Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 165909 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dinda Aramitha Wahyu Safitri
"Berkembangnya teknologi menyebabkan banyak perubahan, terutama di masa pandemi saat ini dimana berdampak pada dunia industri. Oleh karena itu dibutuhkan tenaga kerja yang memiliki adaptabilitas karier yang baik. Individu yang memiliki adaptabilitas karier diprediksi memiliki kualitas pekerjaan yang baik sehingga dapat menghadapi berbagai tantangan karier. Employability skills dan self-esteem dianggap penting dalam memengaruhi adaptabilitas karier. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran self-esteem sebagai moderator pengaruh employability skills terhadap adaptabilitas karier. Subjek penelitian ini terdiri dari 703 siswa SMK (usia 14-23 tahun). Alat ukur yang digunakan adalah Career Adapt-Abilities Scale (a= 0,936), Student Employability skills Questionnaire (a= 0,939), dan Rosenberg’s Self Esteem Scale (a= 0,736) yang telah diadaptasi ke dalam Bahasa Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa self-esteem tidak memoderasi pengaruh employabilty skill terhadap adaptabilitas karier. Dengan kata lain, harga diri tidak memperkuat atau memperlemah pengaruh keterampilan dasar kerja individu terhadap adaptabilitas karier.

The evolution of technology give rise to a lot of change, moreover in this time of pandemic which influenced the industry. Therefore manpower who has an outstanding career adaptability is needed. Individual who has an outstanding career adaptability predicted to have an outstanding work as well, hence could accomplished various career challenges. Employability skills and self-esteem considered important in influencing career adabtability. This study aims to study the effect of employability skills on career adaptability with the moderating role of self-esteem. The study was conducted on 703 vocational students (range of age 14-23 years old). Career Adapt-Abilities Scale (a= 0,936), Student Employability skills Questionnaire (a= 0,939), and Rosenberg’s Self Esteem Scale (a= 0,736), which already translated into Bahasa used to measured this study. The result shown that self-esteem was not moderating the effect of employability skills on career adaptability. In another words, self-esteem was not strengthen or weaken the effect of basic individual work skills on career adaptability."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kuni Aziza
"ABSTRACT
Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat peran sikap karier boundaryless dan organization-based self-esteem pada komitmen afektif. Partisipan penelitian adalah 290 karyawan di Indonesia. Komitmen afektif diukur menggunakan Affective Commitment Scale, kedua dimensi sikap karier boundaryless, yaitu boundaryless mindset dan organizational mobility preference, diukur dengan Boundaryless Career Attitude Scale, serta organization-based self-esteem diukur menggunakan The Organization-Based Self-Esteem Scale. Hasil penelitian menunjukkan bahwa boundaryless mindset, organizational mobility preference, dan organization-based self-esteem secara gabungan memiliki peran pada komitmen afektif sebesar 27,4. Hasil juga mengindikasikan bahwa boundaryless mindset tidak memiliki peran pada komitmen afektif ? = -0,09, p > 0,05, organizational mobility preference memiliki peran yang negatif pada komitmen afektif ? = -0,34, p < 0,01, serta organization-based self-esteem memiliki peran yang positif pada komitmen afektif ? = 0,36, p < 0,01. Pembahasan dan saran untuk penelitian selanjutnya didiskusikan.

