of therapy.
Patients that survived occuring in female, age between 1-<10 years old, L1 type, LLA B-cell, WBC count <10.000/mm3, Hb count ≥10 gr/dl, thrombocytes count ≥150.000/mm3, compliance schedule of therapy, and that reach remission after induction phase. Event free survival based of remission is to 47,1% among them. It’s necessary to evaluate the treatment program.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S46569
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratu Adinda Azzahra, auhtor
"Pasien anak leukemia limfoblastik akut (LLA) berusia kurang dari tiga tahun yang menjalani kemoterapi di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), diketahui berisiko tinggi mengalami relaps LLA yang diduga terkait dengan ekspresi P-gp oleh gen MDR1 dan berfungsi sebagai pompa efluks ATP-dependent dari beberapa substansi termasuk obat dan xenobiotik, termasuk alkaloid vinka vinkristin yang merupakan obat untuk terapi LLA. Ekspresi P-gp dapat diketahui melalui pengukuran ekspresi gen MDR1 dari sampel cDNA dari mRNA limfosit menggunakan RealTime-PCR dengan kondisi yang optimal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi RealTime-PCR yang optimal untuk menganalisis ekspresi gen MDR1 pada sampel cDNA dari mRNA limfosit dan untuk mengetahui hasil analisis ekspresi gen MDR1 pasien anak leukemia limfoblastik akut berusia kurang dari tiga tahun di RSCM. Kondisi optimal RealTime-PCR untuk analisis ekspresi gen MDR1 pada pasien anak LLA berusia kurang dari tiga tahun didapatkan dengan menggunakan konsentrasi sampel cDNA sebesar 386,36 ± 38,63 ng/µl. Sebanyak16,67% pasien anak LLA berusia kurang dari tiga tahun di RSCM memiliki ekspresi gen MDR1 yang berlebih serta 83,33% pasien lebih rendah, dibandingkan dengan kontrol referens.

Acute lymphoblastic leukemia (ALL) paediatric patients aged under three year old which were under chemotherapy at Cipto Mangunkusumo Hospital (RSCM), known to have high risk in ALL relapse which is likely related to P-gp expression by MDR1 gene, an ATP-dependent efflux pump of some substances, such as some drugs and xenobiotics, including vinca alcaloid vincristine that is used in ALL therapy. The expression of P-gp can be determined by measuring the expression of MDR1 gene in cDNA sample derived from lymphocitic mRNA using an optimal condition of RealTime-PCR. The purpose of this research is to determine an optimal condition of RealTime-PCR for analyzing MDR1 gene expression in cDNA sample derived from lymphocitic mRNA and to analyze MDR1 gene expression in ALL paediatric patients aged under three-year-old at RSCM. The optimal condition of RealTime-PCR for analyzing MDR1 gene expression is by using concentration 386,36 ± 38,63 ng/µl of cDNA sample for analysis. Around16,67% ALL paediatric patients aged under three-year-old in RSCM show higher of MDR1 gene expression while 83,33% patients show lower of MDR1 gene expression, compared to reference control.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2015
S61253
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arie Jefry Ka`arayeno
"ABSTRAK
Nama : Arie Jefry Ka rsquo;arayenoProgram Studi : Ners Spesialis Departemen Medikal Bedah Peminatan OnkologiJudul : Analisis Praktik Residensi Keperawatan Medikal Bedah Pada Pasien Leukimia Limfositik Kronik dengan Pendekatan Teori Adaptasi Roy di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo JakartaPada Karya Ilmiah Akhir KIA ini akan dibahas rangkaian praktek residensi peminatan onkologi. Kegiatan praktek residensi program pendidikan ners spesialis kekhususan onkologi dilaksanakan selama dua 2 semester di Rumah Sakit Kanker Dharmais RSKD dan di Rumah sakit Umum Pusat Nasional DR. Cipto Mangunkusumo RSCM Jakarta. Ruangan yang digunakan praktik disesuaikan dengan kompetensi yang ingin dicapai yaitu diruang rawat inap teratai, rawat inap ruang cempaka, poli radioterapi, poli deteksi dini, poli rawat luka, dan instalasi gawat darurat IGD di RSKD. Sedangkan