Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 20444 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fadel Putra Wicaksono
"Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi saat tekanan darah berada pada nilai 130/80 mmHg atau lebih dimana keadaan normal sekitar 120/80 mmHg. Hipertensi jika dibiarkan dapat mengakibatkan penyakit yang lebih berbahaya seperti stroke, serangan jantung, dan penyakit ginjal. Saat ini untuk mengurangi tekanan darah maka dapat digunakan obat seperti ACE inhibitor, Alpha-2 receptor agonist, dan Captoril. Reaksi terhadap obat-obat hipertensi beragam, namun jika dikonsumsi lebih dari yang dianjurkan dapat menimbulkan efek samping seperti mual, diare, sakit kepala, dan berat badan turun atau naik secara drastis. Oleh karena itu diperlupakan kajian tentang jamu anti aterosklerosis memiliki kemampuan menurunkan tekanan darah. Jamu antiaterosklerosis terdiri dari daun tanjung (Mimusops elengi L.), daun belimbing manis (Averrhoa carambola L.), dan temulawak (Curcuma xanthorrhiza L.). Daun tanjung mempunyai kemampuan antioksidan yang tinggi dengan nilai IC50 (inhibitory concentration 50) sebesar 10,6, dan memiliki keaktifan anti kolesterol dapat menurunkan kolesterol sebanyak 36%. Daun belimbing mempunyai kemampuan antioksidan yang sedang dengan nilai IC50 sebesar 75,43, dan sebagai antihiperglikemik dapat menurunkan gula darah sebesar 42 mg/dl. Temulawak mempunyai kemampuan antioksidan yang sedang dengan nilai IC50 sebesar 70,3, dan sebagai hepatoprotector dapat menurunkan kadar ALT (Alanine transaminase) sebanding dengan 80% kurkumin, dan kadar AST (Aspartate transaminase) sebanding dengan 85% kurkumin. Kombinasi dari ketiga jenis tumbuhan tersebut dijadikan formula jamu antiaterosklerosis yang memiliki efek anti hipertensi, dengan dosis 52,8 mg/200g dapat menurunkan tekanan darah sistolik sebesar 22,03% dan menurunkan tekanan darah diastolik sebesar 25,14%.
Hypertension or high blood pressure is a condition when a person blood pressure is higher than 130/80 mmHg, where normal blood pressure is around 120/80 mmHg. Hypertension if leave alone could cause further complication such as stroke, heart attack, and kidney failure. Today, the common medicine to decrease blood presure is ACE inhibitor, Alpha-2 receptor agonist, and Captoril. Reaction to these medicines is varied if these medicine is consumed over the recommended dosage could cause nausea, diarrhea, headache, and drastic fluctuation of weight. According to this there is a need for literature review for anti-atherosclerosis herbs has the ability to decrease blood pressure. Anti-atherosclerosis herbs consist of tanjung leaves (Mimusops elengi L.), starfruit leaves (Averrhoa carambola L.), and curcuma (Curcuma xanthorrhiza L.). Tanjung leaves have high antioxidant potential with IC50(inhibitory concentration 50) as high as 10.6, and the ability as an anti-cholesterol and could decrease 36% of cholesterol level. Starfuit leaves have moderate antioxidant potential with IC50 as high as 75.43, and act as anti-hyperglicemic agent and could decrease bloos sugar level as much as 42 mg/dl. Curcuma have moderate antioxidant potential with IC50 as high as 70.3, and act as hepatoprotector and could deacrease ALT (Alanine transaminase) level as much as 80% of curcumin, and decrease AST (Aspartate transaminase) level as much as 85 of curcumin. The combination of the three herbs is formulated as anti-atherosclerosis herbs which have hypotensive effect. With a dose of 52.8 mg/200 g the herbs could deacrease 22.03% of systolic blood pressure and deacrease 25.14% of diastolic blood pressure."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sabila Robbani
"ABSTRAK
Perubahan gaya hidup yang tidak sehat dapat menjadi faktor pemicu meningkatnya kadar kolesterol, hipertensi, dan obesitas hingga beresiko terbentuknya aterosklerosis. Aterosklerosis adalah pengerasan dan penyempitan arteri sehingga mengakibatkan peredaran darah menjadi lebih lambat bahkan dapat terhambat. Aterosklerosis merupakan penyebab utama penyakit kardiovaskular, yaitu penyakit jantung koroner dan stroke. Berdasarkan fakta WHO media centre 2016 , penyakit kardiovaskular merupakan penyebab nomor satu kematian di dunia. Di Indonesia, stroke menjadi penyebab kematian utama. Salah satu herbal yang berpotensi untuk mengatasi penyakit tersebut adalah Jamu Antiaterosklerosis yang terdiri dari daun tanjung, daun belimbing manis, dan temulawak melalui ekstraksi refluks. Hasil skrining fitokimia bahan Jamu Antiaterosklerosis ukuran simplisia, 60.

