Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 146869 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nyimas Sri Wahyuni
"ABSTRAK
Bayi berat lahir rendah (BBLR) merupakan salah satu faktor yang berkontribusi terhadap angka kematian bayi, khususnya pada masa perinatal. Kesiapan ibu merawat BBLR di rumah memerlukan perhatian khusus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kelas edukasi ibu BBLR menggunakan video dan demonstrasi terhadap berat badan, pengetahuan dan keterampilan ibu dalam perawatan bayi di ruang neonatus. Rancangan penelitian ini adalah Quasi eksperimental dengan pretes-post test with control group design. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 48 ibu BBLR sesuai kriteria inklusi yang dibagi menjadi kelompok kontrol yang mendapatkan edukasi standar ruangan neonatus sebanyak 24 responden dan kelompok intervensi yang mendapatkan edukasi menggunakan video dan demonstrasi sebanyak 24 responden. Hasil analisis didapatkan bahwa peningkatan pengetahuan dan keterampilan ibu BBLR (p <,001) setelah mendapatkan edukasi menggunakan video dan demonstrasi. Hasil analisis terhadap berat badan badan bayi hasilnya kurang bermakna (p = ,34). Penelitian ini merekomendasikan edukasi menggunakan video ini dapat dibuat dengan format lebih kecil yang bisa disimpan ibu dalam ponsel pintar atau video dapat dibuat tersedia pada halaman web yang dapat ibu kunjungi kapan saja untuk dapat menonton ulang video edukasi yang diperlukan.

ABSTRACT
Low birth weight babies (LBW) is one of the factors that contribute to infant mortality, especially during the perinatal period. Mothers readiness to care for LBW at home requires special attention. This study aims to determine the effect of LBW mothers education classes using videos and demonstrations on maternal weight, knowledge and skills in baby care in the neonate room. The design of this study is Quasi experimental with pretest-post test with control group design. The number of samples in this study were 48 LBW mothers according to inclusion criteria which were divided into a control group that received neonatal room standard education of 24 respondents and an intervention group that received education using video and demonstrations of 24 respondents. The results of the analysis I found that the increase in knowledge and skills of LBW mothers and LBW weight in the intervention group was higher than in the control group (p <.001), although after being tested between LBW weight groups the results were less significant (p = .34). This research recommends that education using this video can be made in a smaller format that mothers can store on a smart phone or videos can be made available on web pages that mothers can visit at any time to be able to watch educational videos as needed."
2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Asniati Djaali
"Salah satu penyebab utama tingginya angka kematian bayi adalah masalah berat badan lahir di bawah 2500 gram (Berat Badan Lahir Rendah atau BBLR). Berdasarkan data dari Statistik Rumah Sakit Indonesia tahun 2005, sebanyak 40,7% kematian bayi terbanyak disebabkan oleh berat badan lahir yang rendah, pertumbuhan janin yang lambat, malnutrisi janin, dan gangguan yang berhubugan dengan kecukupan masa kehamilan. Berdasarkan data dari sampel penelitian, angka BBLR di RSUD Pasar Rebo pada tahun 2007 mencapai 8,7%. Pada beberapa penelitian menyebutkan bahwa karakteristik ibu hamil sangat mempengaruhi berat badan bayi yang dilahirkan, seperti umur, paritas, tingkat pendidikan, kunjungan kehamilan, usia kehamilan dan yang lainnya.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi berat badan bayi lahir yang dilihat melalui data rekam medis RSUD Pasar Rebo tahun 2007, dan juga untuk melihat faktor apa saja yang paling berperan dalam penentuan berat badan bayi Iahir. Beberapa variabel yang diduga mempengaruhi berat badan bayi lahir yaitu usia ibu, tingkat pendidikan ibu, paritas, usia kehamilan, kenaikan berat badan ibu selama hamil, dan kelengkapan kunjungan antenatal.
