Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 53642 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dyah Paramaratri
"Penelitian ini membahas mengenai pustakawan perempuan non-stereotip dalam film Library Wars. Dalam penelitian ini peneliti akan mengkaji scene-scene dalam film Library Wars yang di dalamnya menampilkan pustakawan perempuan non-stereotip dan interaksinya dengan lingkungan pekerjaanya sehari-hari. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif berdasarkan kerangka analisis representasi visual terhadap aktor sosial dimana kerangka tersebut memperlihatkan distance (jarak), relation (relasi), dan interaction (interaksi) antara aktor sosial yang direpresentasikan dengan penonton. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pustakawan perempuan memang digambarkan sebagai sosok yang non-stereotip yang dekat dengan latihan militer. Pustakawan perempuan digambarkan sebagai library guard digambarkan sebagai pribadi yang cerdas, teguh mempertahankan apa yang ia anggap benar, dan berani mengambil sikap atas apa yang ia percaya. Meskipun begitu, di satu sisi pustakawan perempuan masih digambarkan sebagai sosok yang lemah dan pustakawan perempuan terkadang digambarkan sebagai pribadi yang sembrono dan sombong

This research discusses the non-stereotypical female librarian in the Library Wars film. In this research, the researcher will examine the scenes in the Library Wars film, which features non-stereotypical female librarians and their interactions with their daily work environment. This study uses a descriptive qualitative method based on a visual representation analysis framework of social actors where the framework shows distance, relation, and interaction between social actors represented by the audience. The results of this study indicate that female librarians are indeed portrayed as non-stereotypical figures who are close to military training. The female librarian is described as a library guard who is described as a smart person, who is determined to defend what she thinks is right, and has the courage to take a stand on what she believes. Even so, on the one hand, female librarians are still portrayed as weak figures and female librarians are sometimes portrayed as frivolous and arrogant."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Annida Puspa Rini Fasah
"Penelitian ini membahas representasi profesionalisme pustakawan dalam mengelola perpustakaan pada film pendek Project: Library. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengidentifikasi representasi profesionalisme pustakawan dalam mengelola perpustakaan dalam film berdasarkan makna sintagmatik dan paradigmatik. Analisis sintagmatik dan paradigmatik dilakukan pada alur, tokoh dan latar.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa representasi profesionalisme pustakawan yang didasarkan etika profesi mampu mencegah pustakawan dari sikap negative. Selain itu, adanya kode etik mampu mendorong pustakawan mengelola perpustakaan menjadi lebih baik.

This study discusses the representation of librarian professionalism in library management in Short film Project Library. The purpose of this research is to identify librarian professionalism representation in library management in film by showing syntagmatic and paradigmatic meaning. Syntagmatic and paradigmatic analyzes are performed on plot, character and setting.
The results of this study indicate that professionalism of librarians based on professional ethics is able to prevent librarians from negative attitudes as well as with the code of conduct applied to encourage librarians to manage libraries for the better.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S67194
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Syifa Salsabila
"Matilda the Musical merupakan film musikal yang diproduksi pada tahun 2021 dan rilis tahun 2022 berdasarkan novel yang rilis pada tahun 1988 karya Roald Dahl. Penelitian ini membahas mengenai perpustakaan keliling dan pustakawan yang ada dalam film Matilda the Musical. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi fungsi perpustakaan keliling dan peranan pustakawan dalam film Matilda the Musical. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan melakukan analisis pada film. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian adalah analisis wacana kritis yang dikembangkan oleh Jager dan Maier. Penelitian ini mengkaji adegan dalam film yang dijadikan unit analisis. Hasil dari penelitian adalah perpustakaan keliling dalam film Matilda the Musical memiliki fungsi pendidikan, informasi, penyimpanan koleksi. Sementara pustakawan dalam film Matilda the Musical memiliki peran dalam memberikan informasi kepada pengguna dan melakukan mobilisasi perpustakaan keliling. Pustakawan juga digambarkan sebagai pustakawan yang suka berpakaian nyentrik dan mempunyai sikap penuh perhatian. Kesimpulannya adalah perpustakaan keliling dalam film memiliki fungsi sebagai sumber pendidikan pertama Matilda sebelum masuk ke lingkungan pendidikan formal dan peran pustakawan sebagai edukator atau pengajar untuk Matilda. Kata kunci: perpustakaan keliling, pustakawan, analisis wacana kritis, representasi dalam film.

