Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 29288 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad F.A. Rahim
Jakarta: University of Indonesia. Faculty of Medicine, 2019
610 UI-IJIM 51:4 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Meiyanti
"Latar belakang: Mahkota dewa, (Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl) merupakan tanaman asli Indonesia yang berasal dari Papua Tanaman ini dikenal di Indonesia, secara empiris banyak digunakan untuk mengobati berbagai penyakit Uji in vivo pada hewan coba menunjukkan bahwa mahkota dewa dapat menurunkan kadar glukosa darah.
Tujuan: Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetabui efek bubuk daging buah mahkota dewa dalam menurunkan kadar glukosa darah pada manusia sehat setelah pembebanan glukosa, dan untuk mengetahui besarnya dosis mahkota dewa yang efektif untuk menurunkan glukosa darah.
Rancangan penelitian: Desain yang digunakan adalah uji Mimic terbuka (tanpa pembanding) dengan dosis yang ditingkatkan, titrasi tidak dipaksakan (unforced titration) Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah bubuk daging buah mahkota dewa yang dimasukkan ke dalam kapsul. Lima belas sukarelawan dibenkan pembebanan glukosa 75 gram setelah puasa 10 jam untuk mendapatkan kadar glukosa swami baseline. Tiga hari kemudian dilakukan kembali pembebanan glukosa disertai dengan pemberian mahkota dewa dosis 250 mg. Untuk mehliat respon drlibat kadar glukosa serum pads 0 menit dan 15, 30, 60, 120, 180, dan 240 menit setelah pembebanan glukosa raja maupum setelah pembebanan glukosa + mahkota dewa. Setelah itu dihitung luas area di bawah kurva kadar glukosa serum terhadap waktu sampai dengan 4 jam (AUG 04 jam). Bila pada pemberian mahkota dewa 250 mg diperoleh pengurangan mlai AUC < 10 % dibandingkan AUC baseline maka dilakukan peningkatan dosis menjadi 500 mg atau menjadi 1000 mg bila dengan pemberian dosis 500 mg penunman nilai AUC < 10 % dibandingkan AUC baseline.
Hasil dan kesimpulan: Hasil penelitian ini memberikan hasil bahwa bubuk daging buah mahkota dewa dosis 500 mg mernperlihatkan pennnman ndai AUC yang secara statistik bermakna (p< 0,05). Penurunan kadar glukosa serum bergantung pada dosis yang diberrkan, makin besar dosis yang diberikan makin besar penurunan kadar glukosa serum.
Disimpulkan bahwa bubuk daging buah mahkota dewa dosis 500 mg dapat menurunkan kadar glukosa darah orang sehat. Mash perlu dilakukan uji klimk lebih lanjut untuk menilai efikasi bush mahkota dewa pada penderita diabetes melitus, sebelum dipergunakan sebagai obat tambahan/alternatif

Background: Mahkota dewa (Phaleria macrocarpa (Schell) Boerl) is an original Indonesian plant derived from Papua This plant is well-known in Indonesia and has been empirically used for the treatment of various diseases. In vivo test in experimental animals indicates that mahkota dewa could reduce blood glucose level.
Objective: The objective of this study was to evaluate the effect of mahkota dewa mesocarp fruit powder in reducing the increased blood glucose level in glucose loading healthy volunteers, and to determine the effective dose of mahkota dewa in reducing blood glucose level.
Methods: The study design was open clinical study (without control group) with increasing doses and unforced titration. The material used in this study was capsules containing mahkota dewa mesocarp fruit powder. Fifteen healthy volunteers were induced hyperglicernic by loading of 75 gram of glucose after 10 hour fasting . The resulting blood glucose level upon loading alone was described as the serum basal level of glucose. Three days later, the glucose loading procedure was repeated together with the administration of 250 mg mahkota dewa. In order to examine the response, blood glucose levels were observed in 0 minute, 15, 30, 60, 120, 180 and 240 minute after being loaded by glucose in absence and presence mahkota dewa. Subsequently, the area under the curve of blood glucose level aligned with 4 hour lime axis (AUC o.-0 hour) was calculated. lithe AUC value decreased < 10% after 250 mg mahkota dewa administration compared to baseline AUC then the dose was increased to 500 mg or it would be increased to 1000 mg if the AUC value decreased < 10% after 500 mg dose administration compared to baseline AUC.
