Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 177949 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nabila Selma Herliani
"Masalah kesehatan jiwa yang rentan terjadi di kalangan mahasiswa salah satunya adalah perilaku mencederai diri. Perilaku mencederai diri dapat terjadi akibat tidak efektifnya koping individu dalam menghadapi masalah. Kemampuan mengahadapi masalah tiap individu berbeda, hal ini dapat terjadi akibat beberapa faktor, diantaranya faktor kesepian dan pola asuh orang tua. Tujuan penelitian ini meneliti mengenai hubungan kesepian dan pola asuh orang tua dengan perilaku mencederai diri di kalangan mahasiswa. Metode penelitian menggunakan desain penelitian cross-sectional.pengambilan data menggunakan teknik random sampling pada mahasiswa aktif S1 Reguler Universitas Indonesia 2019/2020, dengan total sampel 432 mahasiswa. Penelitian ini menggunakan empat kuesioner, diantaranya demografi data, pengukuran kesepian (UCLA Loneliness Scale), pola asuh yang diterima (Typology of Parenting Styles), dan perilaku mencederai diri (Deliberate Self-Harm Inventory). Hasil penelitian menggunakan uji korelasi gamma menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara kesepian dengan perilaku mencederai diri dengan p value < 0,05 dan ada hubungan yang signifikan antara pola asuh orang tua dan perilaku mencederai diri dengan p value < 0,05. Rekomendasi pada penelitian ini adalah perlunya screening dan edukasi mengenai kesehatan jiwa mahasiswa kepada mahasiswa, pihak universitas, dan keluarga untuk mencegah perilaku mencederai diri.

The problem of vulnerable mental health occurs among students, one of which is self injury behavior. Self injury behaviour can occur due to ineffectiveness of the individual in the face of problems. The ability to identify each individual's problem is different, this can occur due to several factors, including the loneliness factor and the foster care pattern of the parents. The aim of this research examines the loneliness and parenting patterns of injuring behavior among students. The research method uses a cross-sectional research design. Data retrieval using random sampling techniques in regular S1 students of University of Indonesia 2019/2020, with a total sample of 432 students. The study used four questionnaires, including data demographics, loneliness measurements (UCLA Loneliness Scale), pattern of parenting styles (Typology of Parenting Styles), and Self injury behaviur (Deliberate Self-injury Inventory) behaviors. The results of this research using gamma correlation test showed a significant association between loneliness and self injury behavior with the p value < 0.05 and there was a significant relationship between the parent's foster pattern and self-injury behavior with the p value < 0.05. Recommendations on this research are the need for screening and education on student mental health to students, university, and families to prevent self injury behavior."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Yuliati
"Perilaku seksual berisiko merupakan perilaku seksual yang dapat menimbulkan dampak negatif seperti kehamilan, aborsi dan penyakit menular seksual. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara pola asuh orang tua dan general self-efficacy dengan perilaku seksual berisiko. Desain penelitian ini adalah deskriptif korelatif. Penelitian ini melibatkan 92 partisipan remaja di Sekolah Master Depok yang diseleksi dengan teknik quota sampling. Instrumen yang digunakan adalah The Parental Care Style Questionnaire, New General Self-Efficacy Scale dan Sexual Risk Survey: Instrument Development and Psychometrics. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan signifikan antara pola asuh orang tua dengan perilaku seksual berisiko remaja dan general self-efficacy dengan aktivitas seksual. Untuk menangani masalah seksual remaja, perlu diadakan program kesehatan reproduksi yang tidak hanya ditujukan kepada remaja, namun juga orang tua dan masyarakat.

