Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 126173 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rhahmadiani Fitri
"Meningitis adalah penyakit infeksi sistem syaraf pusat yang menyerang meningens atau selaput otak. Tujuan dari penulisan karya ilmiah ini adalah untuk mengetahui manajemen asuhan keperawatan pada anak meningitis dengan risiko keterlambatan perkembangan. Metodologi penulisan adalah case study, dengan melaksanakan asuhan keperawatan langsung kepada klien. Data yang didapat melalui pengkajian dengan cara wawancara, pemeriksaan fisik dan mengumpulkan data dari rekam medik klien untuk data penunjang.
Intervensi yang diberikan yaitu berupa stimulasi perkembangan pada klien untuk kelompok umur tahapan tumbuh kembang 0-4 bulan serta juga melakukan pengajaran stimulasi untuk orang tua sebagai persiapan pulang. Hasilnya klien belum mengalami keterlambatan tumbuh kembang dan klien mampu mengikuti beberapa stimulasi yang
diberikan. Orang tua klien paham dan mengerti bahwa anaknya berisiko untuk mengalami keterlambatan dan orang tua mampu melakukan stimulasi secara mandiri setelah dilakukannya demonstrasi stimulasi perkembangan kepada klien. Stimulasi dini penting dilakukan kepada klien yang mempunyai risiko keterlambatan perkembangan. Rekomendasi dari studi ini agar ada follow up berkelanjutan terhadap stimulasi yang diberikan.

Meningitis is an infectious disease of the central nervous system that attacks the meningens or the lining of the brain. This study aims to find out the effect of nursing care in meningitis children with the risk of developmental delay. In this case study, data was obtained through assessment by interviews, physical examination and collecting data from the client`s medical records for supporting data. The interventions that implemented were developmental stimulation to clients for the age group of 0-4 months and teaching the stimulation to parents for discharge planning. The result is that the client has not experienced any developmental delays and the client is able to follow some of the stimulation given. The client`s parents know and understand that their child is at risk of experiencing delays. The parents are able to perform stimulation independently after a
demonstration of developmental stimulation is carried out to the client. This study concludes early stimulation is important for clients who have a risk of developmental delays. Continuous follow up for the stimulation is recommended.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Feka Angge Pramita
"Penerapan floortime diberikan kepada anak laki~laki berusia 3,9 tahun yang mengalami keterlambatan perkembangan bahasa-bicara, yaitu perkcmhangan bahasa-bicam anak yang mengalami `hamba1an yang tidak sesuai dengan perkcmbangan anak seusianya. Floortime memfokuskan pada meningkatkan kemampuan berinisiatif dan berinteraksi dua arah dengan ibu. Penerapan scsi Floortime berlangsung selama satu bulan dilakukan dalam rangkaian empat sesi pre-rest, delapan belas scsi intervensi, dan dua scsi post rest untuk melihat perubahan interaksi antara anak dengan ibu. Setelah scsi intervensi, diperoleh hasil bahwa anak lebih banyak melalcukan inisiatif dan dapat melakukan interaksi timbai balik dengan ibn. Ibu terlihat lebih memahami anak dan memberikan anak kesempatan untuk mengekspresikan dirinya. Beberapa saran yang dapat diberikan antara lain: memperbanyak waktu melakukan Floortime setiap hari, menerapkan prinsip dasar floortime di luar waktu scsi floortime dan mulai mclibatkan anggota keluarga lain untuk melakukan sesi Floortime.