Results and conclusions: This study suggests the potentially beneficial effect of mahkota dewa mesocarp fruit powder of 500 mg dose in reducing the AUC value of serum glucose after glucose loading, which is statistically significant (p < 0.05). The effect of mahkota dewa in decreasing blood glucose depends on the given dose. The greater the dose given, the greater the decreasing effect of blood glucose occur. In conclusion, mahkota dewa mesocarp fruit powder of 500 mg dose reduces blood glucose level in healthy volunteers after glucose loading. Further clinical studies should be conducted to evaluate the efficacy of mahkota dewa fruit in diabetes mellitus patients before it is used as adjunctive/alternative treatment.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006
T18167
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fauzia
"Intensitas penggunaan antibiotik yang relatif tinggi menimbulkan berbagai permasalahan yang merupakan ancaman bagi masyarakat, terutama masalah resistensi bakteri terhadap antibiotik. Hal tersebut mendorong dilakukannya penelitian mengenai tanaman penghasil antibakteri alternatif. Mahkota dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl) merupakan tanaman asli Indonesia yang berasal dari Papua yang sudah dikenal sejak lama sebagai obat tradisional. Tanaman ini diketahui berpotensi mengobati berbagai penyakit seperti eksim, jerawat, dan luka gigitan serangga. Kandungan zat aktif yang terdapat pada tanaman mahkota dewa antara lain alkaloid, flavonoid, saponin, terpenoid, tanin, dan lignan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya antibakteri serta konsentrasi terbaik ekstrak etanol daging buah mahkota dewa dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, dan Klebsiella pneumoniae yang telah resisten terhadap beberapa antibiotik. Pengujian aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode uji difusi agar menurut Kirby- Baurer dengan mengamati zona hambat pertumbuhan bakteri uji sebagai parameter. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial dengan dua faktor, yaitu jenis bakteri dan konsentrasi ekstrak.
Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh perlakuan terhadap pertumbuhan koloni bakteri uji dengan nilai konsentrasi terbaik 50%. Uji statistik dengan sidik ragam menunjukkan bahwa perbedaan jenis bakteri dan konsentrasi ekstrak masing-masing berpengaruh nyata (P<0,05). Interaksi antar kedua faktor tersebut pun memberikan makna yang nyata (P<0,05).

Relatively high intensity in using antibiotics caused variation problem that are a treat to society, especially bacterial resistance to antibiotic problems. This problems need to be solved with doing research about plant that could be used as alternative for producing antibacteri. Mahkota dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl) is a native plant, i.e from Papua that have been known as a traditional medicine. This plant is known had potential ability to cure many diseases, such as eczema, acne, and wound caused by insect bits. Active substance in this plant, e.g. alkaloid, flavonoid, saponin, terpenoid, tanin, and lignans.
The aims of this study to determine the best concentration of extract ethanol of the crown fruit of Mahkota dewa that showed the highest antibacterial activity in inhibiting the growth of Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, and Klebsiella pneumoniae that was resistant to many antibiotics. Antibacterial activity assays was conducted with Kirby-Baurer agar diffusion method by observing bacterial growth inhibition zone as parameter. This study was completely randomized factorial design with two factors, the type of bacteria and extract concentration.
This study showed that the best concentration that inhibit the growth of bacterial colonial tested was 50%. Statistical test for variance analysis showed that difference type of bacteria and each of concentration extract was significantly (P<0,05). Interaction between the two factors also significant (P<0,05).
