Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 195513 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Erny Sholihah
"Berbagai orang dengan latar belakang pendidikan yang berbeda pada akhirnya harus menghadapi beragam jenis aktivitas komunikasi dalam pekerjaannya. Salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku komunikasi seseorang adalah tingkat kecemasan komunikasi. Kecemasan komunikasi pada pekerja menarik untuk diteliti karena tidak saja hanya berdampak pada karir seseorang tetapi juga pada kinerja organisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tingkat kecemasan komunikasi pada pekerja lulusan Komunikasi dan non-Komunikasi di Indonesia. Penelitian dilatarbelakangi oleh hasil penelitian terdahulu yang menunjukkan adanya faktor biologis dan non-biologis yang membedakan tingkat CA pekerja, diantaranya frekuensi presentasi, lama bekerja, usia, dan pengalaman memimpin tim. Penelitian kuantitatif ini menggunakan metode survey dengan instrumen kuesioner Personal Report Communication Apprehension (PRCA-24). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pekerja yang berlatar belakang pendidikan jurusan Komunikasi memiliki tingkat CA yang lebih rendah daripada pekerja yang berlatar belakang pendidikan jurusan non-Komunikasi. Namun, selain faktor latar belakang pendidikan, terdapat faktor lainnya juga yang dapat membedakan tingkat CA antara para pekerja, yaitu frekuensi presentasi, lama bekerja, usia, dan pengalaman memimpin tim.

All people with a different educational background will eventually face various types of communication activities in their work. One of the factors that influence individual communication behavior is the level of communication apprehension. Communication apprehension in worker is interesting to study because it is not only affects individual careers but also on organizational performance. This study aims to determine the differences in the level of communication apprehension among Communication and non-Communication graduate workers in Indonesia. This research is motivated by the results of previous studies which show the existence of biological and non-biological factors that influence the CA level of workers, including the frequency of presentation, length of work, age, and experience leading the team. This quantitative research uses a survey method with the Personal Report Communication Apprehension (PRCA-24) questionnaire instrument. The results showed that workers with educational background majoring in Communication had a lower level of CA than workers with educational background majoring in non-Communication. However, apart from educational background factors, there are other factors that can make a difference of CA level between workers, as has been proven in previous studies, namely the frequency of presentation, length of work, age, and experience of leading the team."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rima Novianti
"Muara dari semua persoalan-persoalan empiris kekaryawanan adalah lahirnya ketidakpuasan kerja (job unsatisfaction) yang dirasakan karyawan terhadap perusahaan. Pola representasi dan ketidakpuasan kerja itu beragam. Bisa dalam bentuk keluar (exit) dari organisasi, menyuarakan ketidakpuasan pada perusahaan (voice), melalaikan tugas (neglect) dan juga bisa dalam bentuk loyalitas (loyalty) pada perusahaan. Studi menunjukkan bahwa bila karyawan yang mempersepsikan perusahaan memberikan kepuasan baginya, ia akan bekerja lebih efektif dibandingkan perusahaan yang dipersepsikan tidak memberikan kepuasan. Bila perusahaan dipersepsikan akan memberikan kepuasan pada karyawan, maka tingkat absensi karyawan tersebut akan rendah. Hubungan negatif juga terjadi antara kepuasan kerja dengan tingkat keluarmasuknya karyawan pada perusahaan.
Beragam realitas variasi perilaku individu karyawan yang merugikan perusahaan (tampak pada kasus di atas) setidaknya menggambarkan pada kita bahwa perusahaan perlu menyadari, mengetahui dan memahami pola keragaman perilaku karyawan, baik di level individu atau kelompok untuk kepentingan kordinasi, adaptasi dan integrasi dalam sebuah organisasi. Tidak cukup sekedar memahami diversitas latar belakang karyawan saja, misal aspek demografis (usia, orientasi seksual, pendidikan, etnisitas dan sebagainya), aspek nilai-nilai psikologis (kepribadian) saja atau latar belakang budaya. Namun, aspek-aspek lain dari individu karyawan juga perlu dipahami.
Berpijak pada pendekatan yang memandang budaya dalam komunikasi sebagai pendekatan yang diaplikasikan dalam penelitian ini, peneliti mencoba mendapatkan penjelasan proses munculnya salah satu variabel komunikasi, yakni communication apprehension yang diartikan sebagai kecemasan ayau ketakutan dalam berkomunikasi dalam diri individu karyawan ketika dikaitkan dengan budaya dan faktor-faktor lain.
