Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 178955 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Samosir, James Indra Saputra
"Rasa iri dijelaskan oleh Smith & Kim (2007), merupakan sebuah emosi yang dapat mendorong seseorang menuntut kesetaraan. Studi lainnya dari Harris & Henniger (2013), menemukan hasil bahwa semakin tinggi rasa iri maka semakin liberal seseorang. Berdasarkan dua penelitian tersebut penelitian ini memilih ideologi feminisme yang memperjuangkan isu kesetaraan gender secara global. Feminisme merupakan sebuah ideologi liberal yang memperjuangkan kesetaraan antara perempuan dan laki-laki. Beberapa ahli menjelaskan bahwa perempuan memiliki status yang lebih rendah dibanding laki-laki. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh dari rasa iri terhadap status sosial laki-laki pada dukungan feminisme perempuan. Penelitian ini merupakan studi eksperimen online dengan kelompok kontrol dan eksperimen. Pada kelompok eksperimen, partisipan diberikan paparan statistik partisipasi kerja laki-laki dan perempuan kemudian membaca teks skenario di lingkup dunia kerja. Kelompok kontrol hanya membaca teks skenario tanpa diberikan teks statistik. Hasil yang ditemukan rasa iri tidak dapat memprediksi dukungan terhadap nilai feminisme dengan peran mediasi dari psychological entitlement.

Envy explained by Smith & Kim (2007), is an emotion that can drive someone to demand equality. Another study from Harris & Henniger (2013) found that the higher the envy, the more liberal a person was. Based on these two studies, this study chooses feminism ideology which advocates the issue of gender equality globally. Feminism is a liberal ideology that fights for equality between women and men. Some experts explain that women have lower status than men. This study aims to look at the effect of envy on men's social status on the support of women's feminism. This research is an online experimental study with control and experimental groups. In the experimental group, participants were given exposure to statistics of work participation of men and women then read the text of the scenario in the world of work. The control group only reads the scenario text without being given a statistical text. The results found that envy cannot predict support for the value of feminism with the mediating role of psychological entitlement.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Aprina Luzt
"Penelitian ini membahas ketidaksetaraan gender yang ada dalam tradisi Ala Kachuu di Kirgistan. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan representasi ketidaksetaraan gender dalam film Ала Качуу/Ala Kachuu 2018 dan Film Ала Качуу/Ala Kachuu 2020 dengan teori representasi oleh Stuart Hall dan teori ketidaksetaraan gender oleh Mansour Fakih. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif berdasarkan Creswell (2009) dilengkapi dengan teknik sinematografi Mise-en-scène. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa adanya ketidaksetaraan gender dalam dua film tersebut yang meliputi marginalisasi peran ibu, posisi anak perempuan, stereotip perempuan, beban kerja, subordinasi, dan kekerasan.

This research discusses the gender inequality that exists in the Ala Kachuu tradition in Kyrgyzstan. This research aims to reveal the representation of gender inequality in the film Ала Качуу/Ala Kachuu 2018 and Ала Качуу/Ala Kachuu 2020 with representation theory by Stuart Hall and gender inequality theory by Mansour Fakih. The method used in this research is qualitative based on Creswell (2009) complemented with the cinematographic technique Mise-en-scène. The results of the research conclude that there is gender inequality in the two films which includes the marginalization of the mother's role, the position of daughters, women stereotypes, workload, subordination, and violence.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Candisa Azzahra Mulyawati
"Yves Saint Laurent adalah salah satu rumah mode Prancis, yang berdiri pada 1961 dalam kurun waktu periode tiga puluh tahun kejayaan Prancis atau yang disebut dengan Le trente glorieuses (1945-1975). Seiring kemajuan perekonomian Prancis pada zaman itu, hal lain pun secara tidak langsung terkena dampaknya, salah satunya ialah timbul gerakan revolusi seksual serta isu-isu kesetaraan gender. Dalam artikel ini, penulis akan mengkaji perubahan konstruksi gender selama kurun waktu tersebut melalui mode, khususnya model desain koleksi haute couture Yves Saint Laurent. Penelitian ini akan memakai metode kualitatif Creswell (2013), konsep gender Butler (1990), serta teori Dekonstruksi Derrida (1967). Ketiganya akan dipakai untuk menganalisis korpus koleksi gambar pakaian haute couture Yves Saint Laurent di situs collection.museeyslparis.com, dengan tambahan referensi artikel How Yves Saint Laurent changed fashion oleh Healy (2015) melalui situs dazeddigital.com dan artikel Le Smoking Forever dalam situs wmagazine.com oleh Petrarca (2015). Hasil penelitian memperlihatkan bahwa terdapat makna gender yang terdekonstruksi melalui model pakaian haute couture Yves Saint Laurent. Temuan ini diikuti dengan dua makna penting tentang gender yang juga sesuai dengan konsep gender Butler (1990) melalui ketiga sampel desain yang dianalisis, bahwa: 1). gender adalah sebuah spektrum (eksistensinya dalam diri seseorang tidak dapat diketagorikan hanya dalam satu atau dua definisi), 2). gender adalah sesuatu yang akan selalu berubah dan bertransformasi sesuai perkembangan zaman. Hal ini sekaligus menunjukkan bahwa desain haute couture Yves Saint Laurent visioner dan relevan terhadap isu sosial di masa yang akan datang.

