Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 25075 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Vergie Ryoto
2011
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Rustam E.
Jakarta: UI-Press, 1984
616.994 66 HAR n
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Japaries, Willie
Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2007
616.994 WIL p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Fila Deviani Nur
"Kanker kolon merupakan salah satu jenis penyakit kanker, yang termasuk dalam 10 jenis penyakit kanker yang terbanyak di Indonesia. Besarnya angka kejadian penyakit ini, yang dilihat berdasarkan masuknya penyakit ini ke dalam 10 jenis penyakit kanker terbanyak di Indonesia, menunjukkan kecenderungan pengaruh dari transisi epidemiologi yang terjadi di Indonesia. Namun sejauh ini, belum diketahui faktor risiko apa sajakah yang berhubungan dan seberapa besar faktor-faktor risiko tersebut dalam hubungannya terhadap penyakit ini. Maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tentang kanker kolon pada penderita kanker kolon dan faktor-faktor yang berhubungan dengan penyakit tersebut di RSKD pada tahun 2003.
Disain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kasus kontrol. Penelitian dilakukan pada penderita kanker kolon (kasus) dan penderita kanker lainnya (kontrol), yang merupakan pasien di RSKD. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposive, sedangkan pengambilan sampel dilakukan secara simple random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 128 sampel. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari s/d April 2003.
Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara faktor pola konsumsi daging merah, aktifitas olah raga, riwayat keluarga, usia, pendapatan keluarga dan tingkat pendidikan dengan terjadinya penyakit kanker kolon. Model akhir yang didapat dari penelitian ini menunjukkan bahwa, probabilitas seseorang untuk mengalami penyakit kanker kolon dipengaruhi oleh faktor pola konsumsi daging merah, aktifitas olah raga, riwayat keluarga, tingkat pendidikan dan usia. Diketahui pula bahwa, faktor pola konsumsi daging merah memiliki kekuatan hubungan yang paling dominan dibandingkan faktor lainnya, terhadap terjadinya penyakit kanker kolon.
Dimasa yang akan datang diperkirakan penyakit kanker, khususnya penyakit kanker kolon ini, merupakan penyakit yang mempunyai kontribusi potensial terhadap penurunan derajat kesehatan masyarakat. Untuk itu disarankan agar sejak dini, diterapkan secara lebih terprogram dan meluas, pengenalan faktor-faktor risiko penyakit kanker kolon, kemudian cara pencegahan dan pengurangan penderitaan bagi yang sudah mengidap penyakit tersebut di segala lapisan masyarakat.
Daftar bacaan : 139 (1976 - 2002)

The Relationship of Red Meat Consumption Pattern, Exercise Activity and Family History with the Happen of Colon Cancer Disease, (Control Case Study at Dharmais Cancer Hospital, Jakarta, 2003)Colon cancer is one of cancer diseases that categorized in 10 kinds of cancer diseases that the most available in Indonesia The number of happen to this disease, it was showed the tendency of influence in epidemiology transition that occur in Indonesia However, so far it unknown yet what the risk factor that influenced and how big the risk factor of that disease in Indonesian. The objective of this study is to determine the description of colon cancer to the sufferer and the factors that influence it in Dharmais Cancer Hospital, 2001
The design used in this study was control case. This study was applied to colon cancer sufferers (case) and other cancer sufferers (control) who are the patients of Dharmais Cancer Hospital on the period 1994 - 2003. The selection of research area is conducted by purposive sampling, while the sample is taken randomly, whereas the numbers of total sample are 128 samples (64 casus and 64 control). This study was conducted on February - April 2003.
The result of this study showed that there was significant relationship between the factor of red meat consumption pattern, physic activity, family history, age, family income and education level and the happen of colon cancer disease. The recent model obtained of this study showed that the happen of colon cancer disease was influenced by red meat consumption pattern, exercise activity, education level and age. It was known that red meat consumption pattern factor has the highest relationship compared to other factors to the happen of colon cancer disease.
In the future it is estimated that cancer disease, especially colon cancer disease has potential contribution to decrease the degree of community health. It is suggested age early to apply it by programmed and widely, introducing the risk factors on colon cancer disease. Then the ways to prevent it and reduce to whom already suffered the disease at all levels at the community.