Desain studi yang digunakan adalah kroseksional dengan menggunakan data retrospektif pada rekam medis rumah sakit. Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu yang melahirkan di RSUD Pasar Rebo pada tahun 2007, dan memiliki register atau data lengkap mengenai variabel yang diteliti, termasuk berat badan bayi pada waktu lahir, serta minimal melakukan pemeriksaan kehamilan pada trimester pertama. Sedangkan sampel diperoleh dengan teknik simple random sampling, dan besar jumlah sampel dihitung menggunakan rumus sample size uji hipotesis koefisien korelasi dengan variabel kontinyu/numerik.
Hasil analisis dan pengolahan data menunjukkan berat badan bayi lahir berdistribusi normal dengan rata-rata berat badan bayi lahir sebesar 3126,6 gram dan standar deviasi sebesar 453,655 gram. Hasil analisis menunjukkan bahwa tingkat pendidikan, usia kehamilan, dan kenaikan berat badan ibu selama hamil berhubungan signifikan dengan berat badan bayi lahir. Berdasarkan hasil analisis regresi linier ganda, didapatkan bahwa ketiga variabel tersebut memiliki kontribusi untuk penentuan berat badan bayi lahir, dan tingkat pendidikan yang kontribusinya paling besar. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dikembangkan lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi berat badan bayi lahir dengan menggunakan metode analisis yang lain mengingat angka kontribusi yang ditunjukkan relatif kecil yaitu sekitar 16%.

One of the main causes of high baby mortality rate is birth weight under 2500 gram (low birth weight / LBW). Based on data from Indonesian Hospital Statistics in 2005, as much as 40,7% baby’s death is caused by low birth weight, intrauterine growth restriction, fetal malnutrition, and problems related with term of pregnancy. Based on data from sample, LBW in RSUD Pasar Rebo in 2007 reached 8,7%. Some research concluded characteristics of mother that influence baby birth weight, i.e. age, parity, education level, ante natal care visit, term of pregnancy, and many more.
The aim of this research is to know the factors that influence baby birth weight which observed from medical record in RSUD Pasar Rebo in 2007, and to see which factor that influence the most in predicting baby birth weight. Some variables which suspected in influencing baby birth weight are maternal age, maternal education level, parity, term of pregnancy, weight-gained during pregnancy, and accomplishment of antenatal care visit.
The design of this study is cross-sectional by using retrospective data in hospital medical record. The population of this study is all mothers who gave birth in RSUD Pasar Rebo in 2007, and have complete registration and data in variables that observed, including baby birth weight, and at least did antenatal care visit in the first trimester. Samples are obtained by simple random sampling, and the amount of samples are measured using correlation coeficient hypothesis testing sample size f0l'l"l1l.ll3 with continuous / numerical variable. Data processing and analysis showed that baby birth weight are distributed normally with mean 3126.6 gram and 453.655 gram standard deviation.
The analysis showed that education level, term of pregnancy, and weight-gained during pregnancy is significantly related with baby birth weight. Based on double linear regretion analysis, those three variables have contribution in predicting baby birth weight, and education level contribute the most. The result of this study about factors that influence baby birth weight is expected to be developed further with other analysis method, with consideration that the contribution level is relatively small, i.e. approximately 16%.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
T33966
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Riska Rasyidin
"Berat badan lahir rendah (BBLR) BBLR merupakan hal yang sangat penting dalam bidang Kesehatan Masyarakat karena hubungannya yang sangat erat dengan kematian dan morbiditas neonatal dan penyakit tidak menular seperti hipertensi, penyakit jantung iskemik, diabetes, dan lain-lain. BBLR adalah bayi dengan berat lahir < 2500 gram. BBLR masih cukup serius di Indonesia dengan prevalensi 11,1% pada tahun 2010. Merokok pasif merupakan isu kesehatan yang cukup penting dan di beberapa penelitian dapat mengakibatkan luaran buruk seperti BBLR. Tujuan umum penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara Merokok pasif pada ibu usia 15-54 tahun dengan kejadian BBLR di Indonesia setelah dikontrol dengan variabel potensial confounder lainnya. Penelitian ini merupakan penelitian cross-sectional study dengan menggunakan data Riskesdas 2013. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah BBLR, dan variabel independen utama adalah Merokok pasif, variabel potensial perancu yakni usia ibu saat melahirkan, status sosial ekonomi, pendidikan ibu, keinginan untuk hamil dan paritas. Hasil analisis menunjukan merokok pasif pada ibu usia 15-54 tahun berhubungan lemah dengan BBLR. Anak yang lahir dari ibu merokok pasif memiliki resiko 1,14 (95% CI: 0,94 - 1,38) kali untuk BBLR dibandingkan anak yang lahir dari ibu tidak merokok pasif.

