Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 156694 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hasna Nurmaraya
"Memori kolektif dapat dipertahankan melalui pelestarian bangunan cagar budaya, karena sebenarnya memori kolektif dapat terekam pada objek arsitektural. Pelestarian sejarah, bentuk arsitektur, dan kenangan yang terkait dengan bangunan dan masyarakat dianggap perlu, agar semua aspek tersebut dapat diwariskan kepada generasi berikutnya. Ketika sebuah bangunan cagar budaya mengalami kerusakan fisik, maka akan muncul fenomena hilangnya keterkaitan antara bangunan tersebut dengan ingatan kolektif masyarakat terhadap bangunan tersebut. Fenomena ini merupakan contoh teror terhadap sebuah bangunan. Tulisan ini membahas teror dalam konteks yang sedikit berbeda, terutama ketika sebuah bangunan bersejarah dihancurkan secara fisik dan memori bangunan tersebut diserang. Tujuan dari tulisan ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan antara perusakan bangunan cagar budaya dengan memori kolektif masyarakat.
Studi kasus yang dikaji dalam tugas akhir ini adalah Pasar Johar Semarang. Sebagai bangunan cagar budaya, Pasar Johar Semarang merupakan salah satu bangunan yang mengalami beberapa kali perubahan dan bencana, seperti peristiwa kebakaran yang terjadi pada tahun 2015. Teori yang digunakan sebagai dasar adalah teori yang berkaitan dengan memori kolektif dan teror dalam arsitektur. Pasar Johar mengalami fenomena teror terhadap keberlangsungan bangunan bersejarah di Indonesia, karena memori pasar ini perlahan terhapus melalui perubahan fisik dan mengalami peristiwa kebakaran, sehingga menyebabkan hilang ingatan kolektif masyarakat Pasar Johar.
Collective memory can be maintained through the preservation of cultural heritage buildings, because actually collective memory can be recorded on architectural objects. Preservation of history, architectural forms, and memories associated with buildings and society is considered necessary, so that all these aspects can be passed on to the next generation. When a cultural heritage building is physically damaged, there will be a phenomenon of loss of connection between the building and the collective memory of the community towards the building. This phenomenon is an example of terror against a building. This paper discusses terror in a slightly different context, especially when a historic building is physically destroyed and the memory of the building is attacked. The purpose of this paper is to find out whether there is a relationship between the destruction of cultural heritage buildings and the collective memory of the community.
The case study studied in this final project is Pasar Johar Semarang. As a cultural heritage building, Pasar Johar Semarang is one of the buildings that has experienced several changes and disasters, such as the fire incident that occurred in 2015. The theory used as the basis is a theory related to collective memory and terror in architecture. Pasar Johar is experiencing a terror phenomenon against the sustainability of historical buildings in Indonesia, because the memory of this market is slowly being erased through physical changes and experiencing fire events, causing the collective memory of the Pasar Johar community to be lost."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasna Nurmaraya
"ABSTRAK
Memori kolektif dapat dipertahankan melalui konservasi bangunan cagar budaya, karena sejatinya memori kolektif dapat terekam pada objek arsitektur. Pelestarian sejarah, bentuk arsitektur, dan memori yang terkait dengan bangunan dan masyarakat dianggap perlu, sehingga semua aspek tersebut dapat diturunkan ke generasi berikutnya. Ketika bangunan cagar budaya dirusak secara fisik, akan muncul sebuah fenomena hilangnya hubungan antara bangunan dan memori kolektif masyarakat terhadap bangunan tersebut. Fenomena ini adalah sebuah contoh dari teror terhadap sebuah bangunan. Tulisan ini membahas teror dalam konteks yang sedikit berbeda, terutama ketika sebuah bangunan bersejarah dihancurkan secara fisik dan memori bangunan tersebut diserang. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk menyelidiki apakah ada hubungan antara perusakan bangunan cagar budaya dengan memori kolektif masyarakat.