Floortime was given for a 3.9 year old boy with Developmental Delay on Speech and Language area, whom delay on speech and language developmental. The focus of Floortime are increase tha ability to initiate and two-way interaction with this caregivers. The Floortime treatment carried out for one month and consists of four sessions of pre»test assessment, eighteen of Floortime treatment, and two sessions of post-test intervention. Posttest session was held to see the change of interaction between the mother and the child. Aher the end of the treatment, the child become more initiate to mother and can do reciprocal interaction with her. Mother become understand the child better and give him an opportunity to express him self. Some suggestion : do Floortime daily, do Floortime outside the session and begin to involve other family members doing Floorime."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2009
T34098
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Gayatri Mauly Purwandari
"ABSTRAK
Nyeri kepala merupakan manifestasi dari inflamasi respon infeksi di meninges. Nyeri Kepala berdampak pada fisiologis dan psikologis klien sehinga membutuhkan penanganan. Karya Ilmiah Akhir Ners ini bertujuan menganalisis intervensi terapi musik klasik sebagai terapi non-farmakologis dalam mengurangi nyeri kepala pada meningitis. Intervensi terapi musik klasik dilakukan selama 3 hari menggunakan instrumen Beethoven Symphony 6. Evaluasi nyeri menggunakan McGill Pain Questionaire menunjukkan bahwa nyeri kepala berkurang pada hari ketiga dari skor 8 menjadi 6. Penerapan intervensi ini menunjukkan bahwa terapi musik klasik yang dilakukan selama tiga hari dapat meringankan nyeri kepala klien meningitis. Selanjutnya perawat direkomendasikan untuk menerapkan terapi stimulasi klasik pada klien dengan keluhan nyeri kepala untuk meringankan nyeri dan memberi ketenangan.

ABSTRACT
Headache is a manifestation of inflammatory response from meningeal infection. Headache may affect client physically and psychologically thus it requires treatment. This paper aimed to analyze implementation of classical music therapy as non pharmacological intervention in relieving headache in patient with meningitis. The therapy was applied for 3 days long by playing Beethoven Symphony 6. The headache was evaluated by using McGill Pain Questionnaire and revealed a decrease in pain intensity from score of 8 to 6 in the third day of implementation. This result suggested that classical music therapy relieved headache in patient with meningitis. Nurses are suggested to implement classical music therapy on client with headache in order to relieve and alleviate pain."
2018
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nurdini Khairunnisa
"Meningitis merupakan salah satu penyakit menular mematikan yang menyerang otak. Meningitis disebabkan oleh peradangan pada membran meninges (selaput pelindung otak dan sumsum tulang belakang) akibat infeksi yang disebabkan oleh patogen bakteri, virus atau jamur. Salah satu cara untuk memahami dinamika penyebaran penyakit meningitis yaitu dengan menggunakan pemodelan matematika. Oleh karena itu, pada skripsi ini dikonstruksi model matematika penyebaran penyakit meningitis yang memiliki bentuk SVCtvCvIR melalui persamaan diferensial biasa berdimensi enam nonlinear. Pemodelan penyebaran meningitis yang dibuat dalam penulisan skripsi ini mempertimbangkan intervensi vaksinasi. Model SVCtvCvIR ini diharapkan dapat membantu memberikan pemahaman tentang penyebaran penyakit meningitis guna mengurangi dampak beban penyakit meningitis di masyarakat. Analisis secara analitik maupun numerik dilakukan untuk menentukan titik keseimbangan, berikut dengan jenis kestabilannya serta basic reproduction number (R0). Diperoleh bahwa titik keseimbangan bebas penyakit bersifat stabil jika R0<1 dan tidak stabil jika R0>1. Lebih lanjut, dilakukan simulasi numerik pada model SVCtvCvIR untuk melihat interpretasi dari kajian analitik yang dilakukan sebelumnya. Dari proses numerik yang dilakukan, diperoleh bahwa laju penularan yang rendah serta laju vaksinasi dan pengobatan yang tinggi mampu mengendalikan penyebaran penyakit meningitis.