Low is birth weight (LBW) is an important issue in Public Health because of its relevance with neonatal mortality and morbidity and future health risk, such as Hypertension, Ischaemic Heart Disease, Diabetes Mellitus, etc. Low birth weight is baby born with birth weight less than 2500 grams. Low birth weight is still an important problem in Indonesia and its prevalence is 11,1 % in 2010. Passive smoking is also a threat and may cause detrimental outcome such as Low birth weight. The main purpose of this study was to investigate the relationship between passive smoking in mothers aged 15-54 years and low birth weight in Indonesia after controlling of potential confounders. The design of this study was cross-sectional using data from National Basic Health Research 2013. The dependent variable was Low Birth Weight, and the main Independent Variable was mothers aged 15-54 years who passively smoke, potential confunders were maternal age, socioeconomic status, maternal education, pregnancy intention, and Parity. The result was passive smoking in mothers aged 15-54 years was weakly associated with low birth weight. Children born from mothers who passively smoke have 1,14 risk of being low birth weight baby (95% CI: 0,94 - 1,38) compared to their non passive smoker mothers counterpart."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T43626
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Cahyaningsih
"ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kelahiran BBLR di
RSUD Kabupaten Bekasi. Hal ini berkaitan erat dengan kematian, kesakitan, dan
dampaknya di kemudian hari. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif
sederhana. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling.
Jumlah sampel dalam penelitian ini 21 responden. Instrumen yang digunakan
untuk mengumpulkan data adalah kuesioner. Analisis univariat menunjukkan hasil
karakteristik bayi meliputi lahir kurang bulan, berat badan rendah, anak pertama,
dan kembar serta karakteristik ibu dengan pendidikan rendah, sosal ekonomi
rendah, terpapar asap rokok, dan inadekuat nutrisi dengan jumlah kelahiran BBLR
21 bayi dalam satu bulan. Untuk meningkatkan kemampuan merawat BBLR
diharapkan sarana dan prasarana dilengkapi, perbaikan sistim rujukan, perawat
meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan.

ABSTRACT
The aim of this study was to identify the characteristics of LBW infant and mother
having LBW infant in RSUD Kabupaten Bekasi. It was chosen as it gave effect on
mortality as well as morbidity after giving birth. This study used a simple
descriptive design with total sampling technique. In got the sample, the researcher
took 21 respondents. Moreover, the researcher used questionnaire for getting data.
The univariant analysis of the 21 LBW infant giving births showed that the result
of characteristics were preterm infant, having low weight when she/he was born,
primipara, and twins. Meanwhile, the characteristics of mother having LBW
infant were low educated, low social-economic class, contaminated cigarette on
her pregnancy, and inadequate nutritions. Based on this study, there are some
recommends as follow: 1. Improve the knowledge and the skills of neonate?s
nurse, 2. Simplicity recommendation to management having complete facilities,
and 3. Referral system must be repaired."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S43112
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Solihah Widyastuti
"Berat Lahir rendah terkait dengan morbiditas dan mortalitas janin dan neonatal, gangguan pertumbuhan dan perkembangan kognitif, dan penyakit kronis di kehidupan mendatang. Bayi berat lahir rendah masih merupakan masalah kesehatan utama di dunia maupun di Indonesia. Angka kejadian BBLR di Indonesia berkisar 9% (UNICEF, 2004). Kejadian BBLR terkait dengan kondisi perkembangan kesehatan ibu dan janin serta pelayanan kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat hubungan hipertensi pada ibu hamil dengan kejadian bayi berat lahir rendah di Indonesia. Desain penelitian adalah kasus kontrol dengan menggunakan data Riskesdas 2007. Data dianalisis dengan analisis univariat, analisis bivariat dan analisis multivariat (regresi logistik ganda). Pada analisis bivariat hubungan hipetensi pada ibu dengan kejadian bayi berat lahir rendah didapatkan nilai OR = 2,74 (95% Cl: 1,35-5,5S). Dari hasil analisis multivariat dengan uji regresi logistik ganda diperoleh adanya hubungan bermakna antara hipertensi pada ibu hamil dengan kejadian bayi berat Iahir rendah setelah dikontrol dengan variabel umur dan pendidikan sebagai konfounder dengan nilai OR = 2,38 (95% CI: l,l6-4,9l). Variabel kovariat yang terbukti signifikan secara statistik dengan kejadian bayi berat lahir rendah adalah umur dengan nilai OR = 1,98 (95% Cl: 1,22-3,22) dan pendidikan dengan nilai OR = 1,52 (95%Cl: 1,02-2,29) Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka perlu peningkatan konseling dan KIE kepada remaja dan wanita dewasa tentang faktor risiko yang dapat membahayakan kehamilan dan hasil akhir kehamilan, serta agar merencanakan kehamilan di usia yang tidak terlalu muda atau terlalu tua.