Studi kasus yang dipelajari pada skripsi ini adalah Pasar Johar Semarang. Sebagai sebuah bangunan cagar budaya, Pasar Johar Semarang merupakan salah satu bangunan yang mengalami beberapa perubahan dan kemalapetakaan, seperti peristiwa kebakaran yang terjadi pada tahun 2015. Teori yang digunakan untuk menjadi landasarn adalah teori yang berhubungan dengan memori kolektif serta teror dalam arsitektur. Pasar Johar mengalami fenomena teror dalam keberlangsungan bangunan bersejarah di Indonesia, karena memori pasar ini perlahan-lahan dihilangkan melalui perubahan fisik dan mengalami peristiwa kebakaran, sehingga menyebabkan memori kolektif masyarakat akan Pasar Johar jadi menghilang.


ABSTRACT
History and collective memory can be maintained through heritage building conservation, because collective memory is represented through architectural object. It is important to preserve the whole story of the building, the architectural form, and the memory related to the building and the society so that all of those aspects can be passed down to the next generation. When a certain heritage building is physically destroyed, for sure the connection between the building and the collective memory of people for the building and some events related to the building also vanishes and this is an example of terror phenomenon. This writing will discuss terror in a slightly different context, especially when the building is slowly destroyed, and the memory is attacked. The aim of the paper is to investigate whether there are any linkages between the heritage building terrorism and collective memory of the society. This study appoints Pasar Johar Semarang as a study case, since it is a heritage building that experienced some changes and misfortunes such as fire incident in 2015. In order to do so, this paper will connect some theories on heritage building conservation, collective memory, and terror in architecture. This writing concludes that Pasar Johar encounters terror to its memory because the building is slowly damaged by physical intervention and fire incident, therefore causing the collective memory of society for the market disappears."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jihan Marsya Azahra
"Penelitian ini membahas tentang revitalisasi pasar tradisional di Kota Semarang dengan mengambil kasus revitalisasi Pasar Johar. Permasalahan dalam revitalisasi Pasar Johar ini adalah kebijakan pembangunan pasar yang berupaya memperbaiki kondisi pasar ternyata tidak menguntungkan bagi para pedagang. Ada berbagai kepentingan dari pemerintah, pedgaang dan kelompok kepentingan yang memunculkan kekacauan. Kepentingan dari berbagai pihak tersebut berusaha untuk bisa mempengaruhi proses implementasi kebijakan. Hal ini kemudian menyebabkan proses pembangunan pasar tersebut diwarnai dengan konflik kepentingan antarpihak. Peneliti menggunakan teori Urban Regime Stone dan teori implementasi kebijakan Van Metter dan Horn sebagai pisau analisis. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan wawancara kepada sejumlah informan dari pemerintah dan pedagang Pasar Johar. Hasil dari penelitian adalah bahwa kepentingan pribadi dari berbagai pihak yang cukup kuat membuat koalisi antara pemerintah dengan pedagang tidak berjalan dengan baik. Sebagai urban regime, revitalisasi berhasil dalam pembangunan fisik gedung pasar, namun belum berhasil untuk mengembalikan perekonomian Pasar Johar. Keberhasilannya tampak pada penataan wilayah pasar menjadi lebih indah, rapi dan teratur. Akan tetapi hal yang belum berhasil dicapai dalam revitalisasi ini adalah kenaikan pedapatan pedagang di Pasar Johar. Selain itu, dalam implementasi kebijakan juga terjadi berbagai penyimpangan yang dilakukan oleh berbagai pihak.

