Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 154407 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rahmatia Ayu Widyaningrum
"

Kutika merupakan naskah yang memuat tradisi perhitungan hari di kalangan masyarakat Bugis. Secara umum, kutika dimaknai sebagai kumpulan catatan waktu baik dan buruk untuk melakukan suatu kegiatan. Dalam penelitian ini, kutika tidak hanya dipandang sebagai kitab perhitungan hari baik dan buruk, tetapi juga sebagai ilmu perhitungan tradisional yang memuat berbagai pengetahuan dalam tatanan kehidupan orang Bugis. Adapun korpus penelitian ini adalah naskah kuno yang berasal dari koleksi Museum Mulawarman, Kalimantan Timur dengan kode PRI/15/MMK/KKT 1530. Naskah ini merupakan naskah kutika satu-satunya yang terdapat di dalam koleksi museum tersebut. Selain itu, naskah ini merupakan naskah multiaksara yang ditulis menggunakan empat aksara dengan variasi empat bahasa, yakni bahasa Bugis, Melayu, Arab, dan Banjar. Untuk membuka akses naskah, penelitian ini menerapkan pendekatan filologis dengan metode edisi kritis, yaitu menghadirkan edisi suntingan teks yang mudah dibaca dan minim kesalahan penulisan. Dalam menganalisis isi teks, digunakan teori ekofenomenologi untuk mengungkap kontribusi teks KUSR dalam isu pelestarian lingkungan di bidang pertanian. Temuan dari penelitian ini adalah judul awal yang digunakan dalam katalog tidak sesuai dengan isi teks sehingga digunakan judul yang lebih sesuai, yaitu Kutika Ugi Sakke Rupa (KUSR). Melalui kajian isi teks, dapat dilakukan penelusuran mengenai identitas pengarang dan pengaruh tarekat Samaniyah, Khalwatiyah, dan Qadiriyah yang berkembang pada abad ke-19. Temuan selanjutnya berdasarkan sudut pandang ekofenomenologi, terungkap bahwa naskah KUSR memiliki kontribusi yang dapat diterapkan pada teknik pertanian modern, yaitu pola tanam berdasarkan bioindicator, pola rotasi tanam, dan biopestisida.  Hal ini berkaitan erat dengan cara manusia Bugis berkomunikasi dengan alam sebagai upaya untuk hidup berdampingan secara selaras berdasarkan naskah KUSR.


Kutika is a manuscript that contains the tradition of days calculation among Buginese community. Generally, Kutika is defined as collection of good and bad time record to carry out activities.  In this research, Kutika is not only seen as book of good and bad days calculation, but also as a traditional calculation science which contains various knowledge in Buginese life order. The corpus of this research is a manuscript which comes from Mulawarman Museum collection in East Kalimantan, with code PRI/15/MMK/KKT 1530. This manuscript is the only Kutika manuscript in that museums collection. Moreover, this manuscript is multi-character script, which is written using four characters with four varied languages, i.e. Bugis, Malay, Arabic, and Banjar. This research applies a philological approach with a critical edition method to open up the manuscript access. It means that this method provides an easy-to-read edition with minimum writing correction. In analyzing the text content, eco-phenomology is used to reveal  the contribution of KUSR manuscript in agricultural environmental issues. The findings of this research show that the original title which is used in the catalogue does not related to the content of the manuscript.  Thus, a more appropriate title is used and called as Kutika Ugi Sakke Rupa (KUSR). Through the contents, it is possible to trace the author identity and the influence of the development of Shamaniyah, Khalwatiyah, and Qadiriyah Sufi orders in 19th century.Futher findings based on the eco-phenomenological approach stated that contribution of KUSR  manuscript can be applied to modern agricultural techniques, such as, cropping patterns based on bioindicators, crop rotation patterns, and biopesticides. This matter is closely related to the way of Buginese communicates with nature, as an effort to live harmoniously based on the KUSR manuscript.

