Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 186856 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nunik Suryanti
"Pengarahan dan pengendalian kepala ruang merupakan salah satu faktor  yang mempengaruhi pendokumentasian asuhan keperawatan namun belum optimal dilakukan, memahami pelaksanaan pengarahan dan pengendalian kepala ruang terhadap pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan perlu dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah menggali pengalaman dan persepsi kepala ruang dalam melaksanakan fungsi pengarahan dan pengendalian pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan di rumah sakit. Metode penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain pendekatan kualitatif deskriptif dengan metode sampel varians maksimum. Partisipan sebanyak 18 kepala ruang. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara semi berstruktur. Data dianilisis dengan analisis metode Collaizi. Hasil analisis terhadap 7 tema yang ditemukan dapat diketahui bahwa pengembangan sistem pendokumentasian asuhan keperawatan yang lebih praktis di rumah sakit sangat diharapkan dan supervisi dengan pengamatan langsung terhadap pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan untuk penilaian harus terus menerus dilakukan. Rekomendasi mengembangkan sistem pendokumentasian asuhan keperawatan yang lebih praktis seperti sistem komputerisasi atau pengembangan format pendokumentasian asuhan keperawatan seperti bentuk checklist harus dilakukan dan supervisi individu dan berkelompok tidak terjadwal yang dilakukan saat preconference, postconference, bedside teaching handover, maupun secara terjadwal tanpa mengganggu pemberian asuhan keperawatan keperawatan yang dimasukkan ke dalam indikator kinerja individu harus terus dilakukan.

Actuiting and controlling  of the head nurse  is one of the factors that affect of the nursing care documentation but it has not been optimally implemented. The purpose of this study was to explore the experiences and perceptions of the head nurse  in implementing  the function of actuiting and controlling the implementation of nursing care documentation in the hospital. This research method is a qualitative research with a descriptive qualitative approach design, with the maximum variance sample method. Participants were 18 heads nurse. Data collection using semi-structured interviews. Data were analyzed using the Collaizi method. The results of the development of a more practical nursing care documentation system in the hospital are highly expected and supervision by direct observation of the implementation of nursing care documentation for assessment must be continuously carried out. Recommendations to develop a more practical nursing care documentation system such as a computerized system or development of a checklist format must be done and unscheduled individual and group supervision during preconferences, postconferences, bedside teaching handovers, or on a scheduled basis without disturbing the provision of nursing care which is included in individual performance indicators must be continuously carried out."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutahaean, Serri
"ABSTRAK
Kepala ruang berkontribusi dalam pelaksanaan pencegahan dan pengendalian infeksi PPI di ruang rawat, tetapi kenyataannya masih belum melakukan peran dan fungsinya dalam PPI. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh penguatan peran dan fungsi karu terhadap pelaksanaan pencegahan dan pengendalian infeksi di Rumah Sakit RS . Metoda yang digunakan adalah dengan desain kuasi eksperimen. Responden terdiri dari 5 kepala ruang, dan 34 perawat pelaksana dari kelompok intervensi dan kontrol. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh yang signifikan penguatan peran dan fungsi karu terhadap kepatuhan pelaksanaan PPI antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol p 0,03; ? 0,05 . Rekomendasi Penguatan peran dan fungsi karu diharapkan mendapatkan dukungan dari manajemen keperawatan, kepala ruang dan pelaksana pelayanan untuk meningkatkan kepatuhan perawat terhadap pelaksanaan PPI sebagai dasar meningkatkan mutu pelayanan keperawatan di RS.

ABSTRACT
The head nurses should contribute to the implementation of prevention and infection control PPI in the ward, but in reality still has not performed its role and function in PPI. This study aims to determine the effect of strengthening the role and function of head nurses on the implementation of infection prevention and control in hospitals RS . The method used is Quasi experiment design. Respondents consisted of 5 headsnurse, and 34 nurses from the intervention and control group. The result of the research shows that there is a significant influence of the strengthening of role and function of head nurseson compliance of PPI implementation p 0,03 0,05 . Recommendations Strengthening the role and function of head nurses is expected to get support from the management of nursing, head nurses and implementing services to improve the compliance of nurses to the implementation of PPI as a basis to improve the quality of nursing services in hospitals."
