Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 156497 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Naadiyah Fauziyyah
"ABSTRAK
Pandemi Coronavirus Disease 2019 menjadi catatan kelam bagi dunia termasuk Indonesia. Berbagai protokol kesehatan telah diputuskan oleh pemerintah untuk menanggulangi pandemi ini. Namun hingga saat ini masih banyaknya pelanggaran yang terjadi. Kurangnya pengetahuan seseorang menjadi salah satu penyebab rendahnya penerapan perilaku pencegahan COVID-19. Media audiovisual menjadi rekomendasi media yang dapat digunakan dalam menjalani pendidikan kesehatan mengenai COVID-19. Intervensi asuhan keperawatan keluarga dilakukan selama tiga minggu menggunakan media audiovisual dalam pendidikan kesehatan yang menjadi intervensi unggulan dalam meningkatkan pengetahuan serta perilaku kontrol infeksi COVID-19. Hasil intervensi didapati peningkatan pengetahuan serta perilaku klien dalam melaksanakan kontrol infeksi COVID-19 di kehidupan sehari-hari.

ABSTRACT
Coronavirus Disease 2019 pandemic is a dark record for the world including Indonesia. Various health protocols have been decided by the government to tackle this pandemic. But until now there are still many violations that occur. Lack of knowledge of a person is one of the causes of the low application of COVID-19 prevention behavior. Audiovisual media is a media recommendation that can be used in undergoing health education regarding COVID-19. Family health care nursing interventions carried out for three weeks using audiovisual media in health education which became the leading intervention in increasing knowledge and behavior of COVID-19 infection control. The results of the intervention found an increase in client knowledge and behavior in carrying out control of COVID-19 infection in daily life.

"
2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Elfira Rusiana
"Coronavirus disease 2019 atau COVID-19 merupakan penyakit yang dapat menyerang siapa saja tanpa memandang usia, termasuk pada kelompok usia dewasa. Meskipun tingkat kematian akibat virus ini tergolong rendah tetapi virus ini sangat mudah menyebar atau menular. Tingkat penyebaran yang cepat dapat disebabkan oleh beberapa hal. Salah satunya yaitu kurangnya kesadaran akan penerapan protokol pencegahan COVID-19. Intervensi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kesadaran akan kesehatan terutama pencegahan COVID-19 yaitu dengan memberikan pendidikan kesehatan. Intervensi pendidikan kesehatan dilakukan secara daring menggunakan media visual dan audiovisual. Tujuan dilakukannya intervensi ini yaitu untuk mengatasi perilaku kesehatan cenderung berisiko. Hasil intervensi yang dilakukan menunjukkan adanya peningkatan dalam pengetahuan, sikap, dan perilaku terhadap pencegahan penularan infeksi COVID-19. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan kesehatan secara daring menggunakan media visual dan audiovisual efektif diimplementasikan untuk mengatasi perilaku kesehatan cenderung berisiko.


Coronavirus disease 2019 or COVID-19 is a disease that can affect anyone regardless of age, including in the adult age group. Although the mortality rate of this virus is relatively low, the morbidity rate is high. The rapid spread of this virus can be caused by several things, one of them is the lack of awareness of the application of the COVID-19 prevention protocol. Interventions that can be carried out to increase health awareness, especially to prevent COVID-19, are by providing health education. Health education interventions is performed online using visual and audiovisual media. The purpose of this intervention is to overcome risk-prone health behaviors. The results of the interventions showed an increase in knowledge, attitudes, and behaviors towards the prevention of transmission of COVID-19 infection. This shows that health education using visual and audiovisual media is effectively implemented to address risk-prone health behaviors."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tamana Ihda Husna Zain
"ABSTRAK
Pengendalian COVID-19 belum terselesaikan di Indonesia, kasus satu keluarga terinfeksi COVID-19 juga banyak ditemukan. Hal tersebut didasari pada rendahnya perilaku pencegahan COVID-19 pada individu dan anggota keluarga khususnya di rumah. Melihat pandemi ini dan protokol pencegahan yang ditetapkan asuhan keperawatan dengan penerapan telenursing adalah opsi yang direkomendasikan. Asuhan keperawatan dengan penerapan telenursing menjadi intervensi unggulan dalam peningkatkan kemampuan pencegahan COVID-19. Intervensi dilakukan dalam tiga minggu dengan pemberian asuhan keperawatan jarak jauh dan menggunakan teknologi komunikasi, serta media visual dan audiovisual. Hasil dari intervensi adalah, pengetahuan keluarga terkait penyakit COVID-19 dan tindakan pencegahan serta perawatan meningkat. Adopsi perilaku pencegahan dari pembelajaran yang dilakukan juga diterapkan keluarga dalam aktivitas harian.