Risky sexual behavior is sexual behavior which cause various negative impacts such as pregnancy, abortion, and sexually transmitted diseases. The purpose of this study was to identify the correlation between parenting style and adolescents? sexual behavior, as well as general self-efficacy and adolescents? sexual behavior. Design of this study was descriptive correlative. This study included 92 participants of adolescent in Sekolah Master Depok which were selected by quota sampling technique. This study used The Parental Care Style Questionnaire, New General Self-Efficacy Scale and Sexual Risk Survey: Instrument Development and Psychometrics as instruments. The result showed there were a significant correlation between parenting styles and adolescents? sexual behavior, also between general self-efficacy and adolescents? sexual activity. To overcome adolescents? sexual problem, it is recommended to implement reproductive health programs not only for adolescents but also parents and community."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
S65068
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuldawati
"Sekitar 20% dari jumlah penduduk Indonesia adalah remaja. Salah satu realitas perilaku seksual remaja adalah seks bebas dan kehamilan yang tidak diinginkan. Kehamilan tidak diinginkan bisa berakibat aborsi tidak aman bahkan berakhir dengan kematian. Risiko Iain yang dihadapi remaja adalah penularan penyakit menular seksual termasuk HIV/AIDS.
Tujuan penelitian adalah diketahuinya perilaku seksual pelajar SMA Negeri di kota Solok dan hubungannya dengan pola asuh orang tua. Desain penelitian ini adalah cross sectional. Lokasi penelitian di kota Solok dengan sampel pelajar SMA Negeri.
Hasil penelitian ini menunjukkan sebanyak 25,5% pelajar berperilaku berisiko, bahkan 4% diantaranya sudah melakukan hubungan seksual. Pada analisis bivariat didapatkan bahwa pola asuh orang tua berhubungan dengan perilaku seksual dengan OR 3,258. Pada analisis muhivariat diperoleh hasil bahwa tidak ada hubungan pola asuh orang tua dengan perilaku seksual setelah dikontrol variabel sikap terhadap perilaku seksual, jumlah pacar dan paparan media pornografi. Diperoleh hubungan yang bermakna antara perilaku seksual dengan sikap terhadap perilaku seksual (OR 3,138), jumlah pacar (OR 5,234) dan paparan media pomograii (OR 44222) Terdapat hubungan yang berrnakna antara pola asuh orang rua dengan jumlah pacar dan paparan media pornografi. Faktor paling dominan yang berhubungan dengan perilaku seksual pelajar SMAN di kota Solok tahun 2008 adalah jumlah pacar setelah dikontrol variabel sikap terhadap perilaku seksual dan paparan media pornografi.
Tidak ditemukan hubungan yang bermakna antara perilaku seksual dengan jenis kelamin, usia pubertas, komunikasi dengan teman sebaya dan lama pertemuan dengan pacar. Tidak ditemukan hubungan pengetahuan tentang kesehatan seksual dengan perilaku seksual setelah dikontrol variabel sikap terhadap perilaku seksual, jumlah pacar dan paparan media pornografi.
Berdasarkan penelitian ini perlu adanya peningkatan pengetahuan pelajar tentang kesehatan seksual melalui pendidikan kesehatan reproduksi remaja di sekolah dan pelayanan kesehatan peduli remaja. Orang tua hendaknya mengawasi remajanya terutama dalam hal berpacaran dan paparan media pornografi. Pengetahuan orang tua tentang pengasuhan (parenting) dan kesehatan reproduksi perlu ditingkatkan.

Around 20% from amounts of Indonesian residence are teenagers or adolescent. One of teenager's sexual behavior realities are free sex and unwanted pregnancy. Unwanted pregnancy could caused unsafe abortion moreover could ending with death. Another risk that faced by those teenagers is contagion of Sexual Transmitted Disease including HIV/AIDS.
The research aim is to know teenager's sexual behavior at Government's Senior High School students in Solok city and its relation with parenting style. This research design is crass sectional. The research located in Solok city with sample of Government`s Senior High School students.
