Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 224060 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Farah Diba Putri
"Cara terbaik untuk tetap bertahan hidup di tengah masa pandemi COVID-19 ini adalah dengan sama sekali tidak tertular melalui pemberlakuan protokol kesehatan, namun pada kenyataannya masih banyak individu yang lalai melaksanakan protokol kesehatan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran perceived threat dan self-efficacy dalam perilaku sehat pencegahan COVID-19 terhadap kemunculan perilaku sehat pencegahan COVID-19 pada mahasiswa di Indonesia. Penelitian ini melibatkan 372 partisipan mahasiswa melalui accidental sampling. Data penelitian ini diambil secara daring selama pandemi berlangsung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perceived threat dan self-efficacy berhubungan secara signifikan dengan perilaku sehat pencegahan COVID-19, yang dimana pengaruh yang lebih besar diberikan oleh perceived threat pada kemunculan perilaku sehat anti COVID-19.

The best way to survive in the COVID-19 pandemic is not being infected at all through the enforcement of health protocols, but there are still many individuals who neglect to implement these health protocols. This study aims to determine the role of perceived threat and self-efficacy in the COVID-19 preventive health behavior to the emergence of COVID-19 preventive health behavior among college students in Indonesia. This study involved 372 college students through accidental sampling. The research data was collected online during the pandemic. The results showed that perceived threat and self-efficacy were significantly related to COVID-19 preventive health behavior, which greater effect was caused by the perceived threat"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khairunnisa Sekar Arumsari
"Agar mahasiswa Universitas Indonesia dapat memanfaatkan potensinya secara maksimal, maka kesehatan adalah salah satu hal yang patut diperhitungkan. Menjalankan perilaku sehat adalah cara untuk mempertahankan kesehatan, salah satunya adalah untuk mencegah terkena penyakit tidak menular (penyakit kardiovaskular, diabetes, dan kanker). Berdasarkan Health Belief Model, salah satu komponen yang memengaruhi perilaku sehat individu ialah perceived threat, dengan komponen perceived susceptibility dan perceived seriousness (Sarafino & Smith, 2011). Sementara itu, menurut Bandura (1995), self-efficacy adalah prediktor dari perilaku sehat. Pada penelitian ini didapatkan total 186 responden yang merupakan mahasiswa S1 dan D3 Universitas Indonesia.
Berdasarkan teknik analisis Pearson Correlation, ditemukan hubungan yang negatif dan signifikan antara perceived susceptibility penyakit kardiovaskular, diabetes, dan kanker, dengan perilaku sehat (r = -0,158, p < 0,05; r = -0,198, p < 0,01; r = -0,1888, p < 0,05). Ditemukan hubungan yang positif dan signifikan antara perceived seriousness penyakit kardiovaskular dan diabetes, dengan perilaku sehat (r = 0,212, p < 0,05; r = 0,150, p <0,01).
Selain itu, ditemukan hubungan yang positif dan signifikan antara self-efficacy dan perilaku sehat (r = 0,578, p < 0,01). Lebih lanjut, berdasarkan hasil analisis regresi linear ditemukan bahwa self-efficacy adalah prediktor yang lebih kuat memengaruhi perilaku sehat dibandingkan dengan perceived threat.

To maximize the potential of the students of Universitas Indonesia, keeping body?s health is one of the thing that should be counted. Doing health behaviors at young ages is one of the way to maintain one?s health, including to prevent oneself to get non-communicable diseases (cardiovascular diseases, diabetes, and cancer). According to the theory of Health Belief Model, one of the component that influences one?s health behavior is perceived threat, with the components of perceived susceptibility and perceived seriousness (Sarafino & Smith, 2011). In this research we collected 186 respondents which are the students of bachelor and diploma programs of Universitas Indonesia.
With Pearson Correlation technique, this study found that there were negative and significant correlations between the perceived susceptibility of cardiovascular disease, diabetes, and cancer, and health behavior (r = -0,158, p < 0,05; r = -0,198, p < 0,01; r = -0,1888, p < 0,05). We found that there were positive and significant correlations between perceived seriousness of cardiovascular disease and diabetes, and health behavior (r = 0,212, p < 0,05; r = 0,150, p < 0,01) and a positive but insignificant correlation of perceived seriousness of cancer and health behavior (r = 0,006).
We also found that there was a positive and significant correlations between self-efficacy and health behavior (r = 0,578, p < 0,01). Further more, with the linear regression technique, this study showed that self-efficacy was the strongest predictor of health behavior rather than perceived threat.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S63630
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ghassani Salsabila
"Perilaku sehat penting untuk dilakukan tiap individu, salah satunya pada mahasiswa yang memiliki riwayat penyakit keturunan. Terdapat hal yang berpengaruh pada perilaku sehat dan pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perceived threat dan self-efficacy dalam perilaku sehat pada perilaku sehat mahasiswa yang memiliki riwayat kerabat dengan penyakit mata keturunan. Penelitian ini melibatkan 109 partisipan dengan usia berkisar 18-25 tahun dan data dianalisis menggunakan regresi linear berganda serta independent sample t-test.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perceived threat terhadap katarak dan glaukoma pada komponen perceived susceptibility dan perceived seriousness tidak berpengaruh signifikan dengan perilaku sehat. Kemudian, self-efficacy dalam perilaku sehat dengan perilaku sehat berpengaruh signifikan.
Hasil juga menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan antara rata-rata perilaku sehat antara partisipan yang memiliki riwayat penyakit mata keturunan katarak dan glaukoma. Begitu juga dengan rata-rata self-efficacy dalam perilaku sehat. Berbeda dengan rata-rata kedua komponen perceived threat antara partisipan yang memiliki riwayat penyakit mata keturunan katarak dan glaukoma yang menunjukkan perbedaan signifikan. Hasil dan saran didiskusikan.