Low birth weight is associated with foetal and neonatal mortality and morbidity, inhibited growth and cognitive development, and chronic disease later in life. Low birth weight baby is still a major health problem worldwide including Indonesia. The incidence of low birth weight baby in Indonesia ranges from 9% (UNICEF, 2002). The incidence of low birth weight baby is associated with the development of maternal and foetal health and health service. The purpose of this study is to assess the relationship between maternal hypertension and low birth weight in Indonesia. Design of this study is case control using data from Riskesdas 2007. Data analysis using univariate analysis, bivariate analysis and multivariate analysis by multiple logistic regression. On bivariale analysis of relationship between matemal hypertension and low birth weight baby found OR = 2,74 (95% Cl: l,35-5,55). While through multivariate analysis by multiple logistic regression, it was obtained a very close relationship between maternal hypertension and low birth weight baby after controlling with maternal age and education as confounders, OR =2.38 (95% Cl: l,l6-4,91 ). Covariate variables that found to be statistically significant were maternal age (OR = 1,98 or 95% Cl: l,22-3,22) and education (OR = l,52 or 95%CI: 1,02-2,29) Based on these result, it is necessary to increase EIC (Education Information, and Communication) and counseling for adolescent and adult women about risk factors that endanger pregnancy and the outcome as well as planning a pregnancy not at too young or too old ages."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
T33955
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kurniawati
"Perawatan Metode Kanguru (PMK) terbukti meningkatkan berat badan bayi lahir rendah, namun pelaksanaan PMK masih kurang optimal karena kurangnya kepercayaan diri ibu dan pemahaman ibu mengenai PMK terbatas. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi pengaruh dukungan teman senasib terhadap kepercayaan diri ibu, pelaksanaan PMK dan berat badan bayi. Desain penelitian yaitu randomise control trial pre-post test equivalent group dengan 24 responden kelompok intervensi dan 24 responden kelompok kontrol. Intervensi yaitu edukasi PMK (tiga sesi) dan observasi pelaksanaan PMK serta kenaikan berat badan bayi selama tujuh hari.
Hasil penelitian terdapat perbedaan kepercayaan diri ibu, pelaksanaan PMK dan berat badan bayi antara kelompok kontrol dan kelompok intervensi (p = 0,001; 0,001; 0,030). Terdapat hubungan antara berat lahir bayi dengan kepercayaan diri ibu dan kenaikan berat badan bayi, serta penyakit penyerta dengan kenaikan berat badan bayi. Penelitian ini efektif meningkatkan kepercayaan diri ibu, pelaksanaan PMK dan berat badan bayi. Peneliti merekomendasikan implementasi dukungan teman senasib saat kunjungan rumah.

Kangaroo Mother Care (KMC) has been shown to increase low birthweight, but KMC implementation is less optimal because of self-confidence mother was poor and mother`s understanding about KMC is limited. This research aims to determine effect of peer support on mother's self-confidence, KMC implementation and infant weight gain. The research methodology use was randomized a controlled-random experimental approach with pre-post test equivalent group of 24 respondents in the intervenstion group and 24 respondents in the control goup. The intervention was KMC education (three sessions) and observation of KMC implementation and infant weight gain for seven days.