Reference: 139 (1976 - 2002)"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T11200
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vesvy Mandasari
"Penyakit kanker kolorektal merupakan kanker usus besar dan rektum yang saat ini masih menjadi masalah kesehatan didunia termasuk di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko dan dominan dari kanker kolorektal. Desain studi yang digunakan adalah matched case control dengan matching umur menggunakan data rekam medis dan wawancara, kasus adalah pasien kanker kolorektal dan kontrol adalah pasien trauma dan patah tulang. Sampel berjumlah 122 orang dengan 61 pasangan kasus dan kontrol. Hasil final analisis multivariat conditional regresi logistic menunjukkan dua faktor cenderung berhubungan yaitu aktivitas fisik dengan OR=1,39 95 CI 0,291-6,728 dan pola makan daging merah dengan OR=5,79 95 CI 0,608-55,13 dan faktor paling dominan adalah asupan serat rendah dengan OR=26,8 95 CI 3,44-209,5 . Adapun faktor risiko yang cenderung berhubungan adalah asupan lemak tinggi sedangkan yang tidak berhubungan adalah jenis kelamin, tingkat pendidikan, riwayat keluarga, pendapatan keluarga, obesitas, merokok dan alkohol. Diperlukan upaya pencegahan penyakit kanker kolorektal khususnya dengan riwayat risiko tinggi dengan colok dubur dan skrining serta mencegahnya dengan cara memperbanyak asupan serat, mengurangi pola konsumsi daging merah dan asupan lemak tinggi serta beraktifitas fisik yang cukup.

Colectal cancer disease is colon cancer and rectum until now is a health problem in the word, including in Indonesia yet. The purpose of this study is to investigate the risk factor and dominant factor of colorectal cancer. The design of study used was matched case control with age matching using the medical record data and interview with responden, the data of case were colorectal cancer patients and control were trauma and fracture patients. The calculate sample is 122 people were 61 pairs of cases and controls. The final result of multivariate analysis of conditional logistic regression showed two factors tended to correlate physical activity with OR 1,39 95 CI 0,291 6,728 and red meat diet with OR 5,79 95 CI 0,608 55,13 and the most dominant factor is low fiber intake with OR 26.8 95 CI 3.44 209.5 . The risk factors that tend to correlate are high fat intake while unrelated are gender, education level, family history, family income, obesity, smoking and alcohol. Colorectal cancer prevention is required especially with a high risk history with rectal colon and screening and prevent it by increasing fiber intake, reducing the pattern of red meat consumption and high fat intake as well as adequate physical activity.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T48855
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afidya Indina Harumanti
"Kanker merupakan penyebab kematian utama di negara maju dan penyebab kematian kedua di negara berkembang. Metode pengobatan kanker yang umum digunakan adalah kemoterapi, namun memiliki banyak efek samping. Obat herbal pun diupayakan sebagai alternatif pengobatan kanker, salah satunya senyawa bioaktif asetogenin yang berasal dari tanaman sirsak Annona muricata L. Jenis obat herbal yang berpotensi untuk antikanker salah satunya diukur dengan parameter sitotoksisitas, yaitu parameter yang dihubungkan dengan pengurangan sel kanker di dalam tubuh.
Pada banyak penelitian sebelumnya, asetogenin telah dilaporkan menunjukkan kemampuan sitotoksik tinggi terhadap sel kanker. Namun, kemampuan sitotoksik tinggi yang telah dibuktikan tersebut membuat senyawa ini perlu dilakukan uji lebih lanjut terkait aktivitas sitotoksiknya dengan pengujian lain yang lebih terarah untuk mengetahui aktivitas spesifiknya. Uji antioksidan terhadap senyawa bioaktif dilaporkan memiliki korelasi yang baik terhadap aktivitas antikanker.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji lebih jauh aktivitas antikanker yang dimiliki oleh hasil fraksinasi yang kaya akan senyawa bioaktif asetogenin dari daun sirsak menggunakan uji aktivitas antioksidan dan uji flavonoid serta pengaruh variasi yang dilakukan terhadap uji antioksidan. Dari penelitian didapat bahwa terdapat korelasi antara aktivitas sitotoksik dengan aktivitas antioksidan, namun tidak dibuktikan dengan menggunakan uji flavonoid, sementara variasi yang dilakukan pada fraksi ekstrak memberikan efek menurunnya aktivitas antioksidan.