di Rumah sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta ruangan yang digunakan sebagai lahan praktek residensi adalah di Gedung A lantai 8 dan lantai 4 rawat inap unit bedah onkologi, hematologi kemoterapi dan juga di unit poli radioterapi. Kasus terbanyak yang dikelola adalah kanker payudara mengikuti ca sinonasal, adenoma carsinoma, KNF, KSS lidah, leukimia dan kanker rekti. Sebagian besar pasien yang dikelola adalah perempuan sebanyak 17 orang 56,7 sedangkan laki-laki terdapat 13 orang 43,3 dari 30 kasus yang dikelola. Untuk Evidence Based Nursing yaitu pengkajian nyeri khusus kanker menggunakan Brief pain Inventory BPI ditemuikan bahwa BPI merupakan pengkajian yang lebih luas dan dapat menilai nyeri pasien secara lengkap dan lebih dalam. Sedangkan hasil pelaksanaan proyek Inovasi yang dilakukan adalah berupa tindakan keperawatan guided imagery diketahui bahwa dapat menunrunkan skor nyeri pada pasien kanker. Kata kunci: brief pain inventory, guided imagery, karya ilmiah akhir, teori adaptasi Roy ABSTRACT
Name Arie Jefry Ka rsquo arayenoStudy program Ners Spesialis Departemen Medikal Bedah Peminatan OnkologiTitle Medical Practice Analysis of Medical Surgical Nursing Surgery In Chronic Lymphocytic Leukemia Patients with Roy Adaptation Theory Approach at National General Hospital Dr. Cipto Mangunkusumo JakartaAsthma as obstructive airway disease with airway narrowing, tends to be followed by an increase in respiratory rate. The basic concept of Buteyko 39 s theory is to teach the correct way of breathing in asthma patients. The purpose of this study is to identify the effect of Buteyko breathing exercises on peripheral oxygen saturation value and expiratory peak currents in asthma patients. The research design used was quasi experiment, pretest and posttest with control group. The study respondents numbered 24 people, consisting of 12 people doing Buteyko breathing exercises in the intervention group and 12 people in the control group. The results showed that there was a significant effect on the peak expiratory currents in the intervention group p value 0.001 . However, there was no significant effect on peripheral oxygen saturation p value 0.082 . The results of this study indicate that Buteyko breathing exercises can be given as complementary therapy, part of the treatment in asthma patients. Kata kunci brief pain inventory, final scientific work, guided imagery, Roy 39 s adaptation theory"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Trismiyanti
"Latar Belakang: leukemia limfositik akut LLA merupakan keganasan terbanyak pada anak dengan terapi utama kemoterapi, yang akan memicu respon hormonal dan inflamasi sehingga menyebabkan berbagai komplikasi, di antaranya gangguan pada saluran cerna dan penurunan status nutrisi. Diperlukan intervensi nutrisi agar status nutrisi dapat terjaga dan masa pertumbuhan serta perkembangan anak dapat berjalan optimal. Beberapa rekomendasi tata laksana nutrisi anak dengan leukemia yang menjalani kemoterapi telah dipublikasikan, namun belum semua rekomendasi tersebut dapat diterapkan karena keterbatasan sarana dan prasarana, sehingga diperlukan modifikasi agar tata laksana menjadi optimal.
Metode: serial kasus ini membahas empat pasien LLA anak yang menjalani kemoterapi dengan berbagai komplikasi terkait nutrisi. Identifikasi pasien berisiko malnutrisi dilakukan dengan melaksanakan skrining nutrisi pada saat pasien masuk perawatan. Tata laksana nutrisi diberikan secara bertahap sesuai kondisi pasien, dengan target pemenuhan energi sesuai BB ideal berdasarkan tinggi badan yang dihitung dengan menggunakan persamaan Schofield. Pemenuhan protein diberikan minimal sebesar 1,5 g/kg BB/hari, dengan target maksimal 3 g/kg BB ideal, karbohidrat 40 - 60 , dan lemak 10 - 30. Mikronutrien diberikan sesuai dengan angka kecukupan gizi, berupa multivitamin dan mineral. Edukasi nutrisi diberikan terhadap pasien dan keluarga saat pasien diperbolehkan pulang.