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S44533
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wulan Purnamasari
"Ekstraksi daging buah mahkota dewa Phaleria macrocarpa menggunakan pelarut cairan ionik ionic liquid belum pernah dilakukan. Akhir-akhir ini, cairan ionik populer sebagai pelarut ekstrasi tanaman karena terbukti menghasilkan hasil ekstraksi yang memuaskan dibandingkan dengan metode konvensional. Disebutkan pada penelitian sebelumnya bahwa salah satu metode ekstraksi yang sesuai untuk mengekstraksi buah mahkota dewa adalah dengan menggunakan Microwave Assisted Extraction MAE. Diharapkan ekstraksi daging buah P. macrocarpa yang menggunakan cairan ionik dan MAE juga dapat memberikan hasil yang memuaskan dengan dilakukannya optimasi pada kondisi-kondisi ekstraksi serta membandingkan hasilnya dengan ekstraksi konvensional. Pelarut cairan ionik yang diuji ada 3 yaitu [BMIM] Br, [BMIM] Cl, dan [BMIM] BF4. Hasil pemilihan pelarut yang dipilih adalah [BMIM] BF4 yang akan digunakan dalam optimasi dan diuji kadar total fenoliknya dengan metode Folin Ciocalteu. Setelah didapat kondisi optimum, aktivitas antioksidan diuji dengan metode DPPH menggunakan microplate reader. Hasil dari optimasi adalah dengan konsentrasi tertinggi, rasio pelarut-sampel tertinggi dan waktu ekstraksi yang tidak berpengaruh pada hasil ekstraksi, didapat kadar total fenolik maksimum sebesar 191,72 mg GAE/g serbuk. Hasil ini terbukti lebih tinggi dibanding metode ekstraksi konvensional. Hasil ekstraksi dalam kondisi ini dimaksimalkan kembali hasilnya dengan dilakukan pretreatment menggunakan urea agar senyawa fenolik yang diekstraksi mendapatkan hasil yang lebih banyak. Percobaan setelah optimasi selesai, dilakukan dengan membandingkan suatu kondisi ekstraksi dengan pretreatment menggunakan urea. Hasil yang didapat adalah ekstraksi yang telah terlebih dahulu diberikan pretreatment menghasilkan kadar total fenolik yang lebih besar dibandingkan dengan tanpa pretreatment.

The use of ionic liquids as solvent to extract flesh of fruit of mahkota dewa Phaleria macrocarpa has not been studied yet. In the last decades, ionic liquids was popular as solvent for extracting plant material because of its higher extraction yield compared to conventional methods. It is said in one previous research, that one of many suitable extraction methods to extract flesh of fruit of mahkota dewa is Microwave Assisted Extraction MAE. We hypothesized that plant extraction using ionic liquids in MAE method would give satisfying results by optimizing extraction conditions and comparing the result with conventional extraction method. Three different kinds of ionic liquids, BMIM Br, BMIM Cl, and BMIM BF4 were investigated. The ionic liquids, BMIM BF4 were elected and further used in optimization and tested for its total phenolic content TPC with Folin Ciocalteu method. Afterwards, antioxidant activity were tested by DPPH method in optimum condition. Both tests used microplate reader. Maximum total phenolic content were obtained with higher solvent concentration, higher solvent sample ratio, and an insignificant extraction time with 191,717 mg GAE g plant powder. This result proves that it is higher than the conventional extraction method. The extraction yield were maximized by applying pretreatment with urea to obtain higher total phenolic content after extraction. After optimization experiment were done by comparing the extract from optimum condition without urea, with after urea pretreatment extract. The result shows that pre treated sample with urea pretreatment gives higher total phenolic content compared with non pretreated sample.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Dara Novi Handayani
