Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 210257 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arief Adi Pradana
"Riset ini dilaksanakan dikarenakan adanya permasalahan tidak sesuainya antara prediksi laju erosi dengan kondisi aktual laju erosi pada salah satu area reklamasi PT. X. Tujuan riset ini adalah untuk mengurangi dampak erosi pada kegiatan reklamasi pertambangan PT. X. Metode riset ini dilakukan dengan menggunakan perhitungan laju erosi dengan USLE, perhitungan Indeks Bahaya Erosi (IBE) penilaian keberhasilan reklamasi, wawancara dengan masyarakat desa disekitar PT. X, perhitungan nilai ekonomi akibat erosi dengan valuasi ekonomi dengan menggunakan Nilai Ekonomi Total (NET) dan wawancara kepada ahli dibidang K3 dan reklamasi tambang untuk menentukan tingkat risiko dan prioritas pengendalian erosi. Hasil penelitian ini menunjukkan faktor penyebab erosi yang paling dominan faktor penyebab erosi yang berpengaruh pada laju erosi adalah faktor P dengan perhitungan laju erosi dengan pendekatan USLE sebesar 35.351,69 ton/ha/tahun dan nilai Indeks Bahaya Erosi (IBE) dengan kategori Sangat Tinggi mendominasi area reklamasi dengan persentase 61,11%. Hasil penilaian keberhasilan reklamasi menunjukkan bahwa baru 2 dari 8 area reklamasi yang memiliki nilai diatas nilai minimum 80 dan tidak ada hubungan yang signifikan antara IBE terhadap nilai keberhasilan reklamasi namun ada hubungan signifikan dan berbanding terbalik antara IBE dengan parameter pengendalian erosi dan sedimentasi. Hasil perhitungan NET adalah Rp13,7 milyar/tahun dan prioritas utama dalam pengendalian erosi dari hasil judgement para ahli dari tingkat risiko rendah-sangat tinggi adalah kriteria efektivitas dengan jenis pengendalian erosi yaitu pengaturan kemiringan lereng sesuai standar geoteknik.

This research was carried out due to the mismatch between the predicted erosion rate and the actual condition of the erosion rate in one of the reclamation areas of PT. X. The purpose of this research is to reduce the impact of erosion on the mining reclamation activities of PT. X. This research method is carried out by using the calculation of the rate of erosion with USLE, the calculation of the Erosion Hazard Index (IBE) for the success of reclamation assessment, interviews with village communities around PT. X, calculation of economic value due to erosion using Total Economic Value (NET) and interviews with experts in the field of K3 and mine reclamation to determine the level of risk and priority for erosion control. The results of this study indicate that the most dominant factor causing erosion that affects the rate of erosion is the P factor with the calculation of the erosion rate using the USLE approach of 35,351.69 ton/ha/ year and the Erosion Hazard Index (IBE) value in the Very High category dominates. Reclamation area with a percentage of 61.11%. The results of the reclamation success assessment show that only 2 out of 8 reclamation areas have a value above the minimum value of 80. There is no significant relationship between IBE and the reclamation success value. However, there is a significant and inversely proportional relationship between IBE with erosion and sedimentation control parameters. The result of the calculation of NET is Rp13.7 billion/year and the main priority in erosion control from the results of the judgment of experts from the low-very high-risk level is the effectiveness criteria with the type of erosion control, namely setting the slope according to geotechnical standards."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Kajian Ilmu Lingkungan, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Radhianisa Igatama
"Persaingan yang semakin kuat mengharuskan perusahaan untuk meningkatkan competitiveness. Competitiveness merupakan hal penting dalam persaingan. Melalui penilaian competitiveness, perusahaan dapat mengetahui penilaian pada kemampuan operasional dan manajemen perusahaan, menganalisis kelebihan, kekurangan, dan posisi kompetitif perusahaan dalam industri. Penelitian ini membahas mengenai penilaian competitiveness pada perusahaan AM dengan menggunakan metode factor analysis dan metode cluster analysis, untuk mengetahui main competitor dan cluster dimana perusahaan dapat bersaing. Terdapat 13 variabel yang di ambil dari annual report perusahaan sebagai indikator penilaian competitiveness. Data yang digunakan adalah data annual report tahun 2009 - 2012 dari 28 perusahaan dalam industri pertambangan di Indonesia. Hasil penelitian menunjukan bahwa perusahaan AM berada pada cluster moderate capital and moderate competition. Main competitor dari perusahaan AM adalah perusahaan TINS. Prioritas faktor yang harus diperhatikan perusahaan AM untuk meningkatkan competitiveness yaitu business efficiency, company size, dan company sustainability.