Health behavior is important for each individual, also for students with familial risk of inheritable eye disease. There are things affect health behavior, and this study aimed to investigate the effects of perceived threat and health behavior self-efficacy on health behavior among the students with familial risk of inheritable eye disease. This study involved 109 participants that were aged between 18-25 years and data were analysed using multiple linear regression and independent sample t-test.
Results indicated that the perceived threat to cataracts and glaucoma on perceived susceptibility and perceived seriousness had no significant effect on health behavior. Then, health behavior self-efficacy had significant effect on health behavior.
Results also indicated that there were no significant difference between the average of health behavior between participants with familial risk of cataract and glaucoma. Likewise with the average of health behavior self-efficacy. In contrast to the average of the two perceived threat components between participants with familial risk of cataract and glaucoma which indicated a significant difference. Results and recommendations are discussed.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia , 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Ramadhanti
"Dewasa muda, khususnya mahasiswa sedang dalam kondisi dimana mereka memiliki sistem kekebalan tubuh yang prima sehingga mereka seringkali mengabaikan penerapan gaya hidup sehat. Tetapi, apakah dengan adanya faktor risiko seperti adanya kerabat yang mengidap penyakit kanker membuat mereka menata kembali gaya hidup untuk menjadi lebih sehat? Oleh karena itu menjadi penting adanya untuk menguji faktor apa saja yang berkontribusi dalam penerapan perilaku sehat pada mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara perceived threat dan self-efficacy dalam perilaku sehat dengan perilaku sehat pada mahasiswa yang memiliki kerabat dengan riwayat kanker. Studi ini berhasil menghimpun 138 partisipan mahasiswa Universitas Indonesia yang memiliki kerabat dengan riwayat kanker. Mahasiswa UI mengisi kuesioner secara daring yang mengukur tentang perceived threat, self-efficacy, dan perilaku sehat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perceived threat tidak signifikan terhadap perilaku sehat pada kedua faktornya yaitu perceived susceptibility (r = -0,03, p = 0,72) dan perceived seriousness (r = -0,015 p = 0,86). Hasil lainnya menunjukkan bahwa self-efficacy (r = 0,26, p = 0,02) memiliki hubungan dengan perilaku sehat. Penjelasan lebih lanjut mengenai hasil penelitian didiskusikan.

Young adults, especially college student is going through a condition where their immune system, has reached its peak. The problem is, they tend to be not putting too much attention on practicing healthy lifestyle behavior. Would they change their health behavior, if they have a cancer fighter relative? Therefore, it is important to examine what factors that contribute on practicing health behavior on college student. This research aims to examine the relationship between perceived threat and health behavior self-efficacy with health behavior on college student whose having familial risk of cancer. 138 students of Universitas Indonesia with a familial risk of cancer were involved in this research. UI student fill out the online questionnaires that measure perceived threat, self-efficacy and health behavior. The results indicate that the relationship between perceived threat on cancer and health behavior was not significant both on perceived susceptibility (r = -0,03, p = 0,72), and perceived seriousness (r = -0,015 p = 0,86). Other results shows that health behavior self-efficacy and health behavior were positively correlated and significant (r = 0,26 , p = 0,02). Further explanation about the results is discussed."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fatimah
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara persepsi kerentanan terhadap penyakit dan self-efficacy dalam perilaku sehat dengan perilaku sehat mahasiswa Universitas Indonesia yang memilki keluarga inti dengan penyakit kardiovaskular, kanker, atau diabetes. Penelitian ini diikuti oleh 215 mahasiswa Universitas Indonesia yang memiliki keluarga inti dengan penyakit kardiovaskular, kanker, atau diabetes.
Penelitian ini menunjukkan hal yang berbeda dari beberapa penelitian sebelumnya, yaitu pada penelitian ini ditemukan bahwa semakin individu merasa rentan terhadap penyakit, individu justru cenderung memiliki perilaku yang kurang sehat.
Dari penelitian ini juga ditemukan bahwa self-efficacy dalam perilaku sehat berkorelasi secara positif dan signifikan dengan perilaku sehat. Hal ini menunjukkan bahwa semakin individu merasa yakin akan kemampuannya untuk menerapkan perilaku sehat, individu cenderung memiliki perilaku sehat yang lebih baik. Selain itu, self-efficacy juga menjadi faktor yang paling kuat dalam menentukan perilaku sehat individu jika dibandingkan dengan persepsi kerentanan terhadap penyakit.

