Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 183276 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Raissa Almira Khalsum
"Rumah sakit merupakan salah satu penyelenggara pelayanan kesehatan yang dalam kegiatan pelayanannya, menghasilkan sejumlah limbah yang diantaranya adalah limbah medis. Penelitian ini membahas pengelolaan limbah medis rumah sakit pada kondisi darurat pandemi viruskorona (COVID-19). Tujuan dari penelitian ini ingin mengetahui aspek yang akan diteliti meliputi karakteristik limbah medis (jenis, sumber, dan jumlah timbulan), aspek regulasi, aspek sumber daya (petugas pengelola, sarana dan prasarana, serta keuangan), dan aspek teknis (pemilahan, penyimpanan, pengangkutan, pengolahan, penguburan, penimbunan). Metode penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan analisis deskriptif observatif. Data dan informasi yang digunakan berasal dari wawancara tiga institusi, observasi melalui data webinar, peraturan dan pedoman pengelolaan limbah, serta dokumen tahun 2019 hingga 2020 dari Instalasi Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit Kepresidenan RSPAD Gatot Soebroto. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dalam kondisi darurat pandemi COVID-19 jumlah timbulan limbah nasional diperkirakan naik 30%, namun di RS Kepresidenan RSPAD Gatot Soebroto terjadi penurunan. Jenis dan sumber limbah yang dihasilkan paling banyak limbah infeksius seperti APD dan berasal dari unit perawatan rawat inap. Regulasi yang digunakan mengacu pada PermenLHK No. 56 Tahun 2015. Kapasitas pengolahan limbah di Indonesia masih kurang. Sarana dan prasarana yang digunakan sama dengan keadaan normal hanya ditambah desinfektan. Dana yang dibutuhkan untuk mengelola limbah ditanggung oleh setiap rumah sakit. Teknis pengelolaan limbah medis COVID-19 rumah sakit secara prinsip sama dengan pengelolaan limbah pada kondisi normal. Perbedaan pengelolaan limbah medis sebelum dan saat pandemi COVID-19 terdapat pada karakteristik limbah dan aspek sumber daya.

The hospital is one of the health service providers which in its service activities generates a number of wastes, including medical waste. This study discusses the management of hospital medical waste in a pandemic virus corona emergency (COVID-19). The purpose of this study is to find out aspects that will be examined include the characteristics of medical waste (type, source, and amount of generation), regulatory aspects, aspects of resources (management officers, facilities and infrastructure, and finance), and technical aspects (sorting, storage, transportation, processing, burial, landfill). This research method is a qualitative research with descriptive observational analysis. The data and information used came from interviews of three institutions, observations through webinar data, regulations and waste management guidelines, as well as documents from 2019 to 2020 from the Environmental Health Installation of the Presidential Hospital of Gatot Soebroto Hospital. The results of this study indicate that in an emergency condition the COVID-19 pandemic the number of national waste generation is estimated to increase by 30%, but in the Presidential Hospital of Gatot Soebroto Army Hospital there is a decrease. The types and sources of waste produced are most infectious waste such as PPE and are from inpatient care units. The regulation used refers to PermenLHK No. 56 of 2015. Waste treatment capacity in Indonesia is still lacking. The facilities and infrastructure used are the same as in normal conditions only with disinfectant added. The funds needed to manage waste are borne by each hospital. Technical management of hospital medical waste of COVID-19 is in principle the same as waste management under normal conditions. Differences in management of medical waste before and during the COVID-19 pandemic are in the characteristics of waste and resource aspects."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Della Amanda Andika Putri
"Sebagai penghasil limbah padat B3, rumah sakit memiliki tanggung jawab untuk melakukan pengelolaan terhadap limbah yang dihasilkannya. Ketidakpatuhan rumah sakit dalam mengelola limbah padat B3 dapat berdampak buruk terhadap lingkungan maupun kesehatan masyarakat, terlebih dalam kondisi pandemi COVID-19 dimana jumlah produksi limbah padat B3 yang dihasilkan oleh fasilitas pelayanan kesehatan semakin meningkat. Dalam rangka melindungi lingkungan dan kesehatan masyarakat dari dampak timbulan limbah padat B3, maka penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana tingkat kepatuhan pengelolaan limbah padat B3 pada rumah sakit di Indonesia pada saat sebelum dan selama pandemi COVID-19. Penelitian ini dilakukan terhadap 343 rumah sakit di Indonesia dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Sikelim (Sistem Informasi Kelola Limbah Medis) milik Kemenkes RI. Data akan dianalisis menggunakan uji chi-square, mann whitney, dan regresi logistik model determinan. Berdasarkan hasil analisis, terjadi peningkatan tingkat kepatuhan pengelolaan limbah padat B3 oleh rumah sakit di Indonesia, yaitu dari 82% menjadi 86% selama pandemi. Meskipun capaian tingkat kepatuhan sudah cukup baik, perlu adanya upaya dalam meningkatkan kegiatan pengolahan limbah padat B3 secara mandiri oleh rumah sakit dimana ditemukan hanya 6% rumah sakit yang melakukan pengolahan limbah padat B3 secara mandiri menggunakan insinerator yang memenuhi izin selama pandemi COVID-19 tahun 2020.