In recent years mining industry is becoming more competitive that makes company improves its competitiveness. Competitiveness is one of the important things in competition. Through competitiveness assesment is to make value judgments on company’s operations and ability of management, additionally, analyze the company realtive competitive strengths, weakness, and competitive position in the industry. This research will explain about competitiveness assesment in AM company by using the method of factor analysis and cluster analysis, to figure out its specific position also its competitor. Research data was obtained from annual report since 2009 to 2012 of 28 mining companies in Indonesia. 13 variables were examined for competitiveness assesment based on study literature and expert rating. Factor analysis and cluster analysis shows that AM company is part of moderate capital and moderate competition cluster and its main competitor are TINS company. Further review in analysis indicates the important factors to improve competitiveness are business efficiency, company size, and company sustainability."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S55590
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faraby Advisda Ilmi
"Pencabutan izin usaha pertambangan sebagai bentuk sanksi administratif terhadap pemegang izin usaha pertambangan batubara menimbulkan permasalahan terkait pelaksaan kewajiban reklamasi dan pascatambang. Ditemukan kasus yaitu perusahaan pemegang izin usaha pertambangan batubara pada Provinsi Bengkulu dan Provinsi Riau setelah izinnya dicabut, kewajiban reklamasi dan pascatambangnya tidak dilaksanakan. Padahal sudah dinyatakan secara tegas dalam Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2010 tentang reklamasi dan pasatambang bawa sanksi administratif berupa penabutan izin usaha pertambangan batubara tidak mengilangkan kewajibannya untuk melakukan reklamasi dan pasatambang.
Reklamasi dan Pascatambang wajib dilaksanakan untuk memulihkan fungsi lingkungan hidup yang terganggu akibat pelaksanaan kegiatan usaha pertambangan batubara. Penelitian ini akan mencoba menguraikan permasalahan tersebut dan menguraikan kekurangan yang ada dalam pengaturan mengenai reklamasi dan pascatambang. Metode penulisan dalam skripsi ini adalah yuridis normatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemegang izin usaha pertambangan batubara yang telah dicabut tidak melaksanakan kewajiban reklamasi dan pascatambang.

Revocation of coal mining business licences as a form of administrative sanction toward holders of coal mining business licenses raises problems related to the implementation of reclamation and postmining obligations. It was found that the holder of coal mining business licenses in Bengkulu Province and Riau Province after its licenses are revoked, its reclamation and postmining obligations are not implemented. Whereas it has been stated explicitly in Government Regulation Number 78 Year 2010 about reclamation and postmining that administrative sanction in the form of revocation of coal mining business licences does not eliminate its obligation to do reclamation and postmining.
Reclamation and postmining must be implemented to restore environmental functions that are disrupted by the activity of coal mining. This research will attempt to elaborate on the issue and elaborate in the lack of government regulation related to reclamation and postmining. The method in writing this thesis is normative juridical method. The results of this research indicate that the holder of coal mining business licence that has been revoked does not carry out the reclamation and postmining obligations.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Priyaji Agung Pambudi
"Pertambangan batubara berkontribusi besar pada pertumbuhan ekonomi. Masalah pada penelitian ini adalah citra pertambangan cenderung negatif karena reklamasi dan pascatambang tidak dilakukan dengan baik. Tujuan penelitian adalah untuk menyusun strategi reklamasi dan pascatambang batubara melalui pendekatan eko- habitat. Penelitian dilakukan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode gabungan melalui observasi fisik dan sosial, data dianalisis secara spasial, SWOT, dan deskriptif eksploratif. Hasil penelitian menunjukkan kondisi biologi (vegetasi) di lokasi telah terganggu namun dijumpai bioindikator kualitas air, sedangkan kondisi kimia dan fisik berada pada ambang batas normal. Pelibatan masyarakat lokal sebagai pekerja perlu ditingkatkan guna mitigasi konflik sosial yang berisiko mengganggu stabilitas operasional. Perusahaan memiliki komitmen mengembangkan sumber daya manusia melalui skema pemberian beasiswa pendidikan tinggi. Strategi reklamasi dan pascatambang berada di kuadran negatif, sehingga perlu intervensi dengan pendekatan eko-habitat untuk mengatasi ancaman berbasis pada optimalisasi potensi yang dimiliki. Melalui pendekatan eko-habitat reklamasi dan pascatambang dapat memberikan nilai ekologi, sosial, dan ekonomi secara optimal.