ABSTRACT
Control of COVID-19 has not been resolved in Indonesia, cases of one family infected with COVID-19 are also found. This is based on the low COVID-19 prevention behavior in individuals and family members, especially at home. Looking at this pandemic and the prevention protocol established by nursing care with the application of telenursing is a recommended option. Nursing care with the application of telenursing is the leading intervention in enhancing the ability to prevent COVID-19. The intervention was carried out in three weeks by providing remote nursing care and using communication technology, as well as visual and audiovisual media. As a result of the intervention, family knowledge related to COVID-19 disease and prevention and care measures increased. The adoption of preventive behaviors from learning is also applied by families in daily activities.
"
2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Rezeki Carolina
"Hipertensi merupakan penyebab utama pada masalah kesehatan global dari penyakit kardiovaskular dan kematian di seluruh dunia. Orang dewasa rentang usia 40-60 tahun dengan hipertensi yang tidak diobati berada pada peningkatan risiko kematian dan komplikasi akibat penyakit hipertensi. Salah satu faktor penyebab hipertensi adalah ketidakpatuhan pengobatan dan ketidakmampuan individu dalam mengendalikan faktor risiko. Pengendalian hipertensi diperlukan untuk mencegah dan menurunkan probabilitas kesakitan, komplikasi, dan kematian akibat hipertensi. Langkah ini dapat dikelompokkan menjadi pendekatan farmakologis dan non farmakologis. Terapi farmakologis dengan obat anti hipertensi terbukti dapat mengurangi risiko gagal jantung sebanyak 26%-38%. Sedangkan terapi non farmakologis dapat mendukung terapi farmakologis dalam upaya pengendalian tekanan darah dengan pembatasan garam, pembatasan lemak, pengelolaan stress, dan peningkatan aktivitas fisik. Salah satu manajemen hipertensi yang dapat dilakukan adalah pengajaran peresepan obat-obatan untuk meningkatkan perilaku kepatuhan. Tujuan dari penulisan karya ilmiah ini untuk mengidentifikasi pengaruh pemberian edukasi kepatuhan regimen pengobatan menggunakan media kalender fungsional dan kotak obat harian terhadap penurunan tekanan darah serta peningkatan kepatuhan klien. Studi kasus ini melibatkan Ibu W (59 tahun) sebagai klien kelolaan yang memiliki faktor risiko terhadap ketidakpatuhan dalam regimen pengobatan. Perawat memberikan tindakan keperawatan berbasis bukti dengan edukasi kepatuhan regimen pengajaran peresepan obat-obatan menggunakan media unggulan selama empat minggu pemantauan. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa intervensi unggulan dapat menurunkan tekanan darah sistolik sebanyak 34 mmHg dan menurunkan tekanan darah diastolik sebanyak 16,6 mmHg. Melihat keefektifan pemberian intervensi unggulan ini diharapkan dapat menjadi variasi tindakan bagi perawat untuk menurunkan tekanan darah dan meningkatkan kepatuhan klien dalam menjalani pengobatan secara tepat dan teratur.