Meningitis is a deadly infectious disease that attacks the brain. Meningitis is an inflammation of the meninges (the membrane that protects the brain and spinal cord) due to infection caused by bacterial, viral or fungal pathogens. One way to understand the dynamics of the spread of meningitis is to use mathematical modeling. Therefore, in this thesis, a mathematical model of the spread of meningitis is constructed which has the form SVCtvCvIR through a six-dimensional non-linear ordinary differential equation system. The modeling of the spread of meningitis made in this undergraduate thesis considers the vaccination intervention. This model is expected to help provide an understanding of the spread of meningitis in order to reduce the impact of meningitis burden within the community. Analytical and numerical analysis is carried out to determine the equilibrium point, the type of its stability and basic reproduction number (R0). It was found that the disease-free equilibrium point is stable if R0<1, and unstable if R0>1. Furthermore, a numerical simulation was performed on the SVCtvCvIR model to see the interpretation of the previous analytical study. From the numerical process carried out, it was found that the low transmission rate and high vaccination and treatment rates were able to control the spread of meningitis."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Dzatir Rohmah
"Meningitis bakterial dianggap sebagai kasus kegawatdaruratan neurologik dengan angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Mortalitas akibat meningitis bakterial dapat mencapai 34% terutama pada infeksi yang disebabkan oleh S. pneumoniae dan L. meningitidis. Sementara morbiditas pada pasien meningitis bakterial yaitu sekuele neurologis jangka panjang dapat mencapai 50% pada survivor meningitis. Terapi antibiotik dengan penggunaan yang rasional dapat menurunkan angka kematian. Sebaliknya, penggunaan terapi antibiotik yang tidak rasional akan meningkatkan terjadinya resistensi yang berdampak pada peningkatan morbiditas, mortalitas, dan biaya kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas penggunaan antibiotik pada pasien meningitis bakteri dengan metode Gyssens. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan metode retrospektif cross-sectional yang dilakukan di Rumah Sakit Umum Fatmawati, Jakarta. Subyek penelitian adalah 27 pasien meningitis bakterial yang memenuhi kriteria inklusi. Berdasarkan evaluasi penggunaan antibiotik diagram alir Gyssen diperoleh hasil 11 (40,7%) subyek menggunakan antibiotik yang tepat dan 16 subyek (59,3%) menggunakan antibiotik yang tidak tepat. Penggunaan antibiotik yang belum tepat tersebar dalam beberapa kategori sebagai berikut yaitu kategori IVc sejumlah 2 subyek (7,4%), kategori IVd sejumlah 2 subyek (7,4%), kategori IIIA sejumlah 3 subyek (11,1%), kategori IIIB sejumlah 1 subyek (3,7%), kategori IIA sebanyak 13 subyek (48,1%), dan kategori IIB sebanyak 3 subyek (11,1%). Penggunaan antibiotik yang sesuai berdasarkan evaluasi menggunakan algoritma Gyssen pada penelitian ini tidak memberikan pengaruh yang bermakna terhadap outcome pasien dengan nilai p=1,000 (nilai p>0.05). Variabel jenis kelamin merupakan variabel yang berpengaruh secara signifikan (p<00,5) terhadap kerasionalan antibiotik pada pasien meningitis bakterial.

Bacterial meningitis is considered as neurologic emergency with high morbidity and mortality rates. Mortality can reach 34%, especially in infections caused by S. pneumoniae and L. meningitides, while morbidity in bacterial meningitis patients, namely long-term neurologic sequelae, can reach 50% amongst survivors. If antibiotics are used properly, they can lower mortality rates. On the other hand, the irrational use of antibiotic therapy will raise the likelihood of resistance, which raises morbidity, mortality, and costs for health care. This study aims to determine the quality of antibiotic use in bacterial meningitis patients using the Gyssens method. It is an observational study employing the retrospective crosssectional method conducted at Fatmawati General Hospital, Jakarta. The research subjects were 27 patients with bacterial meningitis who met the inclusion criteria. In this study, 40.7% of the subjects had been administered appropriate antibiotics and 59.3% inappropriate ones, which were spread across several categories, namely category IVc for two subjects (7.4%); category IVd for two subjects (7.4%); category IIIA for three subjects (11.1%); category IIIB for one subject (3.7%); category IIA for 13 subjects (48.1%); and category IIB for three subjects (11.1%). The use of appropriate antibiotics based on evaluation using the Gyssens algorithm did not significantly affect patient outcomes (p=1,000). Gender is a variable that has a significant effect (p<00.5) on the rationale for antibiotics in patients with bacterial meningitis."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nisaul Masruroh
"Meningitis kriptokokal merupakan infeksi oportunistik yang umum dijumpai pada pasien dengan Human Immunodeficiency Virus (HIV). Menurunnya sistem kekebalan tubuh mengakibatkan pasien mudah mengalami infeksi patogen, salah satunya jamur Cryptococcus. Peningkatan tekanan intrakranial menjadi salah satu komplikasi dari meningitis kriptokokal yang dapat mengancam keselamatan jiwa. Berbagai intervensi dilakukan untuk mengurangi tekanan intrakranial dan meningkatkan perfusi ke jaringan otak, salah satunya dengan intervensi keperawatan manajemen peningkatan tekanan intrakranial. Studi kasus ini bertujuan untuk mengalisis asuhan keperawatan pada pasien meningitis kriptokokal dengan intervensi manajemen peningkatan tekanan intrakranial. Pasien berjenis kelamin perempuan, usia 26 tahun dengan HIV tahap akhir dan infeksi Cryptococcus pada lapisan meninges. Desain penelitian yang digunakan adalah analisis literatur. Intervensi dilakukan selama 5 hari yang terdiri dari tindakan mandiri keperawatan dan kolaborasi. Hasil intervensi memperlihatkan bahwa integrasi antara intervensi mandiri keperawatan dan kolaborasi dapat memberikan dampak yang baik bagi pasien yang ditunjukkan dengan adanya perbaikan prognosis pada pasien. Oleh karena itu, studi kasus ini dapat dijadikan acuan praktik keperawatan pada pasien meningitis kriptokokal dengan masalah peningkatan tekanan intrakranial.