Coal mining contributes greatly to economic growth. The problem in this study is that the image of mining tends to be negative because reclamation and post-mining are not carried out properly. The aim of the research is to develop its strategies through an eco-habitat approach. The research was conducted uses a quantitative approach with a mixed method through physical and social observations, data were analyzed spatially, SWOT, and through descriptive exploration. The results showed that the biological conditions (vegetation) at the site had been disturbed, but water quality bio-indicators were found, while the chemical and physical conditions were within normal limits. The involvement of local communities as workers needs to improve the social conflict management function, which risks disrupting operational stability. The company is committed to developing human resources through a higher education scholarship program. Reclamation and post-mining strategies are in the negative quadrant, so intervention with an eco-habitat approach is needed to overcome threats based on optimizing their potential. It can optimally provide ecological, social, and economic values."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rio Febrianto
"ABSTRAK
Penelitian ini dilaksanakan dikarenakan adanya permasalahan tidak dipatuhinya baku mutu pH air asam tambang oleh PT. X. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan evaluasi kinerja pengelolaan air asam tambang PT. X di Kalimantan Tengah, pengukuran kualitas air keluaran tambang dengan uji Storet, dan wawancara mendalam kepada masyarakat pemanfaat perairan. Hasil penelitian ini menunjukkan komponen pembentuk air asam tambang berupa batuan Potentially Acid Forming PAF diketahui sebesar 50 terdapat pada tambang PT. X dan sudah dikelola dengan baik melalui meminimasi sumber air asam tambang dengan penanganan bahan PAF atau Non Acid Forming NAF secara selektif, pengendalian migrasi air asam tambang, dan pengolahan air asam tambang. Kualitas air keluaran tambang pada titik pantau SP-HJ-03 termasuk dalam status kualitas air A atau dalam kondisi baik sekali, sedangkan kualitas air keluaran tambang pada titik pantau SP-HJ-04 termasuk dalam status kualitas air B atau dalam kondisi baik. Gatal-gatal yang diderita pada 44 responden hanya 3 keluhan yang tercatat secara resmi di Puskesmas Desa Tumbang Bauh , diduga bukan diakibatkan oleh air keluaran tambang PT. X. Kata Kunci Key Words : kesehatan kulit; pengelolaan air asam tambang; pertambangan batubara; Potentially Acid Forming PAF ; Storet.