This study discusses the revitalization of traditional markets in the city of Semarang by taking the case of Johar Market revitalization. The problem with revitalizing Johar Market is that market development policies that seek to improve market conditions turn out to be unprofitable for traders. There are various interests from the government, traders, and interest groups that cause chaos. The interests of these various parties seek to influence the policy implementation process. This then causes the market development process to be colored by conflicts of interest between parties. The researcher uses Urban Regime Stone theory and Van Metter and Horn's policy implementation theory as analysis tools. This study used a qualitative research method by interviewing a number of informants from the government and Johar Market traders. The results of the research are the personal interests of various parties that are strong enough to make disputes between the government and traders not go well. As an urban regime, the revitalization of the Johar market was successful in the physical construction of the market building, but it has not succeeded in restoring the Johar Market economy. Its success is seen in the arrangement of the market area to be more beautiful, neat and orderly. However, what has not been achieved in this revitalization is an increase in the income of traders at Pasar Johar. In addition, in the implementation of the policy, various irregularities were committed by various parties."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Rais Ramdhany
"Penelitian ini merupakan upaya dalam melihat memori kolektif yang terdapat pada Kelenteng Tek Hay Bio di Semarang. Pada Kelenteng Tek Hay Bio terdapat sebuah tokoh manusia yang dianggap berjasa dan mengingat tokoh tersebut memiliki peranan besar bagi masyarakat sekitar dan dijadikan sebagai dewa utama serta letaknya pada bagian bangunan utama Kelenteng. Memori kolektif ini diwujudkan dalam bentuk sebuah ritual atau peringatan kebesaran bagi tokoh tersebut serta dilengkapi sesajian pada ritualnya. Juga melalui sebuah representasi yang muncul. Metode penelitian yang digunakan adalah pengumpulan data (observasi langsung dan studi literatur), pengolahan data dan interpretasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada Kelenteng Tek Hay Bio terdapat memori kolektif oleh sebagian kelompok masyarakat etnis Tionghoa di Kota Semarang yang layak untuk diingat dan dikenang serta perwujudan memori kolektif tersebut melalui sebuah representasi sehingga terjadi keterkaitan satu sama lain.

This research is an attempt to see the collective memory found in the Tek Hay Bio Temple in Semarang. At Tek Hay Bio temple can be found a human figure that is considered meritorious and remembers that the figure has a large role for the surrounding community and for the community and is used as the main deity and is located in the main building part of the temple. This collective memory is manifested in the form of a ritual or commemoration of greatness for the figure and is equipped with offerings on the ritual. Also through a representation that appears. The research method used is data collection (direct observation and study of literature), data processing and interpretation. The results showed that in Tek Bio Bio Temple there is a collective memory by some ethnic Chinese communities in the city of Semarang that deserves to be remembered and remembered and the embodiment of the collective memory through a representation so that there is a connection to one another.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Sedya Dwisangka
"Obesitas sentral merupakan masalah kesehatan di Indonesia dan berdampak terhadap peningkatan penyakit degeneratif. Perubahan gaya hidup termasuk kurangnya aktifitas fisik meningkatkan risiko terjadinya obesitas sentral. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan aktifitas fisik rendah dan sedang terhadap kejadian obesitas sentral di Kelurahan Johar Baru, Kecamatan Johar Baru, Jakarta Pusat. Penelitian dilakukan dengan survey. Populasi penelitian adalah masyarakat berusia 20 ? 65 tahun di Kelurahan Johar Baru, Kecamatan Johar Baru, Jakata Pusat. Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi sebanyak 221 responden. Analisis data menggunakan Chi Square dan Cox regression. Hasil analisis menunjukkan bahwa prevalensi obesitas sentral sebesar 37,1% dan prevalensi aktifitas fisik rendah?sedang (total aktivitas fisik < 3000 METs) sebesar 59,7%. Aktivitas fisik rendah?sedang terbukti berhubungan dengan obesitas sentral. Setelah dikontrol variabel jenis kelamin, interaksi aktivitas fisik dan jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, intake kalori, pekerjaan, dan status merokok, aktivitas fisik rendah?sedang berisiko 8,58 kali (PR= 8,58; 95% CI 1,92 – 38,34) untuk terjadi obesitas sentral dibandingkan dengan orang dengan aktivitas fisik berat.