Yves Saint Laurent is a French fashion house, which was founded in 1961 during the thirty- year period of the French heyday or what is called Le trente Gglorieuses (1945-1975). Along with the progress of the French economy at that time, other things were also indirectly affected, one of which was the emergence of the sexual revolution movement and issues of gender equality. In this article, the author will examine changes in the construction of gender during this period through fashion, especially Yves Saint Laurent's haute couture collection designs. This research will use Creswell's qualitative method (2013), Butler's gender concept (1990), and Derrida's Deconstruction theory (1967). All three will be used to analyze the corpus of Yves Saint Laurent's haute couture clothing image collection on the website collection.museeyslparis.com, with additional references to the article How Yves Saint Laurent changed fashion by Healy (2015) via the dazeddigital.com website and the article Le Smoking Forever on the wmagazine.com by Petrarca (2015). The results of the study show that gender meaning is proven to be deconstructed through Yves Saint Laurent's haute couture clothing model. This finding is followed by two important meanings about gender which are also following Butler's (1990) concept of gender through the three sample designs analyzed, that: 1). gender is a spectrum (its existence in a person cannot be categorized in only one or two definitions), 2). Gender is something that will always change and transform according to the times. This also shows that Yves Saint Laurent's haute couture designs are visionary and relevant to social issues in the future."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Maimunah
"Penelitian bertujuan mengungkap prinsip-prinsip kesetaraan gender yang diwacanakan dalam berita-berita mengenai rencana tes keperawanan di Indonesia yang muncul di The Jakarta Post versi online. Dalam penelitian ini, ancangan penelitian yang digunakan mengacu pada teori Analisis Wacana Kritis (AWK) yang dikembangkan oleh Norman Fairclough (1993), yang menjelaskan keterkaitan antara wacana dengan konteks sosial. Untuk dapat menemukan prinsip-prinsip kesetaraangender, penelitian ini menggunakan perangkat undang-undang yang berlaku di Indonesia.
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa dalam berita dengan tema yang sama, The Jakarta Post versi online menunjukkan penolakan terhadap rencana tes keperawanan karena melanggar prinsip kesetaraan gender. Prinsip-prinsip kesetaraan gender yang diungkapkan oleh The Jakarta Post dalam berita yang muncul tahun 2007, 2010, dan 2013 menunjukkan kesesuaian dengan sejumlah prinsip kesetaraan gender yang ditemukan dalam undang-undang.

The objective of this paper is to analyze the discourse of basic principles of gender equality in news of plans to conduct virginity tests in Indonesia as reported in The Jakarta Post (online version). In this study, the theory of Critical Discourse Analysis developed by Norman Fairclough (1993), which describes the relationship between discourse and its social context, is be applied as core theory. In order to identify these principles of gender equality, this study draws on existing national laws regarding gender equality.
The results of this study reveal that The Jakarta Post (online version) rejects the use of virginity tests on the grounds these would violate principles of gender equality. The principles of gender equality expressed by The Jakarta Post in news articles appearing in 2007, 2010, and 2013 are consistent with principles of gender equality contained in national laws regarding basic principles of equality."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
T42179
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aldi Mill Susanto
"Sektor pekerja domestik, yang berada di ranah privat, dipengaruhi dan didominasi oleh perempuan namun aktivitas yang dilakukan sektor tersebut terus didevaluasi. Gerakan feminis untuk mencapai kesetaraan gender berperan dalam meningkatkan partisipasi perempuan di ranah publik namun disertai pula dengan peningkatan pemekerjaan pekerja domestik. Tulisan ini, terinspirasi Tronto, mengeksplorasi moralitas memekerjakan pekerja domestik sebagai implikasi dari feminisme. Dalam relasinya dengan majikan, tulisan ini menggunakan perspektif etika kepedulian dan kritik feminis untuk mengeksplisitkan dilema moral yang muncul dalam keputusan pekerja domestik untuk melakukan pekerjaan domestik dan, melalui konteks ini, saya menyatakan bahwa mengabaikan dimensi relasional dan emosional pekerja adalah salah secara moral bagi majikan. Kebutuhan pekerja domestik dan pihak yang berelasi merupakan bagian dari tanggung jawab bersama masyarakat penerima.