2017
T47667
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mira Damayanti
"Latar belakang: Angka kejadian infeksi dapat diturunkan dengan pelaksanaan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) dalam asuhan keperawatan secara komprehensif oleh Perawat. Pada kenyataannya asuhan keperawatan yang komprehensif pada pasien dengan risiko infeksi masih rendah. Perawat membutuhkan model peran yang baik dari kepala ruang dan fungsi manajemen kepala ruang memberi pengaruh positif pada pelaksanaan PPI.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis hubungan peran dan fungsi manajemen kepala ruang dengan pelaksanaan PPI dalam asuhan keperawatan.
Metode: Penelitian kuantitatif dengan rancangan cross sectional dilakukan pada 221 perawat yang bekerja di rumah sakit pemerintah di Jakarta yang dipilih dengna menggunakan teknik purposive sampling. Instrumen penelitian terdiri dari peran kepala ruang, fungsi manajemen kepala ruang, dan pelaksanaan PPI dalam asuhan keperawatan yang disebarkan pada responden melalui tautan google form. Hasil uji validitas dan reliabilitas instrumen mendapatkan nilai r = 0,313-0,818 dan cronbach’s alpha = 0,922-0,945.
Hasil: Hasil penelitian ini mendapatkan ada hubungan peran kepala ruang dengan pelaksanaan PPI dalam asuhan keperawatan dengan kekuatan sedang dan arah positif  (p = 0,0001, r = 0,489), demikian juga  fungsi manajemen kepala ruang mempunyai hubungan dengan pelaksanaan PPI dalam asuhan keperawatan dengan kekuatan kuat dan arah positif  (p = 0,0001, r = 0,515. Faktor yang paling memengaruhi pelaksanaan PPI dalam asuhan keperawatan yaitu fungsi pengorganisasian (nilai koefisien Beta = 1,145), fungsi pengendalian (nilai koefisien Beta = 1,125), peran decisional (nilai koefisien Beta = 1,145), dan peran interpersonal (nilai koefisien Beta = -1,010).
Kesimpulan: Penelitian ini menyimpulkan bahwa peran dan fungsi manajemen kepala ruang berhubungan dengan pelaksanaan PPI dalam asuhan keperawatan. Faktor yang paling memengaruhi pelaksanaan PPI dalam asuhan keperawatan adalah fungsi pengorganisasian. Rekomendasi yang diberikan yaitu meningkatkan peran dan fungsi kepala ruang dalam PPI terutama fungsi perngorgaisasian untuk mengoptimalkan pelaksanaan PPI dalam asuhan keperawatan dan peningkatan pelaksanaan PPI dalam asuhan keperawatan terutama pada tahap diagnosis keperawatan.

The incidence of infection can be reduced by implementing the Infection and Prevention Control (IPC) in comprehensive nursing care by nurses. In fact, comprehensive nursing care for patients with risk of infection is still low. Nurses need a good role model from the head nurse and the management function of the head nurse have a positive influence on the implementation of IPC.
Method: This study aimed to identify and analyze the relationship between the role and function of head nurse management and the implementation of IPC in nursing care. Quantitative research with cross sectional design was conducted on 221 nurses who worked in government hospitals in Jakarta who were selected using purposive sampling technique. The research instrument consisted of the role of the head nurse, the management function of the head nurse, and the implementation of IPC in nursing care which was distributed to respondents via the google form link.
Results: The results of the validity and reliability test of the instrument get r value = 0.313-0.818 and Cronbach's alpha = 0.922-0.945. The results of this study found that there was a relationship between the role of the head nurse and the implementation of IPC in nursing care with moderate strength and a positive direction (p = 0.0001, r = 0.489), and the management function of the head nurse had a relationship with the implementation of IPC in nursing care with strong strength and positive direction (p = 0.0001, r = 0.515. The factors that most influence the implementation of IPC in nursing care are the organizational function (Beta coefficient value = 1.145), control function (Beta coefficient value = 1.125), decisional role (Beta coefficient value = 1.145), and interpersonal roles (Beta coefficient value = -1.010).