Hospitals generate many types of medical wastes. Therefore, they have the responsibility to manage the waste they produce. Improper management of medical waste can have a negative impact on the environment and public health, especially during the COVID-19 pandemic where the amount of medical waste generated by health care facilities is increasing. To protect the environment and public health from the negative impact of medical waste, this study was conducted to determine the level of compliance of medical waste management in hospitals before and during the COVID-19 pandemic in Indonesia. Cross-sectional study was conducted among 343 hospitals in Indonesia. The data used in the research is secondary data from the medical waste management information system owned by the Ministry of Health of the Republic of Indonesia. The data will be processed using chi-square, mann whitney, and logistic regression test. The research found that there was an increase in the hospital’s compliance level of medical waste management in Indonesia, from 82% to 86% during the pandemic. Although the level of compliance was adequate, there should be an effort to improve independent treatment of medical waste by hospitals where only 6% of hospitals doing treatment for medical waste independently using incinerators that meet the standards during the COVID-19 pandemic in 2020."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fortuna Dewi Cahyo
"Tempat isolasi mandiri terpusat merupakan fasilitas yang disediakan bagi pasien positif COVID-19 yang memerlukan isolasi mandiri, dalam aktivitasnya tempat isolasi mandiri terpusat menghasilkan limbah, salah satunya limbah B3 medis. Penelitian ini membahas mengenai pengelolaan limbah B3 medis di tempat isolasi mandiri terpusat pada masa pandemi COVID-19. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui jumlah pasien positif COVID-19, mengetahui kesiapsiagaan dan respon dari pemangku kepentingan, mengidentifikasi aspek-aspek pengelolaan limbah B3 medis, dan menganalisis perbedaan pengelolaan limbah sebelum dan sesudah menjadi tempat isolasi. Metode penelitian ini adalah campuran atau mixed methods, kuantitatif dan kualitatif dengan analisis deskriptif. data dan informasi yang diperoleh berasal dari wawancara dan observasi data sekunder, pedoman dan peraturan, serta dokumen dari tempat isolasi mandiri terpusat. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa terdapat perbedaan pada pengelolaan limbah B3 medis di Guest House PSJ UI sebelum dan sesudah menjadi tempat isolasi mandiri terpusat. Jenis dan sumber limbah yang dihasilkan sebagian besar adalah limbah infeksius, seperti APD dan alat bekas rapid test. Regulasi yang digunakan mengacu pada PP RI Nomor 22 Tahun 2021 dan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.01.07/MENKES/537/2020. Perbedaan pengelolaan limbah di Guest House PSJ UI sebelum dan sesudah menjadi tempat isolasi sebagian besar terdapat pada karakteristik limbah yang dihasilkan.

