Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 132170 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Monica Fiona Aryani
"

Surat kabar online merupakan salah satu sumber informasi penting bagi investor karena memiliki akses tersendiri atas informasi yang terpercaya. Terkadang investor tidak mampu memonitor seluruh informasi, sehingga informasi tersebut bisa didapatkan dari jurnalis, termasuk yang berkaitan dengan Initial Public Offering (IPO). Fenomena IPO underpricing dapat memiliki kaitan dengan sentimen surat kabar online. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui pengaruh dari sentimen surat kabar online pada IPO underpricing. Penelitian meliputi IPO yang terjadi di Indonesia dalam periode tahun 2017-2018 (94 perusahaan dan hampir 3.500 artikel yang berkaitan dengan IPO), dengan menggunakan analisis tekstual berdasarkan leksikon yang dikembangkan oleh Loughran dan McDonald (2011). Penelitian ini fokus pada berita yang dapat ditelusuri pada Google.com (Googlenews) yang terkait langsung dengan perusahaan dalam jangka waktu 3 bulan sebelum IPO terlaksana. Sentimen terbagi menjadi tujuh kategori: negative, positive, uncertainty, litigious, strong modal, weak modal, dan constraining. Hasil dari penelitian ini ialah terdapat hubungan yang positif signifikan antara sentimen positif dan IPO underpricing, serta terdapat hubungan yang negatif signifikan antara sentimen strong modal dan IPO underpricing. Variabel kontrol yang berpengaruh signifikan pada imbal hasil hari pertama ialah rekomendasi analis, banyaknya artikel, umur perusahaan, papan pencatatan, kondisi pasar, besarnya offering, dan reputasi underwriter. Hanya variabel kontrol kepemilikan negara yang tidak signifikan berpengaruh pada imbal hasil hari pertama. Penelitian ini hanya menyertakan artikel yang terkait langsung dengan perusahaan dan tidak menyertakan artikel lain seperti kondisi makroekonomi walaupun dapat berpengaruh signifikan. Sejauh ini belum banyak penelitian yang mengangkat peran sentimen surat kabar online terhadap IPO underpricing di Indonesia.


Online newspapers are important sources of information for investors, due to the access to insider information. Sometimes investors are unable to monitor all information, including those related to a companys Initial Public Offering (IPO), so it can be obtained from journalists. The phenomenon of IPO underpricing might be attributed to the sentiments in online newspaper. This research aims to investigate the effect of online newspaper sentiments on IPO underpricing in Indonesia in 2017-2018 (94 companies) and nearly 3,500 articles related to these IPOs, using the textual analysis based on the lexicon developed by Loughran and McDonald (2011) in constructing sentiments measures. We focus on news that is directly related to the companies that can be found in search results of Google.com (Googlenews), 3 months prior to the IPO. The sentiments are divided into seven categories: negative, positive, uncertainty, litigious, strong modal, weak modal, and constraining. We find that positive sentiments are positively associated with first-day returns, and strong modal sentiments are negatively associated with first-day returns. Control variables that give significant effect are analyst coverage, number of articles, firm age, listing board, market, offering size, and underwriter reputation. Meanwhile, the only control variable that gives no significant effect is the state ownership. This research only includes articles directly related to the companies and not included other topics such as macroeconomic although might be significant. There have been by far a very limited number of articles that discuss the role of online newspaper sentiments on IPO underpricing in Indonesia.

"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suskandani Kamil
"Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh IPO Underpricing terhadap likuiditas saham di Bursa Efek Indonesia selama periode 2006-2011. Penelitian ini menggunakan dua pendekatan untuk menghitung variabel terikat (likuiditas saham), yaitu volume perdagangan saham (VOL) dan volume uang dalam perdagangan saham (DVOL). Begitu juga dalam menghitung variabel bebas (underpricing), menggunakan dua pendekatan yaitu UNDO dan UNDC. Dalam menghitung UNDO, harga saham yang digunakan adalah harga pembukaan hari pertama listing. Sedangkan untuk perhitungan UNDC, harga saham yang digunakan adalah harga penutupan hari pertama listing.
Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan model regresi linear berganda dengan data cross section. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 75 perusahaan yang melakukan IPO selama periode 2006-2011. Penelitian ini juga menggunakan tiga variabel kontrol, yaitu jumlah lembar saham yang ditawarkan saat IPO, harga perdana saham, dan umur perusahaan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa underpricing berpengaruh positif signifikan terhadap volume perdagangan saham (VOL) di Bursa Efek Indonesia. Sedangkan untuk likuiditas dengan pendekatan volume uang (DVOL), underpricing tidak berpengaruh signifikan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Zhen dan Li (2007) yang menyatakan bahwa underpricing berpengaruh positif terhadap volume transaksi. Zhen dan Li tidak menemukan hubungan yang konsisten antara underpricing dengan ukuran likuiditas lainnya.