ABSTRACT
The aim of this study was to examine the role of boundaryless career attitude and organization based self esteem towards affective commitment. Participants of this research were 290 employees in Indonesia. Affective commitment was measured using Affective Commitment Scale, both dimensions of boundaryless career attitude, which are boundaryless mindset and organizational mobility preference, were measured by Boundaryless Career Attitude Scale, and organization based self esteem was measured using The Organization Based Self Esteem Scale. The result of this study showed that boundaryless mindset, organizational mobility preference, and organization based self esteem combined had a role towards affective commitment of 27.4 . The results also indicated that boundaryless mindset did not have a role towards affective commitment .09, p .05, organizational mobility preference had a negative role towards affective commitment .34, p .01, and organization based self esteem had a positive role towards affective commitment .36, p .01. Discussion and suggestion for further research are discussed."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ghaisani Almira Hanum
"Kegiatan latihan fisik secara rutin mampu menjadi salah satu faktor protektif dalam mempertahankan kesejahteraan mental. Individu yang memiliki kesehatan mental baik adalah individu dengan self-esteem yang positif. Latihan fisik didukung penggunaan aplikasi health tracker yang menunjukkan adanya peningkatan pada masa pasca pandemi Covid-19. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peran penggunaan aplikasi health tracker terhadap hubungan antara frekuensi latihan fisik dengan tingkat self-esteem pada mahasiswa di Indonesia. Dengan 190 partisipan mahasiswa di Indonesia, peneliti menyebarkan kuesioner latihan fisik secara daring menggunakan alat ukur Rosenberg Self-Esteem Scale (RSES). Hasil penelitian menunjukkan adanya korelasi positif signifikan pada frekuensi latihan fisik dan self-esteem. Analisis regresi dengan PROCESS Model Hayes dalam peran moderasi aplikasi health tracker pada hubungan frekuensi latihan fisik dan self-esteem tidak didukung oleh data. Adanya tingkat perilaku sedenter yang tinggi dan dominasi pada mahasiswa Universitas Indonesia menjadi penyebab hasil yang tidak signifikan.

Regular physical exercise can be a protective factor in maintaining mental well-being. Individuals who have good mental health are individuals with positive self-esteem. Physical exercise is supported by the use of a health tracker application which shows an increase in the post-Covid-19 pandemic period. This research aims to determine the role of using the health tracker application on the relationship between frequency of physical exercise and the level of self-esteem among students in Indonesia. With 190 student participants in Indonesia, researchers distributed physical exercise questionnaires online using the Rosenberg Self-Esteem Scale (RSES) measuring instrument. The research results showed that there was a significant positive correlation in the frequency of physical exercise and self-esteem. Regression analysis with the Hayes PROCESS Model in the moderating role of the health tracker application on the relationship between frequency of physical exercise and self-esteem is not supported by the data. There are levels The high sedentary behavior and dominance of University of Indonesia students is the cause of the insignificant results."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elizabeth Trifilia D.R.
"Kesehatan mental dibutuhkan mahasiswa psikologi terkait persiapan mereka untuk berkecimpung dalam helping profession. Dukungan sosial, terutama perceived social support, dan self-esteem dapat memengaruhi kesehatan mental (Taylor & Brown, 1988; Vinokur, Schul, & Caplan, 1987; Zimet, Dahlem, Zimet & Farley 1988). Berbagai penelitian menemukan semakin tinggi perceived social support seseorang, semakin tinggi self-esteem yang dimiliki. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara perceived social support dan selfesteem mahasiswa psikologi jenjang sarjana. Perceived social support diukur dengan Multidimensional Scale of Perceived Social Support (Zimet et al., 1988) dan self-esteem dengan Rosenberg Self-Esteem Scale (Rosenberg, 1965). Dari 184 mahasiswa jenjang sarjana Fakultas Psikologi Universitas Indonesia yang menjadi partisipan, hasil yang didapatkan menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara perceived social support dan self-esteem pada mahasiswa psikologi jenjang sarjana (r = 0.274; p < 0.01). Berdasarkan hasil, pendidikan psikologi dapat memerhatikan perceived social support sebagai salah satu cara meningkatkan self-esteem mahasiswa, seperti dengan melakukan intervensi psikoedukasi.