Hypertension is a major cause of global health problems of cardiovascular disease and death worldwide. Adults at the age range of 40-60 years that has not been treated with hypertension are at increased risk of death and complications from hypertension. One of the factors that cause hypertension is non-adherence to treatment and the inability of individuals to control the risk factors. Hypertension control is needed to prevent and reduce the probability of morbidity, complications, and death due to hypertension. This step can be classified into pharmacological and non-pharmacological approaches. Pharmacological therapy with anti-hypertensive drugs has been shown to reduce the risk of heart failure by 26%-38%. While non-pharmacological therapy can support pharmacological therapy in an effort to control blood pressure by limiting salt, limiting fat, stress management, and increasing physical activity. One of the hypertension management that can be done is teaching drugs prescription to improve compliance behavior. The purpose of writing this scientific paper is to identify the effect of providing education on adherence to treatment regimens using functional calendar media and daily medicine boxes on decreasing blood pressure and increasing client compliance. This case study involved Mrs. W (59 years old) as a managed client who had the risk factors for non-adherence to the treatment regimen. Nurses provide evidence-based nursing actions with education on adherence to medication prescription teaching regimens using superior media for four weeks of monitoring. The evaluation results show that the leading intervention can reduce systolic blood pressure by 34 mmHg and reduce diastolic blood pressure by 16.6 mmHg. Seeing the effectiveness of providing this superior intervention, it is hoped that it can be a variety of actions for nurses to reduce blood pressure and increase client compliance in taking appropriate and regular treatment."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rini Wulandari
"Bantuan Operasional Sekolah (BOS) berperan sangat penting dalam penyelenggaraan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar di masa pandemik Covid-19. Kebutuhan di masa pandemik yang belum diakomodir dalam peraturan sebelumnya memaksa Pemerintah untuk melakukan perubahan sehingga BOS dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan sekolah di masa pandemik. Namun perubahan pada komponen pendanaan BOS disingkapi berbeda dikarenakan Undang-Undang Pemerintahan Daerah. Dalam upaya menyusun penelitian ini, jenis penelitian adalah penelitian hukum normatif dengan menggunakan pendekatan perundang-undangan, pendekatan konseptual, pendekatan historis, dan pendekatan perbandingan. Pada akhirnya diketahui bahwa pendanaan BOS dari Kementerian Keuangan ada yang dilakukan secara sentralisasi oleh Kementerian Agama dan desentralisasi melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan melibatkan Kementerian Dalam Negeri. Dalam sistem desentralisasi dimana Pemerintah Daerah bukanlah organ dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, terjadi permasalahan diantaranya keraguan melaksanakan BOS yang disesuaikan dengan kebutuhan di masa pandemik, sehingga pelaksanaan BOS di masa pandemik Covid-19 di tingkat daerah sempat terkendala. Selain itu perubahan penganggaran akibat perubahan BOS yang disesuaikan dengan kebutuhan di masa pandemik juga mengakibatkan perubahan pada anggaran daerah yang telah ditetapkan di tahun sebelumnya. Agar dapat melaksanakan BOS yang telah disesuaikan dengan kebutuhan di masa pandemik Covid-19 maka pemerintah daerah berinisiatif dengan tindakan diskresi dan melakukan perubahan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD).

School Operational Assistance (BOS) has a very important role in the implementation of education, notably during the Covid-19 pandemic. The needs during the pandemic that had not been accommodated in the previous regulations, forced the Government to amendments so could also be used to meet the needs of schools during the pandemic. However, amendments are interpreted differently due to the Regional Government’s constitution. Therefore, to compile this research, used normative legal research using statutory, conceptual, historical, and comparative approach. BOS funding from the Ministry of Finance was carried out centrally by the Ministry of Religious Affairs and decentralized through the Ministry of Education and Culture with the involvement of the Ministry of Home Affairs. In a decentralized system where the Regional Government is not an organ of the Ministry of Education and Culture, there are issues including doubts about implementing BOS which has been adjusted to the needs during the pandemic, so the implementation of BOS during the Covid-19 pandemic at the regional level was hampered. In addition, changes in budgeting due to changes in BOS also resulted in changes to the regional budgets that have actually been set in the previous year. In order to implement BOS that has been adapted to the needs of Covid-19 pandemic, the regional government has taken the initiative to take discretionary actions and make changes to the regional revenue and expenditure budget (APBD)."