Matilda the Musical is a musical film produced in 2021 and released in 2022 based on the 'Matilda' novel by Road Dahl, released in 1988. This study discusses the mobile library and librarian in the film Matilda the Musical. This study aimed to determine the function of the mobile library and the librarian's role in the film Matilda the Musical. This study uses qualitative methods by analyzing films. The analytical method used in this research is critical discourse analysis developed by Jager and Maier. This study shows that the mobile library in the film Matilda the Musical has the functions of education, information, and collection storage. At the same time, the librarian's role in the film Matilda the Musical is to provide information to users and mobilize mobile libraries. Librarians are also described as librarians who like to dress quirkily and have a caring attitude. This research concludes that the mobile library in the film functions as Matilda's first source of education before entering the formal educational environment, namely the school and librarian educators or teachers for Matilda."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Angela Patricia W.
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang konsep pernikahan putih di dalam budaya Barat
yang direpresentasikan oleh film Bride Wars. Dengan menggunakan teori
semiotik milik Roland Barthes, beberapa ritual serta atribut pernikahan putih yang
ditampilkan dalam film tersebut dianalisa untuk mengetahui makna yang terdapat
di dalamnya, terkhusus makna konotasi atau mitos. Dari analisa tersebut,
diketahui bahwa di dalam ritual dan atribut pernikahan putih terdapat mitos-mitos
yang memanipulasi perempuan. Mitos-mitos tersebut membentuk tataran ideal
pernikahan yang harus dipenuhi oleh perempuan. Tuntutan untuk perempuan
mengikuti tataran ideal tersebut akhirnya membangun karakter-karakter di dalam
diri perempuan, yang tanpa disadari merugikan diri perempuan itu sendiri

ABSTRACT
The focus of this study is to show the way the white wedding concept manipulate
women as represented in a movie, titled Bride Wars. Using the semiotic theory of
Roland Barthes, some white wedding rituals and attributes in Bride Wars are
analyzed in order to find the denotative and conotative meanings within them.
From the analysis, it is shown that the connotative meanings or myths which lies
within the rituals and attributes manipulate the idea of wedding on women?s
minds. The myths unconciously put pressure in women?s mind so that women
follow the ideal standard of a wedding which is constructed by the myth.
Unfortunately, the pressure build some characters within women that causes
detriment to women.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S43701
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Imam Wibowo
"ABSTRAK
Prinsip etika profesi merupakan landasan untuk bertindak yang seharusnya
dimiliki oleh setiap pemegang profesi, yaitu tanggung jawab, keadilan, otonomi,
dan integritas moral. Pengakuan profesi pustakawan dari masyarakat, adalah satu
cara untuk membedakan antara profesi dan pekerjaan biasa. Penelitian ini
membahas mengenai prinsip etika pofesi yang dicerminkan melalui kegiatan dan
perilaku tokoh pustakawan dalam film HeartBreak Library. Tujuan penelitian ini
adalah untuk memberikan gambaran prinsip etika profesi pada kegiatan dan
perilaku pustakawan dengan menunjukkan tindakan etis yang dilakukan tokoh
pustakawannya. Metode penelitian kualitatif dengan teknik analisis isi digunakan
dalam penelitian ini untuk mendapatkan gambaran prinsip etika profesi dengan
menganalisis sekuen film, sebagai unit analisis penelitian, kemudian sekuen
tersebut diidentifikasi berdasarkan teori. Adanya prinsip etika profesi pada
pustakawan dalam melaksanakan tugas dan berperilaku, dapat memberikan
pandangan positif kepada masyarakat tentang profesinya, kredibilitasnya, dan juga
citra lembaganya, yaitu perpustakaan.