Psychology students need good mental health to be a helping professional. Social support, especially perceived social support, and self-esteem found to influence mental health (Taylor & Brown, 1988; Vinokur, Schul, & Caplan, 1987; Zimet, Dahlem, Zimet & Farley 1988). Recent studies found that people with higher level of perceived social support are having higher level of self-esteem. This research was conducted to find the relation between perceived social support and self-esteem in undergraduate psychology students. Perceived social support was measured using Multidimensional Scale of Perceived Social Support (Zimet et al., 1988) and self-esteem was measured using Rosenberg Self-Esteem Scale (Rosenberg, 1965). The participants of this research are 184 University of Indonesia undergraduate psychology students. The main results of this research show that perceived social support correlated significantly with self-esteem (r = 0.274; p < 0.01). Results of this study may be taken by psychology educational institution to increase the concern of perceived social support as one of the factor to increase their students’ self-esteem level, for example is by making a psychoeducational intervention."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S52551
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadira Larasati
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui korelasi antara self-esteem dan identifikasi pada avatar dengan adiksi game online jenis MMORPG. Penelitian ini menggunakan alat ukur Rosenberg Self-esteem Scale (RSES) yang telah diadaptasi ke bahasa Indonesia (Cassandra, 2010) untuk mengukur self-esteem, alat ukur Player-Avatar Identification Scale (PAIS) untuk mengukur identifikasi pemain terhadap avatar (Dong Li, Liau, & Khoo, 2013) dan Indonesian Online Game Addiction Questionnaire untuk mengukur tingkat adiksi (Jap, Tiatri, Jaya, & Suteja, 2013). Jumlah responden sebanyak 129 orang, berada pada tahap perkembangan remaja dan bermain MMORPG selama enam bulan terakhir. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini adalah adanya hubungan signifikan negatif antara self-esteem dan adiksi game online MMORPG, dan adanya hubungan signifikan positif antara identifikasi pada avatar dan adiksi game online.

This research is conducted to find out the correlation between self-esteem, avatar identification, and online game addiction in MMORPG players. This research used Indonesian version of Rosenberg Self-esteem Scale (RSES) by Cassandra (2010), Player-Avatar Identification Scale (PAIS) (Dong Li, Liau, & Khoo, 2013), and Indonesian Online Game Addiction Questionnaire (Jap, Tiatri, Jaya, & Suteja, 2013). The participants of this research are 129 MMORPG gamers (who at least played for the past six months) and is currently in adolescent age range. The results show that there is significant negative correlation between self-esteem and online game addiction. There is also significant positive correlation between avatar identification and online game addiction."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S47715
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lia Apriliani
"Self-esteem adalah evaluasi individu terhadap dirinya yang penting untuk dirinya perhatian, terutama bagi dewasa muda yang mulai memiliki banyak tanggung jawab menjawab. Penelitian ini ingin menguji apakah ada hubungan antar keterampilan manajemen waktu dan harga diri dalam kelompok dewasa muda. Peserta yang terlibat dan data yang dapat digunakan dalam penelitian ini berjumlah 312 peserta, terdiri dari 141 perempuan dan 171 laki-laki dengan kriteria pendidikan terkini minimal D3 / Akademi yang telah bekerja minimal 6 bulan di tempat kerja saat ini. Berdasarkan hasil analisis statistik menunjukkan bahwa keterampilan manajemen waktu dengan harga diri berkorelasi signifikan. Pada masing-masing dimensi harga diri juga menunjukkan bahwa keterampilan manajemen waktu berkorelasi signifikan dengan dimensi kinerja, sosial, dan penampilan. Hasil koefisien korelasi positif menunjukkan bahwa semakin tinggi keterampilan manajemen waktu, itu akan diikuti oleh harga diri yang tinggi pula, begitu pula untuk masing-masing dimensi, di mana dimensi penampilan berkontribusi paling besar harga diri tinggi. Dengan demikian, dapat dilihat bahwa jika individu memiliki keterampilan manajemen waktu yang tinggi, maka akan diikuti oleh harga diri
yang juga tinggi, terutama pada dimensi tampilan.