The results was difference of mother's confidence, KMC implementation and infant weight gain between control group and intervention group (p = 0,001; 0,001,0,030). There was relationship between infant birth weight to mother's self-confidence and infant weight gain, as well as comorbidities with infant weight gain. This research was effectively improved mother's self-confidence, KMC implementation and infant weight gain. Researchers recommend the implementation of peer support during home visits.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
T51289
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pasmawati
"Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah berat badan saat lahir kurang dari 2500 gram, merupakan sindrom kompleks yang mencakup kelahiran premature, bayi kecil untuk usia kehamilan, ( Small for gestational age = SGA) atau kombinasi antara keduanya. BBLR dikaitkan dengan kematian janin dan neonatal serta morbiditas, menghambat pertumbuhan dan perkembangan serta meningkatkan risiko penyakit tidak menular di kemudian hari.
Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh anemia pada ibu hamil terhadap BBLR, dengan desain penelitian case control. Penelitian ini menggunakan data rekam medis RSUD Argamkmur, populasi penelitian ini adalah ibu yang melahirkan bayi di RSUD Arga Makmur, Bengkulu Utara tahun 2017 – 2018. Sampel penelitian terdiri dari 126 ibu yang melahirkan dengan BBLR sebagai kasus dan 126 ibu yang melahirkan dengan BBL normal (> 2500grm) sebagai kontrol.
Hasil penelitian proporsi BBLR dengan ibu hamil anemia trimester III sebesar 46,83%, lebih tinggi di bandingkan dengan proporsi BBL normal dengan ibu hamil anemia trimester III sebesar 34,13%. Nilai OR 1,70 (95% CI: 1,009 – 2.86) Ibu hamil dengan anemia pada trimester III berisiko untuk BBLR 1,70 kali lebih besar dibandingkan dengan ibu hamil trimester III dengan kadar Hb normal.

Low Birth Weight (LBW) is weight at birth less than 2500 grams, is a complex syndrome that includes premature birth, small babies for gestational age (small for gestational age = SGA) or a combination of the two. LBW is associated with fetal and neonatal death and morbidity, inhibits growth and development and increases the risk of future infectious diseases.
The aim of this study is to see the effect of anemia on pregnant women on LBW, with a case control study design. This study used medical records from the Arga Makmur Regional General Hospital (RSUD), the population of this study is mothers who gave birth to babies in Arga Makmur Regional General Hospital (RSUD), North Bengkulu in 2017 - 2018. The sample of this study consist of 126 mothers gave birth with LBW as a case and 126 mothers gave birth with normal birth weight (> 2500grm) as a control.
The results of the study on the proportion of LBW with pregnant women with anemia in the third trimester is 46.83%, higher than the proportion of normal birth weight with pregnant women with anemia in the third trimester of 34.13%. OR 1.70 (95% CI: 1.009 - 2.86) Pregnant women with anemia in the third trimester are at risk for LBW 1.70 times greater than for third trimester pregnant women with normal Hb levels.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T52766
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arini Fitria Zain
"Di Indonesia proporsi Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) <2500 gram pada bayi umur 0-59 bulan masih cukup tinggi, yaitu 6,2% di tahun 2013-2018. Padahal kondisi BBLR memiliki risiko lebih besar untuk mengalami morbiditas dan mortalitas dari pada bayi dengan berat badan normal. Salah satu masalah terbesar yang sering dialami BBLR adalah peningkatan risiko untuk terserang infeksi maupun sepsis, sehingga obat yang paling banyak digunakan di unit perawatan intensif neonatus adalah dari golongan antibiotik. Oleh sebab itu, diperlukannya peran Apoteker dalam melakukan praktik profesi berupa Pemantauan Terapi Obat (PTO) dalam proses pengobatan agar dapat membantu dalam mengoptimalkan efek terapi dan meminimalkan efek yang tidak dikehendaki sehingga prognosisnya dapat menjadi lebih baik. Pelaksanaan PTO dilakukan pada tanggal 15-24 September 2020 bertempat di ruang perinatologi 2B di gedung bougenville RSUP Fatmawati berdasarkan laporan kasus yang bersifat kualitatif dengan melakukan pengamatan langsung atau observasi. Data yang diperoleh