The objective of this study was to examine wether perceived susceptibility and health behavior self-efficacy predict health behavior among students of Universitas Indonesia with familial risk of cardiovascular diseases, cancer, or diabetes. The correlational study was conducted on 215 students with familial risk of the diseases.
Contrary to some previous studies, this study shows that perceived susceptibility correlates negatively significant with health behavior, which means that when people perceive themselves at higher risk for developing cardiovascular diseases, cancer, or diabetes, they tend to have lower health behavior.
This study also found that self-efficacy correlates positively significant with health behavior, which means that the more people believe in their capabilities to perform health behavior, they tend to have better health behavior. Moreover, self-efficacy also the strongest predictor among the other variable.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S62840
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Puspitaria
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran mengenai smoking abstinence self-efficacy dan perilaku sehat pada mahasiswa perokok di Universitas Indonesia. Adapun perilaku sehat yang diukur dalam penelitian ini adalah aktivitas fisik, diet sehat, menjaga berat badan, dan tidak mengonsumsi alkohol. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan alat ukur Smoking Abstinence Self-Efficacy Questionnaire (SASEQ) untuk mengukur smoking abstinence self-efficacy dan alat ukur Perilaku Sehat untuk mengukur perilaku sehat. Partisipan penelitian ini adalah mahasiswa perokok di Universitas Indonesia (UI) dan terkumpul sebanyak 151 data dari partisipan yang diperoleh melalui teknik nonrandom sampling.
Berdasarkan analisis deskriptif dan perbandingan terhadap rata-rata hipotetik, diketahui bahwa mahasiswa perokok di UI memiliki smoking abstinence self-efficacy yang rendah. Sedangkan, perilaku sehat pada mahasiswa perokok di UI secara umum cukup tinggi. Berdasarkan masing-masing jenis perilaku sehatnya, aktivitas fisik, menjaga berat badan, dan tidak mengonsumsi alkohol tergolong tinggi, sedangkan diet sehat merupakan satu-satunya jenis perilaku sehat yang tergolong rendah.

This study aims to find the description of smoking abstinence self-efficacy and health behavior among smoker students of Universitas Indonesia. The type of health behavior that measured in this study is physical activity, healthy dietary, keep in healthy weight, and not drinking alcohol. This study is a quantitative research using Smoking Abstinence Self-Efficacy Questionnaire (SASEQ) for measuring smoking abstinence self-efficacy and Perilaku Sehat questionnaire for measuring health behavior. The participant of this study is smoker students in Universitas Indonesia (UI) and 151 data were collected from participants using nonrandom sampling technique.
Based on descriptive analysis and compared to hypothetical means, found that smoking abstinence self-efficay in smoker students in UI is low and the health behavior is high. Based on each type of the health behavior, smoker students in UI are high in physical activity, keep in healthy weight, and not drinking alcohol, whereas healthy dietary is low.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S64964
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fannia Veronica
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh health belief model (persepsi kerentanan, persepsi keparahan, persepsi keuntungan, persepsi halangan, self-efficacy, dan cues to action) dan perceived social support (keluarga, teman, dan significant others) terhadap perilaku pencegahan Covid-19 (perilaku mempromosikan kebersihan dan perilaku menghindari kontak sosial) pada populasi usia produktif di Jabodetabek. Sebanyak 192 partisipan mengisi tiga kuesioner self-report pada bulan April 2021. Hasil analisis regresi linear berganda menunjukkan bahwa dua komponen dari variabel health belief model, yaitu persepsi halangan dan self-efficacy, memengaruhi perilaku pencegahan Covid-19 berupa perilaku mempromosikan kebersihan, F(9,182) = 6,075, p < 0,05. Selanjutnya, tiga komponen dari variabel health belief model, yaitu persepsi keuntungan, persepsi halangan, dan self-efficacy, dan dua sumber perceived social support, yaitu keluarga dan teman, memengaruhi perilaku pencegahan Covid-19 berupa perilaku menghindari kontak sosial, F(9,182) = 8,958, p < 0,05. Berdasarkan hasil penelitian, kebijakan pemerintah perlu difokuskan pada eliminasi halangan perilaku pencegahan Covid-19 dan kampanye berupa ajakan interaksi sosial secara daring, terutama pada perempuan dan usia muda, supaya kebutuhan dukungan sosial tetap terpenuhi dan di saat yang sama tetap melindungi keluarga dan orang terdekat yang berisiko terinfeksi virus Covid-19.