The objective of this research is to examine the effect of IPO Underpricing on stock liquidity in the Indonesian Stock Exchange during the period 2006-2011. This study used two approaches to calculate the dependent variable (stock liquidity), which are trading volume and volume of money in stock trading. In calculating the independent variable (underpricing), this study also uses two approaches, they are UNDO and UNDC. In calculating an UNDO, the share price used is the opening price of the first day of listing. In UNDC calculating, stock price used is the closing price of the first day of listing.
The hypothesis testing of this study using a multiple linear regression model with cross section data. The samples in this study were 75 companies. This study also used three control variables: the number of shares offered, the initial price of the stock, and firm age.
The results showed that underpricing is positively significant to trading volume (VOL) at the Indonesian Stock Exchange. The research also found that underpricing has no significant relation to the volume of money (DVOL). This is consistent with research conducted Zhen and Li (2007) which states that the underpricing positively related to the volume of transactions. Zhen and Li did not find any consistent relation between underpricing and other liquidity measures.
"
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anisa Diah Pertiwi
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh relationship lending terhadap IPO underpricing. Relationship lending terjadi ketika perusahaan melakukan hubungan pinjam meminjam dengan bank sebelum go public. Kemudian ketika perusahaan memutuskan untuk IPO, perusahaan menggunakan underwriter yang terafiliasi dengan bank yang memiliki relatonship lending. Penelitian ini menggunakan 118 sampel perusahaan yang mengalami underpricing pada periode 2007-2016 di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki relationship lending dengan bank yang terafiliasi dengan underwriter dan go public dengan underwriter tersebut dapat mengurangi tingkat underpricing.

This study aims to analyze the effect of relationship lending on IPO underpricing. Relationship lending occurs when a company has a relationship with a bank before going public. Then when the company decides to IPO, the company uses the underwriter affiliated with a bank that has relatonship lending. This paper uses 118 samples of firms experiencing underpricing in the period 2007-2016 at Indonesia Stocks Exchange. This is quantitative research using multiple regression. The results show that firms with a pre-IPO lending relationship with banks affiliated with underwriters and go public with them can reduce the level of underpricing.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahadian Abby Putra
"Underpricing merupakan fenomena yang sering terjadi pada saat perusahaan melakukan IPO. Salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya underpricing adalah sentimen investor. Kondisi saat ini dimana terdapat pandemi Covid-19 menyebabkan sentimen ketakutan pada investor. Tingkat ketakutan tersebut bisa dikurangi dengan cara menekan angka penyebaran Covid-19. Maka dari itu dengan adanya intervensi pemerintah untuk menekan angka penyebaran Covid-19, diharapkan bisa mengurangi sentimen ketakutan investor. Penelitian ini dilakukan untuk mencari tahu pengaruh antara sentimen ketakutan atas Covid-19 terhadap tingkat underpricing pada perusahaan yang melaksanakan IPO dengan adanya intervensi pemerintah sebagai variabel moderasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kuantitatif dan menggunakan metode statistik deskriptif dan regresi sederhana (ordinary least square) sebagai metode untuk menganalisis data. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah 91 perusahaan yang melaksanakan IPO pada tahun 2020 dan 2021 di pasar modal Indonesia. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa sentimen ketakutan atas Covid-19 memiliki hubungan positif yang signifikan terhadap tingkat underpricing. Intervensi pemerintah signifikan sebagai variabel moderasi dan melemahkan pengaruh dari sentimen ketakutan atas Covid-19 terhadap tingkat underpricing. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi studi literatur terkait underpricing, dan dapat digunakan sebagai masukan untuk perusahaan yang akan melaksanakan IPO.

Underpricing is a phenomenon that often occurs when companies conduct IPOs. One of the factors that influence the occurrence of underpricing is investor sentiment. The current condition where there is a Covid-19 pandemic causes a sentiment of fear in investors. This level of fear can be reduced by reducing the spread of Covid-19. Therefore, with government intervention to reduce the spread of Covid-19, it is hoped that it will reduce investor fear. This study was conducted to find out the relationship between the sentiment of fear over Covid-19 and the level of underpricing in companies carrying out IPOs with government intervention as a moderating variable. This study uses a quantitative study approach and uses descriptive statistical methods and simple regression (ordinary least squares) as methods to analyze the data. The sample used in this study was 91 companies that carried out IPOs in 2020 and 2021 in the Indonesian capital market. The results of this study indicate that the sentiment of fear over Covid-19 has a significant positive relationship to the level of underpricing. Government intervention as a moderating variable increases the negative effect of fear sentiment over Covid-19 on the level of underpricing. It is expected the results of this study could contribute to the literature related to underpricing, and can be used as input for companies that will carry out an IPOs."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Qorry Aina Syafei
"Skripsi ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh manajemen laba terhadap underpricing saham IPO yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2008-2012. Proksi utama dari manajemen laba yang digunakan dalam penelitian ini adalah abnormal accruals. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan yang melakukan manajemen laba agresif selama periode sebelum IPO cenderung lebih underpriced dibandingkan dengan perusahaan lain. Hal ini konsisten dengan teori asimetri informasi dimana manajemen laba agresif meningkatkan ketidakpastian perusahaan IPO dan investor menuntut potongan harga atas harga saham IPO tersebut.