kemudian diidentifikasi terkait Drug Related Problems (DRPs) menurut Cipolle dan dianalisis rasionalitasnya pada domain antibiotik dengan metode Gyssens. Dari analisa yang dilakukan ditemukan beberapa masalah DRP menurut Cipolle yaitu terkait lama pemberian obat meropenem yang terlalu panjang; pemberian dosis yang terlalu rendah pada obat fluconazole dan ketorolac; pemilihan obat bactesyn yang tidak rasional; adanya interaksi obat fluconazole dengan omeprazole yang bersifat moderat, serta interaksi obat gentamicin dengan bactesyn yang bersifat minor jika digunakan secara bersamaan. Sementara hasil evaluasi menggunakan metode Gyssens pada penggunaan antibiotik menunjukkan obat meropenem termasuk kategori IIIa (penggunaan antibiotik terlalu lama); gentamicin termasuk kategori 0 (penggunaan antibiotika tepat/bijak); bactesyn termasuk katagori IVa (ada antibiotik lain yang lebih efektif) dan katagori IIa (penggunaan antibiotik tidak tepat dosis) apabila tetap dipertahankan penggunaannya.

In Indonesia, the proportion of Low Birth Weight Babies (LBW) <2500 grams in infants aged 0-59 months is still quite high at 6.2% in 2013-2018. In fact, LBW conditions have a greater risk of experiencing morbidity and mortality than babies with normal weight. One of the biggest problems that are often experienced by LBW is the increased risk for infection and sepsis, so the most widely drugs used in neonatal intensive care units are from the antibiotic class. Therefore, a pharmacist's role is needed in carrying out professional practice with Drug Therapy Monitoring (DTM) in order to help optimize the effect of therapy and minimize unwanted effects, so the prognosis can be better. The implementation of DTM was carried out on September 15-24, 2020 at the perinatology room 2B in the bougenville building of RSUP Fatmawati based on qualitative case reports by direct observation. Then the data was identified using the Drug Related Problems (DRPs) classification according to Cipolle and analyzed their rationality in the antibiotic domain using the Gyssens method. From the analysis conducted, it was found that several DRP problems were related to the the long duration of administration of meropenem; too low a dose of fluconazole and ketorolac; irrational choice of bactesyn; There is a moderate drug interaction between fluconazole and omeprazole, as well as a minor drug interaction between gentamicin and bactesyn when used concurrently. Meanwhile, the results of the evaluation using the Gyssens method on antibiotic use showed that meropenem was included in category IIIa (the use of antibiotic is too long); gentamicin was included in category 0 (the use of antibiotics is appropriate/wise); bactesyn was included category IVa (there are other antibiotics that are more effective) and category IIa (the use of antibiotics is not in the right dose) if its use is maintained."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Wa Ode Dwi Daningrat
"Stunting merupakan suatu bentuk kegagalan pertumbuhan linear yang disebabkan oleh buruknya nutrisi dan kesehatan. Stunting diukur dalam tinggi badan berdasarkan umur dengan -2 Z-score dibawah referens internasional. Stunting masih cukup serius di Indonesia dengan prevalens 37,2% pada tahun 2013. BBLR merupakan determinan penting terjadinya stunting pada anak yang mana BBLR merupakan gambaran buruknya status gizi ibu sebelum dan selama kehamilan. Tujuan umum penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara BBLR dengan kejadian stunting pada anak usia 6-23 bulan di Indonesia setelah dikontrol dengan variabel potensial confounder lainnya. Penelitian ini merupakan penelitian cross-sectional study dengan menggunakan data Riskesdas 2013. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah stunting, dan variabel independen utama adalah BBLR dengan ASI eksklusif, urutan kelahiran, imunisasi, jenis kelamin, konsumsi kapsul vitamin A, usia ibu saat melahirkan, status sosial ekonomi, jumlah anggota keluarga, status stunting saat lahir, panjang badan lahir dan kepemilikan KMS sebagai variabel potensial confounder. Hasil analisis menunjukan BBLR berhubungan secara signifikan dan independen dengan kejadian stunting pada anak usia 6-23 Bulan di Indonesia. Anak yang lahir BBLR memiliki peluang 1,5 (95% CI: 1,14 - 2,07) kali untuk stunting dibandingkan anak yang lahir dengan berat badan normal.