Abdominal obesity is a health issues in Indonesia and have the impact to increasing of degenerative diseases. Lifestyle change including physical inactivity could increase risk of abdominal obesity. This study was attempt to identify association of low?middle physical activity with abdominal obesity in Johar Baru Village, Sub Distric of Johar Baru, Central Jakarta. The study was conducted by cross sectional survey. Population of the study was settled in Johar Baru Village, Sub District of Johar Baru, Central Jakarta. The sample was part of population including of 221 respondents. The result of the study presents that the prevalence of abdominal obesity was 37.1% and prevalence of low and middle physical activity (total activity <3000 METs) was 59.7%. Low and middle physical activity is significantly associated to abdominal obesity. After gender variable is being controlled, the interaction between physical activity and gender, age, level of education, calories intake, work, and smoking indicate to low and middle physical activity by increasing risk of 8.58 fold (PR= 8,58; 95% CI 1.92 – 38.34) to become abdominal obesity compare to high physical activity."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herman Nurcahyadi Suparman
"ABSTRAK
Tesis ini membahas modal sosial dan kekerasan kolektif geng nongkrong anak muda di permukiman kumuh perkotaan. Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif melalui pendekatan studi kasus pada geng nongkrong Kota Paris dan Caplin di Kecamatan Johar Baru, Jakarta Pusat, penelitian ini menemukan bahwa geng nongkrong dan kekerasan kolektif merupakan modal sosial geng nongkrong di permukiman kumuh. Kenyataan ini disebabkan oleh persoalan struktur dan kultur sosial masyarakat di permukiman kumuh Johar Baru. Oleh karena itu, penelitian ini merekomendasikan pemerintah dan organisasi kemasyarakatan (LSM/NGO) perlu merancang sebuah kebijakan pembangunan inklusif dimana ada sebuah intervensi sosial terhadap sebuah komunitas atau masyarakat, khususnya kelompok anak muda.

ABSTRACT
This thesis discusses social capital and collective violent street gangs in the urban slums. By using the method of qualitative research through case study approach in the Kota Paris and Caplin street gangs in District Johar Baru, the study found that the street gang and collective violence is social capital street gang in a slum. This fact is due to the problems of social structure and culture of the people in the slums, Johar Baru. Therefore, this study recommends that the government and civil society organizations need to design a policy of inclusive development where there is a social intervention to a community or society, especially the young people.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T43229
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Happy Kurnia
"Tulisan ini bermaksud untuk menggambarkan pengamanan fisik dermaga Pelabuhan Tanjung Emas Semarang dari beberapa konsepsi sekuriti fisik, sebagaiyang utama adalah konsepsi dari Robert L. O’Block, dan juga ditambah beberapa konsepsi sekuriti fisik lainnya dari beberapa penulis yang berbeda. Penulis menggunakan konsepsi sekuriti fisik O’Block dan beberapa penulis lainnya untuk meninjau pelaksanaan sekuriti fisik di dermaga Pelabuhan Tanjung Emas Semarang. Aspek-aspek sekuriti fisik yang diungkapkan oleh O’Block dan beberapa penulis lainnya akan diuraikan kembali satu-persatu beserta pelaksanaannya pada sekuriti fisik dermaga Pelabuhan Tanjung Emas oleh penulis. Penulisan ini memberikan kesimpulan bahwa bentuk sekuriti fisik dermaga Pelabuhan TanjungEmas Semarang meliputi beberapa bentuk sekuriti fisik.

This writing would like to explain the physical security at quay of Tanjung Emas Semarang Port from some concepts of physical security, the main concept is from Robert L. O’Block, and there are also some physical security concepts from some different authors. Writer uses O’Block’s and the other authors’s physical security concept to view the implementation of physical security at Port of Tanjung Emas Semarang’s quay. The aspects of physical security concept by O’Block the other authors will be described one by one within the implementations in the physical security of Port of Tanjung Emas’s quay by the writer. This writing concludes that the form of physical security at Port of Tanjung Emas Semarang’s quay include some forms of physical security.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Alfian Dwi Kurniawan
"ABSTRAK
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang bertujuan untuk memahami fenomena media sosial dalam kaitannya mengenai konstruksi memori kolektif mengenai PKI dan komunisme. Penelitian ini mencoba menjelaskan cara kerja memori kolektif di media sosial, konstruksi narasinya, dan bentukan identitas. Dengan mengumpulkan data dari sebelas komunitas mnemonik, hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tiga bentuk konstruksi memori di media sosial, yakni memori dominan, memori penanda kosong, dan kontra memori. Identitas yang terbentuk ada dua, yakni antikomunis yang partikularis dan kontra antikomunis yang universalis. Sementara itu terdapat dua wacana besar yang digunakan untuk mengonstruksikan narasi masa lalu mengenai PKI dan komunisme, yakni wacana antikomunis yang melihat Peristiwa Enam Lima sebagai pembunuhan para perwira militer dan wacana HAM yang melihatnya sebagai pembunuhan massal anggota dan simpatisan PKI.