A centralized self-isolation place is a facility provided for COVID-19 patients who require self-isolation. In their activities, a centralized self-isolation place produces waste, one of which is medical B3 waste. This study discusses the management of medical B3 waste in a centralized self-isolation area during the COVID-19 pandemic. This study aimed to determine the number of positive COVID-19 patients, determine preparedness and response from stakeholders, identify aspects of medical B3 waste management, and analyze differences in waste management before and after becoming a centralized self-isolation place. This research method is mixed, quantitative, and qualitative with descriptive analysis. Interviews and observations of secondary data, guidelines, and regulations, as well as documents from a centralized self-isolation place, obtain data and information. This study's results indicate differences in the management of medical B3 waste at the Guest House PSJ UI before and after becoming a centralized self-isolation place. The types and sources of waste generated are mostly infectious, such as PPE and used rapid test equipment. The regulations refer to PP RI Number 22 of 2021 and the Decree of the Minister of Health of the Republic of Indonesia Number HK.01.07/MENKES/537/2020. The difference in waste management at the Guest House PSJ UI before and after becoming a centralized self-isolation place is mainly in the characteristics of the waste produced."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atikah Nadiah Syafei
"Pengelolaan limbah medis di Indonesia menghadapi banyak tantangan berupa regulasi, daya tampung pengolahan, sinkronisasi antar lembaga, peran pemerintah daerah, sarana prasarana yang belum mencukupi, sumber daya manusia yang belum mumpuni, masalah perizinan, serta pembiayaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengelolaan limbah medis B3 Covid-19 pada rumah sakit di Kota Tangerang. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dan kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Timbulan limbah medis yang dihasilkan dari RS A dan B sebanyak 3,19 kg/tempat tidur/hari dan 3,16 kg/tempat tidur/hari. Alur pengelolaan limbah medis B3 Covid-19 yang dilakukan oleh RS A dan RS B dimulai dari pemisahan yang dilakukan pada sumbernya, pewadahan, pengangkutan, penyimpanan, dan pengangkutan menuju pihak ke 3. Sarana prasarana pengelolaan limbah rumah sakit sudah tersedia cukup baik sesuai dengan syarat Permenkes No.18 Tahun 2020. Sejauh ini, belum adanya rencana terkait antisipasi pengelolaan limbah medis apabila timbulan limbah medis membludak yang disiapkan oleh pemerintah. Dalam hal pengangkutan limbah oleh pihak ke 3, terdapat beberapa kali keterlambatan untuk waktu kedatangan ke rumah sakit untuk mengangkut limbah medis. Kesimpulan dalam penelitian ini yakni pengelolaan limbah medis B3 Covid-19 rumah sakit di Kota Tangerang saat ini terkontrol dengan baik.

Medical waste management in Indonesia faces many challenges in the form of regulation, processing capacity, synchronization between institutions, the role of local governments, inadequate infrastructure, inadequate human resources, licensing problems, and financing. This study aims to determine the description of the management of B3 Covid-19 medical waste in hospitals in Tangerang City. This research is a quantitative and qualitative research with a descriptive approach. The medical waste generated from Hospitals A and B was 3.19 kg/bed/day and 3.16 kg/bed/day. The flow of B3 Covid-19 medical waste management carried out by Hospital A and Hospital B starts from the separation carried out at the source, storage, transportation, storage, and transportation to third parties. Hospital waste management infrastructure facilities are already quite good in accordance with the requirements Minister of Health Regulation No. 18 of 2020. So far, there is no plan related to anticipating medical waste management in the event of an overabundance of medical waste that has been prepared by the government. In the case of transporting waste by 3rd parties, there are several delays in arrival time to the hospital for transporting medical waste. The conclusion in this study is that the management of hospital B3 Covid-19 medical waste in Tangerang City is currently well controlled."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Riantika
