Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 124686 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bima Iriantika
"

Maksud dari penelitian ini ialah mencari lokasi alternatif Terminal Barang yang paling optimal di Jakarta. Penelitian dilakukan dengan mengidentifikasi faktor penentu lokasi Terminal Barang serta mencari alternatif lokasi pengembangan Terminal Barang. Teknik analisis yang dipakai adalah analisis Likert dan analisis Overlay pada ArcGis 9.2. Hasil identifikasi Faktor penentu lokasi Terminal Barang adalah Faktor biaya (dengan 1 subfaktor), faktor aksesibiltas (dengan 10 subfaktor), faktor waktu (dengan 3 subfaktor), faktor tata guna lahan (dengan 1 subfaktor), faktor kebijakan (dengan 1 subfaktor), faktor lingkungan (dengan 2 subfaktor) dan faktor keselamatan dan keamanan (dengan 2 subfaktor). Analisis alternatif lokasi menghasilkan urutan (tertinggi hingga terendah) sebagai berikut yakni Terminal Lodan, Terminal Tanah Merdeka, Terminal Pulogebang, dan terakhir Terminal Rawabuaya.   

 


The objective of this research is to find the most optimum location of Goods terminal in Jakarta. It is identified the key factor of Goods Terminals location and then find the most optimum alternative location of Goods Terminals. This research uses two tools of analysis, Likert Scale analysis and Overlay analysis in ArcGis 9.2. Thus Result are the key factors of Goods Terminals location are cost factors (with 1 sub factors), accessibility factors (with 10 sub factors), time factors (with 3 sub factors), land use factors (with 1 sub factors), policy factor (with 1 sub factor), environments factors (with 2 sub factors), and safety/security factors (with 2 sub factors). Alternative locations of Goods terminal in Jakarta, from the best to the worst are Lodan Terminal, Tanah Merdeka Terminal, Pulogebang Terminal, and last Rawabuaya Terminal.

 

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Surbakti, Efraim Mtimanta
"Maksud dari penelitian ini membahas mengenai analisa penentuan alternatif lokasi terminal barang yang paling optimal untuk melayani pergerakan barang di kota Depok. Penelitian dilakukan dengan mengidentifikasi kriteria penentu lokasi terminal barang serta mencari alternatif lokasi pengembangan terminal barang. Teknik analisis yang dipakai adalah analisis AHP dan analisis Overlay pada ArcGis 10.1.
Dari hasil analisis AHP didapatkan bahwa kriteria penentu lokasi Terminal Barang yaitu kriteria Biaya, Aksesibilitas,Waktu, Tata Guna Lahan, Kebijakan Pemerintah Daerah, Kriteria Lingkungan, Kriteria Sosio Ekonomi, Kenyamanan dan Keselamatan.
Berdasarkan analisis AHP menurut pemerintah dan perusahaan urutan lokasi (tertinggi hingga terendah) yakni Tapos, Jatijajar, Sawangan, Mekar Sari, Serua, Tugu Sedangkan berdasarkan analisis GIS, urutan lokasi menurut pemerintah adalah Tapos, Jatijajar, Tugu, Sawangan Mekar Sari, Serua, dan menurut perusahaan adalah Tapos, Jati Jajar, Mekar Sari, Tugu, Serua, Sawangan. Setelh dilakukan pengolahan data dengan menggunakan metode AHP dan GIS maka diperoleh Tapos lokasi terbaik untuk terminal barang.