Hasil: dua orang pasien dalam serial kasus ini mengalami malnutrisi sedang saat dilakukan skrining nutrisi, dan seorang pasien yang menjalani kemoterapi fase konsolidasi mengalami penurunan BB yang diakibatkan komplikasi saat pemberian kemoterapi. Lama rawat pasien berkisar 8 - 14 hari, keempat pasien pulang dalam kondisi baik.
Kesimpulan: tata laksana nutrisi yang optimal dapat menurunkan risiko komplikasi terkait nutrisi pasien LLA anak yang menjalani kemoterapi.

Background acute lymphocytic leukemia ALL is the highest malignancy in children with primary therapy of chemotherapy, which would trigger a hormonal response and inflammation that cause a variety of complications, including disorders of the gastrointestinal tract and decreased nutritional status. Nutritional intervention is needed so that the nutritional status can be maintained and the period of growth and development of children can run optimally. Some child nutritional care recommendations with leukemia who undergo chemotherapy have been published, but not all of these recommendations can be implemented due to limited facilities and infrastructure.
Method this case series discusses four children ALL patients undergoing chemotherapy with various nutrition related complications. Identification of patients at risk of malnutrition was conducted through nutritional screening on admission. Nutritional managements given in stages according to the condition of the patient, with the fulfillment target of energy corresponding ideal body weight based on height were calculated using the equation Schofield. Fulfillment of the protein is given at least equal to 1.5 g kg BW day, with a maximum target of 3 g kg ideal body weight, 40 - 60 carbohydrate and 10 - 30 fat. Micronutrients given in accordance with the Dietary Allowances, in the form of multivitamins and minerals. Nutrition education given to patients and families when the patient is allowed to go home.
Results two malnutrition patients are being currently conducted nutritional screening, and a patient who underwent consolidation phase chemotherapy experienced a weight loss caused complications during chemotherapy. Hospitalized patients ranges from 8 - 14 days, four patients go home in good condition.
Conclusions optimal nutritional care can reduce the risk of complications related to nutrition child ALL patients undergoing chemotherapy.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Amy Kurniawati
"ALL merupakan malignansi hematologi yang berasal dari salah satu jenis sel darah putih yaitu limfosit. Rata-rata kejadian ALL meningkat setiap tahunnya dalam decade terakhir. Masyarakat perkotaan memiliki kecenderungan yang lebih besar untuk menderita penyakit ini karena kondisi lingkungan, kepadatan penduduk, gaya hidup dan industrialisasi. Cancer Related Fatigue (CRF) merupakan gejala yang paling sering dialami oleh penderita kanker baik dewasa maupun anak-anak. Karya ilmiah ini bertujuan untuk menganalisis praktik klinik keperawatan kesehatan masalah perkotaan pada klien Acute Limfoblastik Leukemia (ALL) dengan intervensi Body Mechanism Promotion (BMP). Hasil analisa menunjukan bahwa kombinasi BMP dengan pengobatan kemoterapi dan transfusi darah mampu menurunkan tingkat fatigue yang dialami klien dari skala 6 (Moderate fatigue) ke skala 3 (mild fatigue). Sosialisasi penanganan CRF diperlukan bagi perawat supaya dapat meningkatkan asuhan keperawatan dan membantu klien meningkatkan kualitas hidupnya

ALL is a hematological cancer that starts from the early version of white blood cells called lymphocytes. The rate for new ALL cases have been rising each year over the last decade. Society in urban area have a higher risk for having ALL than rural area due to high pollutan, high society density, western life style, and industry. Cancer Related Fatigue (CRF) is the most common symptom experienced by adults and children with cancer, including client with ALL. This final clinical nursing report aimed to analyze Body Mechanism Promotion (BMP) to ALL’s client who expereience CRF in Internal Medicine Ward, 6th North Floor, Fatmawati Hospital. Result shown that BMP could decrease the fatigue from moderate fatigue to mild fatigue. Socialization about this Body Mechanism Promotion is needed for nurse to improve the clinical nursing management of this troubling symptom and help client increasing their quality of life."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Amirah Zatil Izzah
"Latar belakang: Leukemia limfoblastik akut (LLA) merupakan kanker tersering pada anak. Berbagai studi mendapatkan bahwa vitamin D berperan dalam pencegahan beberapa jenis kanker. Belum ada studi yang menilai hubungan status vitamin D dengan penyakit LLA pada anak di Indonesia.