ABSTRACT
Abstract This research conducted due to the problem of non compliance of water quality standard pH of acid mine drainage by PT. X. This research conducted by using performance evaluation approach of acid mine drainage management of PT. X in Central Kalimantan, measuring the quality of mine water effluent by Storet test, and in depth interviews to the water users around the mine site. The results showed that the acid mine drainage components is Potentially Acid Forming PAF rocks was found 50 in the PT. X and is well managed by minimizing acid mine water sources by selectively handling of PAF or Non Acid Forming NAF materials, controlling acid mine drainage migration, and acid mine drainage treatment. The water quality effluent of SP HJ 03 monitoring point is A status meaning that the water quality is in excellent condition and compliaded with the water quality standards, while the water quality effluent of SP HJ 04 monitoring point is B status which means the water quality is in good condition and in the category of mild contamination. Skin health issues of 44 respondents only 3 of complaints are officially recorded at Tumbang Bauh Village Health Center possibly not caused by acid mine water of PT. X. Keywords acid mine drainage management, coal mining, Potentially Acid Forming PAF , skin health issues, Storet test. "
2018
T49193
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marisa Harfiana
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengenai konsep, tujuan, pengaturan, dan permasalahan penerapan Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH) dalam kegiatan pertambangan batubara di Indonesia serta mengetahui dampaknya terhadap investasi. Penelitian ini merupakan penelitian hukum yang bersifat yuridis normatif dengan menggunakan data sekunder, diantaranya peraturan perundangan-undangan, buku, dan wawancara dengan narasumber. Dari hasil penelitian ini diperoleh kesimpulan yang menjawab pokok permasalahan, yaitu bahwa IPPKH merupakan sebuah fasilitas untuk menjembatani kepentingan investasi dan kepentingan pelestarian hutan dimana keduanya merupakan kepentingan strategis bagi Negara yang tidak bisa dikesampingkan salah satunya. Namun, IPPKH masih mengalami masalah dalam penerapannya karena beberapa faktor seperti masih banyaknya perusahaan yang tidak atau belum mengajukan IPPKH, perbedaan pemetaan, serta kepastian hukum pengaturan IPPKH. Masalah-masalah tersebut disebabkan oleh faktor dari Pemerintah maupun pihak pengusaha pertambangan itu sendiri. Kondisi ini menimbulkan potensi terganggunya investasi di bidang pertambangan batubara. Dengan demikian perlu diwujudkan penerapan IPPKH yang efektif sehingga fungsi dan tujuan dari IPPKH untuk mengakomodir kepentingan investasi dan pelestarian hutan dapat terlaksana secara optimal.

This research aims to determine the concept, purpose, regulations, and implementation of Borrow-to-Use Permit For Forest Area (IPPKH) on coal mining activities in Indonesia, as well as the impact on investment climate. This research is a normative legal research using secondary data, such as legislations, books, and interviews with experts. From this research, it can be concluded that IPPKH is a permit to facilitate the interests of forest protection and investment which both of them have strategic importance to Indonesiaand none of them can be ruled out. However, IPPKH still experiencing problems in its implementation because of several factors such as; many companies don?t obtain IPPKH, differences in mapping, and legal certainty of IPPKH regulations. These problems are caused by factors from the Government and the mining investors itself. This condition poses a potential disruption of investment climate in coal mining. Thus, IPPKH needs an effective implementation so that the function and the purpose of IPPKH to accommodate the interests of investment and forest protection can be implemented optimally.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2013
S46453
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Soemarno Witoro Soelarno
"Pertambangan mempunyai kekuatan yang signifikan untuk dikembangkan sebagai penggerak pembangunan di daerah terpencil dimana pertambangan itu berada. Namun, apabila kebergantungan daerah tersebut cukup besar pada pertambangan, pada suatu saat apabila kegiatan pertambangan berakhir maka dapat menyebabkan shock pada banyak aspek, misalnya terhentinya kegiatan perekonomian, pengangguran, meningkatnya kriminalitas, dan keresahan sosial lainnya.
Hasil Proses Hierarki Analisis menunjukkan bahwa pada perencanaan penutupan tambang yang menunjang pembangunan berkelanjutan, para pihak pemangku kepentingan sepakat faktor perlindungan dan kelestarian fungsi lingkungan mendapat bobot paling besar untuk diperhatikan, kemudian diikuti oleh pembangunan dan keberlanjutan ekonomi, serta sosial dan kesehatan masyarakat. Para pihak pemangku kepentingan sepakat bahwa penggunaan lahan bekas tambang diprioritaskan untuk kawasan perkebunan, dengan alternatif lain untuk dikembangkan adalah budidaya perairan Sena kawasan wisata. Pemerintah Daerah dan perusahaan tambang dipandang sebagai pihak yang mempunyai peran besar pada keberhasilan perencanaan dan plaksauaan penutupan tambang. Sektor pertanian menjadi sektor yang paling konvergen (sesuai) untuk menggantikan sektor pertambangan pada masa pasca tambaug.