The intent of this study is to determine the location of the goods terminal to serve the movement of goods in the city of Depok. Research carried out by identifying the determinants of the location of the terminal and seeking alternative locations. This research uses two tools of analysis, AHP analysis and Overlay analysis in ArcGis 10.1.
The results of AHP shows that the determining criteria for the location of terminal are cost, accessibility, time, land use, local government policy, environmental, socio economic, comfortability and safety.
Based on AHP analysis according to government and corporate the order of locations is (from the highest to the lowest ) Tapos, Jatijajar, Sawangan, Mekar Sari, Serua, Tugu. Meanwhile based on GIS analysis, according to the government the order is Tapos, Jatijajar, Tugu, Sawangan, Mekar Sari, Serua, and according to the company is Tapos , Jati Jajar , Mekar Sari, Tugu, Serua, Sawangan. From the overall analysis, Tapos is the best location for the goods terminal.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T44553
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afief Riyadi
"Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisa karakteristik perjalanan primer (point to point) dari truk angkutan barang di kawasan Tanjung Priok, dengan memilih angkutan yang menggunakan Terminal Angkutan Barang (TAB) Tanah Merdeka dan TAB Pulo Gebang sebagai tempat perhentian sementaranya. Analisa terhadap karakteristik ini ditujukan untuk mendapat gambaran tentang produktivitas angkutan barang serta menggunakannya sebagai bahan untuk memperbaiki logistik kota yang ada saat ini. Produktivitas perjalanan angkutan barang sangat terkait dengan kegiatan “bergerak” dan “diam”. Oleh karenanya, produktivitas digambarkan oleh indikator kecepatan untuk kondisi truk bergerak dan indikator waktu untuk kondisi truk dalam keadaan diam. Melalui Travel Diary Survey diperoleh kesimpulan bahwa persentase waktu diam truk ternyata lebih lama dibandingkan waktu bergeraknya (52.15% untuk TAB Pulo Gebang dan 52.21% untuk TAB Tanah Merdeka), dimana porsi terbesar waktu diam terjadi di area pabrik atau industri untuk melakukan bongkar muat. Upaya perbaikan dapat dilakukan dengan memperbaiki sistem penjadwalan bongkar muat di pabrik maupun pelabuhan serta pengurangan kemacetan, yang kesemuanya dapat mengurangi waktu siklus truk hingga 19,80% per perjalanan dari waktu eksisting.

This study is aimed to analyze the characteristic of primary trip (point to point) of freight trucks in Tanjung Priok area, particularly the ones who use Tanah Merdeka Freight Terminal and Pulo Gebang Freight terminal as their transit point. The analysis is intended to get the overview of truck productivity, and then use it for further improvement on city logistic system. Trip productivity is related to the activities of “moving” and “stay”. Hence, trip productivity is described by the speed indicator to represent the trucks on moving, and time indicator to represent the stay condition. The Travel Diary Survey shows that the portion of idle time is bigger than the one of movement time (52.15% and 52.21% are idle times for Pulo Gebang and Tanah Merdeka, respectively), where the biggest portion of the idle time occurred at the industry and factoy area for loading unloading acitivities. Improvement can be made by improving the scheduling system of load /unload in factory/industry and port area, and reducing the congestion. They are expected to reduce the truck cycle time up to 19.80% per trip.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S61190
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fransiskus Rendratmojo
"ABSTRAK
Sejalan dengan perkembangan lalu lintas logistik, terminal barang sangat dibutuhkan di suatu kota sebagai pusat distribusi agar dapat menciptakan arus lalu lintas logistik yang efisien, ekonomis, dengan memperhatikan faktor eksternal lainnya mengurangi polusi udara dan kerusakan jalan . Hingga saat ini Provinsi DKI Jakarta hanya memiliki Terminal Angkutan Barang TAB namun belum dapat difungsikan sebagai terminal antar moda sebagaimana dimaksudkan diawal pendiriannya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan sebuah terminal barang beserta tingkat kepentingannya. Selain itu, tujuan lainnya ialah untuk mengetahui preferensi lokasi terminal barang yang dapat dikembangkan di Provinsi DKI Jakarta. Faktor-faktor yang termasuk ke dalam tingkat kepentingan yang Penting dalam pengembangan Terminal Barang yaitu biaya, aksesibilitas, waktu, dan keselamatan/keamanan. Preferensi lokasi pengembangan terminal barang yang paling besar yaitu di Terminal Lodan.
ABSTRACT
In line with the development of the traffic logistics, freight terminal is needed in a city as distribution centers in order to create traffic flow efficient logistics, economical, with attention to other external factors reducing air pollution and road damage . Until now, Provincial of Jakarta has only Freight Terminal but not yet function as intermodal terminals as intended at the beginning of its establishment. The purpose of this study was to determine the factors that affecting the development of a freight terminal and its level of importance. In addition, another goal is to determine the location of the freight terminal preference that can be developed in DKI Jakarta. Factors belong to the the importance rate ldquo important rdquo in the development of freight terminal are cost, accessibility, time, and safety security. The biggest location preference of freight terminal development is in Terminal Lodan. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T49624
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rutma Pujiwat
"ABSTRAK
Sistem transportasi barang dari lokasi industri menuju pelabuhan msih didominasi oleh truk. Dengan trend kenaikan aktivitas bongkar muat di pelabuhan Tanjung Perak dan Teluk Lamong serta lapangan penumpukan yang terbatas akan mengakibatkan kemacetan di zona pelabuhan sehingga waktu tempuh dari dan menuju pelabuhan semakin bertambah yang menyebabkan biaya logistik meningkat. Konsep Dry port sebagai perpanjangan pelabuhan, akan meningkatkan efektifitas dan konektivitas transportasi barang dari dan menuju pelabuhan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatan lokasi dry port dengan biaya total minimum. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah multikriteria hybrid AHP-TOPSIS untuk mendapatkan bobot kriteria pemilihan dan perangkinan lokasi serta Uncapacitated Fixed Location Problem untuk mendapatkan lokasi dry port dengan biaya total optimum. Hasil AHP menunjukkan bahwa bobot  kriteria penentu adalah kedekatan dengan rel (0,174), kedekatan dengan industri (0,163), kedekatan dengan tol (0,151), harga tanah (0,12), upah minimum (0,112), kedekatan dengan sumber energi (0,094), pertumbuhan industri (0,08), kedekatan dengan jalan arteri (0,058), topografi (0,033), PDRB (0,015). Sedangkan hasil TOPSIS menunjuukan bahwa urutan rangking lokasi dry port adalah Pasuruan, Sidoarjo, Kandangan, Malang, Mojokerto dan jember. Selanjutnya hasil analisis Uncapacitated Fixed Location Problem menunjukkan bahwa lokasi dry port dengan total biaya minimum adalah Kandangan.