Tujuan: Untukmengetahui hubungan antara status vitamin D dengan penyakit LLA pada anak.
Metode: Studi potong lintang pada 40 anak LLA yang baru terdiagnosis dan 40 anak sehat yang sesuai umur dan jenis kelamin. Pasien LLA diambil secara consecutive sampling di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta dan RSUP Dr. M. Djamil Padang. Status vitamin D diklasifikasikan berdasarkan rekomendasi Institute of Medicine yaitu defisiensi bila kadar < 12 ng/mL, insufisiensi 12 - <20 ng/mL, dan normal 20-100 ng/mL. Data dianalisa menggunakan uji Chi-Squaredan independent sample t-test, dengan kemaknaan p <0,05.
Hasil: Terdapat 22 (55%) anak laki-laki pada masing-masing kelompok dan kelompok usia 1-4 tahun merupakan kelompok terbanyak (48%). Mayoritas anak LLA memiliki status vitamin D normal (78%), demikian juga kelompok kontrol (63%). Terdapat 3(7%) dan 6(15%) anak LLA serta 1(2%) dan 14(35%) anak sehat memiliki status defisiensi dan insufisiensi berturut-turut dengan p =0,14. Rerata kadar vitamin D anak LLA adalah 25,1(7,6) ng/mL dan anak sehat 21,9(5,67) ng/mL, dengan perbedaan rerata 3,14 (IK95% 0,15-6,13) dan p =0,04.
Simpulan:Mayoritas anak LLA yang baru terdiagnosis memiliki status vitamin D normal. Rerata kadar vitamin D anak LLA lebih tinggi bermakna dari anak sehat, namun tidak terdapat hubungan yang bermakna antara status vitamin D dan penyakit LLA pada anak.

Background:Acute lymphoblastic leukemia (ALL) is the most common cancer in children. Various studies have found that vitamin D plays a role in the prevention of several types of cancer. Currently, there is no study in Indonesia that assess association between vitamin D status and pediatric ALL
Objective:To determine association between vitamin D status and pediatric ALL.
Methods:A cross-sectional study of 40 newly diagnosed ALL children and 40 age-and sex-matched healthy children. ALL patients were taken by consecutive sampling at Dr. Cipto Mangunkusumo Hospital Jakarta and Dr. M. Djamil Hospital Padang. Vitamin D status is classified based on Institute of Medicine recommendations; deficiency <12 ng/mL, insufficiency 12 - <20 ng/mL, and normal 20-100 ng/mL. Data were analyzed using Chi-square test and independent sample t-test. A p-value <0.05 is considered to be statistically significant.
Results: There were 22 (55%) boys in each group and the group 1-4 years was the most age group (48%). Majority of ALL children had normal vitamin D status (78%) and also in healthy children (63%). There were 3(7%) and 6(15%) ALL children as well as 1(2%) and 14(35%) healthy children had deficiency and insufficiency status consecutively, with p value =0.14. The mean vitamin D level of ALL children and healthy children were 25.1 (7.6) ng/mL and was 21.9 (5.67) ng/mL consecutively, with mean difference of 3.14 (95% CI 0.15-6.13) and p value =0.04..