ABSTRACT
This qualitative research aims to understand the phenomenon of social media as sites of memory construction of PKI and communism. This research tries to give explanation on how collective memory works on social media and its narrative and identity construction. By collecting and analyzing eleven mnemonic communitites, this research shows that the memory of PKI and communism in social media takes three forms in general, which are the dominant memory, the empty signifying memory, and the counter memory. The constructed collective identity is divided by two the particularists from which come the anticommunist groups and the universalists from which come the counter anticommunist groups. Furthermore this research argues that there are two big discourse constantly in contestation with one another, the anticommunist discourse and the human right discourse, within which the twos are used to view the 1965 Event mdash the former seeing it as the murder of seven military general and the latter seeing it as a mass murder towards the members of PKI."
2017
S67596
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heryanto Adi Nugroho
"Penelitian ini menggunakan desain diskriptif korelasional yang bertujuan untuk menguji hubungan antara perubahan fungsi fisik dengan respon psikososial lansia di Kelurahan Kembangarum Kodya Semarang Jawa Tengah. Populasi penelitian ini adalah seluruh lansia usia 60 tahun yang tinggal di Kelurahan Kembangarum, Semarang yang berjumlah 300 orang. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik multi stage random sampling, dengan cluster ditentukan pada tingkat RW yang memenuhi [criteria inklusi yaitu umur ? 60 tahun, tidak demensia, tidak cacat fisik, tinggal bersama keluarga, bersedia menjadi responden dan tinggal di Kelurahan Kembangarum, Semarang. Hubungan antara perubahan fungsi fisik dengan respon psikososial, menggunakan analisis korelasi.
Hasil penelitian menunjukkan hubungan yang signifikan (p value < 0,05). Hasil analisis variabel dukungan keluarga dengan respon psikososial menunjukkan hubungan yang signifikan, yaitu dukungan keluarga melalui komunikasi (p=1,000), dukungan emosional keluarga (p4),000), dukungan melalui interaksi sosial (p= 0,000) dan dukungan keluarga melalui upaya mempertahankan aktifitas fisik yang masih mampu dilakukan lansia (p),000). Dan basil uji analisis Regresi Iinier ganda, variabel independen dukungan keluarga yang paling dominan dalam mempengaruhi variabel dependen respon psikososial lansia adalah dukungan keluarga melalui upaya mempertahankan aktifitas yang masih mampu dilakukan lansia, dengan koefisien Beta = 0,358.
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa respon psikososial pada lansia akibat dari perubahan fungsi fisik, psikologis dan sosial, membutuhkan dukungan keluarga agar dapat beradaptasi secara adaptif selama proses perubahan tersebut. Hasil studi ini dapat digunakan untuk membantu meningkatkan pelayanan keperawatan lansia di keluarga melalui pemberdayaan keluarga dalam memberikan dukungan yang lebih efektif."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
T18124
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gultom, Parasian Herman
"Tesis ini membahas keamanan fisik di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) dengan fokus pada pengelolaan keamanan fisik khususnya yang diselenggarakan oleh Lapas Kelas I Semarang. Lapas merupakan tempat melakukan pembinaan dan pengawasan bagi Narapidana, oleh karena itu lingkungan Lapas adalah lingkungan yang tertutup dan terisolasi dengan sistem pengamanan yang maksimum. Fisik Lapas merupakan pintu masuk yang menjadi benteng utama Lapas dalam mencapai tujuan pembinaan dan pengawasan tersebut. Disisi lain, Lapas harus memberikan pelayanan yang baik kepada Narapidana yang menjadi warga binaan pemasyarakatan sebagai aset penting yang harus dijaga keamanan dan keselamatannya, Lapas juga harus terbuka pada masyarakat dan keluarga Narapidana yang menjenguk.