Cancer is the leading cause of death in developed countries and the second leading cause of death in developing countries. Methods commonly used for cancer treatment is chemotherapy, but it has many side effects. Herbal drugs were sought as an alternative for cancer treatment, one of which is acetogenins bioactive compounds derived from plants soursop Annona muricata L. Herbal drug possessing any potential for cancer treatment measured one of which by cytotoxicity parameter, that is parameter associated with removal of cancer cells in the body.
In many previous studies, it has been reported that acetogenins showed high cytotoxic ability against cancer cell. However, the high cytotoxicity that has been proven is necessary to make further test related to its cytotoxicity to determine the specific activity. Antioxidant test of bioactive compounds reported to have a good correlation to the anticancer activity.
This study aims to further examine the anticancer activity owned by fractination result that rich in acetogenins bioactive compounds from soursop leaves using antioxidant test and flavonoid test as well as the effect of variation conducted to antioxidant test. From this research acquired that there is a correlation between cytotoxic activity with antioxidant activity, but not proved by using the flavonoid test, while the variation conducted to extract fraction show an antioxidant activity reduction effect.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46806
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hana Khairina Putri Faisal
"Latarbelakang: Cell-free DNA (cfDNA) sebagai liquid biopsy dapat digunakan sebagai alat diagnostik noninvasif pada kanker paru. Cell-free DNA membawa informasi genetik sel kanker dan berkorelasi dengan karakteristik tumor. Penelitian ini mengevaluasi perancf DNA dalam menentukan prognosis pada pasien Kanker Paru Bukan Karsinoma Sel Kecil (KPKBSK).
Metode: Cell-free DNA diisolasidari 23 serum pasien adenokarsinoma paru di Hiroshima University Hospital pada tahun 2006-2018. Mutasi gen EGFR ekson 19 E745-A750del dan ekson 21 L858R pada tumor diperiksa pada saat diagnosis. Deteksimutasi gen EGFR ekson 19 E745-A750del dan ekson 21 L858R pada cfDNA dilakukan dengan menggunakan droplet digital PCR.
Hasil: Dari total 23 pasien, 10 pasien dengan delesi E745-A750del dan 13 pasien dengan mutasi L858R terdeteksi pada tumor. Delesi E745-A750del dan mutasi L858R pada cfDNA terdeteksi pada 6 dan 8 pasien, secara berurutan. Variant allele frekuency yang terdeteksis ebesar 0,01%-18,6%. Median angka tahan hidup untuk pasien yang terdeteksi cfDNA adalah 42 bulan dan pasien yang tidak terdeteksi cfDNA adalah 76 bulan. (p=0,29).
Kesimpulan: Terdeteksi nya cfDNA merupakan petanda noninvasif prognosis yang lebihburuk pada pasien KPKBSK.

Background: Cell-free DNA (cfDNA) as liquid biopsy can be used as a nonivasive diagnostic tool in lung cancer. Cell-free DNA carries genetic information from cancer cells and correlated with the tumor characteristics. The present study evaluated the role of cfDNA to predict the prognosis in the nonsmall cell lung cancer (NSCLC
Methods: Cell-free DNA were isolated from 23 serum from lung adenocarcinoma patients in Hiroshima University Hospital in 2006-2018. EGFR exon 19 E740-A750 del and exon 21 L858R in the tumor were analyzed at the time of diagnosis. EGFR exon 19 E740-A750 del and exon 21 L858R in cfDNA were detected using droplet digital PCR.
Results: Of 23 patients. 10 patients with E745-A750del and 13 patients with L858R. E745-A750 del and L858R mutations on cfDNA were detected in 6 and 8, respectively. Variant allele frequency detected ranged from 0.01% to 18.6%. Median overall survival in patient with detected cfDNA was 42 months and in patient with no cfDNA detected was 76 months (p=0.29).
Conclusions: Cell-free DNA detected in the serum is a noninvasif biomarker for worse prognosis in NSCLC.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Badan Penerbit FKUI, 2010
616.994 PED
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Poppy Elvira Deviany
"Kanker serviks termasuk dalam tujuh kanker terbanyak yang terjadi di seluruh dunia, dan menempati urutan ketiga kanker terbanyak pada wanita. Insidens kanker serviks di negara-negara berkembang diperkirakan mencapai 100 kasus per 100 ribu penduduk. Perkiraan jumlah kematian yang disebabkan kanker serviks sebanyak 190 ribu kematian per tahun, dengan angka ketahanan hidup pada negara-negara wilayah Asia tenggara sebesar 48%.