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maransdyka Purnamasidi
"Latar Belakang: Aktivasi komplemen dapat menyebabkan respon imun berlebihan dan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap morbiditas serta mortalitas pasien COVID-19. Beberapa penghambat aktivasi komplemen saat ini sedang dipelajari untuk menghambat aktivasi sistem komplemen yang berlebihan pada pasien COVID-19. Resiko, keuntungan, waktu pemberian dan bagian dari sistem yang akan ditargetkan perlu dipertimbangkan pada saat akan menggunakan penghambat komplemen, oleh karena itu telaah sistematis ini dibuat untuk mengambil kesimpulan apakah pemberian terapi penghambat sistem komplemen dapat menurunkan mortalitas pasien COVID-19 yang dirawat di Rumah Sakit berdasarkan penelitian-penelitian yang tersedia.
Tujuan: Mengetahui efek pemberian terapi penghambat sistem komplemen terhadap mortalitas pasien COVID-19 yang dirawat di Rumah Sakit.
Metode: Dengan menggunakan kata kunci spesifik, dilakukan pencarian artikel potensial secara komprehensif pada PubMed, Embase, Cochrane, dan Scopus database dengan pembatasan waktu 2019 sampai dengan sampai 31 Desember 2022. Protokol studi ini telah diregistrasi di PROSPERO (CRD42022306632). Semua penelitian pemberian terapi penghambat komplemen pada pasien COVID-19 dimasukkan. Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak Review Manager 5.4.
Hasil: 5 penelitian memenuhi kriteria dan dimasukkan dalam telaah sistematis serta meta-analisis dengan total 739 pasien COVID-19. Hasil analisis Forest plot menunjukan bahwa pemberian terapi penghambat sistem komplemen menurunkan mortalitas sebesar 28% pada pasien COVID-19 yang dirawat di Rumah Sakit (RR 0,72; 95% CI: 0,46 – 1,14, I2 = 61%, P-value = 0.16).
Kesimpulan: Pemberian terapi penghambat sistem komplemen secara statistik tidak signifikan menurunkan mortalitas pada pasien COVID-19 yang dirawat di Rumah Sakit

Background: Complement activation can cause an exaggerated immune response and is one of the factors that influence the morbidity and mortality of COVID-19 patients. Several complement activation inhibitors are currently being studied to inhibit excessive complement activation in COVID-19 patients. The risks, benefits, time of administration and the part of the system to be targeted need to be considered when using complement inhibition, therefore this systematic review was made to conclude whether the administration of complement system inhibition therapy can reduce the mortality of COVID-19 patients who are hospitalized based on available studies.
Objective: To determine the effect of complement system inhibitory therapy on the mortality of hospitalized COVID-19 patients
Methods: Using specific keywords, we comprehensively searched the PubMed, Embase, Cochrane, and Scopus databases for potential articles from 2019 to December 31, 2022. The research protocol was registered with PROSPERO (CRD42022306632). All studies administering complement inhibitory therapy to COVID-19 patients were processed. Statistical analysis was performed using Review Manager 5.4 software.
Result: 5 studies met the criteria and were included in a systematic review and meta-analysis of a total of 739 COVID-19 patients. The results of the Forest plot analysis showed that administration of complement system inhibitor therapy reduced mortality by 28% in hospitalized COVID-19 patients (RR 0.72; 95% CI: 0.46 – 1.14, I2 = 61%, P -value = 0.16).