"Ruang lingkup dan cara penelitian : Minyak buah merah telah dipublikasikan sebagai suplemen antioksidan dan dilaporkan mengandung a-tokoferol dan (3-karoten dalam jumlah cukup tinggi. Produk tersebut merupakan bentuk yang paling umum dikonsumsi untuk pengobatan berbagai penyakit oleh senjumlah besar masyarakat Indonesia. Namun penelitian tentang potensi minyak buah merah sebagai antioksidan dalam mencegah stres oksidatif belum pernah dilakukan, sehingga timbul pemikiran yang melandasi penelitian ini yaitu bagaimana potensi minyak buah merah "Cendrawasih Papua Red Fruit Oil" dalam mencegah sires oksidatif pada tikus yang diinduksi 2-asetilaminofluoren (2-AAF). Penelitian ini menggunakan 24 ekor tikus putih jantan galur Wistar, berumur ± tiga bulan dengan berat badan 160 - 200 gram, yang dibagi secara acak dalam 4 kelompok masingmasing 6 tikus yaitu kelompok yang hanya diberi aquades (kontrol), kelompok yang diberi minyak buah merah (BM), kelompok yang diinduksi 2-AAF(AAF) dan kelompok yang diberi minyak buah merah dan diinduksi 2-AAF(BM+AAF). Penelitian ini menggunakan AAF 40 μg/hari yang diberikan selama 8 minggu untuk menginduksi stres oksidatif. Pemberian minyak buah merah 10 μ/g BB/hari diberikan selama 9 minggu secara oral. Pada kelompok BM+AAF, minyak buah merah mulai diberikan 1 minggu sebelum perlakuan dan diteruskan seiama induksi 2-AAF. Setelah perlakuan 4 minggu, darah diambil dari ekor tikus. Semua tikus dimatikan pada minggu ke-8 dan dilakukan pengambilan organ hati dan darah dari jantung. Parameter stres oksidatif yang diuji adalah kadar MDA dan senyawa karbonil, dan kadar antioksidan endogen yaitu GSH dalam plasma dan hati tikus. Data yang diperoleh diolah secara statistik (SPSS 11) dan dilanjutkan dengan uji Tukey.
Hasil dan Kesimpulan : Hasil pengukuran dalam plasma dan jaringan hati menunjukkan kelompok AAF memiliki kadar senyawa karbonil, MDA lebih tinggi secara bermakna dan kadar GSH lebih rendah secara bermakna dibandingkan kelompok kontrol. Dengan demikian, induksi 2-AAF menyebabkan stres oksidatif. Kadar GSH dan senyawa karbonil plasma dan hati tikus kelompok BM4-AAF tidak berbeda bermakna dibandingkan dengan kelompok AAF pada setiap waktu pengamatan, namun kadar MDA lebih rendah secara bermakna pada minggu ke-8. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian minyak buah merah tidak mampu mencegah kerusakan oksidatif protein maupun penurunan antioksidan GSH, namun memiliki kemampuan mencegah kerusakan oksidatif lipid akibat stress oksidatif. Dan penelitian ini juga terungkap bahwa pemberian minyak buah merah mengakibatkan stress oksidatif yang ditunjukkan oleh kadar GSH yang menurun secara bermakna dan kerusakan oksidatif protein yang cenderung meningkat (p=0.06). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa minyak buah merah "Cendrawasih Papua Red Fruit Oil" yang digunakan pada penelitian ini selain mempunyai kemampuan sebagai antioksidan juga berpotensi menimbulkan stres oksidatif.

Red fruit (Pandanus conoideus lam) oil is natural antioxidant supplement which is reported contain a-tocoferol and 0-carotene . This oil is popular in Indonesia especially in Papua. It is consumed by people for healthiness and for the treatment of diseases. Yet, there has no in vivo study been done to confirm the protective effect of red fruit oil against stress oxidative.
Purpose: In this study we assess the protective effect of "Cendrawasih Papua Red Fruit Oil" on lipid peroxidation, protein damage and antioxidants system in plasma and liver of rats induced by 2-acetylaminofluorene (2-AAF).
Methods : Three-months-old male winstar rats, each weighing about 160-200 grams, where chosen for study and divided randomly into four groups of 6 rats : the aqua (control) given group, the red fruit oil (BM) given group, the 2-acetylaminofluorene (AAF) given group and the red fruit oil -acetylaminofluorene (BM+AAF) given group. 2-AAF at a concentration of 40 μ/day was administered orally for 8 weeks, in order to induce stress oxidative. Red fruit oils supplementation was given orally 10 μL/g BW/day for 9 weeks. For the BM+AAF group, supplementation red fruit oils was given since a week before and continued during induced AAF. After 4 weeks, their blood were collected from tail. After 8 weeks, the rats of both group were sacrificed under light ether anaesthesia. Their blood and liver tissues were taken. Malondialdehida (MDA), carbonyl and glutathione (GSH) were measured as parameters of oxidative stress. The statistical significance of the result was analyzed by Tuckey test.