Conclusions: This study concludes that the role and management function of head nurse are related to the implementation of IPC in nursing care. The factor that most influences the implementation of IPC in nursing care is the function of organization. This study recommend to increase the role and management function of the head nurse in IPC  to optimize the implementation of IPC in nursing care and increase the implementation of PPI in nursing care, especially nursing diagnosis.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teti Rohmawati
"Penelitian ini dilatarbelakangi masih rendahnya pelaksanaan asuhan keperawatan di instalasi rawat map RSUD Sumedang. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Tujuan penelitian ini untuk menguji hubungan fungsi manajemen kepala ruangan menurut persepsi perawat pelaksana dengan pelaksanaan asuhan keperawatan di instalasi rawat map RSUD Sumedang. Jumlah sampel 117 perawat pelaksana dengan kriteria inklusi pendidikan D III Keperawatan dan SPK, sudah bekerja minimal 1 tahun. Instrumen penelitian dibuat sendiri, dengan hash uji reliabilitas: instrumen fungsi manajemen r = 0,936; asuhan keperawatan r=0,968. Hasil uji Chi Square terdapat hubungan fungsi manajemen kepala ruangan dengan pelaksanaan asuhan keperawatan, karakteristik individu perawat pelaksana tidak berhubungan secara signifikan terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan. Sedangkan fungsi manajemen kepala ruangan yang berhubungan secara signifikan dengan pelaksanaan asuhan keperawatan adalah fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengaturan shift, dan pengawasan.
Hasil analisis multivariat dengan regresi logistik ganda diperoleh basil fungsi-manajemen yang dominan terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan adalah fungsi perencanaan (p = 0,042) dan pengawasan (p = 0,0213) dan yang paling dominan pengaruhnya terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan menurut persepsi perawat pelaksana adalah fungsi pengawasan (p value = 0,021) dengan OR = 2,768. Dengan diketahuinya hubungan yang signifikan antara hrngsi ranajemen kepala mangan dengan pelaksanaan asuhan keperawatan, make seyogyanya setiap kepala ruangan hares mempunyai kemampuan manajerial. Untuk meningkatan kemampuan manajerial kepala ruangan dalam mengelola asuhan keperawatan perlu memperbaiki sistem seleksi kepala ruangan terutama kemampuan manajerial, penerapan pengorganisasaian pasien dengan menggunakan metoda tim, penerapan sistem jenjang karir perawat fungsional, meningkatkan pendidikan kepala ruangan dan ketua tim ke jenjang yang lebih tinggi, sistern penilaian kinerja perawat, meningkatakan fungsi pengawasan kepala ruangan melalui ronde keperawatan harian pasien dan audit keperawatan.

This research background is still lower of implementation of nursing care in inpatient care department of Sumedang, district hospital. This research used a correlation descriptive design which purpose to examine relation between management function of nursing unit manager based on staff nurses perception and individual characteristic with the implementation of nursing care in inpatient care department of Sumedang, District Hospital. Amount of samples are 117 staff nurses with education of Diploma III of Nursing and SPK (Nursing Education School) who have worked minimally 1 year. Research instrument is made by itself with reliability test result: management function instrument of r = 0,936; nursing care of r = 0,968. To examine relation of management function of nurse unit manager and individual characteristic staff nurse with implementation of nursing care using Chi Square test. Individual characteristic staff nurses do not correlate significantly with implementation of nursing care, while management function of nurse unit manager that related significantly with implementation of nursing care, and management function of nurse unit manager that related significantly with implementation of nursing care, such as: planning function, organization, staff regulation and supervision.