"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Musyarrafah Hamdani
"ABSTRAK
Hasil Survei Terpadu Biologis dan Perilaku tahun 2013 menunjukkan bahwa Makassar 6.9 menempati posisi ketiga pada data proporsi remaja yang melakukan hubungan seksual pranikah berdasarkan kota dengan usia termuda 13 tahun. Penelitian bertujuan untuk mengeksplorasi sejauh mana implementasi budaya siri rsquo; dalam pengasuhan anak di keluarga masyarakat suku Bugis dan Makassar berkaitan dengan perilaku seks pranikah pada remaja di Kota Makassar. Pendekatan kualitatif yang menggunakan etnografi dengan life history approach sebagai metode penelitian melalui wawancara mendalam dan observasi partisipatif. Melalui proses belajar kebudayaan sendiri, yaitu internalisasi, sosialisasi, dan enkulturasi orang tua telah menerapkan budaya siri rsquo; dalam mengasuh anaknya yang dimulai saat anak memasuki masa pubertas. Orang tua menanamkan secara tersirat dengan nasihat lsquo;jaga diri dan nama baik keluarga rsquo; yang ditujukan kepada perilaku seks pranikah. Usaha remaja menjaga siri rsquo; keluarga menjadi penahan dalam melakukan seks pranikah. Diharapkan adanya pengarusutamaan siri rsquo; dalam upaya mencegah remaja sekolah untuk melakukan perilaku seks pranikah, terutama Dinas Pendidikan Kota Makassar diharapkan memasukkan materi siri rsquo; dalam ajaran Muatan Lokal. Begitupun dengan orang tua yang senantiasa menanamkan siri rsquo; kepada anaknya tidak hanya saat masa pubertas, namun dimulai sejak masih kanak-kanak.

ABSTRACT
Integrated Surveys of Biological and Behavior in 2013 showed that Makassar 6.9 ranked third on of teenagers who had premarital sexual intercourse according to the city with the youngest age of 13 years. The study aimed to explore the implementation of siri rsquo in parenting of Buginese and Makassar ethnic families related to adolescents rsquo premarital sex behavior in Makassar. Qualitative approach that used ethnography with life history approach as a research method through in depth interviews and participant observation. Through the process of learning their own culture internalization, socialization, and enculturation , the parents had implemented siri rsquo in raising their children since the child entered the period of puberty. Parents instilled siri rsquo implicitly through advice lsquo protect yourself and the good name of the family rsquo aimed to prevent premarital sex behavior. Teenagers take care of siri rsquo family to be a barrier in premarital sex. Siri rsquo mainstreaming should be held to prevent school adolescents to engage in premarital sexual behaviors, particularly the Provincial Education Board of Makassar is expected to involve siri rsquo as material in Local Content ldquo Muatan Lokal rdquo subject. As well parents should instill the values of siri rsquo to their child not only during puberty, but since as a child."
2017
T48744
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zhafirah Zhafarina Irawan
"[Penelitian ini dilakukan untuk melihat perbedaan emosi malu dan bersalah antara generasi tua dan muda pada suku Bugis. Tidak hanya melihat perbedaan, penelitian ini melihat lebih jauh bagaimana proses sosialisasi nilai terkait emosi malu dan bersalah pada suku Bugis. Penelitian dilakukan menggunakan mixed methods, dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan kuantitatif dilakukan melalui pengukuran emosi malu dan bersalah menggunakan TOSCA 3 yang telah diadaptasi ke dalam bahasa Indonesia. Pendekatan ini dilakukan pada 45 orang generasi tua dengan umur minimal 65 tahun dan 45 orang generasi muda dengan kisaran umur 18 – 20 tahun dan pendekatan kualitatif dilakukan menggunakan wawancara dan observasi terhadap dua orang generasi tua dan dua orang generasi muda. Partisipan penelitian merupakan suku Bugis di Kabupaten Barru dan Bone, dengan kriteria memiliki orangtua yang juga berasal dari suku Bugis dan selama hidupnya tinggal di Sulawesi Selatan. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan signifikan pada emosi malu (p = 0,00, LoS 0,05) dan pada emosi bersalah (p = 0,00, LoS 0,05) antar generasi pada suku Bugis. Adapun berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bahwa orangtua, sekolah dan komunitas merupakan agen sosialisasi yang penting dalam menanamkan nilai budaya terkait emosi malu dan emosi bersalah pada suku Bugis.