Results & conclusions : In the plasma and liver homogenates in the AAF given group rats, the levels of carbonyl and MDA were significantly higher and GSH levels were significantly lower compared with those of controls. These result indicated that AAF induction had important effect on stress oxidative, There were no differences in the plasma and liver homogenates of the BM+AAF given group in the GSH and carbonyl levels than those with the AAF group, but MDA Ievels were lower significantly. These result suggested that red fruit oil had no protective effect in protein oxidative damage and GSH levels but had protective effect on lipid peroxidation. The GSH in the plasma and liver homogenates were significantly lower in the BM given group compared to the control group (p"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006
T17683
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Panjaitan, Exaudi Ebennezer
"Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) terbukti kaya akan kandungan xanton yang memiliki potensi aktivitas antioksidan yang sangat tinggi. Pada penelitian ini digunakan metode peredaman DPPH (2,2-Difenil-1-pikrilhidrazil) untuk mengetahui IC50 dari ektrak etanol kulit buah manggis dan sediaan serum. Penelitian ini merupakan aplikasi dari ekstrak kulit buah manggis dalam sediaan likuid dengan sedikit pelarut dan banyak komponen bioaktif, yang dalam istilah kosmetik disebut sebagai serum. Penelitian ini bertujuan untuk menguji stabilitas fisik dan pengaruh dari vitamin C terhadap aktivitas, stabilitas dan daya penetrasi ekstrak etanol kulit buah manggis pada serum antikerut. Selanjutnya ekstrak diformulasikan ke dalam tiga jenis sediaan yang terdapat variasi vitamin C sebagai peningkat penetrasi dan satu sediaan tanpa ekstrak dan vitamin C. Ketiga sediaan diuji daya penetrasinya secara in vitro dengan sel difusi Franz menggunakan membran abdomen tikus betina galur Sprague-Dawley. Nilai IC50 ekstrak etanol kulit manggis adalah 15,27 ppm, sedangkan sediaan formula 1, 2, 3 dan 4 berturut-turut adalah 109.347,45; 13.275,86; 2014,18 dan 126,52 ppm. Jumlah kumulatif xanton total yang terpenetrasi dari sediaan formula 2, 3 dan 4 berturut-turut adalah 15,79±0,18; 26,85±1,03 dan 61,05±2,53%. Fluks dari sediaan formula 2, 3 dan 4 berturut-turut adalah 0,15±0,003; 0,37±0,01 dan 0,92±0,03 μg/cm2.jam. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan adanya vitamin C akan meningkatkan daya penetrasi sediaan serum. Seluruh sediaan menunjukkan kestabilan secara fisik.

Mangosteen pericarp (Garcinia mangostana L.) has been proved to have plenty of xanthone with high antioxidant. This study was done using DPPH (2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl) to determine the IC50 of ethanolic extract of mangosteen pericarp and serum preparations containing extract. This study is an application of mangosteen pericarp extract in liquid preparations with a little solvent and many bioactive components, which in terms of cosmetics called serum. The aims of this study are to test the physical stability and the effect of vitamin C on the activity, stability and penetration ability of ethanolic extract of mangosteen pericarp on antiaging serum. Furthermore, ethanolic extract formulated into three variations in preparation of vitamin C as a penetration enhancer and one preparations without extract and vitamin C. The three preparations were examined their penetration ability by in vitro Franz diffusion cell using rat abdominal skin as diffusion membrane. IC50 values of ethanolic extract of mangosteen pericarp were obtained at 15,27 ppm, whilst the preparations formula 1, 2, 3 and 4 were 109.347,45; 13.275,86; 2014,18 and 126,52 ppm, respectively. Total cumulative penetration of total xanthone from formula 2, 3 and 4 were 15,79±0,18; 26,85±1,03 and 61,05±2,53%, respectively. Flux of total xanthone from formula 2, 3 dan 4 were 0,15±0,003; 0,37±0,01 and 0,92±0,03 μg/cm2.hour, respectively. Based on these results, it can be concluded that the presence of vitamin C will increase the penetration ability of serum preparation. All preparations showed physical stability.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S47083
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harvi Hanni Damayanti
"ABSTRAK
Latar Belakang: Pengaruh Human Platelat Lysate (HPL) tanpa penambahan EGF dan bFGF dalam medium kultur HUVEC terhadap ekspresi CD45 belum diketahui sebelumnya.