"Munculnya pandemi Covid-19 di Indonesia dan ditetapkannya pandemi Covid-19 menjadi bencana non-alam oleh pemerintah, sebagai bagian dari rangkaian upaya pencegahan dan pengendalian komprehensif untuk mengurangi jumlah infeksi virus Covid-19 dari penyebaran beberapa infeksi. Pemerintah dalam hal ini telah mengambil satu kebijakan yaitu dengan kewajiban penggunaan protokol kesehatan khususnya masker. Akibatnya, Penggunaan masker medis terus menerus digunakan oleh masyarakat berimbas semakin menumpuknya limbah masker medis sekali pakai di tempat pembuangan akhir sampah. Limbah masker medis yang tidak dilakukan pengelolaan khusus akan berakibat menjadi media penularan penyakit sebab masker medis sekali pakai memiliki stabilitas ketahanan virus 5-7 hari. Metode penelitian yang digunakan penulis adalah yuridis-normatif dengan menggunakan bahan pustaka sebagai bahan utama dan melakukan wawancara dengan berbagai narasumber. Pengelolaan limbah masker medis sekali pakai harus dilakukan secara komprehensif, dari hulu hingga hilir, menggunakan paradigma baru melalui kegiatan pengelolaan limbah medis pada masyarakat yang konsisten dengan pedoman dan peraturan yang ada. Untuk memastikan bahwa pengelolaan limbah masker medis sekali pakai yang merupakan bagian dari hak kesehatan masyarakat, dapat menjadi tanggung jawab semua pihak dan tanggung jawab bersama dengan masyarakat dalam pengelolaannya

The emergence of the Covid-19 pandemic in Indonesia and the determination of the Covid-19 pandemic to be a non-natural disaster by the government, as part of a series of comprehensive prevention and control efforts to reduce the number of Covid-19 virus infections from the spread of several infections. The government in this case has taken a policy, namely the obligation to use health protocols, especially masks. As a result, the continued use of medical masks by the public has resulted in the accumulation of disposable medical mask waste in landfills. Medical mask waste that is not handled specifically will result in being a medium for disease transmission because disposable medical masks have a virus resistance stability of 5-7 days. The research method used by the author is juridical-normative by using library materials as the main material and conducting interviews with various sources. Disposable medical mask waste management must be carried out comprehensively, from upstream to downstream, using a new paradigm through community disposable medical waste management activities that are consistent with existing guidelines and regulations. To ensure that the management of disposable medical mask waste, which is part of public health rights, can be the responsibility of all parties and a shared responsibility with the community in its managemen"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astika Azhari Utomo
"Pencegahan COVID-19 yang dilakukan oleh masyarakat adalah dengan mencuci tangan pakai sabun dan menggunakan masker. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan praktik kebersihan tangan (Hand Hygiene Behaviors) dan pengelolaan limbah masker pada sebelum dan selama pandemi COVID-19 pada pelajar di SMPN 3 Depok. Metode Penelitian menggunakan metode kombinasi (mixed method). Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 141 pelajar. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan data primer melalui kuesioner yang telah valid dan reliabel serta melakukan wawancara dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan pada pengetahuan, tindakan atau perilaku, persepsi hambatan, dan ketersediaan fasilitas sarana dan prasarana terkait praktik kebersihan tangan pelajar sebelum dan selama pandemi COVID-19 di SMPN 3 Kota Depok dengan p-value <0,05. Meningkatnya perilaku praktik kebersihan tangan dan pengelolaan limbah masker selama pandemi COVID-19. Namun, proses operasional pengelolaan limbah masker masyarakat masih belum efektif. Oleh karena itu, pentingnya penanaman edukasi secara berkelanjutan agar kebiasaan mencuci tangan pakai sabun tetap dilaksanakan di masa yang akan mendatang serta meninjau kembali kebijakan pemerintah dan perbaikan aspek teknis pengelolaan limbah masker oleh pelajar.