This research result shown as 25,5% students having conduct risky behavior. even 4% of it had been ever conduct some sexual relation (intercourse). Through bivariate analysis known that parenting style related with sexual behavior with OR 3,258. Multivariate analysis got result that there is no relation between parenting style with sexual behavior alter amount variable attitude towards sexual behavior, sum of boyfriend or girlfriend. and pomography media exposure, had been controlled. Obtain significant relation between sexual behavior with attitude toward sexual behavior (OR 3,138), sum ol' boyfriend or girllriend (OR 5,234) and pornography media exposure (OR 4,222). Obtain significant relation between parenting style with sum of boyfriend or girlfriend and pornography media exposure. The most dominant factor that related with sexual behavior of Government`s Senior High School students in Solok city year 2008 is sum of boyfriend or girlfriend after attitude variable toward sexual behavior and pornography media exposure had been controlled.
The significant relation between sexual behavior with sex, puberty age, peer communication, and time duration of date with boyfriend or girlfriend is not found. The relation between sexual health knowledge with sexual behavior is not found after attitude variable toward; sexual behavior, sum of boyfriend or girlfriend and pomography media exposure had been controlled.
Based on this research its necessary to improve the students knowledge about sexual health trough teenager's reproduction health education at school and teenager care health services. Parents suggest to observe their daughter or son especially in boyfriend or girlfriend relationship and pornography media exposure. Improvement of student knowledge about sexual health trough education oftcenager health reproduction and teenager health care services are necessary.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T33623
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Nurmanah
"ABSTRAK
Remaja usia 15-17 tahun merupakan masa kritis dari tahap tumbuh kembang
remaja yang rentan terhadap perilaku merokok. Pola asuh orang tua merupakan
salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku remaja. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui hubungan pola asuh orang tua dengan perilaku merokok siswa
SMA. Penelitan ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain survey analitik
melalui pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel yang digunakan
ialah simple random sampling dengan responden penelitian sebanyak 276 orang di
SMA Negeri 38 Jakarta. Hasil riset menjelaskan 58.3% perempuan, 59.4% berusia
16 tahun, 56 responden perokok aktif kebanyakan laki-laki, merokok 1-10
batang/hari. Pada uji chi square didapatkan hubungan antara pola asuh orang tua
dengan perilaku merokok siswa SMA (p= 0.000) dan didapatkan hubungan antara
jenis kelamin dengan perilaku merokok siswa SMA (p=0.000, OR= 8.766).
Peneliti merekomendasikan agar dilakukan penelitian lanjutan mengenai korelasi
pola asuh orang tua dengan perilaku merokok siswa SMA.

ABSTRACT
Adolescents aged 15-17 years is a critical period of adolescent growth and
development stages that are susceptible to smoking behavior. Parenting style is
one of the factors that influence adolescent behavior. This study aims to determine
the relationship of parenting style with high school students' smoking behavior.
This research is a quantitative research survey design with cross sectional analytic
approach. The sampling technique used is simple random sampling with survey
respondents as much as 276 people in SMA Negeri 38 Jakarta. The results of
research to explain 58.3% female, 59.4% aged 16 years, 56 respondents active
smokers mostly male, smoking 1-10 cigarettes / day. In the chi square test found
the relationship between parenting parents with high school students smoking
behavior (p = 0.000) and obtained relationships between the sex with a high
school student smoking behavior (p = 0.000, OR = 8766). The researcher
recommends further research on the correlation parenting style with high school
student smoking behavior."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S43417
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fensen Kurniawan