According to multivariate analyze result - with double logistic regression test, so it results a dominant management function of nursing care implementation, such as planning function (p=0,042) and observation (p=0,021). Most of dominant implication for implementation of nursing care according to staff nurse perception, such as observation function (value p=0, 0021) with OR=2,768. By knowing relation of management function of nurse unit manager with implementation of nursing care significantly, so nurse unit manager selection ought to consider managerial ability. Because if managerial ability of nurse unit manager is good, so implementation of nursing care itself will be good. To improve implementation of nursing care need an organizational applying for patient by using team method, applying of functional nurse career system, improving education of nurse unit manager and implementer nurse to higher level, assessment system of nurse performance, and repair in nurse unit manager selection, especially for his management ability, improving an observation function of nurse unit manager through nursing round and nursing audition.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
T18058
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astri Sapariah
"Kinerja perawat pelaksana di ruangan sangat menentukan kualitas asuhan keperawatan terhadap pasien. Kemampuan kepala ruangan dalam mengelola manajemen ruangan akan mempengaruhi kinerja perawat pelasana. Remunerasi merupakan salah satu upaya yang dilakukan pihak manajemen rumah sakit untuk meningkatkan kinerja perawat dalam asuhan keperawatan. Penelitian ini mengidentifikasi hubungan persepsi remunerasi,fungsi manajemen kepala ruangan dan motivasi terhadap kinerja perawat dalam melakukan asuhan keperawatan, menggunakan metode pendekatan kuantitatif dengan desain penelitian analitik dan rancangan cross-sectional terhadap 387 perawat. Dari kuesioner didapatkan hasil hubungan yang signifikan antara persepsi remunerasi p value 0,001 dan motivasi (P 0,000) terhadap kinerja perawat, persepsi remunerasi dan motivasi baik dapat meningkatkan kinerja sebanyak 99 %. Rekomendasi penelitian ini adalah mengoptimalkan sistem pengelolaan remunerasi sesuai peraturan pemerintah, meningkatkan fungsi manajemen kepala ruangan dalam membangun motivasi perawat sehingga dapat meningkatkan kinerja perawat pelaksana dalam melakukan asuhan keperawatan

The performance nurses in carrying out nursing care will be influenced by various factors both from within (intrinsic) and from outside (extracurricular) of the nurse itself, what needs will be increase a nurse is motivation to provide quality service and improve safety culture. Patients go through the performance while doing nursing care, remuneration is one of the efforts made by both the government and hospital management to improve the performance of nurses in providing nursing care. This study identifies the relationship between remuneration perspectives, management function of the head of the room and motivation to the performance of nurses in performing nursing care The method uses a quantitative approach with analytical research design and cross-sectional design of 387 nurses using a questionnaire with there is a significant relationship between perceptions of remuneration p value 0.001 and motivation (0.000) on nurse performance, perceptions of good remuneration and motivation can improve performance by as much as 99% government regulations, improve the management function of the head of the room in building nurse motivation so that it can improve the performance of nurses in carrying out nursing care "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astri Hapsari
"Kinerja perawat pelaksana di ruangan sangat menentukan kualitas asuhan keperawatan terhadap pasien. Kemampuan kepala ruangan dalam mengelola manajemen ruangan akan mempengaruhi kinerja perawat pelasana. Remunerasi merupakan salah satu upaya yang dilakukan pihak manajemen rumah sakit untuk meningkatkan kinerja perawat dalam asuhan keperawatan. Penelitian ini mengidentifikasi hubungan persepsi remunerasi,fungsi manajemen kepala ruangan dan motivasi terhadap kinerja perawat dalam melakukan asuhan keperawatan, menggunakan metode pendekatan kuantitatif dengan desain penelitian analit ik dan rancangan cross-sectional terhadap 387 perawat. Dari kuesioner didapatkan hasil hubungan yang signifikan antara persepsi remunerasi p value 0,001 dan motivasi (P 0,000) terhadap kinerja perawat, persepsi remunerasi dan motivasi baik dapat meningkatka n kinerja sebanyak 99 %. Rekomendasi penelitian ini adalah mengoptimalkan sistem pengelolaan remunerasi sesuai peraturan pemerintah, meningkatkan fungsi manajeme n kepala ruangan dalam membangun motivasi perawat sehingga dapat meningkatkan kinerja perawat pelaksana dalam melakukan asuhan keperawatan.