The prevention of COVID-19 carried out by the community is by washing hands with soap and using masks. This study aims to analyze the differences in hand hygiene practices (Hand Hygiene Behaviors) and mask waste management before and during the COVID-19 pandemic among students at SMPN 3 Depok. Research Methods using a combination method (mixed method). The number of samples in this study was 141 students. Data collection in this study used primary data through valid and reliable questionnaires and conducted interviews and observations. The results showed that there were significant differences in knowledge, actions or behavior, perceptions of barriers, and the availability of facilities and infrastructure related to student hand hygiene practices before and during the COVID-19 pandemic at SMPN 3 Depok City with a p-value <0.05. Increased hand hygiene practices and mask waste management during the COVID-19 pandemic. However, the operational process of community mask waste management is still not effective. Therefore, it is important to instill education in a sustainable manner so that the habit of washing hands with soap will continue to be carried out in the future as well as reviewing government policies and improving technical aspects of mask waste management by students."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kartika Qonita Putri
"Peningkatan penggunaan alat pelindung diri (APD) oleh tenaga kesehatan selama pandemi COVID-19 berkontribusi terhadap peningkatan timbulan limbah medis rumah sakit. RSUD Doris Sylvanus merupakan RS Rujukan COVID-19 Provinsi Kalimantan Tengah yang menangani baik pasien COVID-19 dan non COVID-19. Dalam rangka memenuhi standar kesehatan lingkungan rumah sakit yang tertuang pada Peraturan Menteri Kesehatan No.7 tahun 2019, rumah sakit perlu mengupayakan pengelolaan limbah medis rumah sakit yang benar karena rumah sakit memiliki dampak terhadap lingkungan sekitar yang cukup besar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis ketaatan RSUD Doris Sylvanus dalam melakukan pengelolaan limbah medis APD selama pandemi COVID-19 tahun 2021 sesuai peraturan perundangundangan.Penelitian ini dilakukan secara kualitatif dengan pendekatan studi kasus melalui telaah dokumen, observasi langsung, dan wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa timbulan limbah medis meningkat sesuai dengan tren kasus COVID-19 dan sejalan dengan BOR rumah sakit. Estimasi proporsi limbah APD mencapai 22% di area COVID-19 dan 23% di area non COVID-19. Pengelolaan limbah medis APD mengikuti alur limbah medis secara umum karena pada akhirnya limbah APD akan dikelola layaknya limbah medis. Secara keseluruhan, pengelolaan limbah medis yang dilakukan RSDS telah taat terhadap Peraturan Menteri Kesehatan No.7 tahun 2019. Komponen yang masih tidak taat meliputi faktor SDM, kebijakan tertulis pimpinan rumah sakit, pelaporan berita acara penyerahan, jalur pengangkutan belum menggunakan jalur khusus dan warna kemasan. Hasil penelitian merekomendasikan pembuatan program seperti penimbangan limbah medis dan APD di ruangan, pelatihan SDM yang berkelanjutan, pembuatan kebijakan dan SPO, program evaluasi dan penelitian lanjutan terkait laju timbulan limbah medis, efisiensi penggunaan APD, dan faktor-faktor yang mempengaruhi ketaatan pengelolaan limbah medis di rumah sakit

The increased use of personal protective equipment (PPE) by health care workers during the COVID-19 pandemic has contributed to an increase in the medical waste generation. Doris Sylvanus General Hospital is a COVID-19 Referral Hospital in Central Kalimantan that provides care for both COVID-19 and non-COVID-19 patients. RSUD Doris Sylvanus is a COVID-19 Referral Hospital in Central Kalimantan Province that treats both COVID-19 and non-COVID-19 patients. In order to meet the environmental health standards in health care facilities as stipulated in the Minister of Health Regulation No. 7 of 2019, hospitals need to put attention on hospital medical waste management because of its huge impact on the surrounding environment. This study aimed to analyze the compliance of Doris Sylvanus General Hospital in managing PPE medical waste during COVID-19 pandemic in accordance with statutory regulations. This research was conducted qualitatively with a case study approach through document review, direct observation, and in-depth interviews. The results showed that medical waste generation increased in accordance with the trend of COVID-19 cases and in line with hospital Bed Occupancy Rate. The proportion of PPE waste showed 22% in the COVID-19 area and 23% in the non-COVID-19 area. The management