Permodelan system dynamics menunjukkan bahwa kombinasi pengusahaan tanaman karet, kelapa sawit, dan hutan dengan dana investasi dari royalti batubara, dapat mendukung pembangunan berkelanjutan di wilayah Kabupaten Kutai Timur pada masa pasca tambang. Manfaat ekonomi dari penanaman hutan diperoleh dari kompensasi penyerapan karbon melalui Mekanisme Pembangunan Bersih, basil hutan non kayu, dan pemanenan hasil kayu secara berkelanjutan. Reinvestasi dari bagian pendapatan hasil tambang melalui mekanisme Dana lnvestasi Pembangunan Berkelanjutan (DIPB), mampu difungsikan sebagai MODAL untuk pembangunan berkelanjutan.
Daerah-daerah yang mempunyai kebergantungan yang tinggi pada hasil tambang, perlu menyusun kebijakan tentang alokasi pemanfaatan pendapatan dari pertambangan, agar pembangunan dapat berlaujut pada periode pasca tambang.

Mining industry has a significant potency as the prime mover of the development in the area where mining is developed, especially in remote area. But if the region too dependent on mining revenue, some day, whenever the mining is ceased it will shock some aspects; it could stop the economic activities, it will cause unemployment, the raise of crime, and some other social disquiets.
Result of Analytical Hierarchy Process shows that factor of protection and continuation of environmental functions gets the largest portion to be concerned in mining closure plan that supporting the sustainable development, followed by the social, economic and public health development and continuation. Stakeholders agreed to define post mining land use for plantations and water preserve and also as a tourism site. Local Government and mining company were assumed have very important role on the efficacy ofthe planning and the practice of mining closure. In the period of post mining, agriculture sector is the most convergent sector to replacing the mining sector.
Simulation with system dynamics shows that a combination of palm oil and rubber plantation, and forestry funded by invested fund ji-om the coal royalty, so called as Investment Fund for Sustainable Development, could support the sustainable development in the period of post mining. Economic rent from forestry obtained by compensation through Clean Development Mechanism, sustainable forest products, non timber forest products, and environmental services provided by forest. Reinvestment of fund generated from mineral royalty through Investment Fund for Sustainable Development is able to be functioned as CAPITAL for sustainable development.
Regions with high dependency to mineral revenue, need to formulate policy with regard to mineral revenue allocation and utilization for supporting sustainable development in the post mining period.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2007
D1540
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endy Thorino Juanda
"Kegiatan pertambangan jika tidak dikelola secara tepat dapat menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan. Reklamasi adalah upaya untuk memulihkan fungsi lingkungan sesuai dengan peruntukanya. Salah satu indikator penting dalam keberhasilan reklamasi adalah vegetasi, tetapi tidak semua lahan bekas tambang yang direklamasi memiliki tutupan vegetasi yang baik. Riset ini bertujuan untuk menentukan indeks vegetasi NDVI keberhasilan reklamasi lahan bekas tambang. Metode riset adalah analisis komparatif secara spasial terhadap indeks vegetasi pada peruntukan awal dan setelah direklamasi. Tutupan vegetasi pada kawasan hutan mengalami penurunan karena area ini masih ditambang, sebaliknya tutupan vegetasi pada kawasan APL mengalami peningkatan. Indeks vegetasi pada area reklamasi kawasan hutan menyamai rona awal dalam waktu 3–5 tahun dan indeks vegetasi pada area penggunaan lain menyamai rona awal dalam waktu 5 tahun. Reklamasi kawasan hutan menghasilkan serapan CO2 sebesar 68,86 ton/ha CO2e dengan valuasi ekonomi Rp. 95.964.700,00–1.919.294.500,00. Reklamasi kawasan APL memberikan peningkatan pendapatan masyarakat rata-rata Rp. 3.139.056/bulan.