Ada beberapa konsideran isu setelah penulis melakukan penelusuran pada berbagai literatur sehingga penulis tertarik pada analisis atau kerangka teoritik yang menjelaskan hubungan communication apprehension dengan budaya dan faktor-faktor lainnya.
Dan berbagai literatur dibidang komunikasi organisasi dijelaskan bahwa perlu dipahami kondisi awal yang meunculkan keragaman perilaku seorang karyawan yang merugikan perusahaan diluar aspek-aspek diatas. Kondisi itu adalah munculnya ketakutan, kecemasan, keengganan, kegugupan atau rasa mall untuk mengkomunikasikan ide atau pendapatnya kepada rekan sekerja, bawahan maupun atasannya, sehingga menghambat proses komunikasi dalam sebuah organisasi. Komunikasi tersebut dalam berupa komuniaksi langsung atau pun yang dilakukan secara tidak langsung (melalui media). Secara konseptual hambatan komunikasi ini disebut sebagai communication apprehension.
Berbagai literatur juga mengungkapkan bahwa ada beberapa faktor yang melahirkan communication apprehension dalam diri seorang karyawan tersebut. Faktor-faktor itu adalah budaya organisasi yang dipersepsikan karyawan, iklim komunikasi yang dipersepsikan karyawan, gaya kepemimpinan pada organisasi yang dipersepsikan karyawan, serta variabilitas budaya nasional yang dipersepsikan karyawan.
Berangkat dari paradigma positivistik klasik penulis menggunakan penelitian kuantitatif yang bersifat eksplanatif untuk menggambarkan faktor-faktor yang berhubungan terhadap pembentukan communication apprehension pada diri individu atau karyawan dalam suatu organisasi, dalam hal ini organisasi yang menjadi objek penelitian penulis adalah PT. Terminal Petikemas Koja (PT. TPKK). Organisasi PT. TPKK adalah suatu anak perusahaan dari sebuah BUMN yang bekerjasama dengan pihak asing melalui proses privatisasi. Penulis tertarik untuk melihat lebih jauh proses-proses komunikasi organisasi dengan mengacu kepada berbagai literatur seperti yang telah dijelaskan diatas.
Dari hasil penelitian didapat beberapa kesimpulan yang dapat ditarik bahwa pertama, masalah communications apprehension ditemukan pada diri karyawan PT.TPKK dengan kecenderungan ke arah trait apprehension. Kedua, semua hubungan bivariat yang terlibat dalam model lajur (path model) menunjukkan hubungan yang signifikan. Ketiga, pola hubungan antara budaya perusahaan, variabilitas budaya nasional, iklim komunikasi, gaya kepemimpinan dengan communication apprehension bersifat langsung dan tidak langsung. Keempat, terdapat empat tahap pengujian model, balk dari hubungan langsung atau tidak langsung. Kelima, hubungan tidak langsung antara budaya perusahaan, variabilitas budaya nasional, iklim komunikasi, gaya kepemimpinan dengan communication apprehension memiliki bobot efek yang lebih kuat (lebih baik) daripada hubungan tidak langsung. Keenam, ketika budaya perusahaan, variabilitas budaya nasional, iklim komunikasi, gaya komunikasi diagregatkan (diuji secara simultan) untuk memprediksi variansi communication apprehension, ternyata gaya kepemimpinan tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan communication apprehension. Ketujuh, kemampuan prediksi atau menjelaskan budaya perusahaan, variabilitas budaya nasional, iklim komunikasi, gaya kepemimpinan diagregatkan (diuji secara simultan) untuk memprediksi variansi communication apprehension sebesar 64%, sisanya (36%) dijelaskan oleh faktor lain. Kedelapan, ketika model diuji kembali dengan tidak melibatkan gaya kepemimpinan, kemampuan budaya perusahaan, variabilitas budaya nasional, iklim komunikasi, mprediksi variansi communication apprehension sebesar menurun menjadi 20%. Sisanya (80%) dijelaskan oleh faktor lain.