Stunting is a linier growth failure caused by inadequate nutrition and health. Stunting is defined as height for age with Z-score below -2 SD according to international reference. Stunting is still a serious health problem in Indonesia with a prevalence of 37,2% in 2013. LBW is an important determinant of stunting in children as LBW represents poor maternal nutritional status before and during pregnancy. The main objective of the study is to determine the relationship between LBW and stunting in children age 6-23 months in Indonesia after controlling by other potential confounding factors. This study is a cross-sectional study of Indonesia Basic Health Research data in 2013. Stunting is a dependent variable in this study, and LBW as the main independent variable with Exclusive Breastfeeding, Birth Order, Immunization, Gender, Vitamin A Supplementation, Mother's Age At Birth, Social Economy Status, Family Size, Stunting at Birth Status, Birth Length, and Growth Chart Ownership as potential confounding factors. The results of the analysis shows that LBW are independently and significantly correlated with stunting in children age 6-23 months in Indonesia. children born with LBW has an odds 1.5 (95% CI: 1.14 - 2.07) to be stunted compared to children with normal birth weight."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T44226
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Izza Suraya
"ABSTRAK
Untuk menurunkan kematian balita 30 % dalam Millenium Development Goal tahun 2015,
ketahanan bayi neonatal perlu ditingkatkan . Terutama ketahanan hidup BBLR. Di Indonesia,
terdapat 72,4 % bayi dengan berat < 2500 gram meninggal pada masa neonatal. Salah satu usaha
meningkatkan ketahanan bayi tersebut adalah dengan melakukan intervensi pasca melahirkan,
menyegarakan waktu disusui.
Mengingat pentingnya peningkatan ketahanan hidup BBLR melalui waktu disusui pertama,
penelitian ini dilakukan. Penelitian melihat peranan waktu disusui pertama kali terhadap
ketahanan hidup BBLR pada masa 28 hari setelah kelahiran. Jika meninggal dalam kurun waktu
tersebut, maka bayi dianggap gagal bertahan. Penelitian menggunakan data SDKI 2002-2003 dan
2007. Desain studi yang digunakan adalah kohort retrospektif. Analisis hubungan tersebut
menggunakan teknik analisis survival .
Setelah dikontrol, hasil penelitian menunjukkan bahwa BBLR yang disusui pertama kali < 1
hari tidak memiliki hubungan signifikan dengan ketahanan hidup BBLR, melalui pvalue = 0.114
(HR : 2,69 95 % CI : 0,78 ? 9,18). Dengan demikian, waktu disusui pertama kali perlu
disesuaikan dengan kesiapan BBLR sehingga mendapatkan hasil yang optimal.

Abstract
To reduce child under five mortality until 30 % in Millenium Development Goal 2015,
newborn survival must be increased, especially low birth weight newborn survival. There is 72,4
% low birth weight died around 28 days after their birth. And early breastfeeding is one of many
intervention after birth.
Based on that reason, we conduct this study to know effect early breastfeeding on
newborn survival. Study will use Indonesia Demographic Health Survey 2002-2003 and 2007
with retrospective kohort as design study. This study will use survival analysis technique and
control other variabels come from baby (gender and preterm birth) , mother (parity, birth
interval, age, abortion, and complication) , health facility (ante natal care, assitance delivery,
palce of birth, delivery mode, exclusive breastfeeding, and post natal care visit), and their social
economic (wealth, mother?s education, and residence).
This study show early breastfeeding doesnt have association with low birth weight
newborn survival with pvalue = 0.114 (HR : 2,69 95 % CI : 0,78 ? 9,18). Therefore, early
breastfeeding must be well prepared to get an optimal outcome."
2012
T31744
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>