"Kecanduan seks dunia maya merupakan perilaku berpola yang mencari kepuasan seksual secara daring. Saat ini, kecanduan seks dunia maya belum diakui secara resmi sebagai gangguan klinis, tetapi memiliki dampak serius terhadap individu yang mengalaminya. Maka dari itu, perilaku kecanduan seks dunia maya memerlukan penelitian lebih lanjut dan penanganan yang serius. Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi hubungan antara kesepian dan kecanduan seks dunia maya pada mahasiswa, serta peran kontrol diri sebagai faktor moderasi dalam hubungan tersebut. Sampel penelitian terdiri dari 119 mahasiswa pengguna aktif internet dengan rentang usia 18-25 tahun (M = 21,31, SD = 1,429). Sampel ini terdiri dari 77,6% perempuan (n = 90) dan 22,4% laki-laki (n = 26). Pengukuran variabel dilakukan menggunakan Internet Sex Screening Test (ISST) untuk mengukur tingkat risiko kecanduan seks dunia maya, Social and Emotional Loneliness Scale for Adults (SELSA) untuk mengukur tingkat kesepian, dan Brief Self Control Scale (BSCS) untuk mengukur tingkat kontrol diri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kontrol diri tidak signifikan dalam memoderasi hubungan antara kesepian dan kecanduan seks dunia maya pada mahasiswa (β = 0,0459, t(116) = 1,3205, p = 0,1895, p > ,05). Analisis lebih lanjut mengungkapkan bahwa kontrol diri, jenis kelamin, dan orientasi seksual memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kecanduan seks dunia maya pada mahasiswa. Dalam penelitian ini, kontrol diri ditemukan mempengaruhi kecanduan seks dunia maya secara negatif, di mana ketika kemampuan kontrol diri meningkat, maka risiko kecanduan seks dunia maya cenderung menurun.

Cybersex addiction is a pattern of behavior that seeks online sexual satisfaction. Currently, cybersex addiction is not officially recognized as a clinical disorder, but has serious impacts on individuals experiencing it. Therefore, cybersex addiction behavior requires further research and serious treatment. This study aims to investigate the relationship between loneliness and cybersex addiction among college students, as well as the moderating role of self-control in this relationship. The research sample consisted of 119 college students, active internet users, aged between 18 and 25 years (M = 21.31, SD = 1.429). The sample comprised 77.6% females (n = 90) and 22.4% males (n = 26). The measurement of variables was conducted using the Internet Sex Screening Test (ISST) to assess the level of risk for cybersex addiction, the Social and Emotional Loneliness Scale for Adults (SELSA) to measure the level of loneliness, and the Brief Self-Control Scale (BSCS) to measure the level of self-control. The results of the study indicated that self-control did not significantly moderate the relationship between loneliness and cybersex addiction among college students (β = 0.0459, t(116) = 1.3205, p = 0.1895, p > .05). Further analysis revealed that self-control, gender, and sexual orientation significantly influenced cybersex addiction among college students. In this study, self-control was found to have a negative impact on cybersex addiction, where as the ability to exercise self-control increases, the risk of cybersex addiction tends to decrease."
Depok: 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mega Anastasya Riwu Prasetya
"Penelitian mengenai binge eating belum banyak dilakukan di Indonesia. Binge eating adalah perilaku makan berlebihan yang merupakan salah satu mental disorder utama pada remaja, khususnya pada remaja yang berusia 15—19 tahun. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan strategi regulasi emosi dan pola asuh orang tua dengan perilaku binge eating pada remaja usia 15—19 tahun di DKI Jakarta. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif jenis observasional analitik dengan desain penelitian cross sectional. Sampel pada penelitian ini berjumlah 388 remaja yang memenuhi kriteria inklusi dan didapatkan melalui teknik probability
sampling jenis cluster sampling. Sesuai dengan variabel-variabel yang ada, instrumen yang digunakan adalah kuesioner karakteristik responden, kuesioner Binge Eating Scale (BES), Emotion Regulation Questionnaire (ERQ), dan Parental Authority Questionnaire (PAQ). Hasil penelitian yang dianalisis dengan uji chisquare menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara strategi regulasi emosi dengan perilaku binge eating (p value=0,001; α=0,05) dan antara pola asuh orang tua dengan perilaku binge eating (p-value=0,000; α=0,05). Rekomendasi dari penelitian adalah disusun dan dilaksanakannya pgrogram untuk remaja terkait cara meregulasi emosi yang adaptif. Selain itu, bagi orang tua perlu diingatkan mengenai pola asuh yang sesuai dengan karakteristik remaja.