Terakhir, hash uji fit coefficient menunjukkn bahwa model yang disesuaikan (fit model) lebih baik dari model dasar. Artinya, model tanpa menyertakan faktor gaya kepemimpinan lebih baik dari model yang menyertakan faktor gaya kepemimpinan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14024
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dalimoenthe, Ikhlasiah
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis FKA ESQ-165 sebagai komunitas yang bergerak membangun penyadaran makna hidup dan cita-cita Indonesia Emas 2020. Analisis terhadap FKA ESQ-165 dibangun dengan landasan konsep komunitas dan konsep pembangunan sosial budaya. Konsep komunitas diambil dari Barry Wellman (dalam Delanty, 2003); Jim Ife (2002); Koentjaraningrat (1993); Christenson dan Robinson (dalam Hillery, 1955); Erna Karim (2008), dan Etzioni (1993, 1996). Sementara itu, konsep pembangun sosial budaya diambil dari Amartya Sen (1999); Mahbub Ul-Haq (1995); Selo Soemardjan (dalam Zuraida, 1993); dan Paulus Wirutomo (2011, 2012, dan 2014). Kemudian secara khusus digunakan analisis perspektif pembangunan sosial budaya dengan elemen struktur, kultur, dan proses sosial dari Paulus Wirutomo.
Dari sisi metodologi, penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologis, dengan metode studi kasus yang merupakan bagian penting dari studi kualitatif. Subyek penelitian ini adalah komunitas FKA ESQ-165 Jakarta, Bekasi dan FKA- ESQ-165 Tingkat Perusahaan. Total informan 56 orang, dengan rincian 38 orang dipilih berdasarkan teknik random sampling dan 18 didapat dari teknik Snow ball Sampling. Penelitian dilaksanakan selama 16 bulan, dari bulan Mei 2013 ? September 2014. Prinsip pengumpulan data dilakukan dengan empat langkah, yaitu: (1) studi pustaka; (2) observasi; (3) menyebar kuesioner; dan (4) wawancara mendalam. Sementara itu, analisis data dilakukan dengan cara mereduksi data, menyajikan data, dan menarik kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, pertautan konsep Indonesia Emas 2020 yang digagas FKA ESQ-165 secara sosiologis memiliki titik temu dengan perspektif pembangunan sosial budaya (PSB) dengan elemen struktur, kultur, dan proses sosial. Keduanya, mengidealkan tatanan masyarakat yang inklusif, toleran, dan harmoni. Gerakan komunitas FKA ESQ-165 menyosialisasikan konsep Indonesia Emas 2020 yang bercirikan nilai 165 dan 7 nilai budi utama sebagai cerminan nilai yang ideal. Operasionalisasi 7 nilai budi utama tersebut dapat dilihat dari level keluarga, intitusi (Al-Jannah Fundation), dan Corporate (PT. Bukit Asam, PT. JNE, PT. Propernas) yang telah membuktikan bahwa 7 nilai budi utama mampu mewujudkan perubahan. Penguatan dari studi ini menunjukkan bahwa elemen kultur sebagai inti dari perubahan sosial budaya (PSB) pada komunitas FKA ESQ-165. Elemen kultur bergerak dinamis dan bersifat siklikal.

ABSTRACT
This Research is intended to analyze the FKA ESQ 165 as a communitythat engaged to build the awareness to the meaning of life and ideals of Gold Indonesia 2020 The analysis of FKA ESQ 165 is created with the foundation ofthe community concept and the socio cultural development concept Thecommunity concept which is used in this research is taken from Barry Wellman in Delanty 2003 Jim Ife 2002 Koentjaraningrat 1993 Christenson andRobinson in Hillery 1955 Ema Karim 2008 and Etzioni 1993 1996 As forthe socio cultural development concept is taken from AmartyaSen 1999 Mahbub UI Haq 1995 Selo soemardjan in Zuraida 1993 and PaulusWirutomo 2011 2012 and 2014 Then specifically used is the analysis of socioculturaldevelopment perspective with the elements of structure culture andsocial processes of Paulus Wirutomo.