The performance nurses in carrying out nursing care will be influenced by various factors both from within (intrinsic) and from outside (extracurricular) of the nurse itself, what needs will be increase a nurse is motivation to provide quality service and improve safety culture. Patients go through the performance while doing nursing care, remuneration is one of the efforts made by both the government and hospital management to improve the performance of nurses in providing nursing care. This study identifies the relationship between remuneration perspectives, management function of the head of the room and motivation to the performance of nurses in performing nursing care The method uses a quantitat ive approach with analytical research design and cross-sectional design of 387 nurses using a questionnaire with there is a significant relationship between perceptions of remuneration p value 0.001 and motivation (0.000) on nurse performance, perceptions of good remunerat ion and motivation can improve performance by as much as 99% government regulations, improve the management function of the head of the room in building nurse motivation so that it can improve the performance of nurses in carrying out nursing care."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yohana Raisita Damalia Mari
"Kualitas tidur yang tidak memadai dapat berdampak buruk terhadap kinerja pekerjaan perawat, yang akan berimbas pada keselamatan pasien dan keselamatan perawat itu sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara kualitas tidur dan kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan. Desain penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan potong lintang pada 120 perawat di ruang rawat inap RSUD Cibinong yang dipilih dengan total sampling. Kualitas tidur diukur dengan kuisioner The Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) dan kinerja diukur dengan kuisioner kinerja perawat yang dimodifikasi dari kuisioner Royani.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara kualitas tidur dengan kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan di ruang rawat inap RSUD Cibinong (p=0,002, α= 0,05). Skor total PSQI pada perawat yang berkinerja baik lebih rendah 1,42 poin dibanding yang berkinerja kurang baik. Kegiatan untuk meningkatkan kualitas tidur dan kinerja perlu diprogramkan oleh perawat dan manajemen rumah sakit melalui pengaturan jadwal kerja yang sesuai dan peningkatan sumber daya perawat melalui sekolah, serta perlu dilakukan penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan kualitas tidur dan kinerja perawat.

Poor sleep quality and sleep deprivation adversely impact work performance, patient safety and nurse safety. This study aims to identify the relationship between sleep quality and performance of nurses in implementing nursing care. The study design was cross-sectional analytic approach to the 120 nurses in the inpatient hospital Cibinong selected with a total sampling. Quality of sleep was measured with a questionnaire The Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) and the performance is measured by the performance of the nurse questionnaire modified from the questionnaire Royani.
The results of this study indicate that there is a relationship between sleep quality and nurse?s performance in implementing nursing care in inpatient wards Cibinong hospital (p = 0.002, α = 0.05). PSQI total score on the nurse who performs well 1,42 points lower than the poor performers. Activities to improve the quality of sleep and performance need to be programmed by nurses and hospital management through appropriate setting work schedules and increased resource of nurses, as well as the further research related to sleep quality and performance of nurses.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
S57517
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Panjaitan, Yunita