of PPE medical waste follows the flow of medical waste because PPE waste will be handled like medical waste in the end. Overall, the medical waste management carried out by the RSDS has complied with the Minister of Health Regulation No. 7 of 2019. The components that are still disobedient include human resources factors, hospital policies, report of medical and PPE waste generation, transportation routes and waste bags colour. The results of the study recommend the creation of programs such as weighing medical waste and PPE in the room, continuous HR training, internal policy making and SOPs, evaluation programs and further research related to the rate of medical waste generation, the efficiency of the use of PPE, and factors that affect compliance with medical waste management in hospitals."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmawaati Abda
"Penelitian ini bertujuan melakukan evaluasi terhadap penerapan manajemen lingkungan dari segi moneter dan fisik berdasarkan aktivitas historis dan perencanaan di masa depan serta pentingnya akuntansi manajemen lingkungan di rumah sakit. Penelitian ini dilakukan di rumah sakit pendidikan X di Malang sebagai rumah sakit rujukan bagi pasien Covid-19 di Malang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan studi kasus. Data penelitian dikumpulkan dengan melakukan wawancara pada pihak rumah sakit. Hasil penelitian ditemukan bahwa rumah sakit telah melakukan pengelolaan kesehatan lingkungan berdasarkan regulasi yang berlaku, beserta pencatatan biaya lingkungan. Terkait dengan kondisi pada penelitian saat pandemi, tidak terdapat perbedaan perlakuan secara signifikan terhadap pengelolaan limbah yang signifikan dibandingkan dengan pada saat kondisi sebelum pandemi. Namun, saat ini rumah sakit belum menerapkan akuntansi manajemen lingkungan baik dalam bentuk analisis biaya dan manfaat serta strategi lingkungan dan inovasi untuk keberlangsungan kesehatan lingkungan yang lebih baik.

This study aimed to evaluate the environmental management at the hospital from the monetary and physical perspectives based on records of activities and future planning and the importance of environmental management accounting. This study took place at the X Teaching Hospital in Malang as a reference hospital for Covid-19 patients. The study employed a qualitative approach with a case study design. Data were collected through interviews with the hospital staff. The results of the study found that the hospital had carried out environmental health management based on applicable regulations, along with recording environmental costs. Regarding the conditions in the study during the pandemic, there was no significant difference in treatment of waste management compared to conditions before the pandemic. Findings confirmed that the hospital had recorded environmental costs and conducted environmental management in handling waste. However, the hospital implemented neither environmental management accounting in the form of cost and benefit analysis nor environmental strategies nor innovations for sustainable environmental health."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmatialdi Yasyifan Maulana
"Penelitian ini menganalisis risiko sistemik perbankan di Indonesia berdasarkan korelasi Pearson return saham. Penelitian ini menggunakan data harga saham perusahaan perbankan mingguan selama periode Oktober 2019 hingga Juni 2021. Rentang waktu tersebut meliputi masa sebelum pandemi COVID-19 hingga kondisi pandemi terkini. Untuk mengevaluasi korelasi disebabkan oleh risiko sistematik atau risiko idiosinkratik, penelitian ini menggunakan model Fama-French Three Factor Model (FF3F). Hasil penelitian ini mengungkapkan rata-rata dan median korelasi Pearson cenderung meningkat terutama pada tahun 2021. Hasil regresi FF3F menunjukkan bahwa peningkatan korelasi disebabkan oleh peningkatan risiko sistematik (koefisien beta) perbankan.

This study analyzes the sistemic risk of banking in Indonesia based on the Pearson correlation of stock returns. This study uses weekly stock price data for banking companies during the period October 2019 to June 2021. The time span includes the period before the COVID-19 pandemic to the latest pandemic conditions. To evaluate the correlation caused by sistematic risk or idiosyncratic risk, this study used the Fama-French Three Factor Model (FF3F). The results of this study reveal that the average and median Pearson correlation tends to increase, especially in 2021. The FF3F regression results show that the increase in correlation is caused by an increase in the sistematic risk (beta coefficient) of banking."