In terms of methodology this research is using the phenomenologicalapproach the case study method which is an important part of qualitative studies The subjects ofthis research arethe FKA ESQ 165 community Jakarta Bekasi andFKA ESQ 165 on the Company level The total of the source is 56 people withdetails of 38 people selected by random sampling technique and 18 obtained fromSnow ball sampling technique The research was conducted over 16 months fromthe month ofMay 2013 September 2014 The principle of data collection is doneby four steps namely 1 literature study 2 observation 3 questionnairespreading and 4 in depth interviews Meanwhile the data analysis is done byreducing the data presenting data and drawing the conclusions.
The results ofthe research showed that the Gold Indonesia 2020 conceptwhich initiated by the FKA ESQ 165 sociologically have common ground withthe perspective of socio cultural development with elements of structure culture and social processes Both idealize the inclusive tolerant and harmonized society The community movement of the FKA ESQ 165 is to socialize the GoldIndonesia 2020 concept which characterized by the value of 165 and 7 main valueas a reflection of the ideal value The Operationalization of the 7 main values canbe seen from the family level the institution level Al Jannah Foundation andCorporate level PT Bukit Asam PT JNE PT PROPERNAS which has provedthat the 7 main value is able to realize the change The Strengthening of this studyindicate that the culture element as a core of social and cultural change in the FKAESQ 165 community Elements of culture are a dynamic and cyclical."
Depok: 2014
D2099
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Universitas Budi Luhur,
384 COM
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: PSIKOM Univ Budi Luhur, 2015
COM 6:2 (2015)
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Tatyaprajna Kanya Pratita
"Studi kualitatif ini mengeksplorasi pengalaman manajemen privasi komunikasi (CPM) pelajar pekerja seks komersial (PSK) di Indonesia. Dipandu oleh prinsip-prinsip teori tentang aturan privasi pribadi, kepemilikan bersama atas informasi yang diungkapkan, dan negosiasi batasan privasi; penelitian ini bertujuan untuk mengungkap bagaimana para mahasiswa PSK mengelola pengungkapan dan penyembunyian identitas serta aktivitas mereka yang terstigmatisasi. Data primer dikumpulkan melalui wawancara mendalam. Penelitian ini menemukan bahwa bagi para PSK pelajar, menerima dukungan tanpa penilaian negatif dari ruang di sekitarnya dapat membangun kepercayaan bagi partisipan untuk memberitahukan pemahaman selektif mengenai cakupan pekerjaan individu tersebut dengan ‘perjanjian’ individu-individu tersebut akan menjaga kerahasiaan terkait informasi tersebut.
This qualitative study explores the communication privacy management (CPM) experiences of commercial sex worker (CSW) students in Indonesia. Guided by the theoretical principles of personal privacy rules, shared ownership of disclosed information, and negotiation of privacy boundaries; This research aims to reveal how student prostitutes manage the disclosure and concealment of their stigmatized identities and activities. Primary data was collected through in-depth interviews. This research found that for prostitute students, receiving support without negative judgment from the surrounding space can build trust for participants to convey a selective understanding of the scope of the individual's work with the promise that these individuals will maintain confidentiality regarding this information."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Stefanus Andriano
"Tesis ini membahas proses komunikasi online menuju offline komunitas virtual di Indonesia. Selain proses komunikasi, tesis ini juga membahas konsep 'from cyber to brother' yang terjadi dalam komunitas virtual di Indonesia. Untuk dapat mengetahui proses komunikasi online ke offline dan konsep 'from cyber to brother' yang terjadi dalam komunitas virtual di Indonesia maka digunakan studi etnometodologis dengan pendekatan interpretatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat dua skema dalam proses komunikasi online menuju offline yaitu skema sirkular (loop) dan spontanitas (linier). Untuk dapat menemukan konsep 'from cyber to brother' dalam komunitas virtual di Indonesia, peneliti menggunakan observasi dan wawancara mendalam terhadap anggota komunitas virtual. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi konsep 'from cyber to brother' dalam komunitas virtual di Indonesia.