This research examined the effect of health belief model (perceived susceptibility, perceived severity, perceived benefit, perceived barrier, self-efficacy, and cues to action) and perceived social support (family, friends, and significant others) on Covid-19 preventive behavior (promoting hygiene and cleaning and avoiding social closeness) in the working age population in Jabodetabek. A total of 192 participants completed the self-report questionnaire in April 2021. The analysis result of multiple linear regression showed two components of health belief model, that is perceived barrier and self-efficacy, predicted Covid-19 preventive behavior in the form of promoting hygiene and cleaning, F(9,182) = 6,075, p < 0,05. In addition, three components of health belief model, that is perceived benefit, perceived barrier, and self-efficacy, and perceived social support from family and friends predicted Covid-19 preventive behavior in the form of avoiding social closeness, F(9,182) = 8,958, p < 0,05. Based on these results, government policy should aim on the elimination of Covid-19 preventive behavior’s barriers and campaign about online social interaction, especially for women and young adults, so they can fulfill their need of social support while also protecting family and significant others who have high risk of being infected by Covid-19 virus.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Nurul Hidayati
"Penelitian ini membahas tentang perilaku pencegahan COVID-19 pada mahasiswa kesehatan dan non-kesehatan di Universitas Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perilaku pencegahan COVID-19 pada mahasiswa kesehatan dan non-kesehatan ditinjau dari teori health belief model. Variabel yang diteliti adalah perilaku pencegahan COVID-19, faktor pemodifikasi (usia, jenis kelamin, pengetahuan) dan persepsi individu (persepsi kerentanan, keparahan, manfaat, hambatan dan self efficacy). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan metode penelitian cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 110 orang mahasiswa kesehatan dan non-kesehatan dengan menggunakan metode pengambilan sampel purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 68% mahasiswa kesehatan memiliki perilaku pencegahan COVID-19 yang baik dan 31.6% memiliki perilaku pencegahan yang kurang baik. Sedangkan mahasiswa non-kesehatan yang memiliki perilaku pencegahan yang baik adalah 59.7% dan 40.3% memiliki perilaku pencegahan yang kurang baik. Terdapat hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan perilaku pencegahan COVID-19 (p=0.020).

This study discusses about the preventive health behaviours of COVID-19 among students majoring in health and non-health sciences Universitas Indonesia. The objective of this study was to look preventive health behaviour COVID-19 among students majoring in health and non-health sciences based of health belief model. Variabels in this study including preventive behaviour, modifying factors (Age, sex, and knowledge), individual perceived (perceived susceptibility, perceived severity, perceived benefits, dan perceived barriers and self efficacy). This study using quantitative approaches and cross sectional study methods.The total samples of this study is 110 people of students majoring in health and non-health sciences with purposive sampling method. The result showed that 68% students majoring health sciences are having good preventive behaviour and 31.6% have enough preventive behaviour, while 59.7% the student majoring non-health science have good preventive behaviour and 40.3% have enough preventive behaviour. There was significant associations between sex with preventive health behaviour of COVID-19 (p=0.020)"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astari Meidina
"Prevalensi perokok yang berhasil berhenti merokok di Indonesia diketahui menunjukkan angka yang rendah. Mahasiswa merupakan sekelompok individu yang mengonsumsi rokok. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh smoking abstinence self-efficacy (SASE) dan frekuensi perilaku merokok terhadap perilaku sehat mahasiswa Universitas Indonesia yang memiliki keinginan berhenti merokok. Perilaku sehat yang diukur dalam penelitian ini meliputi sarapan, kudapan, aktivitas fisik, konsumsi alkohol, konsumsi rokok, dan menimbang berat badan. Penelitian korelasional ini melibatkan 153 partisipan yang terdiri dari 102 laki-laki, dan 51 perempuan dengan usia 18-25 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa SASE adalah prediktor yang lebih kuat memengaruhi perilaku sehat dibandingkan dengan frekuensi perilaku merokok. Pengukuran yang lebih mendalam terkait faktor-faktor yang dapat memengaruhi perilaku sehat pada perokok yang ingin berhenti dapat dieksplor lebih jauh.