Tujuan: Mengevaluasi pengaruh penggunaan HPL tanpa penambahan EGF dan bFGF terhadap ekspresi CD45 pada HUVEC. Metode: HUVEC dikultur menggunakan FBS 2% dan HPL 2% dengan penambahan EGF dan bFGF serta HPL 2% dan HPL 5% tanpa penambahan EGF dan bFGF, kemudian ekspresi CD45 dianalisis dengan FACS.
Hasil: Ekspresi CD45 pada HPL tanpa penambahan EGF dan bFGF tidak berbeda dibandingkan dengan FBS dan HPL dengan penambahan EGF dan bFGF.
Simpulan: Penggunaan HPL tanpa penambahan EGF dan bFGF dalam medium kultur HUVEC tidak berpengaruh terhadap ekspresi CD45 pada HUVEC.

ABSTRACT
Background: Effect of HPL without additional EGF and bFGF in HUVEC culture medium on CD45 expression has not been studied previously.
Objective: To evaluate the effect of HPL without additional EGF and bFGF on HUVEC CD45 expression.
Method: HUVEC cultured with FBS 2%, HPL 2% with EGF and bFGF addition, HPL 2% and HPL 5% without EGF and bFGF addition, CD45 expression were then analysed with FACS.
Result: CD45 expression of HUVEC cultured in HPL without additional EGF and bFGF were not different significantly compared to FBS and HPL with additional EGF and bFGF.
Conclusions: The Use of HPL without additional EGF and bFGF in HUVEC culture medium did not affect HUVEC CD45 expression."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kendy Chandra Wijaya
"ABSTRAK
Tujuan: Mengetahui pengaruh karbamid peroksida 10% dan 15% terhadap
perubahan warna email dengan diskolorasi ekstrinsik oleh teh hitam. Metode:
Tiga puluh dua gigi premolar manusia pasca ekstraksi direndam dalam larutan teh
hitam selama 8 hari, kemudian dibagi secara acak ke dalam 2 kelompok
perlakuan, lalu ditanam dalam microwax. Aplikasi bleaching dilakukan selama 7
jam per aplikasi hingga dilakukan 14 kali aplikasi. Pengukuran warna dengan
metode CIE L*a*b* menggunakan VITA Easyshade® dilakukan setelah
pewarnaan teh hitam, setelah aplikasi ke-7, dan setelah aplikasi ke-14. Hasil: Uji
statistik Independent t-Test menunjukkan tidak terdapat perbedaan bermakna nilai
ΔE antar kedua kelompok. Kesimpulan: Tidak terdapat perbedaan efektivitas
antara karbamid peroksida 10% dan 15% terhadap diskolorasi ekstrinsik oleh teh
hitam.

ABSTRACT
Objective: to evaluate the effect of 10% and 15% carbamide peroxide on colour
change of enamel with extrinsic discolouration caused by black tea. Method:
Thirty two extracted human premolars were immersed in black tea solution for 8
days, then randomly divided into two groups and mounted in microwax.
Specimens then bleached for 7-hour per application for 14 applications. Colour
changes were measured after staining, and after 7th and 14th of bleaching
application using VITA Easyshade®, then calculated using CIE L*a*b* method.
Result: Independent t-Test showed there was no significant difference of ΔE
between groups. Conclusion: There was no different effectiveness of 10% and
15% carbamide peroxide on human enamel with extrinsic discolouration caused
by black tea."