, This research was conducted to investigate differences in shame and guilt between old generation and young generation in Buginese. Beside that, this research aims to find cultural values related shame and guilt socialization process. This research used mixed methods, which used both quantitative and qualitative approach. Quantitative approach was measured shame and guilt using TOSCA 3 that has been adapted to Indonesia. This approach was conducted to 45 old generation minimum 65 years and 45 young generation from 18 to 20 years. Qualitative approach was using interview and observation to both 2 person representing old and young generation. Sample of this research was Buginese in Barru and Bone with qualification such as has Buginese parents and stay in South Sulawesi as they live. The findings show that there are significant differences in shame (p = 0,00, LoS 0,05) and guilt (p = 0,00, LoS 0,05) intergeneration on Buginese. Moreover, findings shows that parents, school and community as important agent of socialization in implant cultural values related shame and guilt in Buginese
]"
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S60247
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muammar Abdul Basith
"Naskah EAP276 AM Mr SM 010 Ilmu Ruhani IR milik Said Manilet Morella Ambon Naskah ini saya peroleh dari Yanassa dalam bentuk digital IR merupakan salah satu naskah Pegon yang terdapat di Ambon Isi naskah memuat ajaran wirasaning usul suluk Wirasaning usul suluk adalah ajaran tasawuf yang di dalamnya mengandung unsur unsur tauhid ilmu rasa tarekat dan ma rsquo rifat Ajaran wirasaning usul suluk dalam naskah IR menganjurkan pendalaman ilmu tauhid sebagai prinsip dasar tasawuf.

The manuscript EAP276 AM Mr SM 010 of Ilmu Ruhani IR belongs to Said Manilet Morella Ambon The manuscript i acquired from Yanassa in digital form IR is one of manuscripts of Pegon in Ambon The contents of the manuscript contains the knowledge of wirasaning usul suluk It is a form of sufisme teaching in which contains the elements of tauhid ilmu rasa tarekat and ma rsquo rifat The knowledge of wirasaning usul suluk in the manuscript advises the deepening of tauhid as the basic principle of sufisme.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
T38931
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Bini Fitriani B
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui subjektivitas dan agensi perempuan bangsawan Bugis dalam merespons budaya siri'melalui subjek dari dua generasi. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus, yang menggunakan kerangka analisis subjektivitas dan kritik budaya. Studi ini melakukan penelusuran riwayat hidup sepuluh perempuan bangsawan Bugis dan wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa subjektivitas perempuan Bugis terdiri dari dua bentuk subjektivitas yang saling berkelindan erat dan dalam konteks tertentu keduanya bekerja secara berlawanan. Dua bentuk subjektivitas tersebut adalah subjektivitas personal dan subjektivitas budaya. Dalam merespons budaya terkait siri’, subjektivitas personal yang inheren akan menguatkan agensi perempuan Bugis, namun subjektivitas budaya akan melemahkan agensinya karena menjauhi kebenaran dalam diri. Penelitian ini menyimpulkan bahwa dalam diri para subjek penelitian, terdapat dua bentuk ekspresi diri perempuan Bugis sebagai subjek budaya dan subjek personal yang kompleks dan menyebabkan terbentuknya subjektivitas unik yang berkelindan erat yakni subjektivitas personal dan subjektivitas budaya sehingga menimbulkan ambiguitas dan paradoks perilaku, pemikiran dan perasaan. Di dalam penelitian ini saya menemukan bahwa untuk “Menjadi Perempuan Bugis” subjek penelitian saya menggunakan subjektivitas budaya mereka sebagai bentuk politis untuk bertahan, melawan, membebaskan diri dan melakukan perubahan bentuk kekuasaan ‘dari dalam’. Agensi para subjek tidak hanya berupa perilaku dalam keputusan-keputusan besar dalam hidup terkait relasi gender, seksualitas dan relasi ibu-anak antar subjek generasi pertama dan kedua, namun juga berupa narasi diri yang kompleks. Pengalaman hidup, domisili, perbedaan generasi, status pernikahan dan media sosial daring merupakan faktor terhadap kedalaman subjektivitas budaya/personal dan dominasinya dalam diri subjek.