Conclusion: Providing complement system inhibitor therapy did not statistically significantly reduce mortality in hospitalized COVID-19 patients
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ronal Yosua Limen
"Latar Belakang: Janus Kinase (JAK)-inhibitors telah digunakan untuk terapi beberapa penyakit inflamasi dan autoimun karena kemampuannya untuk mengendalikan respon imun dan cytokine release syndrome. Saat ini penggunaan baru dari Janus Kinase (JAK)-inhibitors diperuntukan untuk terapi coronavirus disease 2019 (Covid-19), namun bukti mengenai kegunaannya masih belum jelas. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa efikasi dari Janus Kinase (JAK)-inhibitors untuk mengurangi mortalitas pasien Covid-19.
Tujuan: Mengetahui efek pemberian terapi Janus Kinase (JAK)-inhibitors terhadap mortalitas pasien Covid-19.
Metode: Dengan menggunakan kata kunci spesifik, dilakukan pencarian artikel potensial secara komprehensif pada PubMed, Europe PMC, and ClinicalTrials.gov database dengan pembatasan waktu sampai 2 Juni 2021. Semua penelitian tentang Covid-19 dan JAK-inhibitors dimasukan. Analisa statistik dilakukan denganReview Manager 5.4 software.
Hasil: 13 penelitian dengan 4339 pasien Covid-19 dimasukan dalam meta-analisis. Data kami menyimpulkan bahwa terapi JAK-inhibitors berhubungan dengan menurunnya mortalitas pasien Covid-19 (RR 0.52; 95%CI: 0.36-0.76, p=0.0006, I2 = 33%, random-effect modelling).
Kesimpulan: Penelitian ini menyimpulkan terapi JAK-inhibitors berhubungan dengan menurunnya mortalitas pasien Covid-19. Namun dibutuhkan randomized clinical trials yang lebih banyak untuk mengkonfirmasi hasil penelitian ini.

Background: : Janus Kinase (JAK)-inhibitors have been used for treating several inflammatory and autoimmune disease because of its ability to restrains immune systems and cytokine release syndrome. Currently, JAK-inhibitors are repurposed for the treatment of coronavirus disease 2019 (Covid-19), however the evidence regarding their benefit are still unclear. This study sought to analyze the efficacy of JAK-inhibitors in improving the mortality outcomes of Covid-19 patients.
Objective: To determine the effect of JAK-inhibitors as therapy in Covid-19 patients related to mortality.
Methods: Using specific keywords, we comprehensively searched the potential articles on PubMed, Europe PMC, and ClinicalTrials.gov database until June 2nd, 2021. All published studies on Covid-19 and JAK-inhibitors were retrieved. Statistical analysis was conducted using Review Manager 5.4 software.
Results: A total of 13 studies with 4,339 Covid-19 patients were included in the meta-analysis. Our data suggested that JAK-inhibitors was associated with reduction of mortality from Covid-19 (RR 0.52; 95%CI: 0.36 – 0.76, p=0.0006, I2 = 33%, random-effect modelling).
Conclusion: Our study suggests that JAK-inhibitors may offer beneficial effects on Covid-19 mortality. However, more randomized clinical trials warrant to confirm the findings of our study.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nadiya Bunga Annisa
"Latar Belakang: Karies gigi sulung atau Early Childhood Caries (ECC) merupakan masalah kesehatan gigi dan mulut yang paling banyak diderita anak-anak di dunia. Di Indonesia, karies diderita oleh 45,5% anak kelompok usia 3-4 tahun dan 90,2% oleh anak kelompok usia 5-9 tahun. Jika dibiarkan tidak dirawat, karies gigi sulung dapat menyebabkan sakit, bengkak, abses, gangguan mengunyah, dan meningkatkan risiko karies pada gigi tetap. Kondisi tersebut memerlukan perawatan di dokter gigi. Adanya pandemi COVID-19 yang ditransmisikan melalui aerosol dan droplet, membuat perawatan di dokter gigi jadi terbatas. Kondisi kesehatan gigi dan mulut anak tidak lepas dari peran orang tua sebagai pengasuh. Oleh karena itu, diperlukan komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) bagi orang tua untuk meningkatkan pengetahuan terkait pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak di rumah sebagai upaya pencegahan karies gigi sulung. Tujuan: Mengetahui perbedaan pengetahuan orang tua mengenai pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak, sebelum dan setelah pemberian KIE dengan media audiovisual secara daring. Metode: Dilakukan penelitian secara daring dengan desain studi eksperimental. Sebanyak 44 orang tua dengan anak usia 3-6 tahun yang terdaftar di TK di Kecamatan Setia Budi, Jakarta Selatan dipilih secara acak untuk mengisi kuesioner sebelum dan setelah diberikan KIE dengan media audiovisual secara daring melalui aplikasi video conference selama 3 menit. Hasil: analisis data menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna pada pengetahuan orang tua mengenai pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak setelah diberikan KIE dengan media audiovisual secara daring. Kesimpulan: Media audiovisual secara daring dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan orang tua mengenai pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak pada masa pandemi COVID-19.