ABSTRACT
The change of unhealthy lifestyle can be a factor increased cholesterol levels, hypertension, and obesity, further, risk of the formation of atherosclerosis. Atherosclerosis is the hardening and narrowing arteries that cause the blood circulation will become slower or even stagnation. Atherosclerosis is a major cause of cardiovascular disease, such as the coronary heart disease and stroke. WHO fact based media center 2016 , cardiovascular disease is the number one cause of death in the world. In Indonesia, stroke also causes of death number one. One of the herbs that has a potential to overcome the disease is Jamu Antiatherosclerosis, which consist of tanjung leaf, starfruit leaf, and curcuma by reflux extraction. Based on phytochemical screening of simplicia, 60"
2017
S66939
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Katerina Evelyn
"Misel kasein sebagai polimer biodegradable telah digunakan sebagai penyalut ekstrak sambiloto (Andrographis paniculata) yang mengandung senyawa andrografolida sebagai sediaan anti-diabetes berbasis bahan alam. Pelepasan in vitro sediaan diteliti dengan menganalisis degradasi kasein pada media sintetik fluida lambung dan usus halus dengan kehadiran enzim protease pepsin dan pankreatin. Pada pencernaan dalam media sintetik fluida lambung selama 2 jam dengan rasio berat substat:enzim optimum (S:E) 5:1, profil degradasi kasein cenderung memberikan profil burst release selama kurang dari 30 menit pencernaan. Dengan adanya ekstrak sambiloto di dalam misel kasein, memperlambat degradasi kasein pada media fluida sintetik lambung. Pada pencernaan dalam media sintetik fluida usus halus selama 6 jam dengan rasio substrat : enzim optimum (S:E) 500:1, kasein cenderung memberikan profil sustained release selama kurang lebih 4 jam pencernaan. Profil degradasi kasein pada media sintetik usus halus ditemukan berubah menjadi cenderung burst release selama 30 menit awal pencernaan ketika diuji pada media sitentik fluida lambung - usus halus secara seri.

Casein micelle as a biodegradable polymer has been used to encapsulate sambiloto (Andrographis paniculata) containing andrographolide compound as anti-diabetic herbal drug based on natural ingredients. In vitro release of this herbal drug had been studied by analyzing the casein degradation in simulated gastric and insestinal fluid in presence of protease enzyme i.e, pepsin and pancreatin. In 2 hour simulated gastric fluid digestion (ratio substrate:enzyme optimum (w/w) 5:1), casein degradation tends to give a burst release profile in less than 30 minutes digestion. The presence of sambiloto in casein micelles slows casein degradation in simulated gastric fluid digestion. In 6 hours the simulated intestinal fluid digestion (ratio subsrtaet: enzyme optimum (w/w) 500:1), casein degradation tends to give a sustained release profile in about 4 hours digestion. Casein degradation profile tends to give burst release in first 30 minutes digestion in simulated intestinal fluid digestion when herbal drug was digested in simulated gastric – intestinal fluid."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54750
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
McIntyre, Anne
London: Goin Books, 1992
615.321 MCL h
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"Penelitian yang bertujuan mengidentifikasi persepsi Mahasiswa Strata satu Reguler FIK UI terhadap penggunaan herbal dalam keperawatan dilakukan terhadap 100 mahasiswa dengan menggunakan desain deskriptif sederhana. Hasil temuan didapatkan hampir semua (94%) mahasiswa menyatakan penggunaan herbal dalam keperawatan dapat meningkatkan mutu pelayanan keperawatan dan sebagian besar (91%) setuju bahwa penggunaan herbal dapat mendukung pemberian asuhan keperawatan yang komprehensif. Tingginya harapan mahasiswa terhadap pengadaan mata ajar tentang penggunaan herbal dalam keperawatan (95%) serta regulasi yang jelas (98%) agar herbal dapat diterapkan secara luas dalam keperawatan (93%) menunjukkan bahwa mahasiswa telah menyadari penggunaan herbal merupakan ranah keperawatan. Kesadaran tersebut didukung oleh tingginya motivasi mahasiswa untuk mempelajari dan menggunakan (91%), Serta merlerapkan herbal dalam keperawatan (88%).