Penilaian angka ketahanan hidup umumnya digunakan untuk mengevaluasi pengaruh faktor prognosis terhadap ketahanan hidup penderita. Analisis statistik yang dapat digunakan untuk menghitung angka probabilitas ketahanan hidup adalah dengan metode Life table dan Kaplan Meier, dan untuk menilai pengaruh faktor prognosis terhadap risiko kematian penderita kanker serviks digunakan metode Regresi Cox.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh stadium kanker terhadap angka ketahanan hidup 5 tahun penderita kanker serviks, dan penilaian pada variabel lain yaitu jenis histologi, derajat diferensiasi sel, umur saat didiagnosa, kadar Hb saat didiagnosa, status perkawinan, tingkat pendidikan, status pekerjaan, kelompok etnik, dan status kelengkapan pengobatan, yang mempengaruhi hubungan antara stadium kanker dengan ketahanan hidup penderita.
Penelitian merupakan studi kohort retrospektif menggunakan data sekunder dari catatan medik penderita kanker serviks yang didiagnosa di Rumah Sakit Kanker Dharmais, Jakarta tahun 1996-1998. Penelitian melibatkan 218 penderita, dengan pengumpulan data melalui observasi catatan medik dan penelusuran melalui telepon.
Hasil penelitian memperlihatkan secara keseluruhan angka ketahanan hidup 5 tahun sebesar 58%. Ada perbedaan yang bermakna secara statistik dengan p = 0,0026 pada ketahanan hidup 5 tahun penderita dengan stadium awal (IA - IIA) dan stadium lanjut (IIB - IVB). Angka ketahanan hidup 5 tahun sebesar 76,6% pada penderita stadium awal dan sebesar 49,7% pada stadium lanjut.
Variabel jenis histologi tidak terbukti menimbulkan efek modifikasi pada hubungan antara stadium kanker dengan ketahanan hidup 5 tahun penderita kanker serviks.
Variabel jenis histologi, derajat diferensiasi sel, umur saat didiagnosa, tingkat pendidikan, dan status pekerjaan, secara statistik menyebabkan pengaruh konfonding terhadap hubungan antara stadium kanker dengan ketahanan hidup 5 tahun penderita kanker serviks.
Risiko kematian sebelum memperhitungkan variabel konfonding adalah sebesar 2,705 kali (95% CI : 1,367-5,352) yang bermakna secara statistik, ditemukan pada perbandingan antara stadium lanjut dengan stadium awal. Tetapi, setelah memperhitungkan variabel jenis histologi, derajat diferensiasi sel, umur saat didiagnosa, kadar Hb saat diagnosa, dan tingkat pendidikan, risiko kematian menjadi tidak bermakna secara statistik namun masih menunjukkan hubungan yang moderat dengan HR 1,707 kali (95% CI : 0,713-4,084).
Daftar bacaan : 57 (1982-2003)

Cervical cancer is included in the seventh major cancer that happened in the world, and the third major cancer in women. Cervical cancer incidence estimated in developing countries reached 100 cases per I00 thousands people. Estimated number of death caused by cervical cancer is 190 thousands each year, with 5 years survival rate in southeast region 48%.
Estimation of survival rate is commonly used to evaluate the effect of prognostic factors on patient survival. Statistical analysis that could be used to estimate the survival probability is Life table and Kaplan Meier methods, and to estimate the effect of prognostic factors on the hazard ratio of cervical cancer patients Cox Regression analysis is used.
The aim of this study is to find the effect of cancer stage on the 5-year survival rate of the cervical cancer patients, and evaluation of other variables namely histology type, cell differentiated, age at the time of diagnosis, hemoglobin level at the time of diagnosis, marital status, educational background, occupational status, ethnic group, and treatment completeness status, which affect the relationship between cancer stage and patient survival.
This is a retrospective cohort study using secondary data from medical record of cervical cancer patients diagnosed at Dharmais Cancer Hospital, Jakarta in 1996-1998. This study included 218 patients, involving data collection via observing medical record and telephoning.
The result shows that the overall 5-year survival rate is 58%. There is statistically significant difference with p = 0,0026 on 5-year survival rate of patients in early stage (IA - ILA) and advance stage (IIB - IVB). Five-year survival rate is 76,6% among early stage patients and 49,7% among the advance stage, respectively.