"Kepala ruangan mempunyai peran penting, dalam upaya mendukung program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) di Rumah sakit. Kompetensi kepala ruangan dalam pencegahan dan pengendalian infeksi (ppi) merupakan kompetensi dasar yang harus dimiliki. Kemampuan yang dimiliki di pengaruhi faktor karakteristik, motivasi diri dan suvervisi kepala ruangan. Metode penelitian ini, menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain Cross-sectional. Pengambilan sampel dengan teknik total sampling dengan jumlah sampel 70 kepala ruangan di empat (4) Rumah sakit wilayah Bogor. Hasil penelitian menggunakan uji chi-square dengan CI 95%, didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan signifikan antara jenjang karir (p-value 0.030), Motivasi Diri (p-value 0.015), Supervisi kepala ruangan (p-value 0.001) dan kemampuan pengendalian dan pencegahan infeksi kepala ruangan. Tidak terdapat hubungan antara usia (p-value 0,414), tingkat Pendidikan (p-value 0,069), jenis kelamin (p-value 0,314), lama bekerja (p-value 0,854), pelatihan PPI (p-value 0,896) dan kemampuan pencegahan dan pengendalian infeksi (ppi) kepala ruangan. Hasil regresi logistik berganda didapatkan supervisi kepala ruangan menjadi variabel paling dominan. Simpulan dalam penelitian ini adalah pentingnya kepala ruangan dalam peningkatan jenjang karir, melakukan supervisi dan memiliki motivasi diri baik, dalam optimalisasi program pengendalian dan pencegahan infeksi

The head of the room has an important role, in an effort to support the Infection Prevention and Control program in the hospital. The competence of the head of the room in infection prevention and control is a basic competency that must be possessed. The abilities possessed are influenced by characteristic factors, self-motivation and supervision of the head of the room. This research method uses a quantitative approach with a cross-sectional design. Sampling with total sampling technique with a sample of 70 heads of rooms in four (4) hospitals in the Bogor area. The results of the study using the chi-square test with 95% CI, the results showed that there was a significant relationship between career path (p-value 0.030), self-motivation (p-value 0.015), supervision of the head of the room (p-value 0.001) and controllability and prevention of head room infection. There is no relationship between age (p-value 0.414), education level (p-value 0.069), gender (p-value 0.314), length of work (p-value 0.854), PPI training (p-value 0.896) and prevention skills. and infection control (ppi) head of the room. The results of multiple logistic regression showed that the supervision of the head of the room was the most dominant variable. The conclusion in this study is the importance of the head of the room in increasing career paths, supervising and having good self-motivation, in optimizing infection control and prevention."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vetry Melinda Opita
"Pendokumentasian asuhan keperawatan bagian dari fungsi pengawasan. Peran kepala ruangan berdampak terlaksananya pendokumentasiana asuhan keperawatan yang lengkap dan akurat. Ketidapahaman dan ketidakpatuhan perawat dalam pendokumentasian merupakan salah satu faktor mempengaruhi perawat dalam melakukan pendokumentasian. Penelitian ini merupakan penelitian non-ekperimental dengan menggunakan jenis data penelitian kuantitatif. Penelitian ini bertujuan gambaran pengetahuan, motivasi, peran mentoring kepala ruangan dan kepatuhan perawat dalam melaksanakan pendokumentasian asuhan keperawatan . untuk merupakan penelitian deskriptif sampel menggunakan purposive sampling120. Hasil analisis deskiptif menunjukkan bahwa pengetahuan kategori kurang 67 (55,8%), motivasi kategori kurang 62 (51,5%), peran mentoring kategori baik 63 (52,5%) dan patuh dalam pendokumentasian sebanyak 79 (65,8%).Kesimpulan : Hasil kuesioner pengetahuan perawat pelaksana kurang sebanyak 67 (55,8) dinilai beberapa aspek pengetahuan perawat bahwa pada konsep proses keperawatan kurang 60 (50%) dan baik 60 (50%), aspek pengkajian kurang 115 (95%), aspek diagnosa baik 102 (85%), aspek intervensi baik 99 (82,5%), aspek implementasi kurang 73 (60,8%), aspek evaluasi kurang 89 (74,2%). Dilihat dari aspek diganosa dan intervensi memperoleh kategori baik dan beberapa aspek berada pada kategori kurang implementasi dan evaluasi. Motivasi perawat pelaksan kurang sebanyak 62 (51,7) namun jika dianalisi berdasarkan motivasi internal baik 66 (55%) motivasi eksternal baik 77 (64,2%). Selanjutnya peran mentoring kurang sebanyak 57 (47,5) menunjukkan bahwa peran mentoring career support terbanyak 109 , dimensi psycososial support kategori kurang sebanyak 109 dan dimensi role modelling kategori baik 61 dan lembar observasi kepatuhan perawat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan terbanyak pada kategori patuh 79 (65,8) pada dimensi kepatuhan pengkajian patuh 110 (91,7%), kepatuhan diagnosa patuh 102 (85%), kepatuhan intervensi patuh 114 (95%), kepatuhan implementasi patuh 115 (95,8%), kepatuhan evaluasi kurang 74 (61,7%). Penelitian ini merekomendasikan pelaksanaan sosialisasi rutin SOP AP pendokumentasian.