ABSTRACT
The transportation system of goods from industrial locations to seaport is still dominated by trucks. With the rising trend of loading and unloading activities at Surabaya Container Terminal and Teluk Lamong Terminal and limited container yard cause congestion in the port zone so that travel time to and from the port increases as well as logistics costs. The concept of Dry port as an extension of seaport, will increase the effectiveness and connectivity of transportation to and from seaport. This study aims to obtain dry port location with a minimum total cost. The method used in this research is AHP-TOPSIS hybrid multi-criteria to weight location criteria and to rank location then Uncapacitated Fixed Charge Location Problem is used to get the location with optimum total cost. AHP show that the weighting of the criteria: proximity to rail (0.174), proximity to industry (0.163), proximity to highway (0.151), land price (0.12), minimum wage (0.112), proximity to energy sources (0.094) , industrial growth (0.08), proximity to arterial roads (0.058), topography (0.033), PDRB (0.015). While TOPSIS shows the location ranking as follows: Pasuruan, Sidoarjo, Kandangan, Malang, Mojokerto, Jember then Uncapacitated Fixed Charge Location Problem analysis shows that the optimum dry port location is Kandangan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nida Shafia Rahmani
"Belanja pakaian kini tidak hanya dilakukan dengan membeli pakaian baru namun juga pakaian bekas atau dikenal dengan thrifting. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik lokasi berdasarkan identitas pasar serta aksesibilitas pasar thrifting dan karakteristik konsumen berdasarkan perilaku konsumen yang terbagi atas motivasi belanja thrifting,demografi dan aktivitas belanja thrifting pada pasar thrifting di DKI Jakarta. Dalam mencapai tujuan penelitian tersebut, metode yang digunakan adalah metode analisis spasial deskriptif dengan data yang didapatkan dengan metode kuesioner dengan menggunakan teknik accidental sampling. Hasil penelitian didapatkan bahwa Pasar Senen dan Pasar Baru memiliki karakteristik lokasi yaitu mudah dilewati oleh transportasi umum serta kelas jalan berupa jalan arteri dan kolektor serta memiliki jumlah pedagang yang tinggi dengan fasilitas pasar yang lengkap. Pasar Kebayoran Lama hanya dilalui oleh jalan kolektor namun dapat diakses dengan semua jenis transportasi umum. Pasar Senen memiliki tipe konsumen rekreasi sering sesuai dengan karakteristik lokasi yang mudah dilewati jalan arteri dan kolektor serta transportasi umum dan simpulnya. Pasar Kebayoran Lama memiliki tipe konsumen “ekonomi cukup sering” dengan karakteristik lokasi yang mudah dilewati transportasi umum dan namun hanya dapat dilalui jalan kolektor. Pasar Baru memiliki tipe konsumen “ekonomi jarang” namun memiliki karakteristik lokasi mudah dilewati jalan arteri dan kolektor serta transportasi umum.