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratu Kenanga Renatami
"ABSTRAK
Belimbing wuluh dapat memutihkan warna gigi, namun memiliki pH asam yang dapat mempengaruhi kekasaran email. Penelitian ini menggunakan 35 email gigi sapi yang diaplikasikan dengan gel ekstrak belimbing wuluh Bogor dan Aceh 70%, 80% dan 90% dalam 4 jam selama 14 hari. Berdasarkan analisa statistik uji t berpasangan
dan tidak berpasangan, semua kelompok perlakuan mengalami perubahan yang signifikan (p<0.05) setelah 7 hari dan 14 hari aplikasi. Perubahan kekasaran terbesar yaitu kelompok dengan konsentrasi 90%. Perubahan kekasaran dipengaruhi oleh pH gel, konsentrasi gel, lama pepmaparan gel terhadap permukaan gigi.

ABSTRACT
Bilimbi can be used to bleach the teeth but it has an acidic pH that affect the enamel surface roughness. This study used 35 bovine enamels which was applied by gels containing Bogor and Aceh bilimbi extracts 70%, 80% and 90% in 4 hours per day for 14 days. Results analyzed by Dependent and Independent t-test showed that all
groups had significant changes in surface roughness (p<0.05) after 7 and 14 days of application. Group with 90% concentration had the most significant changes in surface roughness. The changes were caused by pH, concentration, and duration of exposure to bilimbi extract gels."
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Kristiyanto
"Ekstrak biji melinjo Gnetum gnemon L. diketahui berperan dalam aktivitas penghambatan HMG-KoA reduktase. Sedangkan iradiasi adalah salah satu metode dalam sterilisasi bahan alam. Studi ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh iradiasi gama terhadap aktivitas penghambatan HMG-KoA reduktase dan angka lempeng total pada biji melinjo. Biji melinjo diiradiasi dengan berbagai dosis yaitu 0, 2,5, 5, 7,5, dan 10 kGy. Ekstraksi dilakukan dengan menggunakan metode refluks dengan pelarut etanol. Angka lempeng total ALT ditentukan menggunakan metode aerobic count plate melalui pengenceran suspensi serbuk biji melinjo. Sementara uji aktivitas penghambatan HMG-KoA reduktase menggunakan assay kit HMG-KoA reduktase. Dalam uji aktivitas penghambatan HMG-KoA reduktase, diperoleh persentase penghambatan oleh standar pravastatin sebesar 97,41 dengan IC50 76,70 nM. Ekstrak biji melinjo berbagai dosis iradiasi diuji aktivitas penghambatannya dan diperoleh persentase penghambatan tertinggi sebesar 97,30 pada dosis iradiasi 2,5 kGy. Pada penetapan ALT, serbuk biji melinjo berbagai dosis iradiasi menunjukkan tidak adanya pertumbuhan mikroba. Berdasarkan penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa biji melinjo berada dalam kondisi steril dan iradiasi 2,5 kGy adalah dosis optimum untuk menghambat HMG-KoA reduktase secara signifikan.

Melinjo Gnetum gnemon L. seed extract is known to play a role in the inhibitory activity of HMG CoA reductase. Irradiation is a method to sterilize natural products. This study aimed to determine the effect of gamma irradiation on the inhibitory activity of HMG CoA reductase and total plate count TPC . Melinjo seeds were irradiated with various doses of 0, 2.5, 5, 7.5, and 10 kGy. The extraction was carried out by ethanol using reflux method. TPC was determined by aerobic count plates method using stock dilution of melinjo seeds powder suspensions. HMG CoA inhibitory activity was determined using HMG CoA reductase assay kit. In determination of HMG CoA reductase, the inhibitory percentage of pravastatin standard was 97.41 and the IC50 was 76.70 nM. Irradiated melinjo seed extracts were tested for inhibitory activity and the highest inhibition percentages were 97.30 of 2,5 kGy. In the determination of TPC, the powder of melinjo seeds for all irradiation doses showed no microbial growth. Based on this research, it can be concluded that non irradiated and irradiated melinjo seeds were free from microbial growth and the gamma irradiation dose of 2.5 kGy was optimum dose to inhibit HMG CoA reductase, significantly."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
S69840
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>