Documenting nursing care is part of the supervisory function. The role of the head of the room has an impact on the implementation of complete and accurate documentation of nursing care. Nurses' incomprehension and non-compliance in documenting is one of the factors influencing nurses in documenting. This research is a non-experimental research using quantitative research data types. This study aims to describe the knowledge, motivation, role of mentoring the head of the room and nurse compliance in carrying out the documentation of nursing care. to constitute a sample descriptive study using purposive sampling120. The results of the descriptive analysis showed that category knowledge was less 67 (55.8%), category motivation was less 62 (51.5%), good category mentoring role 63 (52.5%) and compliance in documentation as much as 79 (65.8%). Conclusion: The results of the implementing nurse knowledge questionnaire were less than 67 (55.8) assessed several aspects of nurse knowledge that in the concept of the nursing process less 60 (50%) and good 60 (50%), the assessment aspect was less 115 (95%), the good diagnosis aspect was 102 (85%), the intervention aspect was good 99 (82.5%), the implementation aspect was less 73 (60.8%), the evaluation aspect was less 89 (74.2%). Judging from the aspect of diganosa and intervention, it obtains a good category and some aspects are Most documented nursing care in the compliance category 79 (65.8) on the dimensions of compliance assessment compliance 110 (91.7%), compliance with compliance diagnosis 102 (85%), compliance intervention compliance 114 (95%), compliance implementation compliance 115 (95.8%), evaluation compliance less 74 (61.7%). This study recommends the implementation of routine socialization of AP SOPs documenting care care."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Indriani
"Pendahuluan: Metode penugasan keperawatan primer dapat memberikan konsekuensi positif terhadap peningkatan kompetensi, kepuasan kerja perawat, mutu asuhan dan keselamatan pasien. Manajer keperawatan sangat menentukan dan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan metode penugasan keperawatan primer. Kemampuan manajer keperawatan dalam melakukan supervisi memberikan berbagai dampak bagi pelayanan keperawatan. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengidentifikasi hubungan supervisi kepala ruangan terhadap pelaksanaan metode penugasan keperawatan primer di rumah sakit. Metode: Desain penelitian menggunakan deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional. Jumlah sampel sebanyak 81 perawat primer yang berasal dari dua rumah sakit di Jabodetabek. Sampel diambil dengan teknik Total sampling. Data diambil menggunakan kuesioner yang dimodifikasi dari kuesioner Managerial Competencies of Head Nurses Tool, Overview of primary nursing core elements. Data dianalisis menggunakan uji Chi Square. Hasil : Hasil analisis menunjukan ada hubungan signifikan antara supervisi kepala ruangan dengan pelaksanaan metode penugasan keperawatan primer (p=0,047). Simpulan: Kepala ruangan yang melaksanakan supervisi dengan baik dapat melaksanakan metode penugasan keperawatan primer dengan nilai tertinggi. Kata Kunci: Kepala ruangan, metode penugasan keperawatan primer, persepsi perawat primer, supervisi, supervisi dalam pengarahan dan pengawasan.

Introduction: Primary nursing method can provide a positive consequence towards the increasment of competence, job satisfaction, care quality and patient safety. The nurse manager majorly decides and is responsible of the implementation of primary nursing method. The ability of the manager to supervise provides various effects towards nursing service. Method: The research design used descriptive quantitative with a cross-sectional approach. The number of samples was 81 primary nurses from two hospitals in Jabodetabek. Samples were taken by total sampling technique. Data were taken using a modified questionnaire from the Managerial Competencies of Head Nurses Tool, Overview of primary nursing core elements questionnaire. Data were analyzed using Chi Square test. Result: The results of the analysis concluded that there was a significant relationship between the supervision of the head of nurses and the implementation of the primary nursing method (p = 0.047). Conclusion: The head nurses who carries out supervision properly can implemening of the primary nurse with the highest score. Keywords: Head nurses, primary nursing method, perception of primary nurses, supervision in actuating and controlling."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>