The domestic work sector, which takes place in the private realm, is influenced and dominated by women but the activities the sector does are continually devalued. In spite of feminist movements to achieve gender equality, the increase in women’s participation in the public realm is followed by the increase of hiring of the domestic workers. This paper, inspired by Tronto, explores the questions related to these workers as an implication of feminism. In relations to their employers, this paper uses care ethical approach and feminist criticism to explicate the moral dilemmas in the workers’ decision to take the job and, in light of this context, I argue that it is morally wrong for employers to ignore the relational and emotional dimension of the workers. The needs of the workers and their relata are part of the receiving society’s collective responsibility."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Selly Galvani
"Kesetaraan gender dapat meningkatkan partisipasi ekonomi perempuan dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Namun, terdapat ketimpangan antara laki-laki dan perempuan di Indonesia, terutama dalam pendapatan. Dengan menggunakan model mikrosimulasi INDOMOD, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peran kebijakan fiskal dalam mengurangi ketimpangan pendapatan gender. Data bersumber dari Susenas Maret 2019 dan studi ini fokus pada pajak penghasilan, PKH, BPNT, dan PIP. Hasil estimasi menunjukkan bahwa kebijakan yang paling tepat adalah melalui PKH dan BPNT. Sedangkan pajak penghasilan untuk tingkat pendapatan atas hampir tidak berpengaruh, dan untuk tingkat pendapatan yang rendah, meskipun dapat mengurangi ketimpangan pendapatan gender, namun meningkatkan ketimpangan pendapatan secara keseluruhan.

Gender equality can increase women’s economic participation and promote economic growth. However, there is inequality between men and women in Indonesia, especially in income. Using the microsimulation INDOMOD model, this study aims to determine the role of fiscal policy in reducing gender income inequality. The data is sourced from the March 2019 Susenas and this study focus on income tax, PKH, BPNT, and PIP. The estimation results show that the most appropriate policy are through PKH and BPNT. Meanwhile, income taxes for upper income levels have almost no effect, and for lower income levels, although it can reduce gender income inequality, it will increase income inequality.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adella Christabel Faustina Setianingrum Nugroho
"Artikel ini membahas ikumen sebagai active fathers dalam dinamika peran gender keluarga Jepang kontemporer. Upaya penulis adalah untuk memahami peran aktif ikumen secara komprehensif, baik dalam wacana maupun praktik pengasuhan anak dalam kehidupan sehari-hari, melalui perspektif gender equal parenting. Metode yang digunakan adalah metode studi pustaka pendekatan kualitatif dengan interplanetary theory of complete and universal gender difference oleh Michael Kimmel. Hasil penelitian menunjukkan fenomena ikumen sebagai active fathers merupakan suatu bentuk perubahan sikap (attitudes) dan perilaku (behaviors) ayah dalam konteks peran pengasuhan anak yang pada gilirannya membawa dinamika tersendiri dalam peran gender di antara ayah dan ibu. Wacana dan praktik pengasuhan anak yang lahir dari media seperti Ikumen Project, majalah FQ Japan, NPO Fathering Japan, serta usaha pemerintah dengan digagasnya UU Pengasuhan Anak, turut berkontribusi terhadap peningkatan kesadaran para ayah akan pentingnya kontribusi mereka. Namun demikian, perubahan sikap dan perilaku ayah dalam pengasuhan anak melalui fenomena ikumen ini, belum dapat dikatakan merevolusi habitus bekerja dan pembagian peran gender tradisional dalam masyarakat Jepang.