Background: Early Childhood Caries (ECC) represents as most common oral health
disease of children worldwide. In Indonesia, caries found in percentage of 45,5% of
children between 3 and 4 years of age, and 90, 2% of children between 5 to 9 years of
age. Dental caries can lead to pain, swelling, dental abscess, masticatory dysfunction, and
increase risk for caries development in permanent dentition if left untreated. Those
condition are necessary for dental treatment at dental practices. The emergence of
COVID-19 pandemic results in limitation of dental services. Parents as caregiver plays a
fundamental role in maintaining their children oral health care. Therefore, it is important
to provide an adequate communication, information, and education for the parents to raise
their knowledge on children oral health care at home as ECC prevention strategy.
Objectives: To assess the difference of parental knowledge on children oral health care,
before and after online communication, information, and education using audio visual
media. Methods: This experimental study comprised of 44 parents with children of age
3 to 6 years old kindergartens at Setia Budi, South Jakarta who were selected randomly
to fill out the questionnaire before and after online communication, information, and
education using audio visual media via video conference platform for 3 minutes. Results:
Data analysis showed significant differences of parental knowledge on children oral
health care after online communication, information, and education using audio visual
media. Conclusion: Online audio visual media could improve the parental knowledge
on children oral health care during COVID-19 pandemic.
Background: Early Childhood Caries (ECC) represents as most common oral health disease of children worldwide. In Indonesia, caries found in percentage of 45,5% of children between 3 and 4 years of age, and 90, 2% of children between 5 to 9 years of age. Dental caries can lead to pain, swelling, dental abscess, masticatory dysfunction, and increase risk for caries development in permanent dentition if left untreated. Those condition are necessary for dental treatment at dental practices. The emergence of COVID-19 pandemic results in limitation of dental services. Parents as caregiver plays a fundamental role in maintaining their children oral health care. Therefore, it is important to provide an adequate communication, information, and education for the parents to raise their knowledge on children oral health care at home as ECC prevention strategy. Objectives: To assess the difference of parental knowledge on children oral health care, before and after online communication, information, and education using audio visual media. Methods: This experimental study comprised of 44 parents with children of age 3 to 6 years old kindergartens at Setia Budi, South Jakarta who were selected randomly to fill out the questionnaire before and after online communication, information, and education using audio visual media via video conference platform for 3 minutes. Results: Data analysis showed significant differences of parental knowledge on children oral health care after online communication, information, and education using audio visual media. Conclusion: Online audio visual media could improve the parental knowledge on children oral health care during COVID-19 pandemic.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nindya Fajriyati Utami
"Keterlambatan perkembangan merupakan salah satu masalah kesehatan yang rentan terjadi pada anak, khususnya anak berusia balita. Kesatuan pencapaian terhadap aspek-aspek perkembangan seperti motorik, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian membantu anak untuk tumbuh tidak hanya sehat secara fisik namun secara holistik. Upaya mempertahankan kesehatan anak berarti upaya menjaga generasi usia produktif untuk masa mendatang. Kegagalan dalam mencapai perkembangan tidak hanya berakibat terhadap kelangsungan hidup anak itu sendiri melainkan mengorbankan banyak kepentingan seperti meningkatkan rasio beban ketergantungan negara. Indonesia merupakan negara dengan indeks rata-rata perkembangan anak relatif rendah jika dibandingkan dengan indeks perkembangan negara-negara lain di ASEAN, yaitu hanya sebesar 88,7%. Faktor risiko keterlambatan