Histologic type is shown to have no modification effect on the relationship between cancer stage and 5-year survival of cervical cancer patients.
Histologic type, cell differentiated, age at the time of diagnosis, educational background, and occupational status, are statistically caused confounding effect on the relationship between cancer stage and 5-year survival of cervical cancer patients.
Unadjusted HR of 2,705 (95% CI : 1,367-5,352) which is statistically significant was found for advance stage compare to early stage. However, after adjusting for variables histologic type, cell differentiated, age at the time at diagnosis, hemoglobin level at the time at diagnosis, and educational background, the risk became not statistically significant but still shows a moderate association with HR 1,707 (95% CI : 0,713-4,084).
References : 57 (1982-2003)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T13063
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Tjarta
"Judul pidato pengukuhan yang saya kemukakan adalah KANKER KULIT DI INDONESIA Antisipasi peningkatan pada masa mendatang. Alasan saya memilih judul ini, pertama ialah karena bidang ilmu yang saya tekuni, yaitu Patologi Anatomik, dalam kegiatan sehari-hari banyak menangani masalah penyakit kanker. Kedua, di antara berbagai jenis kanker, ternyata kanker kulit menunjukkan angka kejadian tinggi (menurut data berdasarkan pencatatan patologi); yaitu menduduki peringkat ketiga setelah kanker payudara dan kanker leher rahim. Ketiga, penyakit kanker sampai saat ini masih merupakan penyakit yang belum dapat dikendalikan dengan sempurna, sehingga masih banyak mengakibatkan kematian, menimbulkan cacat, dan biaya pengobatannya tinggi. Sebetulnya kanker kulit mudah dilihat dan diagnosisnya relatif lebih cepat ditegakan, sehingga relatif lebih cepat dapat diobati, namun beberapa di antaranya masih menimbulkan kematian. Keempat, kanker kulit sebagian besar disebabkan oleh pajanan lama dan berulang kali sinar ultraviolet (UV) yang berasal dari sinar matahari, yang belakangan dikaitkan dengan penipisan lapisan ozon di angkasa.
Sebelum memasuki inti pembicaraan tentang kanker kulit, perkenankanlah saya menjelaskan dahulu istilah patologi, peran dan fungsi patologi serta kedudukan patologi dalam ilmu kedokteran. Saya kemukakan di sini oleh karena agaknya belum semua orang paham benar tentang istilah tersebut.
Patologi ialah studi tentang penyakit yang meliputi penyebab penyakit (etiologi), perkembangan penyakit (patogenesis), kelainan struktural (perubahan morfologi), serta perubahan fungsi yang terjadi pada sel atau jaringan tubuh. Tanda dan gejala suatu penyakit timbul sebagai akibat perubahan fungsi dan morfologi derajat tertentu, yang terjadi pada sel atau jaringan tubuh. Morfologi sel atau jaringan tubuh dapat dilihat pada 4 tingkat yang berbeda, yaitu makroskopik, mikroskopik, struktur ultra dan molekular. Perkembangan mutakhir ilmu-ilmu biokimia, biologi molekular, genetika, biologi sel, fisiologi dan ilmu dasar lain telah meningkatkan pengetahuan fungsi abnormal sel atau jaringan tubuh pada penyakit, di samping kelainan morfologi yang terjadi.
Peran patologi ialah sebagai penghubung antara ilmu kedokteran dasar dan ilmu kedoktran klinis. Berfungsi sebagai jembatan yang merupakan titian bagi seorang dokter dalam upaya menyembuhkan suatu penyakit pada pasien. Ketepatan diagnosis dan pengobatan atau kemampuan membuat keputusan yang tepat dari suatu pengamatan. tentang penyakit bergantung kepada pijakan patologi yang akan menentukan kapan dan bagaimana seorang dokter mempergunakan kecakapannya untuk menyembuhkan pasien.
Kedudukan Patologi di dalam ilmu kedokteran diibaratkan sebagai batang dan cabang dari suatu pohon ilmu kedokteran yang akarnya ialah ilmu dasar dan daunnya ialah praktek klinis.
Patologi Anatomik merupakan bagian dari ilmu Patologi yang menelaah perubahan morfologi dan fungsi sel atau jaringan tubuh pada penyakit dan meliputi histopatologi, sitopatologi, histokimia, imunologi."
Jakarta: UI-Press, 1993
PGB 0119
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>