The aim of this study is to analyze the impact of earnings management on underpricing of IPO firms listed in Indonesia Stock Exchange in 2008-2012. The primary proxy of earnings management is abnormal accruals. This research is quantitative and used multivariate regression. This study finds evidence that firms with aggressive earnings management during pre-IPO period tend to be more underpriced than firms without it. It is consistent with the asymmetric theory of underpricing that aggressive earnings management increases the uncertainty of IPO firms and investor demands price discounts."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2014
S54594
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rara Kinanthi Sekardjagat
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh intellectual capital disclosure terhadap undepricing pada perusahaan yang melakukan IPO periode 2008-2018. Variabel intellectual capital disclosure diukur dari indeks intellectual capital milik Bukh et al yang terdiri dari 86 komponen intellectual capital yang dibagi menjadi tiga kategori yaitu human capital, structural capital , dan relational capital. Untuk variabel underpricing diukur dari initial return pada saat perusahaan tersebut listing. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, pengumpulan data dilakukan melalui data sekunder dari prospektus perusahaan dengan total sampel 235 perusahaan yang melakukan IPO periode 2008-2018. Analisis data pada penelitian ini dilakukan dengan analisis deskriptif, uji normalitas, uji asumsi klasik, dan regresi berganda. Pengungkapan intellectual capital secara keseluruhan terbukti berpengaruh signifikan negatif dengan underpricing. Untuk pengungkapan komponen intellectual capital secara terpisah (structural capital, human capital, dan relational capital) terbukti semua berpengaruh negatif signifikan terhadap underpricing. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin luas pengungkapan yang dilakukan, maka akan mengurangi tingkat undepricing.

ABSTRACT
This study aims to examine the effect of intellectual capital disclosure on undepricing in companies conducting an IPO for the 2008-2018 period. The variable intellectual capital disclosure is measured from the index of intellectual capital belonging to Bukh et al which consists of 86 components of intellectual capital divided into three categories, namely human capital, structural capital, and relational capital. The underpricing variable is measured from the initial return when the company is listed. This study use a quantitative approach, data collection is done through secondary data from prospectus companies with a total sample of 235 companies that conducted an IPO for the period 2008-2018. Data analysis in this study was conducted with descriptive analysis, normality test, classic assumption test, and multiple regression. Disclosure of intellectual capital as a whole is proven to have a significant negative effect on underpricing. For the disclosure of the components of intellectual capital separately (structural capital, human capital, and relational capital) all have a significant negative effect on underpricing. The results showed that the broader the disclosure made, it would reduce the level of undepricing.
"
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Boby Hartanto Hadi
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh reputasi underwriter, reputasi auditor dan auditor spesialisasi industri terhadap IPO underpricing. Penelitian ini menggunakan 77 sampel perusahaan yang melakukan IPO pada periode 2008-2012 di Bursa Efek Indonesia.
Penelitian ini membuktikan bahwa:
1) tidak adanya pengaruh yang signfikan antara reputasi underwriter terhadap IPO underpricing,
2) tidak adanya pengaruh yang signfikan antara reputasi auditor terhadap IPO underpricing,
3) tidak adanya pengaruh yang signfikan antara auditor spesialis industri terhadap IPO underpricing.