This study aims to examine the subjectivity and agency of Bugis noble women in responding to siri'culture. This research is a qualitative research with a case study approach, which uses an analytical framework of subjectivity and cultural critique. This study traces the life herstory of ten Bugis noblewomen and in-depth interviews. The results show that the subjectivity of Bugis women consists of two forms of subjectivity that are closely intertwined and in certain contexts it work in opposite direction. The two forms of subjectivity are personal subjectivity and cultural subjectivity. In responding to culture related to siri', the inherent personal subjectivity will strengthen Bugis women's agency, but cultural subjectivity will weaken their agency because they are away from the truth within themselves. This study concludes that within the research subjects, there are two forms of self-expression of Bugis women as cultural subject and a personal subject that is complex and lead to the formation of a unique subjectivity that is closely intertwined, namely personal subjectivity and cultural subjectivity, giving rise to ambiguity and paradoxes in behavior, thoughts and feelings. In this research, I found that to "Become a Buginese Woman" means that the subject use their cultural subjectivity as a political form for resistance, liberation and a change in the form of power ‘from within’. The agency of the subjects is not only in the form of behavior in major life decisions related to gender relations, sexuality and mother-daughther relations between first and second generation subjects, but also in the form of complex self-narratives. Life experience, domicile, generational differences, marital status dan online social media are factors in the depth of cultural/personal subjectivity and its dominance in the subject."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Syarif
"Salah satu upaya pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh suatu negara adalah dengan melakukan industrialisasi. Perkembangan industri pada masa Orde Baru mengalami berbagai proses perubahan. Tergantung tokoh yang muncul dan keadaan ekonomi saat itu. Salah satu tokoh yang muncul dalam sejarah industrialisasi Orde Baru adalah Prof. Dr. Ing. H. Bacharuddin Jusuf Habibie atau biasa dipanggil Habibie. Tesis ini berupaya mendeskripsikan pemikiran Habibie di bidang ekonomi khususnya industri yang diiringi dengan realitas perkembangannya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode sejarah. Dalam penelitian Habibienomics, terjadi perubahan orientasi industri Indonesia menuju industri berteknologi tinggi, khususnya pembuatan pesawat terbang pada era 90-an. Pro dan kontra terjadi sebagai tanggapan atas Habibienomics. Hingga puncaknya, Habibienomics mengalami stagnasi akibat krisis moneter 1997. Negara yang selama ini mendukung penuh proyek ambisius Habibie berbalik arah untuk menghentikan proyek tersebut.

One of the economic development efforts undertaken by a country is industrialization. Industrial development during the New Order era underwent various processes of change. It depends on the figures that appear and the economic situation at that time. One of the figures who appeared in the history of New Order industrialization was Prof. Dr. Ing. H. Bacharuddin Jusuf Habibie or usually called Habibie. This thesis seeks to describe Habibie's thoughts in the field of economy, especially industry, accompanied by the reality of his development. The research method used is the historical method. In Habibienomics' research, there was a change in the orientation of Indonesian industry towards a high-tech industry, especially the manufacture of aircraft in the 90s. The pros and cons came about in response to Habibienomics. Until its peak, Habibienomics experienced stagnation due to the 1997 monetary crisis. The country which had so far fully supported Habibie's ambitious project turned its direction to stop the project."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rusnila
"Secara geografis Indonesia dikatakan sebagai negara kepulauan yang membentang dari Sabang sampai Merauke. Secara sosiologis bangsa Indonesia juga dikenal memiliki kebhinekaan dalam budaya, againa, Bahasa, suku yang melingkupinya. Keanekaan ini merupakan aset yang panting untuk menumbuhkan rasa persatuan dan kesatuan bangsa, agar bangsa Indonesia tetap eksis dan tumbuh baik di lingkungan regional maupun Internasional.