Mining activities if not managed properly can have a negative impact on the environment. Reclamation is an attempt to restore environmental functions in accordance with its designation. One important indicator in the success of reclamation is vegetation, but not all reclaimed post mine land has good vegetation cover. This research aims to determine the vegetation index, NDVI, of the success of post mine land reclamation. The research methodology is a spatially comparative analysis of the vegetation index at the baseline condition and after reclamation. Vegetation cover in forest areas decreased because it is still mined, while vegetation cover in the non-forest estate has increased. The vegetation index in the reclaimed area of the forest area equals the baseline condition within 3–5 years and the vegetation index in non-forest estate equals the baseline condition within 5 years. Reclamation of forest areas produces CO2 uptake of 68.86 tons/ha of CO2e with an economic valuation of Rp. 95,964,700.00–Rp. 1,919,294,500.00. Reclamation of the non-forest estate provides an increase in the average community income Rp. 3.139.056/month."
Jakarta: Sekolah Ilmu lingkungan Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lia Fitrianingsih
"Anemia menunjukkan rendahnya konsentrasi hemogloblin darah, yang penyebab utamanya secara signifikan karena kekurangan zat besi. Selama masa remaja, anemia diperkirakan merupakan masalah gizi terbesar, baik di negara maju maupun negara berkembang.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia pada remaja usia 15-19 tahun di provinsi Sumatera terpilih. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional memanfaatkan data Survey Aspek Kehidupan Rumah Tangga Indonesia SAKERTI tahun 2007.
Hasil penelitian menyatakan bahwa prevalensi anemia pada remaja usia 15-19 tahun di provinsi Sumatera terpilih sebesar 15,5 . Variabel yang memiliki hubungan bermakna dengan kejadian anemia antara lain jenis kelamin dan tingkat pengeluaran konsumsi sayur serta buah.

Anemia show the low concentrate of hemoglobin blood, which main cause significantly due to a deficiency of iron. During adolescent, anemia estimated is a largest nutrition problem that faced not only in developed countries but also on developing countries.
This study aims to determine the factors related to anemia in adolescent in selected Sumatera province. This study using cross sectional study design based on data of Indonesian Family Life Survey IFLS in 2007.
Results of this study declare that the prevalence of anemia in adolescent 15 19 years old in selected Sumatera province is 15,5 . Variables that have a significant relationship with the incidence of anemia are gender and expenditure consumption vegetables and fruits.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S66802
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Martino Ratmono
"Kebutuhan energi Indonesia semakin besar, sementara itu minyak bumi yang selama ini berperan sebagai sumber energi utarna Indonesia kian menipis persediaannya.Untuk itu perlu adanya altematif sumber energi yang dapat memenuhi kebutuhan di masa mendatang. Batubara dengan cadangan yang mencapai 39 milyar ton merupakan sumber energi yang sangat potensial untuk dapat bezperan di masa datang.
Dalam memanfaatkan batubara tentunya kita perlu mengetahui segala sesuatunya mengenai batubara. Untuk itu studi ini dilakukan untuk mempelajari hal-hal yang menyangkut pemanfaatan batubara, meliputi karakteristik dan potensi cadangan batubara Indonesia, masalah-masalah yang ada dalam pemanfaatannya serta infommasi-infomaasi lain yang sckiranya panting bgi rencana pemanfaatan batubara. Selain itu perlu diketahui pula sektor-sektor pemakai batubara.
Pengumpulan data-data dilakukan dengan melakukan studi literatur, kunjungan ke instansi-instansi yang terkait dalam bidang batubara seperti Direktorat Batubara., laboratorimn batubara PPTM, Bandung Serta PLN sebagai pernakai batubara. Di samping itu penulis juga membuat kuesioner yang ditujukan bagi perusahaan-perusahaan penambang batubara untuk memperoleh data-data karakteristik dan potensi cadangan.
Data-data karakteristik dan potensi cadangan yang diperoleh, dianalisa lalu digambarkan pada suatu peta sehingga dapat dilihat karakteristik batubara yang menonjol di daerah-daerah di Indonesia. Masalah-masalah yang sekiranya timbul dalam pemanfaatan batubara Indonesia diidentiiikasi dan diberikan suatu usulan bagi pemccahannya. Tenyata dari hasil analisa tadi diperoleh bahwa karakteristik batubara Indonesia secara umum sebagai berikut :
1. Kelas batubara rendah hingga menengah
2. Nilai kalor sebagian tinggi (di Kalimantan) dan sebagian tidak terlalu tinggi (Sum-sel)"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S36670
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>