There has not been much research about binge eating in Indonesia. Binge eating is a behavior of overeating which is one of the main mental disorders in adolescents, especially in adolescents aged 15-19 years. This study aims to look at the relationship between emotion regulation strategies and parenting styles with binge eating behavior in adolescents aged 15-19 years in DKI Jakarta. This research is a quantitative observational analytic type study with a cross sectional research design. The sample in this study was 388 adolescents who met the inclusion criteria and were obtained through a probability sampling technique with cluster sampling. According to the existing variables, the instruments used were the respondent characteristics questionnaire, the Binge Eating Scale (BES) questionnaire, the Emotion Regulation Questionnaire (ERQ), and the Parental Authority Questionnaire (PAQ). The results analyzed using the chi-square test showed that there was a significant relationship between emotion regulation strategies and binge eating behavior (p-value=0.001; α=0.05) and between parenting styles and binge eating behavior (p-value= 0.000; α=0.05). The recommendation from the research is to develop and implement programs for adolescents related to how to regulate emotions in an adaptive way. In addition, parents need to be reminded about parenting styles that are in accordance with the characteristics of adolescents."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mega Anastasya Riwu Prasetya
"Penelitian mengenai binge eating belum banyak dilakukan di Indonesia. Binge eating adalah perilaku makan berlebihan yang merupakan salah satu mental disorder utama pada remaja, khususnya pada remaja yang berusia 15—19 tahun. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan strategi regulasi emosi dan pola asuh orang tua dengan perilaku binge eating pada remaja usia 15—19 tahun di DKI Jakarta. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif jenis observasional analitik dengan desain penelitian cross sectional. Sampel pada penelitian ini berjumlah 388 remaja yang memenuhi kriteria inklusi dan didapatkan melalui teknik probability sampling jenis cluster sampling. Sesuai dengan variabel-variabel yang ada, instrumen yang digunakan adalah kuesioner karakteristik responden, kuesioner Binge Eating Scale (BES), Emotion Regulation Questionnaire (ERQ), dan Parental Authority Questionnaire (PAQ). Hasil penelitian yang dianalisis dengan uji chisquare menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara strategi regulasi emosi dengan perilaku binge eating (p-value=0,001; α=0,05) dan antara pola asuh orang tua dengan perilaku binge eating (p-value=0,000; α=0,05). Rekomendasi dari penelitian adalah disusun dan dilaksanakannya pgrogram untuk remaja terkait cara meregulasi emosi yang adaptif. Selain itu, bagi orang tua perlu diingatkan mengenai pola asuh yang sesuai dengan karakteristik remaja.

There has not been much research about binge eating in Indonesia. Binge eating is a behavior of overeating which is one of the main mental disorders in adolescents, especially in adolescents aged 15-19 years. This study aims to look at the relationship between emotion regulation strategies and parenting styles with binge eating behavior in adolescents aged 15-19 years in DKI Jakarta. This research is a quantitative observational analytic type study with a cross sectional research design. The sample in this study was 388 adolescents who met the inclusion criteria and were obtained through a probability sampling technique with cluster sampling. According to the existing variables, the instruments used were the respondent characteristics questionnaire, the Binge Eating Scale (BES) questionnaire, the Emotion Regulation Questionnaire (ERQ), and the Parental Authority Questionnaire (PAQ). The results analyzed using the chi-square test showed that there was a significant relationship between emotion regulation strategies and binge eating behavior (p-value=0.001; α=0.05) and between parenting styles and binge eating behavior (p-value= 0.000; α=0.05). The recommendation from the research is to develop and implement programs for adolescents related to how to regulate emotions in an adaptive way. In addition, parents need to be reminded about parenting styles that are in accordance with the characteristics of adolescents."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cindi Nabilla Maharani