Self-esteem is an individual's evaluation of himself which is important for his attention, especially for young adults who begin to have a lot of responsibility to answer. This study wanted to examine whether there is a relationship between time management skills and self-esteem in young adult groups. Participants involved and the data that can be used in this study amounted to 312 participants, consisting of 141 women and 171 men with the latest education criteria of at least D3 / Academy who have worked for at least 6 months in the current workplace. Based on the results of statistical analysis, it shows that time management skills and self-esteem have a significant correlation. In each of the dimensions of self-esteem also shows that time management skills have a significant correlation with the dimensions of performance, social, and appearance. The results of the positive correlation coefficient indicate that the higher the time management skills, it will be followed by high self-esteem as well, as well as for each dimension, where the appearance dimension contributes the most high self-esteem. Thus, it can be seen that if individuals have high time management skills, self-esteem will follow
which is also high, especially in the dimensions of the display.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia , 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Darneliana Septiani
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan dan hubungan self-esteem dan college adjustment pada mahasiswa Universitas Indonesia tahun pertama yang merupakan generasi pertama dan mahasiswa Universitas Indonesia tahun pertama yang merupakan generasi lanjutan. Self-esteem dapat diartikan sebagai penilaian secara positif atau negatif oleh seseorang terhadap dirinya (Rosenberg, 1965). College adjustment dipahami sebagai proses psikologi yang multifacet dan melibatkan tuntutan yang bervariasi dan membutuhkan beragam respon untuk mengatasi tuntutan tersebut (Baker & Siryk, 1984). Status generasi -pertama atau lanjutan- dilihat berdasarkan pendidikan orangtua dan saudara kandung (Aspelmeier, 2012). Hasil temuan menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada self-esteem dan college adjustment antara mahasiswa tahun pertama UI yang merupakan generasi pertama dan mahasiswa tahun pertama UI yang merupakan generasi lanjutan. Namun, peneliti menemukan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara self-esteem dengan semua dimensi college adjustment pada mahasiswa tahun pertama Universitas Indonesia. Temuan penelitian ini penting untuk ditindaklanjuti sebagai bahan pertimbangan untuk merancang program intervensi yang dapat membantu mahasiswa baru dalam melakukan penyesuaian diri di kampus.

This study aims to identify the differences of self-esteem and college adjustment between first generation student and continuing generation student among first-years students in Universitas Indonesia. This study also provides the relationship between self-esteem and college adjustment among first-year students in Universitas Indonesia. Self-esteem refers to personal judgment (positive or negative) about themselves (Rosenberg, 1965). Adjustment to college is multifacet and involves demands varying in kind and degree and requiring a variety of coping responses (or adjustment) that will themselves vary in effectiveness (Baker, McNeil & Siryk, 1985). Generational status ?first or continuing generation- is defined based on latest education of parent and siblings (Aspelmeier, 2012). Result show that no significant difference of self-esteem and college adjustment between first generation student and continuing generation student among first-years students in Universitas Indonesia. However, there is significant relationship between self-esteem and college adjustment among fisrt-year students in Universitas Indonesia. This study has important implication as for intervention programs that help first-year students have well college adjustment."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S65557
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shauma Lannakita
"Tujuan dari studi ini adalah untuk mengidentifikasi pengaruh kualitas pelayanan dan nilai yang dirasakan terhadap kepuasan pasien dan dampaknya terhadap minat berprilaku pasien. Di dalam penelitian ini, pennulsi menyebarkan kuesioner kepada 155 orang responden yang pernah menjadi pasien rawat jalan di rumah sakit swasta di Jakarta. Untuk menganalisis data menggunakan metode Structural Equation Model dengan bantuan software LISREL 8.51.
Hasil penelitian mengindikasikan bahwa kualitas pelayanan dan nilai yang dirasakan mempengaruhi kepuasan pasien yang dapat menggerakkan behavioral intention. Hail lain dari penelitian ini adalah bahwa baik kualitas pelayanan dan nilai yang dirasakan pelanggan tidak berpengaruh secara langsung terhadap behavioral intention.

The objective of this study is to examine the influence off perceived service quality and perceived value toward patient satisfaction and its impact on behavioral intention.. In conducting the survey, the author distributed the questionnaire to 155 respodents who has been gone to private hospitals in Jakarta. This research use Structural Equation Modeling (SEM) as an analytical tool by LISREL 8.51.
Findings indicate that both perceived service quality and perceived value have influence satisfaction that drives behavioral intention. Interestingly, both perceived service quality and perceived value have no direct impact on behavioral intention while value assessment was influenced by perceived service quality.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fariska Aryani
"Penelitian ini didasari oleh fenomena penggunaan telepon genggam secara berlebihan sehingga mengganggu kehidupan pribadi maupun profesional penggunanya. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan apakah self-esteem dan loneliness memiliki hubungan dengan mobile phone addiction. Pengukuran selfesteem menggunakan Rosenberg's Self-esteem Scale, pengukuran loneliness menggunakan UCLA Loneliness Scale sedangkan mobile phone addiction diukur menggunakan Mobile Phone Addiction Index. Karakteristik responden dalam penelitian ini adalah dewasa muda dengan rentang usia 20-40 tahun yang memiliki telepon genggam dengan akses internet. Jumlah responden yang didapatkan sebanyak 296 orang dengan menggunakan teknik accidental sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hipotesis null ditolak (r = 0.157, p < 0.05) dan nilai determinasi sebesar 0.025 (r2 = 0.025), yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara self-esteem dan loneliness terhadap mobile phone addiction. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat mobile phone addiction seseorang dapat diprediksi berdasarkan tingkat loneliness dan tingkat self-esteemnya sebesar 2,5% dan sisanya dijelaskan oleh variabel lain. Implikasi dari penelitian ini adalah diharapkan bahwa masyarakat dapat mengidentifikasi penyebab dari kecanduan telepon genggam dan segera melakukan intervensi.