This article discusses ikumen as active fathers in the dynamics of gender roles in contemporary Japanese families. The author's effort is to understand the active role of ikumen in a comprehensive way, both in the discourse and practice of parenting in everyday life, through the perspective of gender equal parenting. The method used is a qualitative approach literature study method with interplanetary theory of complete and universal gender difference by Michael Kimmel. The results of the study show that the ikumen phenomenon as active fathers is a form of change in the attitudes and behavior of fathers in the context of the parenting role which in turn brings its own dynamics in gender roles between fathers and mothers. Discourses and practices of parenting born from media such as Ikumen Project, FQ Japan magazine, NPO Fathering Japan, as well as the government's efforts with the initiation of the Child Care Law, have contributed to increasing the awareness of fathers about the importance of their contribution. However, the changes in fathers' attitudes and behavior in parenting through this ikumen phenomenon, cannot be said to have revolutionized work habits and the division of traditional gender roles in Japanese society.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Learnika Mutiara
"Sektor keuangan dikenal sebagai sektor yang secara tradisional didominasi oleh laki-laki, sehingga muncul anggapan di masyarakat bahwa perempuan tidak cocok untuk menjalankan karir di sektor tersebut yang tercermin dari rendahnya persentase perempuan pada sektor. Keberadaan Sri Mulyani Indrawati (SMI), sebagai perempuan yang memegang jabatan politis tertinggi dalam sektor keuangan diharapkan dapat menghilangkan persepsi negatif terkait posisi perempuan dalam sektor tersebut. SMI mendapat sorotan luas di media massa, yang berperan penting dalam kehidupan masyarakat sebagai sumber pengetahuan, sikap, dan ideologi (Van Dijk, 2000). Namun demikian, belum ada riset yang secara sistematis memeriksa bagaimana media mengkonstruksikan kepemimpinan SMI. Penelitian ini mengeksplorasi konstruksi yang dibangun oleh media terhadap SMI. Penelitian bertujuan untuk mengeksplorasi makna dari konstruksi tersebut dan mengevaluasi posisi pemimpin perempuan di masyarakat melalui makna yang dihasilkan. Penelitian dilakukan dengan melakukan analisis secara tematik terhadap 268 artikel yang dikumpulkan lewat database Factiva dan new media podcast. Hasil penelitian menunjukkan representasi media terhadap pemimpin perempuan belum sepenuhnya layak karena masih terdapat stereotip gender dalam membangun konstruksi tersebut, walaupun sudah terdapat pengakuan atas hal-hal yang relevan terkait kepemimpinan. Selain itu, temuan analisis menunjukkan bahwa konstruksi kepemimpinan SMI juga tidak dapat dilepaskan dari konsep Orientalisme: kepemimpinan yang superior adalah yang berafiliasi dengan institusi Barat.

The financial sector is known as a male-dominated sector. Assumptions in the society arise, defining that a career in finance isn’t exactly made for women, which is reflected in the low percentage of women in the sector. The existence of Sri Mulyani Indrawati (SMI), as a woman who holds the highest political position in the financial industry, is expected to eliminate this negative perception towards the position of women in the financial sector. SMI receives wide attention in the media, which plays an important role in people's lives as a source of knowledge, attitudes, and ideology (Van Dijk, 2000). However, no research is found that has systematically examined how the media construct SMI leadership. This study explores the construction made by the media towards SMI. The research aims to explore the meaning of these constructions through the meanings generated. The research is conducted through a thematic analysis of 268 articles collected through the Factiva database and new media podcasts. The result of the study shows there are still gaps in the representation of women leaders and men leaders in the media, due to gender stereotypes found in the representation, although recognition of relevant matters related to leadership has already been made. Furthermore, findings also show that the construction of SMI leadership is influenced by the concept of Orientalism: that superior leadership is affiliated with Western institutions. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indinesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pera Utami
"ABSTRAK
Budaya memiliki pengaruh yang besar dalam pembentukan karakter serta pola pengambilan keputusan dalam sebuah negara yang pada akhirnya juga bepengaruh terhadap kesetaraan gender di negara tersebut. Penelitian ini akan menganalisis budaya di Filipina sebagai bagian dari kawasan Asia Tenggara yang dipengaruhi oleh budaya Spanyol dan Amerika Serikat. Adapun studi kasus dalam penelitian ini adalah revisi kebijakan parental leave tahun 2017, yakni Senate Bill No. 1305 sebagai contoh dari hasil kebijakan yang diproduksi olehpemerintah Filipina sebagai bentuk kesadaran akan pentingnya peran ayah dan ibu dalam pemeliharaan sebuah keluarga. Penelitian terdahulu mengenai gender dan negara telah menunjukkan bahwa gender merupakan sebuah elemen yang penting dalam pertimbangan pembuatan kebijakan sebuah negara. Sementara itu, gender erat kaitannya dengan budaya yang berkembang dalam sebuah masyarakat. Dengan menggunakan teori gender dan metode kualitatif, penelitian ini menganalisis pengaruh budaya asing yang masuk ke Filipina sehingga mampu memberikan pengaruh pada masyarakat Filipina termasuk kesadaran masyarakat terhadap relasi gender. Penelitian ini juga menganalisis hubungan antara kesetaraan gender di Filipina tersebut dengan revisi kebijakan parental leave dengan melakukan wawancara dan observasi langsung di Manila, Filipina. Temuan dari penelitian ini menemukan adanya percampuran budaya dari Spanyol dan Amerika Serikat telah memberikan kontribusi yang besar terhadap budaya masyarakat Filipina kontemporer.