Shopping for clothes is now not only done by buying new clothes but also used clothes or known as thrifting. Thrifting is popular among young people because social media is spreading rapidly. This study aims to determine the characteristics of the location based on market identity and thrifting market accessibility and consumer characteristics based on consumer behavior which is divided into thrifting shopping motivation, demographics and thrifting shopping activities at the thrifting market in DKI Jakarta. In achieving the research objectives, the method used is descriptive spatial analysis method with data obtained by questionnaire method using accidental sampling technique. The results showed that Pasar Senen and Pasar Baru have location characteristics that are easy to pass by public transportation and road classes in the form of arterial and collector roads and have a high number of traders with complete market facilities. The Kebayoran Lama Market is only traversed by collector roads but can be accessed by all types of public transportation. The “frequent recreation” type of consumer chooses to shop for thrifting at Pasar Senen. The “quite frequent” economy type of consumer chooses to shop thrifting to Kebayoran Lama Market. The “rare economy” consumer type choose to shop thrifting Pasar Baru. Pasar Senen has a type of recreational consumer that is often in accordance with the characteristics of the location that is easy to pass by arterial and collector roads as well as public transportation and its nodes. Kebayoran Lama Market has a fairly frequent type of economic consumer and quite frequent recreation with the characteristics of a location that is easy to pass by public transportation but can only be passed by collector roads. Pasar Baru has a rare type of recreational consumer and a rare economy but has the characteristics of a location that is easy to pass by arterial and collector roads as well as public transportation."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eva Astri Fauzi
"Kecamatan Cakung merupakan pusat industri garmen berskala rumah tangga, kecil dan menengah sebagai hasil relokasi yang bertujuan agar tata ruang DKI Jakarta dapat tertata dengan baik dan industri tidak lagi berada ditengah-tengah permukiman. Dalam penelitian ini lokasi industri garmen yang ideal dilihat dari besar atau kecilnya biaya pengelolaan yang dikeluarkan oleh industri garmen tersebut sesuai dengan teori yang dinyatakan oleh Malvin Greenhut. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitis.
Dari penelitian ini dapat diketahui bahwa di Kecamatan Cakung lokasi industri garmen ideal diluar kawasan Perkampungan Industri Kecil (PIK) tersebar pada seluruh kelurahan di Kecamatan Cakung. Di ketahui juga bahwa apabila suatu industri garmen mempunyai omzet yang tinggi maka biaya pengelolaan yang dikeluarkan oleh industri garmen tersebut akan tinggi pula. Dapat kita ketahui juga bahwa lokasi industri garmen pada Kecamatan Cakung banyak yang tidak sesuai dengan peruntukan tanah dalam rencana rinci tata ruang wilayah Kecamatan Cakung.

Cakung sub-district is the center of the household-scale garment industry, small and medium enterprises as a result of the relocation which aims to Jakarta layout can be well ordered and the industry is no longer at the center of the settlement. In this study an ideal location garment industry viewed from big or small the management costs incurred by the garment industry in accordance with the theory expressed by Malvin Greenhut. This research uses descriptive analytical method.
From this research it is known that in the District Cakung ideal location outside of the garment industry of Small Settlements (PIK) scattered throughout the villages in the district in Cakung. In the know also that if a garment industry has a high turnover of the management costs incurred by the garment industry will be high as well. We know also that the location of the garment industry in the District of Cakung many are not in accordance with the allotment of land in a detailed spatial plan of the District Cakung.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S43443
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ferzah
"Pada tahun 2014, terdapat permasalahan di bagian logistik Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Budi Kemuliaan yang berkaitan dengan pengendalian logistik yaitu ketidaksesuaian pencatatan kartu stok dengan jumlah persediaan aktual dan terjadinya penumpukan barang umum tidak rutin. Penelitian kualitatif ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengendalian barang umum dan menganalisis faktor yang berhubungan dengan pengendalian barang umum di bagian logistik RSIA Budi Kemuliaan.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat delapan sarana pengendalian yang mempengaruhi fungsi pengendalian logistik, yaitu struktur organisasi, kebijakan, sumber daya manusia, prosedur, perencanaan, pencatatan, pelaporan dan pemeriksaan internal.
Kesimpulan dari penelitian ini didapatkan empat titik strategis pengendalian logistik yang belum optimal diantaranya pelaksanaan prosedur pengadaan, pelaksanaan pencatatan inventarisasi, pelaksanaan penyimpanan, dan pelaksanaan pendistribusian. Hal tersebut menyebabkan keterlambatan pengadaan barang umum, kekurangan persediaan barang rutin, dan penumpukan barang tidak rutin.