Depok: Fakultas Ekonomi dan BIsnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christian Indra Wijaya
"Sejak tahun 2020 dan selama pandemi COVID-19, Indonesia mewajibkan pemakaian masker di semua aktivitas kerja termasuk di dalam perusahaan. Oleh karena itu, PT.X mewajibkan semua pekerjanya menggunakan masker termasuk pekerjaan fisik dan sesuai dengan standar pemerintah dan kemudahan bernapas maka dipilihlah masker medis 3 lapis. Melalui observasi pendahuluan menunjukkan dari 12 pekerja fisik, 92% merasakan keluhan cepat lelah dan sesak napas ketika bekerja, sehingga penelitian ini bertujuan ingin mengetahui hubungan antara pemakaian masker medis 3 lapis melalui %CVL (cardiovascular load) dengan keluhan kesehatan subjektif pada pekerja fisik. Hasil dari penelitian melalui analisis tabel silang/crosstab antara variabel “jenis keluhan kesehatan subjektif” dengan “%CVL” menunjukkan terdapat hubungan antar variabel “jenis keluhan kesehatan subjektif” dan variabel “%CVL” dengan interpretasi semakin tinggi %CVL suatu pekerjaan fisik maka semakin tinggi risiko negatif terhadap keluhan kesehatan subjektif (seperti keluhan cepat lelah sampai sesak napas). Kemudian, untuk analisis tabel silang/crosstab antara variabel “waktu mengalami keluhan kesehatan subjektif” dengan “%CVL” menunjukkan terdapat hubungan antar variabel dengan interpretasi semakin tinggi %CVL suatu pekerjaan fisik maka semakin semakin cepat pekerja merasakan keluhan kesehatan subjektif tersebut. Sedangkan, untuk parameter lain seperti karakteristik pekerja dan kondisi lingkungan kerja di PT.X tidak menunjukkan hubungan dan interpretasi yang bermakna terhadap keluhan kesehatan subjektif pekerja fisik ketika penggunaan masker. Sehingga, dapat disimpulkan secara umum bahwa terdapat hubungan antara pemakaian masker medis 3 lapis melalui %CVL dengan keluhan kesehatan subjektif pada pekerja fisik, semakin besar nilai %CVL (atau semakin lelah) maka semakin berat keluhan kesehatan subjektif yang dialami (cepat lelah sampai sesak napas) dan semakin cepat pekerja fisik mengalami keluhan kesehatan subjektif dalam 1 putaran pekekerjaan. Hasil penelitian ini dapat menjadi dasar untuk penilaian kembali bahaya dan risiko pemakaian masker pada pekerjaan fisik di perusahaan untuk menemukan pengendalian yang lebih memadai.

Since year 2020 and during COVID-19 pandemic period, in Indonesia, mask usage is mandatory for every working activites including in industry. Hence, mask usage is mandatory in PT.X including for physical activities and based on local/government regulation also breathability aspect, PT.X decided to use 3 ply medical mask as standard mask. From pre observation that had already been conducted revealed that from 12 physical workers as respondent, 92% were experiencing health issue during wearing the mask. Then, this condition proves that wearing the mask during physical activity resulting new hazard that need to be mitigated properly. The purpose of researcher in this thesis is to find relation between 3 ply medical mask usage through %CVL (cardiovascular load) measurement with subjective health issue of physical workers. The result of this research from crosstab analysis between variable “health issue type” vs “%CVL” shows meaningful relation with interpretation the higher of %CVL from physical activity will impact to higher risk of negative health issue (tired quickly until shortness of breath). Then, for crosstab analysis between variable “experiencing health issue times” vs “%CVL” shows meaningful relation with interpretation the higher of %CVL from physical activity will make respondent feel subjective health issue faster. While, for other parameters (worker characteristic and workplace area characteristic in PT.X) vs variable of “health issue type” and “experiencing health issue times” show no meaningfull relation and interpretation. Hence, in general, we can conclude that there is meaningfull relation between 3 ply mask usage through %CVL measurement with health issue of physical workers. The higher of %CVL value or more tired condition of the physical worker resulting more severe for the health issue such us feel tired quickly until shortness of breath and in term of the time, worker will get this health issue faster in one work cycle. Considering this condition, the %CVL value can be as refference/baseline to do reassessment regarding hazard and risk for mask usage during physical work/activity in the workplace area to find further sufficient mitigation."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>