The main objective of this research is to analyze the effect of underwriter reputation, auditor reputation and industry differentiation auditor on IPO underpricing. This study uses sample of 77 IPO company in Indonesia Stock Exchange for the period 2008-2012.
This research finds that:
1) there is no significant relationship between underwriter reputation and IPO underpricing.
2) there is no significant relationship between auditor reputation and IPO underpricing.
3) there is no significant relationship between industry differentiation auditor and IPO underpricing.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S54787
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ashri Rahmania
"Skripsi ini membahas tentang underpricing pada saat Initial Public Offering (IPO) dan performa jangka panjang paska IPO tersebut di Indonesia. Skripsi ini mencoba membuktikan bahwa memang terjadi underpricing pada saat IPO periode tahun 2000 ? 2007. Kemudian penelitian ini juga menekankan analisis pada faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat underpricing yang terjadi, khususnya faktor reputasi underwriters. Namun penelitian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat underpricing yang terjadi hanya akan dibatasi pada sampel pada periode tahun 2000 ? 2004 saja, yang disebabkan oleh ketidaktersediaan data. Faktor lain yang diuji untuk melihat pengaruhnya terhadap tingkat underpricing yang terjadi antara lain adalah usia perusahaan, ukuran perusahaan, retained ownership, dan rasio book value terhadap market value. Selanjutnya faktor-faktor tersebut juga akan dilihat dan dianalisis pengaruhnya terhadap performa jangka panjang return saham selama tiga tahun paska IPO. Metode yang digunakan untuk melakukan penelitian tersebut adalah dengan menggunakan regresi linear dengan menggunakan data cross section. Hampir seluruh penelitian sebelumnya yang serupa untuk negara-negara di kawasan Asia Tenggara mengindikasikan terjadinya underpricing pada hari pertama perdagangan, yaitu pada saat IPO, dan underpricing yang terjadi tersebut diikuti dengan negative long term performance pada jangka panjang. Penelitian ini akan mencoba membuktikan apakah fenomena tersebut juga terjadi di Indonesia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tarigan, Dinda Nirmalasari
"Penelitian ini menguji pengaruh dari manajemen laba yang diukur dengan diskresi akrual, baik total diskresi akrual, diskresi akrual jangka pendek (discretionary current accrual) maupun diskresi akrual jangka panjang (discretionary longterm accrual) terhadap underpricing yang diukur dengan inisial return hari pertama perusahaan IPO, serta pengaruh manajemen laba terhadap underperformance yang diukur melalui perhitungan buy and hold abnormal return selama dua puluh empat bulan pasca-IPO. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa total diskresi akrual dan diskresi akrual jangka pendek memengaruhi signifikan positif terhadap return inisial saham pada saat hari pertama di bursa, tetapi tidak untuk diskresi akrual jangka panjang. Selain itu hasil dari penelitian ini juga menunjukkan bahwa total diskresi akrual dan diskresi akrual jangka pendek tidak memengaruhi kinerja saham perusahaan melalui buy and hold abnormal return selama dua puluh empat bulan pasca-IPO tetapi diskresi akrual jangka panjang memengaruhi kinerja saham pasca-IPO secara signifikan positif.

This study examined the impact of earning management measured by discretionary accrual, which consists of total discretionary accrual, discretionary current accrual, and discretionary long-term accrual, on underpricing measured by return of the first day trading, and the impact of earning management on underperformance through buy and hold abnormal return after twenty four months post-IPO. The result shows that total discretionary accrual and discretionary current accrual significantly positive affected the return IPO's stock on the first day trading, but not for discretionary long-term accrual. Another result shows that total discretionary accrual and discretionary current accrual did not affect IPO's stock performance after twenty-four months through buy and hold abnormal return, but discretionary long term accrual significanty positive affected the IPO's stock performance."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tarigan, Dinda Nurmalasari
"Penelitian ini menguji pengaruh dari manajemen laba yang diukur dengan diskresi akrual, baik total diskresi akrual, diskresi akrual jangka pendek (discretionary current accrual) maupun diskresi akrual jangka panjang (discretionary longterm accrual) terhadap underpricing yang diukur dengan inisial return hari pertama perusahaan IPO, serta pengaruh manajemen laba terhadap underperformance yang diukur melalui perhitungan buy and hold abnormal return selama dua puluh empat bulan pasca-IPO. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa total diskresi akrual dan diskresi akrual jangka pendek memengaruhi signifikan positif terhadap return inisial saham pada saat hari pertama di bursa, tetapi tidak untuk diskresi akrual jangka panjang. Selain itu hasil dari penelitian ini juga menunjukkan bahwa total diskresi akrual dan diskresi akrual jangka pendek tidak memengaruhi kinerja saham perusahaan melalui buy and hold abnormal return selama dua puluh empat bulan pasca-IPO tetapi diskresi akrual jangka panjang memengaruhi kinerja saham pasca-IPO secara signifikan positif.

This study examined the impact of earning management measured by discretionary accrual, which consists of total discretionary accrual, discretionary current accrual, and discretionary long-term accrual, on underpricing measured by return of the first day trading, and the impact of earning management on underperformance through buy and hold abnormal return after twenty four months post-IPO. The result shows that total discretionary accrual and discretionary current accrual significantly positive affected the return IPO?s stock on the first day trading, but not for discretionary long-term accrual. Another result shows that total discretionary accrual and discretionary current accrual did not affect IPO?s stock performance after twenty-four months through buy and hold abnormal return, but discretionary long term accrual significanty positive affected the IPO?s stock performance."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>