This study is based on excessive use phenomenon of mobile phones that interferes one's personal and professional life. This research aims to explain the relationship between self-esteem and loneliness towards mobile phone addiction. Self-esteem is measured by using Rosenberg's Self-esteem Scale while loneliness is measured by using UCLA Loneliness Scale. Lastly, mobile phone addiction is measured by using Mobile Phone Addiction Index. Respondent counts 296 young adults between 20-40 who own a mobile phone with internet access. The results show that the null hypothesis is rejected (r = 0.157, p < 0.05) and determination value 0.021 (r2 = 0.025), which means there is a significant relationship between selfesteem and loneliness towards mobile phone addiction. The implications of this research are expected to enable the society to identify causes of mobile phone addiction and immediately start an intervention.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S59227
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Della
"Menjadi seorang mahasiswa memberikan tekanan tersendiri karena mahasiswa menghadapi tugas perkembangan maupun masalah-masalah lain yang harus diselesaikan dan seringkali tekanan ini memberikan distres psikologis bagi mahasiswa yang bersangkutan. Hal ini juga terjadi kepada mahasiswa UI dan berdasarkan penelitian sebelumnya, salah satu sumber distres psikologis pada mahasiswa UI adalah penyesuaian akademis. Meskipun mahasiswa telah dibekali berbagai macam keterampilan untuk menyesuaikan diri secara akademis, nyatanya keluhan mengenai penyesuaian akademis masih saja muncul. Hal ini menunjukkan bahwa ada masalah lain yang mendasari keluhan tersebut.
Berdasarkan beberapa penelitian maupun literatur, self esteem merupakan salah satu faktor yang berkaitan dengan kemampuan penyesuaian diri ini. Oleh karena itu, penting untuk membantu mahasiswa yang mengalami distres psikologis untuk meningkatkan self esteem yang dimilikinya. Metode intervensi yang digunakan untuk meningkatkan self esteem pada penelitian ini adalah metode cognitive behavior therapy. Partisipan yang terlibat sebanyak tiga orang dan ketiga partisipan tersebut mengikuti intervensi sampai sesi terakhir.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa intervensi ini efektif meningkatkan self esteem pada mahasiswa yang mengalami distres psikologis. Hal ini terlihat dari peningkatan skor self esteem dan penuruan skor distres psikologis serta refleksi partisipan yang menunjukkan adanya kemampuan dalam mendeteksi unhelpful thoughts yang muncul, penurunan emosi negatif yang dirasakan, dan perubahan perilaku dimana partisipan mengurangi perilaku menghindar.

Being a college student brings certain pressure because students are faced with developmental task and other problems that?s need to be dealt with and this can evoke psychological distress to the students. The same problem also happens to college students of University of Indonesia and based on latest research, one of the source of psychological distress among students of UI is academic adjustment. Although the students has already been thought the skill to help them adjust academically, but the complaint about the problem still persists. This suggests that there's other issue that underlie the complaint.
Based on researches and literatures, self esteem is considered as one of the factors that's related to academic adjustment. Therefore, it's important to help students increase their self esteem. The intervention method that's used to increase self esteem in this research is cognitive behavior therapy. There were three participants that were involved and they followed until the last session.
The result suggests that this intervention effectively increased self esteem for students with psychological distress. It can be seen from the increasing of self esteem's score, decreasing of psychological distress' score, and participant' reflection which indicates ability to detect unhelpful thoughts, decreasing of negative emotions, and changing of behavior in which participants reduce avoidance behavior."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
T30989
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>