"Remaja merupakan kelompok usia yang paling banyak ditemukan terlibat dalam perilaku melukai diri. Pola asuh adalah faktor yang sering ditemukan berhubungan dengan perilaku melukai diri remaja, dan resiliensi dinilai berpotensi untuk memediasi hubungan di antara keduanya. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengeksplor peran resiliensi sebagai mediator antara pola asuh dengan perilaku melukai diri remaja. Sebanyak 478 remaja berusia 12-18 tahun telah mengisi tiga alat ukur yang digunakan dalam penelitian yaitu Deliberate Self-Harm Inventory 9r, Parent as Social Context Questionnaire, dan 14 - Item Resilience Scale. Hasil penelitian menunjukkan bahwa resiliensi memediasi sebagian hubungan pola asuh positif dan negatif dengan perilaku melukai diri (β=-0.041; β=0.021, p < 0.05). Secara spesifik, seluruh dimensi pola asuh positif (kehangatan, struktur dan parental autonomy) ditemukan dimediasi sebagian oleh resiliensi dalam hubungannya dengan perilaku melukai diri remaja (β=-0.113; β=-0.129; β=-0.111, p<0.05). Sementara itu hanya dua dimensi dari pola asuh negatif (penolakan dan chaos) yang ditemukan signifikan dimediasi sebagian oleh resiliensi (β= 0.068; β=0.050, p<0.05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa pola asuh positif dan negatif, serta mayoritas dimensi di dalamnya berhubungan dengan resiliensi, dan resiliensi berhubungan dengan perilaku melukai diri remaja

Adolescent are the groups found to be most involved in self-injurious behavior. Parenting is the factor that is often found related to self-injury behavior in adolescents. Resilience has potential to mediate the relationship between the two. The aim of the current study is to explore the role of resilience as a mediator between parenting and adolescent self-injury behavior. A total of 478 adolescents aged 12-18 years have filled out three measuring instruments used in the study, including Deliberate Self-Harm Inventory 9r, Parent as Social Context Questionnaire, and 14 - Item Resilience Scale. The results showed that resilience partially mediated the relationship between positive and negative parenting with adolescent self-injury behavior (β=-0.041; β=0.021, p<0.05). Specifically, all dimensions of positive parenting (warmth, structure and parental autonomy) were also found to be partially mediated by resilience in relation to adolescent self-injury behavior (β=-0.113; β=-0.129; β=-0.111, p<0.05). Meanwhile, only two dimensions of negative parenting (rejection and chaos) were found to be partially mediated by resilience (β= 0.068; β= 0.050, p<0.05). In conclusion, positive and negative parenting, and most of the dimensions in it were correlated with resilience, and resilience was also correlated with self-injury behavior in adolescents."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Windy Olivia Yuriza
"ABSTRAK
Pola asuh orang tua dan tingkat stres dapat mempengaruhi perilaku remaja dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya perilaku negatif, yaitu perilaku mengakses pornografi di Internet. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara jenis pola asuh dan tingkat stres dengan perilaku yang dipersepsikan mengakses situs porno pada remaja awal. Jenis pola asuh orang tua diidentifikasi menggunakan The Parental Care Questionnaire, tingkat stres diukur dengan Perceived Stress Scale, dan perilaku yang dipersepsikan mengakses situs porno diukur dengan Pornography Craving Questionnaire. Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional dengan jumlah sampel 107 siswa SMP kelas VII dan VIII di kota Depok yang dipilih dengan menggunakan teknik cluster sampling. Hasil penelitian yang dianalis dengan Independent T-test memperlihatkan tidak ada hubungan pola asuh Authoritative dengan perilaku yang dipersepsikan mengakses situs porno p=0,908 dan p=0,05 dan ada hubungan pola asuh Authoritarian p=0,044 dan p=0,05 dan pola asuh Permissive p=0,000 dan p=0,05 dengan perilaku yang dipersepsikan mengakses situs porno. Hasil penelitian yang dianalisis dengan Chi-square memperlihatkan tidak ada hubungan tingkat stres dengan perilaku yang dipersepsikan mengakses situs porno p=0,845 dan p=0,05 . Hasil penelitian ini dapat membantu pengembangan pelayanan keperawatan dengan adanya kerjasama orang tua dan perawat untuk membentuk pola asuh orang tua dan mengontrol tingkat stres terhadap perilaku yang dipersepsikan mengakses situs porno pada remaja awal.