Prevalence of smokers who succeed in their quit attempt in Indonesia is decreasing. Undergraduate students are a group of people who consume cigarettes. This study aims to investigate the effect of smoking abstinence self-efficacy (SASE) and cigarette smoking frequency on health behavior among undergraduate students of Universitas Indonesia who willing to quit smoking. The aspect of health behavior that are measured in this study are breakfast, snacking, physical activity, consumption of alcohol, consumption of cigarettes, and keep in healthy weight. The correlational study took a participants totally 153 students, 102 male, and 51 female in 18-25 years old. Results indicated that SASE was the strongest predictor of health behavior rather than cigarette smoking frequency. Further measurements related to factors that can influence health behavior in smokers who willing to quit can be explored further."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Nurul Aisha
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh self-efficacy dan occupational stress terhadap perilaku sehat perawat. Partisipan penelitian ini adalah perawat yang bekerja di rumah sakit sebanyak 111 orang. Variabel perilaku sehat diukur dengan menggunakan alat ukur yang berdasarkan indikator perilaku sehat oleh Sarafino dan Smith 2011 , self-efficacy diukur dengan menggunakan alat ukur The Health Behavior Spesific Behavior Self-Efficacy Scale HSBSES yang sudah diadaptasi oleh Penney 2006 , sedangkan occupational stress diukur dengan menggunakan alat ukur Nurse Stress Scale NSS oleh Gray-Toft dan Anderson 1981 . Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hipotesis null ditolak F= 8,806, p < 0,05 yang berarti terdapat pengaruh self-efficacy dan occupational stress yang signifikan terhadap perilaku sehat pada perawat. Dari penelitian ini juga ditemukan bahwa terdapat korelasi yang positif antar self-efficacy dan perilaku sehat yang berarti semakin tinggi self-efficacy yang dimiliki perawat makan semakin tinggi perilaku sehat yang dijalankan sedangkan korelasi antara occupational stress dan perilaku sehat adalah negatif yang berarti semakin tinggi tingkat occupational stress yang dirasakan perawat makan akan semakin menurunkan perilaku sehatnya.Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh self-efficacy dan occupational stress terhadap perilaku sehat perawat. Partisipan penelitian ini adalah perawat yang bekerja di rumah sakit sebanyak 111 orang. Variabel perilaku sehat diukur dengan menggunakan alat ukur yang berdasarkan indikator perilaku sehat oleh Sarafino dan Smith 2011 , self-efficacy diukur dengan menggunakan alat ukur The Health Behavior Spesific Behavior Self-Efficacy Scale HSBSES yang sudah diadaptasi oleh Penney 2006 , sedangkan occupational stress diukur dengan menggunakan alat ukur Nurse Stress Scale NSS oleh Gray-Toft dan Anderson 1981 . Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hipotesis null ditolak F= 8,806, p < 0,05 yang berarti terdapat pengaruh self-efficacy dan occupational stress yang signifikan terhadap perilaku sehat pada perawat. Dari penelitian ini juga ditemukan bahwa terdapat korelasi yang positif antar self-efficacy dan perilaku sehat yang berarti semakin tinggi self-efficacy yang dimiliki perawat makan semakin tinggi perilaku sehat yang dijalankan sedangkan korelasi antara occupational stress dan perilaku sehat adalah negatif yang berarti semakin tinggi tingkat occupational stress yang dirasakan perawat makan akan semakin menurunkan perilaku sehatnya.

ABSTRACT
The objective of this study was to examine the influence of self efficacy and occupational stress towards health behavior among nurses. Respondents counted 111 nurses who work at the hospital in Jabodetabek. Measurement of health behavior was using health behavior indicator by Sarafino and Smith 2011 , measurement of self efficacy was using The Health Behavior Spesific Behavior Self Efficacy Scale HSBSES which was adopted by Penney 2006 , and measurement of occupational stress was using Nurse Stress Scale by Gray Toft and Anderson 1981 . The results showed that the null hypothesis is rejected F 8,806, p 0,05 , which means there was a significant influence of self efficacy and occupational stress together on health behavior among nurses. The correlation of self efficacy and health behavior is positive which means, the higher the level of self efficacy, the higher the level of health behavior, while the correlation of occupational stress and health behavior is negative which means the higher the level of occupational stress, the lower the level of health behavior."
2016
S65919
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>