This thesis discussed the process on online to offline communication virtual community in Indonesia. Other than the process of the communication itself, this thesis also discussed the concept of ?from cyber to brother? which occured on virtual community in Indonesia. In order to found out whether the process of online to offline communication and ?from cyber to brother? concept occured on virtual community in Indonesia, therefore the author used ethnomethodology method with interpretative approach. The result showed that there were two schemes on the process of offline to online community, which were circular scheme (loop) and spontaneous (linear). Other ways to found out the concept of ?from cyber to brother? on virtual community in Indonesia, the author engaged with the members of virtual community in terms of observation and interview. The finding showed that the concept of ?from cyber to brother? was indeed occurred on virtual community in Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
T44508
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Rahmat
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
303.6 DON m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Febri Angelia Saramita
"Penelitian ini mencoba untuk menganalisis sejauh mana peran teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam menunjang kinerja ekonomi kreatif yang sedang berkembang pesat di Indonesia. TIK pada sektor ekonomi kreatif tidak hanya dapat mendukung pengurangan biaya (cost reduction) atau penciptaan pendapatan (revenue generation) seperti pada business as usual, melainkan juga sebagai modal penting untuk mengintensifkan kreativitas dari sumber daya manusia yang menjadi faktor produksi utama dalam ekonomi kreatif. Dengan menggunakan metode analisis Ordinary Least Square (OLS), studi ini menganalisis data cross section yang bersumber dari Survey Khusus Ekonomi Kreatif (SKEK) oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2016 dan menemukan bahwa walaupun secara umum pemanfaatan TIK berpengaruh positif terhadap kinerja ekonomi kreatif, namun secara khusus hubungannya sangat bergantung pada jenis kegiatan atau subsektor dalam ekonomi kreatif. Pengaruh yang negatif terhadap pemanfatan TIK ditemukan pada subsektor desain komunikasi visual (DKV), musik, aplikasi dan games, dan seni rupa. Lebih jauh penelitian ini juga menemukan bahwa pemanfaatan TIK pada usaha skala mikro berpengaruh negatif terhadap kinerjanya. Hal ini mengindikasikan bahwa jenis subsektor dan skala usaha adalah faktor yang menentukan peran positif TIK dalam meningkatkan kinerja usaha ekonomi kreatif.

This research aims at analyzing to what extent the role of information and communication technology (ICT) could support the performance of the creative economy sector that is rapidly growing in Indonesia. ICT in creative economy is not only helpful in promoting cost reduction or revenue generation as in business as usual, but also in itself is important asset to intensify the creativity of human resources which is the main production factor in creative economy. Using Ordinary Least Square (OLS) analysis method, this study analyzed cross section data from the Special Survey of the Creative Economy (Survei Khusus Ekonomi Kreatif/SKEK) by Indonesian Bureau of Statistics (Badan Pusat Statistik/BPS) in 2016 and found that although the use of ICTs delivers a positive effect on creative economy performance in general, the correlation varies depending on the type of activities or subsector of the creative economy in particular. The negative impact of the use of ICTs on firm performance is found in the visual communication design, music, application and games, and fine art subsectors. Furthermore, this study also uncovered that the use of ICTs in micro scale businesses was associated negatively with its performance. The result indicates that the type of subsectors and the scale of the firms are the determinants of whether ICT would have a positive effect in the performance of the creative economy."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Desfreidna
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh penerimaan intranet dalam komunikasi internal dengan iklim komunikasi dan kepuasan komunikasi organisasi pada Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI). Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode survey melalui kuesioner. Populasi penelitian ini adalah pegawai di lingkungan BPK RI Perwakilan Provinsi Banten yang dapat mengakses intranet. Sampel penelitian ini sebanyak 73 responden yang diambil secara random.
Dari hasil analisis data diketahui bahwa penggunaan intranet sebagai media komunikasi internal berpengaruh langsung terhadap pembentukan iklim organisasi dengan hubungan yang sangat kuat. Penggunaan intranet sebagai media komunikasi internal juga berpengaruh langsung terhadap kepuasan komunikasi, namun dengan hubungan yang lemah. Hubungan penggunaan intranet sebagai media komunikasi internal menjadi kuat apabila iklim organisasi menjadi variabel intervening.

Purpose of this research is to verify the influence of intranet acceptance for internal communication in accordance to communication climate and organization communication satisfaction level in Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI). Data collection was done by survey method with questionnaire. Research population was employee of BPK RI Banten Province that can access intranet. Research sample are randomly picked from 73 respondents.
Analysis result shown that acceptance of intranet as internal communication media affect directly to formation of organizational climate with strong effect. Furthermore, acceptance of intranet as internal media communication affect also to communication satisfaction level. However, the effect is weak. Usage of acceptance as internal communication media become strong if organization climate defined as intervening variable.
"
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T42090
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>