Cryptococcal meningitis is a common opportunistic infection in patient with Human Immunodeficiency Virus (HIV). The decrease in the immune system cause patient susceptible to pathogen infection, such as Cryptococcus. Increased intracranial pressure is one of the complication of cryptococcal meningitis that can be life threatening. Various interventions were carried out to decrease intracranial pressure and increase perfusion to brain tissue, including intracranial pressure management. This study aims to analyze nursing care in patient with cryptococcal meningitis using intracranial pressure management intervention. Patient is 26 years old woman with final stage HIV and meningeal infection by Cryptococcus. This study used literature analysis design. Intervention was carried out for 5 days including independent and collaborative. Result showed that integration between them have a good impact on patients and patient shows a better prognosis. Therefore, this case study can be used as a reference for improving practice in cryptococcal meningitis patients with increased intracranial pressure problems."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Zainal Irvan
"Meningitis criptococus yang disebabkan oleh infeksi jamur Cryptococcus neoformans tetap menjadi penyebab utama morbiditas dan kematian di antara klien dengan sistem kekebalan tubuh yang menurun khususnya di negara berkembang. Meningitis criptococus merupakan infeksi jamur yang paling umum dari sistem saraf pusat dan menjadi infeksi oportunistik yang serius pada klien dengan HIV/AIDS lanjut. Masalah keperawatan yang sering muncul adalah perubahan kesadaran akibat penurunan perfusi jaringan cerebral karena inflamasi dan peningktan tekanan intrkranial. Intervensi keperawatan mandiri yang dapat diberikan adalah dengan memberikan posisi elevasi kepala 30o, posisi ini dapat memfasilitasi aliran darah vena sehingga dapat mempertahankan oksigen otak dan mepertahankan tekanan intrkranial yag berdampak pada perfusi jaringan serebral yang adekuat. Hasil intervensi posisi elevasi kepala 30o pada klien meningit criptococus dengan HIV AIDS dapat mengurangi tingkat kegelisahan klien. Hasil ini menunjukan bahwa posisi elevasi kepala 30o dapat meningkatkan perfusi jaringan otak tetapi harus diberikan bersamaan dengan tindakan kolaboratif lainnya. Perawat juga perlu memperhatikan kontraindikasi ketika memberikan posisi elevasi 30o


Cryptococcal meningitis caused by fungal infections of Cryptococcus neoformans remains a major cause of morbidity and death among patients with a decreased immune system especially in developing countries. Cryptococcal meningitis is the most common fungal infection of the central nervous system and becomes a serious opportunistic infection in patients with advanced HIV/AIDS. Nursing problems that often arise are changes in consciousness due to decreased perfusion of cerebral tissue due to inflammation and increased intranranial pressure. The mandatory obedient intervention that can be given is by giving a head elevation position of 30o, this position can facilitate venous blood flow so that it can maintain brain oxygen and maintain intracranial pressure which impacts on perfusion of adequate cerebral tissue. The results of the intervention position of the head elevation of 30 degrees in patients with cryptococcal mening with HIV AIDS can reduce the level of client anxiety. These results indicate that a 30 degree head elevation position can improve brain tissue perfusion but should be given in conjunction with a collaborative medication. Nurses need to pay attention to contraindications when giving an elevation position of 30 degrees