ABSTRACT
The Principle of profession ethics is a “basis to act” that must be owned by every
profession holders, that is responsibility, impartiality, autonomy, and moral
integrity. The recognition of the librarian profession from the society, is a way to
differentiate between profession and ordinary work. This study discusses about
principle of profession ethics which are reflected through librarian’s activities
and behaviors on HeartBreak Library movie. This study’s purpose is to show the
representation of principle of profession ethics in librarian’s activities and
behaviors by showing ethical action performed by the librarian. Qualitative
research method with content analysis technique is used in this study to get
representation of principle of profession ethics by analyzing movie sequence, as
unit of research analysis, then those sequences are identified based on the
theories. Availability of principle of profession ethics to librarian in fulfill the
duties and behave, could give positive viewpoint to society about the profession,
credibility, and also reputation of the institutions, that is library."
2014
S53882
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rena Evriyanti Zagoto
"Sweet Teeth merupakan film serial Cina yang diadaptasi dari novel A Speck Amid the Dust of the World karya Mu Fu Sheng. Film ini menceritakan seorang gadis yang bekerja sebagai pustakawan di sebuah universitas. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana pustakawan digambarkan, bagaimana pandangan masyarakat terhadap pustakawan dan stereotip pustakawan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis wacana kritis yang dikembangkan oleh Jager dan Maier. Sweet Teeth terdiri dari 22 episode dan penelitian ini mengkaji 9 episode sebagai unit analisis. Hasil penelitian menunjukkan masih terdapat stereotip negatif terhadap pustakawan. Namun film ini juga menunjukkan pertentangan terhadap stereotip tersebut. Pustakawan tidak lagi digambarkan sebagai sosok yang wanita tua berambut putih dengan kacamata, namun tampil dengan penampilan yang lebih modern dan santai. Selain itu pustakawan yang ditampilkan terlihat muda. Sweet Teeth menunjukkan bahwa pandangan masyarakat terperangkap dalam stereotip kepustakawanan sehingga menciptakan persepsi negatif terhadap pustakawan yang pada kenyataannya berbeda dengan bagaimana sosok pustakawan sebenarnya ditampilkan dalam film.

Sweet Teeth is a Chinese film series adapted from A Speck Amid the Dust of the World novel by Mu Fu Sheng. This film tells the story of a girl who works as a librarian at a university. This study aims to describe how librarians are portrayed, how people view librarians, and what librarian stereotypes are in this film. This study uses a qualitative approach with the critical discourse analysis method developed by Jager and Maier. Sweet Teeth consists of 22 episodes and this study examines 9 episodes as the unit of analysis. The results show that despite still having negative stereotypes about librarians, this film also shows the opposite of these stereotypes about librarians. The librarian was no longer depicted as a grey-haired old woman, but appeared young, with a more modern and casual appearance. Sweet Teeth shows that people still view librarians based on negative stereotypes, thus creating negative perceptions of librarians that are different from how the librarian actually is presented in the film."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Pijar Ari Shaka
"Skripsi ini menjelaskan tentang representasi fungsi perpustakaan umum dalam film The Library. Penelitian ini menggunakan metode semiotik Roland Barthes yaitu analisis hubungan sintagmatik dan paradigmatik yang bertujuan untuk mendeskripsikan representasi fungsi perpustakaan umum dengan memahami gambaran perpustakaan umum yang ditampilkan dalam film. Hasil analisis sintagmatik menunjukkan representasi fungsi perpustakaan umum tercermin dari kegiatan pustakawan dan pemustaka di perpustakaan umum tersebut. Analisis paradigmatik menunjukkan representasi fungsi perpustakaan umum dilihat dari deskripsi para tokoh dan latar tempat.
Sebagai kesimpulan, film The Libraryini merepresentasikan fungsi perpustakaan umum dalam menjalankan fungsi rekreasi, fungsi pendidikan, dan fungsi kultural. Selain itu perpustakaan umum juga berfungsi sebagai ruang dan tempat, yaitu sebagi tempat bertemu orang baru, tempat menghabiskan waktu dengan orang terdekat, tempat bertemu, dan menyediakan ruang dan tempat gratis untuk pelaksanaan kegiatan kelompok."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S69824
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syadzwina Thasya Nuriska
"Penelitian ini mengenai representasi pustakawan dalam film the librarian: return to king solomon’s mines. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil interpretasi peneliti terhadap representasi tokoh pustakawan dalam film The Librarian: Return to the King Solomon’s Mines. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan metode semiotik. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pustakawan dalam film ini memperlihatkan aspek profesional, aspek kepribadian dan prilaku, peran dan cara pandang masyarakat terhadap pustakawan. Film ini merepresentasikan tokoh pustakawan yang tidak biasa, yaitu menunjukkan cara pandang penonton terhadap pustakawan lebih semakin dihargai lagi pekerjaan dari seorang pustakawan. Bagaimanapun anggapan pengguna terhadap sosok pustakawan menjadi faktor untuk pengguna dalam menggunakan layanan perpustakaan.