Pembangunan wilayah mempunyai strategi tersendiri mengingat pembangun wilayah merupakan bagian integral dari pembangunan nasional yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan nnelalui suatu pendekatan sektoral dan regional. Hal ini merupakan kekuatan dan perluasan kegiatan yang ditimbulkan oleh hubungan antar manusia dalam suatu wilayah tertentu disamping keterlibatan suatu bangsa dan pergaulan antar bangsa. Khusus pembangunan di Kalimantan Barat merupakan bagian kepentingan nasional dalam strategi kewilayahan tertentu. Wilayah Kalimantan Barat merupakan salah satu dari 27 propensi dan memiliki pemerintah daerah otonom yaitu daerah tingkat L Selanjutnya apabila dilihat dan segi geografi.
Kalimantan Barat sebelah utara berbatasan langsung dengan Sarawak (Malaysia Timur) : sebelah barat berbatasan dengan Laut Natuna pada jalur selatan Karimata dan Cina Selatan; dan sebelah timur berbatasan dengan propinsi Daerah Tingkat I Kalimantan Tengah; dan sebelah selatan berbatasan dengan Laut Jawa. Selain itu merupakan salah satu propinsi terdepan berinteraksi dengan negara-negara ASEAN maupun Asia Pasifik, dimana merupakan peluang pasar dunia dimasa-masa mendatang. Apabila dilihat dari batas-batas yang mengelilingi Kalimantan Barat, maka batas utara dan barat adalah merupakan letak strategis. Wilayah ini mempunyai batas yang terbuka. Kalimantan Barat merupakan salah satu pintu masuk baik berupa barang, jasa, orang, faham dan lain sebagainya.
Dilihat dani sisi pembangunan nasional, seperti sernua wilayah lainnya Kalimantan Barat mengandung potensi kekuatan sentrifugal yang menuju kearah disintegrasi. Hal ini sangat terkait dengan kemajemukan masyarakat. Menurut Haviland (1988: 12), masyarakat majemuk adalah masyarakat yang memiliki berbagai kebudayaan khusus yang jelas sekali. Masyarakat seperti ini ditandai oleh masalah tertentu seperti adanya berbagai kelonpok dan berbagai variasi khusus di dalamnya. Semua pada hakekatnya berjalan menurut perangkat peraturan yang berbeda-beda. Dalam masyarakat yang majemuk menjadi sulit dipahami norma yang berbeda-beda yang menjadi dasar kehidupan sub-kelompok yang bebeda-beda itu?"
Depok: Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devi Laura
"[ABSTRAKbr
Skripsi ini membahas tentang gagasan dan karya perupa FX. Harsono 1975-1998. Fokus dalam penulisan ini adalah kritik sosial-politik seniman Harsono
sebagai reaksi terhadap Pemerintahan Orde Baru. Pada tahun 1975, terjadi
peristiwa Gerakan Seni Rupa Baru Indonesia yang mencoba mendobrak seni
konvensional yang terbatas pada seni lukis, patung, dan grafis. Harsono
merupakan salah satu seniman yang ikut melahirkan Gerakan Seni Rupa Baru
1975. Rakyat, berita aktual, dan masalah-masalah yang terjadi di Indonesia
menjadi perhatiannya ketika itu. Peristiwa yang terjadi ditampilkan Harsono
melalui karya instalasi yang masih sangat baru di Indonesia. Penelitian ini
menggunakan metode sejarah, yaitu heuristik, kritik, interpretasi, dan
historiografi. Pengumpulan data dilakukan pada daerah Jakarta dan Yogyakarta.
Berdasarkan data yang diperoleh, penelitian ini menunjukkan eksistensi Harsono
dalam perkembangan Seni Rupa Kontemporer Indonesia.
This thesis discusses about artist F. X. Harsono: Ideas and Work (1975-1998).
Focus in this writing is the political and social criticism of Harsono as a reaction
towards New Order Government. In 1975, there was Indonesia new art movement
which tested to break conventional art limited to painting, sculpture, and graphic.