ABSTRACT
ABSTRACTParenting style and stress level influence behavior of adolescent in daily life. One of negative behavior is assessing pornography in internet. This research aims to identify correlation between parenting style and stress level with perception of assessing internet pornography behavior in early adolescents. The parenting style identified by using The Parental Care Questionnaire, Perceived Stress Scale for stress level, and Pornography Craving Questionnaire for perception of assessing internet pornography behavior. This study design used a cross sectional with 107 respondents of 7th and 8th grade student on junior high school at the city of Depok and selected with a cluster sampling technique. Independent T test shows there is no correlation between the Authoritative style with perception of assessing internet pornography behavior p 0,044 and 0,05 and there is correlation in Authoritarian style p 0,044 and 0,05 and Permissive style 0,000 and 0,05 with perception of assessing internet pornography behavior. Chi Square test shows there is no correlation between stress level with perception of assessing internet pornography behavior p 0,845 and 0,05. This result could help nursing service development with cooperation between parent and nurse to create parenting style and stress level control on perception of assessing internet pornography behavior in early adolescents. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuni Sandra Pratiwi
"ABSTRAK
Masa remaja merupakan masa transisi antara masa kanak-kanak menuju masa
dewasa, di mana pada masa remaja terjadi perubahan fisik, emosi maupun sosial.
Tugas utama remaja adalah untuk menemukan identitas dirinya. Penelitian ini
bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang hubungan antara pola asuh orang
tua dengan pencapaian identitas diri remaja di Kabupaten Pekalongan. Desain
penelitian ini adalah deskriptif korelasional secara potong lintang. Responden
berjumlah 465 remaja. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara cluster
sampling. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara pola asuh orang
tua dengan pencapaian identitas diri remaja. Variabel usia yang paling
berhubungan dengan pencapaian identitas diri remaja di kabupaten Pekalongan.
Penelitian ini merekomendasikan kepada remaja usia 15 -18 tahun hendaknya
tetap melakukan eksplorasi dan komitmen supaya identitas diri meningkat dan
merekomendasikan kepada orang tua hendaknya memberikan pola asuh sesuai
dengan usia anak remaja, dengan tetap melakukan komunikasi secara dua arah.
Diharapkan penelitian selanjutnya meneliti tentang pola asuh dengan pencapaian
identitas diri remaja pada responden kelas X, XI, dan XII agar sebaran usia remaja
merata, sehingga bisa diketahui dengan jelas gambaran pencapaian identitas diri
remaja baik remaja awal, madya maupun akhir

ABSTRACT
Teenager is considered in a transition period from being a child to youth. During
this period, there are significant changes physically, emotionally and socially.
The critical task of teenager is towards a strong self identity. The purpose of this
research was to describe the relationship between the identity achievements
among teenagers in Pekalongan. This study used a descriptive correlational
design with a cross sectional approach. There were 465 teenagers as responder.
Selected using cluster sampling procedure. The result of this research showed
that there were correlations between the parenting patterns with teenagers self
identity achievement. The variable that most related to teenager?s self identity
achievement was their age. The study recommended to tenageers who were 15-18
years old to keep exploration and commitment that personal identity had been
reached remains elevated, and also recommended to the parents in order to give
parenting teenagers, with keep communication in two ways. Next study was
hoped can observe about parenting with teenagers on the achievement of self
identity of responder class X, XI, and XII so teenagers uneven age distribution, so
it can be clear overview of the achievement of self identity both teenagers teens
early, middle and late"
2016
T45818
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>