This research is about the representation of librarian in The Librarian : Return to King Solomon’s Mines movie.The purpose of this research is to know the interpretation researcher about librarian in that movie. This research used qualitative with semiotic methods. The results of this research spill that librarian in this movie shows professional, personality, librarian behaviour and how people see the librarian profession. This movie representating unusual librarian, that shows how people should see this proffesion, for purpose how they appreciate librarian. However people judgement, this thing is being factor for users.;"
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S57195
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widya Utama Putri
"[ABSTRAK
Pada masa sekarang ini profesi pustakawan masih belum sepenuhnya mendapat tempat di hati masyarakat kita. Banyak yang beranggapan bahwa profesi pustakawan adalah profesi yang tidak perlu memiliki pendidikan khusus, dan dapat dilakukan oleh siapa saja. Namun tidak demikian dengan pustakawan yang bernama Flynn Carsen. Adanya keahlian-keahlian khusus yang dimiliki olehnya, menjadikan Flynn sebagai pustakawan yang dihargai keberadaannya. Melalui pendekatan kuantitatif, maka hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi positif yang dimiliki oleh penonton terhadap profesi pustakawan dalam film The Librarian: Quest for The Spear disebabkan karena keahlian-keahlian yang dimiliki oleh si pustakawan baik
secara profesional maupun personalnya. Adanya penilaian positif ini timbul dikarenakan faktor-faktor yang mempengaruhi seperti pengalaman individual yang dimiliki oleh penonton, target dari persepsi yang dalam hal ini adalah profesi pustakawan itu sendiri, serta situasi ketika persepsi itu timbul.

ABSTRACT
At this time the librarian profession still has not fully captured the hearts of our
society. Many people believe that the librarian profession is a profession that does not
need to have special education, and can be done by anyone. However, that perception is not fit with the librarian who called Flynn Carsen. The existence of specialized skills possessed by him, making Flynn's existence is appreciated as a librarian. Through a quantitative approach, the results of this study indicate that the positive perception held by the audience against the librarian profession in the movie The Librarian: Quest for the Spear due to the skills possessed by the librarian both professional and personal. The existence of this positive assessment arise due to factors affecting such individual experience possessed by the audience, the target of perception which in this case is the librarian profession itself, as well as the perception of the situation when it arises., At this time the librarian profession still has not fully captured the hearts of our
society. Many people believe that the librarian profession is a profession that does not
need to have special education, and can be done by anyone. However, that perception
is not fit with the librarian who called Flynn Carsen. The existence of specialized
skills possessed by him, making Flynn's existence is appreciated as a librarian.
Through a quantitative approach, the results of this study indicate that the positive
perception held by the audience against the librarian profession in the movie The
Librarian: Quest for the Spear due to the skills possessed by the librarian both
professional and personal. The existence of this positive assessment arise due to
factors affecting such individual experience possessed by the audience, the target of
perception which in this case is the librarian profession itself, as well as the
perception of the situation when it arises.]"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S58187
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ryan Umaru Meidira
"ABSTRAK
Skripsi ini menganalisis representasi pustakawan dalam film Party Girl. Penelitian ini menggunakan metode semiotik dengan analisis hubungan sintagmatik dan paradigmatik yang dikemukakan oleh Roland Barthers. Hasil dari analisis sintagmatik menunjukan bahwa representasi pustakawan terlihat pada perjuangan tokoh Mary untuk menjadi pustakawan. Analisis paradigmatik menunjukan representasi pustakawan yang dideskripsikan pada tokoh dan latar. Penelitian ini menunjukkan bahwa pustakawan dalam film ini melaksanakan kegiatannya sesuai dengan kode etik pustakawan. Pustakawan adalah profesi yang dapat dibanggakan karena untuk menjadi pustakawan harus berdedikasi, bekerja keras, dan pantang menyerah.

ABSTRACT
This undergraduated thesis analyzes the representation of librarian in the movie titled Party Girl. This research uses semiotic method with analysis of syntagmatic and paradigmatic relation which expressed by Roland Barthes. The results of syntagmatic analyses shows the representation of librarian that shown in the struggle of Mary rsquo s character to become a librarian. In paradigmatic analysis, librarian represented by the description of characters and backgrounds. The results of this research shows that librarian in this movie conducting their work based on librarian rsquo s code of ethics. Librarian is a profession that can make you proud because to become a librarian need full dedication, hard work, and iron will."
2016
S69937
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>