Conclusion:The majority of newly diagnosed ALL children have normal vitamin D status. The mean vitamin D levels of ALL children was significantly higher than healthy children, however there was no significant association between vitamin D status and ALL in children.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T58542
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Levi Dhynianti
"Tesis ini membahas kesiapan Puskesmas di DKI Jakarta dalam mengimplementasikan transformasi layanan primer pada tahun 2024. Kesiapan implementasi sangat menentukan efektivitas dan keberhasilan suatu kebijakan sehingga analisis kesiapan dilakukan guna mengidentifikasi sumber daya pendukung yang perlu disiapkan, faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi kebijakan (tantangan dan pendukung) serta faktor kondisi di internal organisasi puskesmas perlu dipersiapkan agar upaya transformasi yang akan dilaksanakan dapat berjalan optimal. Penelitian ini adalah operational research dengan pendekatan kuantitatif yang selanjutnya diperjelas dengan kualitatif. Data diperoleh melalui 2 tahap yaitu kuisioner dan dilanjutkan dengan wawancara mendalam untuk memperjelas data yang tidak dapat dijelaskan secara kuantitatif. Hasil penelitian pada penelitian ini diperoleh data bahwa terdapat 18 puskesmas(47%) puskesmas telah siap dan 20 puskesmas (53%) belum siap meengimplementasikan transformasi layanan primer. Aspek input (Pelayanan Kesehatan, SDM, Sistem Informasi, Sarana Prasarana dan Alat), aspek proses (tatakelola dan kebijakan) serta aspek output (akses, cakupan, mutu dan keselamatan pasien) menjadi faktor penentu kesiapan. Adanya komitmen antar stakeholder, strategi berupa kebijakan baru dalam layanan, serta karakteristik puskesmas yang berstatus BLUD serta kondisi akses, cakupan dan keselamatan pasien yang baik saat pelaksanaan implementasi merupakan faktor pendorong yang dapat mendukung implementasi layanan primer. Sementara belum jelasnya status kader dan insentif kader, serta dashboard pelaporan yang belum maksimal menjadi tantangan dalam pelaksanaan implementasi. Oleh karena itu dukungan dari Kementerian Kesehatan, fasilitasi dari Dinas Kesehatan Provinsi serta upaya maksimal dari puskesmas perlu dilakukan maksimal sehingga implementasi transformasi layanan primer dapat terlaksana sesuai dengan tujuan dan target.

This thesis discusses the readiness of community health centers (Puskesmas) in DKI Jakarta to implement primary health care transformation in 2024. The readiness of implementation significantly determines the effectiveness and success of a policy, hence an analysis of readiness is conducted to identify the supporting resources that need to be prepared, the factors influencing policy implementation (challenges and supports), as well as the internal conditions of the Puskesmas that need to be prepared to ensure the transformation efforts can be carried out optimally. This research is operational research with a quantitative approach, which is further clarified with qualitative methods. Data was obtained through two stages: questionnaires followed by in-depth interviews to clarify data that cannot be explained quantitatively. The results of this study indicate that 18 Puskesmas (47%) are ready, and 20 Puskesmas (53%) are not yet ready to implement the primary health care transformation. Input aspects (Health Services, Human Resources, Information Systems, Facilities and Equipment), process aspects (governance and policies), and output aspects (access, coverage, quality, and patient safety) are the determining factors of readiness. The commitment among stakeholders, strategies in the form of new policies in services, the characteristics of Puskesmas with BLUD status, as well as good access, coverage, and patient safety during the implementation are supporting factors that can aid the implementation of primary services. Meanwhile, unclear status and incentives for cadres, as well as suboptimal reporting dashboards, pose challenges in the implementation. Therefore, support from the Ministry of Health, facilitation from the Provincial Health Office, and maximum efforts from the Puskesmas are necessary to ensure that the implementation of primary health care transformation can be carried out in line with the objectives and targets."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>