"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Jofizal Jannis
"Angka kematian meningitis tidak mengalami penurunan walaupun terdapat penurunan angka kejadian meningitis dan berkembangnya penemuan antibiotik baru. Tujuan penelitian ini adalah melaporkan pola kematian meningitis dan niengetahui faktor yang berhubungan dengan kematian akibat meningitis pada penderita yang dirawat. Penelitian potong lintang menggunakan data rekam medis penderita meningitis yang dirawat di bangsal Neurologi RS Cipto Mangunkusumo Jakarta dari Januari 1997 - Desember 2005. Data dilaporkan dalam bentuk tekstular dan table, dan kemudian dilakukan analisis mcnggunakan Chi-kuadrat untuk data kategorik dan Student's "t" rest untnk data numerical. Analisis menggunakan program SPSS v 13 for Windows. Penelitian ini mengikutsertakan 273 penderita, yang terdiri dari 81 wanila dan 192 pria, dengan usia antara 12 sampai 78 tahun. Seratuis empat belas penderita meninggal dan 159 hidup. Penurunan kesadaran, terutama sopor (OR 10.44, p 0.000) dun koma (OR 53.333, p 0.000), dan adanya himaparesis (OR 2.068, p 0.009) berhubungan dengan keluaran. Angka kematian meningitis masih tinggi (41.8%). Dari penelitian ini didapatkan tingkat kesadaran dan heiniparesis berhubungan dengan angka kematian. (Med J Indones 2006; 15:236-41).

Mortality rate of meningitis is not decreased even though there is decreasing meningitis rate and advanced development of antibiotics. The purpose of this study is to find out meningitis mortality pattern and to evaluate factors related to meningitis mortality in hospitalized patients. Study was done using retrospective data from medical records of the patients administered in llte Neurology ward of Cipto Mangunkusumo hospital from January 1997 - December 2005. Data were reported descriptively in text* and tables, and analyzed with Chi-square for categorical data and Student's "t" test for numerical data, then for final model using multinomial logistic regression analysis. Two hundred and seventy three patients were included in this study, consisted of 81 female patients and 192 male patients age between 12 to 78 years old. A hundred and fourteen patients died during am! 159 patients lived. Decreased level of consciousness, especially stupor (OR 10.44, p 0.000) and coma (OR 53.333, p 0.000), and presence of motor weakness (OR 2.068, p 0.009) had relationship with outcome. Mortality rate of meningitis is still high (41.8%) because there are some factors that affect its prognosis. From this study, onset, level of consciousness, and motor weakness are predictors for meningitis death. (Med J Indones 2006; 15:236-41)."
[place of publication not identified]: Medical Journal of Indonesia, 2006
MJIN-15-4-OctDec2006-236
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yuni Kirana Wulandari
"ABSTRAK
Pendahuluan : Deteksi Basil Tahan Asam (BTA) Ziehl Neelsen cairan serebrospinal (CSS) di RSUPN dr Cipto Mangunkusumo tahun 2014 tidak pernah positif. Pewarnaan Auramine-O dapat meningkatkan sensitivitas deteksi BTA. Perlu modifikasi sitosentrifugasi pada pulasan BTA, agar dapat deteksi BTA lebih banyak dan cepat.
Metode: uji diagnostik pulasan BTA CSS Ziehl Neelsen metode non sitosentrifugasi, Cytospin, Cytopro serta Auramine-O Cytopro dibandingkan dengan baku emas biakan TB MGIT.
Hasil: Uji diagnostik BTA Ziehl Neelsen tanpa sitosentrifugasi, tidak dapat dinilai karena BTA tidak terdeteksi di semua sampel. Uji diagnostik Ziehl Neelsen Cytospin dan Cytopro sama yaitu sensitivitas 64%, spesifisitas 85%, NPP 54%, NPN 89 %. Uji diagnostik Auramine-O Cytopro, sensitivitas 91%, spesifisitas 26%, NPP 26%, NPN 91 %.