ABSTRACT
Culture has a large influence in the formation of character and decision-making patterns in a country which would also influence the gender equality in the country. This research analyzes the culture in the Philippines as part of the Southeast Asia region which was influenced by the Spanish and American culture. As for the case studies in this research is the revision of the parental leave policy in the year 2017, i.e. the Senate Bill No. 1305. This bill is an example of a gender-based policy made by the Philippine Government to note the importance of father and mother to nurture a family. Some previous researches on gender and states had shown that gender is an important element in the consideration of a State policy making. Meanwhile, gender is deeply connected with the culture that exist in a society. By using the theory of gender and qualitative methods, this research analyzes the influence of foreign cultures in the Philippines society which then also influenced the awareness in the society towards the equality in the gender relations. The research also analyzes the connection between gender equality in the Philippines with the revision of the parental leave policy by doing interviews and direct observation in Manila, the Philippines. The findings of this research shown the existence of the cultural mixture of Spanish and American had given great contribution to the culture in the contemporary Philippines society."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
T50327
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shalimar
"Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap strategi Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) sebagai gerakan kesetaraan gender berbasis agama dalam menghadapi kelompok-kelompok yang tidak mendukung kesetaraan gender. Studi sebelumnya menunjukkan bahwa gerakan kesetaraan gender secara umum berada di posisi yang berseberangan dengan agama dikarenakan aktor di dalam institusi agama yang menganut dan mempraktikan nilai patriarki. Strategi yang digunakan KUPI dalam menghadapi kelompok-kelompok yang tidak mendukung kesetaraan gender meliputi pendekatan komunikasi, pendidikan, advokasi kebijakan, dan kemitraan dengan kelompok-kelompok lain yang memiliki visi yang sama dengan KUPI. Penelitian ini menggunakan konsep gerakan sosial menurut Anthony Giddens dan pendekatan mobilisasi sumber daya dalam gerakan sosial oleh J. Craig Jenkins untuk menganalisis strategi yang digunakan KUPI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa KUPI menggunakan strategi-strategi yang dialogis dan diplomatis dalam menghadapi kelompok-kelompok yang tidak mendukung kesetaraan gender. KUPI tidak menggunakan pendekatan yang konfrontatif, melainkan berupaya memberikan pengetahuan, pemahaman, serta berargumentasi secara logis dengan mengacu pada fakta dan data yang relevan. KUPI juga berhasil membangun jaringan yang kuat dengan berbagai organisasi untuk memperkuat gerakan kesetaraan gender yang dilakukan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif melalui studi kasus terhadap KUPI. Data primer diperoleh melalui wawancara mendalam dengan tokoh kunci KUPI, sedangkan data sekunder dikumpulkan dari berbagai sumber.

This research aims to explore the strategies of the Congress of Indonesian Women Ulama (KUPI) in facing groups that don’t support gender equality. Previous studies indicate that the gender equality movement is generally at odds with religion due to actors within religious institutions who adhere to and practice patriarchal values. The strategies employed by KUPI in facing groups that don’t support gender equality include communication approaches, education, policy advocacy, and partnerships with other groups that share the same vision as KUPI. This research utilizesُAnthonyُGiddens’ُconceptُofُsocialُmovementُandُJ.ُCraigُJenkins’ُresource mobilization theory in social movement to analyze the strategies used by KUPI. This research reveals that KUPI employs dialogic and diplomatic strategies in facing groups that don't support gender equality. KUPI avoids confrontational approaches and instead aims to provide knowledge, understanding, and logical arguments based on facts and data. KUPI has also successfully built strong networks with various organizations to strengthen the gender equality movement. This study utilizes a qualitative approach through a case study of KUPI. Primary data is obtained through in-depth interviews with key figures in KUPI, while secondary data is collected from various sources."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>