Penelitian dalam tesis ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisa pengelolaan keamanan fisik di Lapas Semarang saat ini, selanjutnya mengidentifikasi dan menganalisa kendala-kendala dalam pengelolaan keamanan fisik tersebut, dan pada akhirnya menganalisa upaya mengatasi kendala yang dihadapi sehingga dapat dicapai pengelolaan keamanan fisik yang ideal di Lapas Semarang. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan eksplanasi deskriptif yang merupakan hasil analisa deduktif dari data yang dikumpulkan berupa data dokumen, hasil wawancara dan hasil obervasi di lapangan.
Hasil penelitian menyimpulkan masih ada kekurangan dalam pengelolaan keamanan fisik, khususnya penyelenggaraan pengamanan yang dilakukan oleh dua bidang yang berbeda yang sering menimbulkan tumpang tindih kewenangan, disamping itu rendahnya kualitas personil, dan sarana prasarana akibat ketidakterdukungan anggaran. Masih ada kendala pengelolaan keamaan fisik yaitu tidak dilaksanakannya cara manajemen sekuriti yang benar dan tidak dipenuhinya aspek fisik yang bersifat strategis dalam pengelolaan keamanan fisik di Lapas Semarang. Oleh karena itu penelitian ini menyarankan Pertama, Perlu dilakukan menyatukan dua bidang penyelenggara fungsi pengamanan di Lapas kedalam satu bidang pada struktur organisasi Lapas. Kedua, Perlu meningkatkan kemampuan pengamanan dan pejagaan petugas Lapas dengan cara memberi pelatihan. Ketiga, perlu dipenuhi secara ideal seluruh aspek fisik dan alat keamanan petugas jaga, terutama memprioritaskan pemenuhan aspek fisik yang bernilai penting dan strategis. Keempat. Perlu disusun program-program pembinaan yang tidak hanya berorientasi pada peningkatan ketrampilan narapidana, tapi juga harus berorientasi mengisi waktu kosong narapidana, Kelima. Perlu diberikan pembedaan perlakukan pada narapidana pengguna atau bandar narkoba yang ada di Lapas umum. dan Keenam perlu meningkatkan pengelolaan keamanan fisik yang mengacu pada caracara manajemen sekuriti yang benar.

This thesis discusses the physical security prisons with a focus on physical security management specifically organized by the Prison Class I, Semarang. In one hand, prison is a place to conduct training and supervision for inmates, because of it the prison environment is enclosed and isolated with maximum security system, so it can be say that prison is the main physical fortress in achieving the objectives of the guidance and supervision. On the other hand, prisons must provide good services to inmates who become prisoners, they also as an important asset that must be maintained security and safety. Prisons should also be open to the public and families to visit prisoners.
The research in this thesis aims to describe and analyze the physical security management in Semarang Prison nowadays, then to identify and analyze the constraints in the physical security management, and ultimately analyze the efforts to overcome the obstacles faced so as to achieve ideal physical security management in prisons Semarang. This research is a descriptive qualitative explanation, which is the result analyzed with deductive way of the collected data documents, interviews and observation results in the field.
The study concluded there are still deficiencies in physical security management, particularly the implementation of safeguards that performed by two different fields often give rise to overlapping authority, in addition to the low quality of personnel, and infrastructure as a result of budget inexistences. There is still the security management of the physical constraints that do not implement the correct way of security management and compliance with the physical aspects that are strategic in the management of physical security in prisons Semarang. Therefore, this study suggests Firstly, a need to unify the two fields of security in prisons organizer functions into one area on the organizational structure of prison. Secondly, need to improve capacity of prison officers by giving training. Thirdly, it should be ideally fulfilled all aspects of the physical and guard security tool, particularly prioritizing the fulfillment of the physical aspects of value and strategic importance. Fourthly. It should be structured coaching programs that are not only oriented on improving the skills of prisoners, but also must be oriented to fill the empty time inmates, Fifthly. Distinction needs to be given to the treatment of prisoners users or drug dealers that exist in the public prisons. and Sixth. need to improve physical security management refers to the ways that true security management."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>