Kesimpulan: Pulasan BTA CSS metode sitosentrifugasi dapat menggantikan metode non sitosentrifugasi. Pulasan BTA CSS Auramine-O dapat me rule out diagnosis meningitis TB.

ABSTRACT
Introduction: Detection of AFB from CSF with Ziehl Neelsen staining in 2014 at dr Cipto Mangunkusumo general hospital never gives positive result. Staining with Auramine-O smear staining can increase its sensitivity. Acid fast bacilli cytocentrifugation is needed as a modification in AFB slide preparation to gain more bacilli faster.
Methods: Diagnostic perfomance of AFB slide prepared by non cytocentrifugation, Cytospin, Cytopro with Ziehl Neelsen stain, prepared by cytopro with Auramine-O stain are compared to TB MGIT as a gold standard.
Results: Acid fast bacilli slide prepared with non cytocentrifugation method and stained by Ziehl Neelsen cannot be obtained because AFB was not detected in all samples. Acid fast bacilli slide prepared with Cytospin and Cytopro and stained with Ziehl Neelsen has sensitivity (64%), specificity (85%), PPV (54%), 89% NPV. Acid fast bacilli slide prepared with Cytopro and stained with Auramine-O has sensitivity (91%), specificity (26%), PPV (26%), 91 % NPV.
Conclusion: Detection of AFB from CSF with cytocentrifugation method can replace non cytocentrifugation method. Acid fast bacilli slide prepared cytocentrifugation and stained by Auramine-O can rule out Tuberculous meningitis.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Untari
"ABSTRAK
Keperawatan menurut Mc Mahon merupakan terapi yang melibatkan tiga 3 komponen yaitu partnership, intimate dan reciprocity disetiap tindakan keperawatan. Begitu juga yang harus dilakukan oleh perawat ners spesialis atau perawat lanjutan. Pelaksanaan praktik residensi keperawatan khususnya neurologi dilakukan sebagai bagian dari proses untuk mencapai pendidikan perawat ners spesialis. Perawat ners spesialis dalam memberikan asuhan keperawatan harus memiliki tujuh kompetensi yaitu memberikan pelayanan langsung, konsultasi, kepemimpinan, kolaborasi, pendidikan, penelitian dan pengambil keputusan yang mengedepankan etik. Rangkaian pendidikan spesialis keperawatan ini adalah mengelola kasus utama, menyusun kasus resume yang dilaporkan sebanyak 30 pasien dengan gangguan neurologi, melakukan Eviden based Nursing EBN latihan Menelan dengan madu pada pasien disfagia serta melakukan inovasi membuat video edukasi. Kasus terbanyak selama praktik adalah stroke dan diagnosis keperawatan terbanyak yaitu resiko ketidakefektifan perfusi jaringan serebral, gangguan mobilisasi dan gangguan pemenuhan kebutuhan personal hygine.. Rekomendasi: analisis lebih dalam tentang latihan menelan dengan madu dan analisis kognitif, afektif dan psikomotor yang diperoleh saat menggunakan video edukasi pada pasien ABSTRACT
Nursing in Mc Mahon say that nursing is a therapy that involves three 3 components of partnership, intimate and reciprocity in every action of nursing. So also must be done by a specialist nurse nurse or advanced nurse. Implementation of nursing residency practices, especially neurology is done as part of the process to achieve specialist nurse education. The role of nurse specialist in providing nursing care should have seven competencies that is to provide direct services, consultation, leadership, collaboration, education, research and decision makers that put ethics forward. This series of nursing specialist education is managing the main case, compiling 30 reported cases of patients with neurological disorders, performing an Evidence based Nursing EBN and innovating with patients with neurological disorders. The most cases during the practice were stroke and the most common nursing diagnoses were the risk of perfusion of cerebral tissue, impaired mobilization and impaired fulfillment of personal hygine needs. EBN is a swallowing exercise with honey and the implementation of group innovation to make educational videos to increase self awareness and family against the risk of recurrent stroke. Recommendations deeper analysis of swallowing exercises with honey and cognitive, affective and psychomotor analyzes obtained when using educational videos in patients"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>