perkembangan yang terdapat di Kabupaten Tangerang semakin meningkatkan kerentanan terjadinya keterlambatan perkembangan pada anak-anak di wilayah tersebut. Intervensi dilakukan terhadap Keluarga Bapak A dimana setelah perawat melakukan pengkajian keperawatan, Anak A yang merupakan anak perempuan dari Bapak A memiliki risiko keterlambatan perkembangan, terutama pada aspek bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian. Keberhasilan perkembangan tidak lepas dari keterlibatan keluarga dalam memberikan stimulasi perkembangan. Pemberian intervensi keperawatan terapi bermain dijadikan sebagai salah satu intervensi peningkatan perkembangan anak. Setelah dilakukan intervensi sebanyak lima kali sesi permainan terhadap Anak A dengan risiko keterlambatan perkembangan, disimpulkan bahwa intervensi ini secara efektif membantu meningkatkan perkembangan Anak A terutama dari aspek sosialisasi dan kemandirian.

Development delay is one of the health problems that is prone to occur in children, especially children aged under five. Attainment of development aspects such as motor, speech and language as well as socialization and independency help children to grow not only physically healthy but holistically. Effort to maintain children’s health mean efforts to maintain the productive age generation for our future. Failure to achieve development not only results in the survival of the child itself but also sacrifices many interests such as increasing the state’s burden of dependency ratio. Indonesia is a country with relatively low average child development index compared to other countries’ development index in ASEAN, which is only 88.7%. Risk factors for developmental delays found in Tangerang Regency further increase the vulnerability of developmental delays happen to children in the region. The intervention carried out on Mr. A’s family where after nurse conducted a nursing assessment, child A who was a daughter of Mr. A had a risk of developmental delays, especially in speech and language as well as socialization and independency aspect. Successful development cannot be separated from family involvement in providing developmental stimulation. Play therapy serve as one of the interventions to improve children’s development. After five sessions of intervention, it was concluded that this intervention helped improve the development of Child A, especially from aspect socialization and independency."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Alyani Yasmin
"Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang sering terjadi di Indonesia. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi hipertensi di masyarakat ialah menganjurkan pengobatan rutin sesuai anjuran dokter serta modifikasi gaya hidup, meliputi pola diet, aktivitas fisik, serta pengelolaan stress. Tindakan Relaksasi Otot Progresif diberikan dengan tujuan menurunkan tekanan darah, manajemen stress, serta mengurangi ketegangan otot. Berdasarkan evaluasi yang dilakukan, terlihat perubahan perilaku pada keluarga dengan adanya asuhan keperawatan serta intervensi Relaksasi Otot Progresif. Penurunan tekanan darah juga terjadi setelah dilakukannya rangkaian intervensi keperawatan. Pengelolaan diet, pelaksanaan aktivitas fisik rutin, serta manajemen stres perlu dilakukan keluarga untuk mengendalikan tekanan darah. Tindakan Relaksasi Otot Progresif yang berfungsi untuk menurunkan tekanan darah dapat dilakukan oleh tenaga terlatih demi meningkatkan kesehatan keluarga.

Hypertension is a health issue that often occured in Indonesia. Recommendation to reduce hypertension problem is by suggesting medication therapy to a physician and lifestyle modification, including maintenance of good diet pattern, routine physical activity, stress management. The Act of Progressive Muscle Relaxation is administered by the aim of reducing high blood pressure, stress management, and lessen muscle stiffness. Based on the given evaluation, behavioral changes are occurred after the application of nursing care and Progressive Muscle Relaxation. Diet, routine physical activity, and stress management is essential to reduce blood pressure. Progressive muscle relaxation have to used by professionals to increase the state of family health."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>