In 2014, there were problems in the logistics control at Budi Kemuliaan Mother and Child Hospital (RSIA) which is a mismatch between the recording of stock card with the number of actual inventory and the accumulation of non routine general goods in the warehouse. This qualitative study aims to describe general goods control and its controlling in the logistics unit of RSIA Budi Kemuliaan.
The results showed that there were eight control measures that affect the function of logistics control which are organizational structure, policies, human resources, procedures, planning, recording, reporting and internal audit.
The conclusion of this study indicate four strategic points of control that not optimal including the implementation of procurement procedures, the implementation of recording inventory, implementation of storage, and implementatiton of distribution. These cause delays in procurement general goods, inventory shortage routine and non-routine accumulation of general goods
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S58451
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suherman
"Luasnya wilayah kota membutuhkan suatu jaringan transportasi yang terintegrasi. Untuk itu dibutuhkan suatu terminal sebagai titik simpul bagi warga kota berganti moda angkutan untuk melanjutkan perjalanan demi mencapai tempat tujuan.
Terminal sebagai public goods haruslah memberikan kenyamanan dan kemudahan kepada para penggunanya. Terminal bus Pulogadung sebagai terminal antar kota dan dalam kota, saat ini masih berfungsi layaknya sebuah terminal, tempat pertemuan bus dengan penumpang/naik turun penumpang. Akan tetapi aspek ketersediaan fasilitas dalam memberikan pelayanan yang nyaman dan mudah kepada para pengguna masih kurang mendapat perhatian. Kenyamanan dan kemudahan masih menjadi mimpi bagi para penggunanya.
Penelitian ini bermaksud mengurai faktor-faktor yang mempengaruhi para pengguna dalam memanfaatkan terminal Pulogadung berkaitan dengan kenyamanan, keamanan dan kemudahan yang dapat dinikmati oleh penumpang/calon penumpang dan para pengusaha/perwakilan otobis. Dilakukan secara kuantitatif melalui kuesioner, observasi dan survei lapangan, tinjauan teoritis hingga pengamatan ke negara lain dengan harapan mampu menguraikan faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi pengguna dalam pandangan penumpang dan pengusaha.
Dari hasil penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa terminal Pulogadung masih berfungsi sebagai terminal, tempat naik turun penumpang dan vii tempat penumpang berganti moda angkutan dengan mudah. Akan tetapi, keberadaan fasilitas pendukung yang mampu memberikan kenyamanan bagi penggunanya tidak tersedia sebagaimana mestinya. Penumpang setiap hari memanfaatkan terminal Pulogadung oleh karena ketersediaan armada angkutan, bukan karena ketersediaan fasilitas yang baik.
Penulis berasumsi bahwa penyediaan dan pembenahan fasilitas yang ada dalam terminal berperan penting untuk memperbaiki kualitas pelayanan terminal. Dalam penyediaan dan pembenahan fasilitas terminal ini bukanlah hanya dengan membangun terminal di lokasi lain dengan lahan relatif luas, akan tetapi dapat dilakukan renovasi terhadap struktur bangunan, sebagaimana hasil pengamatan dinegara lain. Diperlukan penelitian lanjutan yang berkaitan dengan terminal Pulogadung, diantaranya mengenai arsitektur ruang publik, masalah manajemen pengelolaan termina, kualitas alat transportasi, masalah kaki lima dalam terminal, serta masalah prilaku dan disiplin masyarakat sehingga terciptanya kelancaran transportasi perkotaan.