Harsono was one of founding fathers to deliver New Art Movement 1975. People,
actual news, and problem happened in Indonesia became the focus attention at
that time. The events occurred were showed by Harsono through his installation
works which were quite new in Indonesia. this research used historical methods,
which are heuristics, critical, interpretation, and historiography. Data collection
was conducted in Jakarta and Yogyakarta. Based on data collected, this research
supports Harsono existence in the development of Indonesia New Contemporary
Art.;Skripsi ini membahas tentang gagasan dan karya perupa F. X. Harsono 1975-
1998. Fokus dalam penulisan ini adalah kritik sosial-politik seniman Harsono
sebagai reaksi terhadap Pemerintahan Orde Baru. Pada tahun 1975, terjadi
peristiwa Gerakan Seni Rupa Baru Indonesia yang mencoba mendobrak seni
konvensional yang terbatas pada seni lukis, patung, dan grafis. Harsono
merupakan salah satu seniman yang ikut melahirkan Gerakan Seni Rupa Baru
1975. Rakyat, berita aktual, dan masalah-masalah yang terjadi di Indonesia
menjadi perhatiannya ketika itu. Peristiwa yang terjadi ditampilkan Harsono
melalui karya instalasi yang masih sangat baru di Indonesia. Penelitian ini
menggunakan metode sejarah, yaitu heuristik, kritik, interpretasi, dan
historiografi. Pengumpulan data dilakukan pada daerah Jakarta dan Yogyakarta.
Berdasarkan data yang diperoleh, penelitian ini menunjukkan eksistensi Harsono
dalam perkembangan Seni Rupa Kontemporer Indonesia.
This thesis discusses about artist F. X. Harsono: Ideas and Work (1975-1998).
Focus in this writing is the political and social criticism of Harsono as a reaction
towards New Order Government. In 1975, there was Indonesia new art movement
which tested to break conventional art limited to painting, sculpture, and graphic.
Harsono was one of founding fathers to deliver New Art Movement 1975. People,
actual news, and problem happened in Indonesia became the focus attention at
that time. The events occurred were showed by Harsono through his installation
works which were quite new in Indonesia. this research used historical methods,
which are heuristics, critical, interpretation, and historiography. Data collection
was conducted in Jakarta and Yogyakarta. Based on data collected, this research
supports Harsono existence in the development of Indonesia New Contemporary
Art.;Skripsi ini membahas tentang gagasan dan karya perupa F. X. Harsono 1975-
1998. Fokus dalam penulisan ini adalah kritik sosial-politik seniman Harsono
sebagai reaksi terhadap Pemerintahan Orde Baru. Pada tahun 1975, terjadi
peristiwa Gerakan Seni Rupa Baru Indonesia yang mencoba mendobrak seni
konvensional yang terbatas pada seni lukis, patung, dan grafis. Harsono
merupakan salah satu seniman yang ikut melahirkan Gerakan Seni Rupa Baru
1975. Rakyat, berita aktual, dan masalah-masalah yang terjadi di Indonesia
menjadi perhatiannya ketika itu. Peristiwa yang terjadi ditampilkan Harsono
melalui karya instalasi yang masih sangat baru di Indonesia. Penelitian ini
menggunakan metode sejarah, yaitu heuristik, kritik, interpretasi, dan
historiografi. Pengumpulan data dilakukan pada daerah Jakarta dan Yogyakarta.
Berdasarkan data yang diperoleh, penelitian ini menunjukkan eksistensi Harsono
dalam perkembangan Seni Rupa Kontemporer Indonesia.
This thesis discusses about artist F. X. Harsono: Ideas and Work (1975-1998).
Focus in this writing is the political and social criticism of Harsono as a reaction
towards New Order Government. In 1975, there was Indonesia new art movement
which tested to break conventional art limited to painting, sculpture, and graphic.