Regional broadness of town require transportaion network which is integrated. For that required by a terminal as nodal points to towny change the moda of transportation to continue the journey for the shake of reaching location.
Terminal as a public goods shall given the freshment and amenity to all its consumer. Pulogadung Bus Station as intercity terminal and in town, in this time still function within reason a terminal, place of bus meeting with fluctuate the passenger. However aspect of its availiability of facility in giving balmy service and easy to all consumer still less getting of attention, freshment and amenity still become the dream to all its consumer.
This research mean to decompose the factors influencing consumer in exploiting terminal Pulogadung relate to the freshment, security and amenity able to be enjoyed by passenger/passenger candidate and entrepreneur/bus delegation. Conducted by quantitatively questionnaire, observation and survey the field, theoretical evaluation till perception to other state on the change can elaborate the factors influencing consumer perception of passenger and entrepreneur.
From research result, inferential that terminal Pulogadung still function as terminal, place fluctuate the passenger and passenger place change the moda transportation of easily. However, existence of support facility capable to give the freshment consumer is not made available properly. Thousands of passenger every day exploit the Pulogadung because availability of armada transportation, not because availability of good facility.
Writer assume that ready and existing facility correction in terminal of playing important role to improve, repair the quality of terminal service. In ready and this terminal facility correction is not only by developing terminal in other location with the farm relative wide of, however can be done to renovate to building structure, as other state perception result. Needed by continuation research related to terminal Pulogadung, among other regarding the public room architecture, problem of management terminal, quality of transportation appliance, problem of cloister in terminal, and also the problem prilaku and society discipline so creation fluency of urban transportation."
2008
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Melinda Septi Aulia
"Skripsi ini tentang Analisis Alternatif Kebijakan Pajak Kendaraan Bermotor di DKI Jakarta: Tinjauan Kebijakan Vehicle Miles Traveled Fee (Kilometer Tax) Di Oregon, Amerika Serikat. Penelitian ini dilatarbelakangi dengan penggunaan kendaraan bermotor yang menimbulkan eksternalitas negatif di DKI Jakarta. Pajak Kendaraan Bermotor di DKI digunakan sebagai instrumen pengendalian penggunaan kendaraan bermotor. Selain di DKI Jakarta terdapat kebijakan lain yaitu Kilometer Tax di Oregon. Pajak ini didasarkan atas jarak tempuh penggunaan kendaraan bermotor.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pungutan Pajak Kendaraan Bermotor di DKI Jakarta & Kilometer Tax di Oregon serta mengetahui peluang dan hambatan DKI Jakarta jika menerapkan Kilometer Tax. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data wawancara mendalam dan studi literatur.
Hasil penelitian yang diperoleh dari penelitian ini adalah PKB di DKI Jakarta dipungut ditingkat pemerintah daerah sedangkan Kilometer Tax di Oregon dipungut di tingkat pemerintah Negara Bagian. Kemudian DKI Jakarta belum siap jika menerapkan kebijakan Kilometer Tax dikarenakan transportasi massal belum cukup terjamin dan memadai. Oleh karena itu pemerintah DKI Jakarta disarankan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas transportasi massal.

This research is about Analysis of Alternative Motor Vehicle Tax in DKI Jakarta: Review on Vehicle Miles Traveled Fee (Kilometer Tax) in Oregon, United States. The background of this research is motor vehicle use that cause negative externalities in DKI Jakarta. The motor vehicle tax policy in DKI Jakarta is used as an instrument for controlling motor vehicle use. In addition to DKI Jakarta, there is other policy, namely the Kilometer Tax in Oregon. This tax is based on the miles traveled by motorized vehicle.
This study aims to describe the collection of Motor Vehicle Tax in DKI Jakarta and Kilometer Tax in Oregon and to knows the opporunities and obstacles of DKI Jakarta if applying the Kilometer Tax. This research uses a qualitative approach method with data collection techniques in the form of in-depth interviews and literature reviews.
The result of this research are PKB in DKI Jakarta collected by Local Government and Kilometer Tax in Oregon collected by State Government. And then DKI Jakarta is not ready if it applies the Kilometer Tax because mass transportations are not sufficiently guaranteed and adequate. Therefore DKI Jakarta government is advised to improve the quality and quantity of mass transportation.
"
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>