Harsono was one of founding fathers to deliver New Art Movement 1975. People,
actual news, and problem happened in Indonesia became the focus attention at
that time. The events occurred were showed by Harsono through his installation
works which were quite new in Indonesia. this research used historical methods,
which are heuristics, critical, interpretation, and historiography. Data collection
was conducted in Jakarta and Yogyakarta. Based on data collected, this research
supports Harsono existence in the development of Indonesia New Contemporary
Art., Skripsi ini membahas tentang gagasan dan karya perupa F. X. Harsono 1975-
1998. Fokus dalam penulisan ini adalah kritik sosial-politik seniman Harsono
sebagai reaksi terhadap Pemerintahan Orde Baru. Pada tahun 1975, terjadi
peristiwa Gerakan Seni Rupa Baru Indonesia yang mencoba mendobrak seni
konvensional yang terbatas pada seni lukis, patung, dan grafis. Harsono
merupakan salah satu seniman yang ikut melahirkan Gerakan Seni Rupa Baru
1975. Rakyat, berita aktual, dan masalah-masalah yang terjadi di Indonesia
menjadi perhatiannya ketika itu. Peristiwa yang terjadi ditampilkan Harsono
melalui karya instalasi yang masih sangat baru di Indonesia. Penelitian ini
menggunakan metode sejarah, yaitu heuristik, kritik, interpretasi, dan
historiografi. Pengumpulan data dilakukan pada daerah Jakarta dan Yogyakarta.
Berdasarkan data yang diperoleh, penelitian ini menunjukkan eksistensi Harsono
dalam perkembangan Seni Rupa Kontemporer Indonesia.
This thesis discusses about artist F. X. Harsono: Ideas and Work (1975-1998).
Focus in this writing is the political and social criticism of Harsono as a reaction
towards New Order Government. In 1975, there was Indonesia new art movement
which tested to break conventional art limited to painting, sculpture, and graphic.
Harsono was one of founding fathers to deliver New Art Movement 1975. People,
actual news, and problem happened in Indonesia became the focus attention at
that time. The events occurred were showed by Harsono through his installation
works which were quite new in Indonesia. this research used historical methods,
which are heuristics, critical, interpretation, and historiography. Data collection
was conducted in Jakarta and Yogyakarta. Based on data collected, this research
supports Harsono existence in the development of Indonesia New Contemporary
Art.]"
2015
S59112
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oman Fathurahman, 1969-
Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2015
400 OMA f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Karangan ini bermaksud memberikan setitik sumbangan bagi usaha penggalian sekian banyak peninggalan masa silam, yang masih dihargai masyara_kat hingga sekarang. Salah satu peninggalan seperti itu, pada orang Bugis, ialah Latoa, menjadi bahan pembicaraan utama karangan ini. Melalui abstraksi Latoa, karangan ini mencoba melukiskan kerajaan Bugis - Bone masa dahulu, dan mem_bandingkannya dengan keadaan sekarang, melalui pendekatan ilmu antropologi. Sasaran telaah (study) ini, mencoba memahami kedudukan, peranan, jalan pikir_an dan sikap hidup orang Bugis dalam menegara 1) , sebagai kegiatan politik yang diungkapkan dalam Latoa. Adalah menjadi dugaan kami, bahwa penerimaan manusia atas sesuatu kekuasaan, ketaatan dan respons yang diberikannya kepada sesuatu bentuk ke - pemimpinan , serta sifat-sifat kepemimpinan yang ditaatinya, di-kuasai oleh suatu sikap hidup, berdasar suatu sistim nilai yang hidup dalam kebudayaan. Jalan pikiran dan silt'ap hidup orang Bugis yang tersimpul dalam Latoa, menurut dugaan 'kami sedikit atau banyak, mewakili sikap dan pandangan hidup mereka sekitar abad ke - XVI. Keadaan itu di-coba membandingkannya dengan kenyataan-kenyata_an yang ada pada masa kini, sebagai usaha transformasi 2) keadaan masa lalu kepada keadaan baru , untuk memperoleh mamfaat bagi realisasi harapan-harapan untuk masa depan. Adalah hal yang terasa penting dan mendesak, bahwa dalam rangka pem_binaan kepribadian manusia Indonesia, diperlukan sebanyak mungkin pengetahuan tentang anasir yang lekat kepada kesadaran budaya orang Indonesia sendiri. Anasir itu terkandung dalam wujud kebudayaan, berupa nilai-nilai, norma-norma dan"
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1928
D1851
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>