Research which have purpose to identify the FIK UI student’s perception toward the use of herbs in a nursing conducted on 100 respondents by using simple descriptive design. The findings obtained almost of students (94%) stated that the using of herbs in nursing can improve the quality of nursing services and 91% agree that the use of herbs can support the delivery of comprehensive nursing care. The high expectation of students toward the procurement of specific subject about the use of herbs in nursing (95%) as well as a clear regulation of herbs (98%) can be widely applied in nursing (93%) indicated that students were aware ofthe use of herbs is the part of nursing. Awareness is also supported by the high motivation of students to learn and use (91%), and applying herbs in nursing (88%).
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
TA5953
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mulia Ade Karina
"Jamu merupakan obat tradisional yang sering digunakan oleh masyarakat Indonesia untuk menanggulangi masalah kesehatan. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.246/Menkes/Per/V/1990 tanggal 28 Mei 1990 tentang Izin Usaha Industri Obat Tradisional dan Pendaftaran Obat Tradisional yang menyatakan bahwa obat tradisional tidak boleh mengandung bahan kimia sintetik atau hasil isolasi yang berkhasiat obat. Salah satu obat yang sering ditambahkan adalah obat-obat golongan anti inflamasi.Pada penelitian ini dilakukan validasi metode analisis dari Parasetamol, Ibuprofen, dan Asam Mefenamat di dalam jamu encok menggunakan KLT Densitometri. Metode yang digunakan adalah ekstraksi jamu dengan etanol kemudian dilanjutkan dengan analisis menggunakan KLT Densitometri dengan menggunakan fase gerak Kloroform:Etanol (8:1).
Dari hasil validasi, metode yang digunakan memenuhi syarat akurasi untuk ketiga zat, dan menunjukan presisi yang baik untuk asam mefenamat dan parasetamol pada konsentrasi sedang dan tinggi, ibuprofen pada konsentrasi tinggi. Batas deteksi dan batas kuantitasi parasetamol = 65,72 ng / 219 ng, asam mefenamat 66,9 ng / 223,2 ng, ibuprofen 48,06 ng / 155,4 ng. Dari lima sampel yang diperiksa, empat diantaranya positif mengandung parasetamol, dengan kadar sampel 1 = 4,495%, sampel 3 = 7,188%, sampel 4 = 28,086% dan sampel 5 = 4,8165%.

Jamu is a traditional medicine that is often used by Indonesian people to cure health problems. According to the regulation of Minister of Health No.246/Menkes/Per/V/1990 dated May 28, 1990 on Industrial Permission and the Registry of Traditional Medicine stated that traditional medicine must not contain chemical substance or active drug isolation product. One of possibly added drug in jamu is classified as Anti Inflammatory Drugs. This study was aimed to validated analytical method of Paracetamol, Ibuprofen, and Mefenamic Acid in jamu by TLC Densitometry. Method applied was jamu extraction with ethanol and followed by analytical using TLC Densitometry using mobile phase Chloroform:Ethanol (8:1).
From the results of the validation, the method used to qualify for the accuracy of all three substances, and showed good precision for mefenamic acid and paracetamol in medium and high concentrations, and ibuprofen at high concentrations. Limits of detection and quantitation limits of paracetamol are 65.72 ng / 219 ng, mefenamic acid 66.9 ng / 223.2 ng and ibuprofen 48.06 ng / 155.4 ng. Of the five samples tested, four were positive for paracetamol, with levels of sample 1 is 4.495%, sample 3 is 7.188%, samples 4 is 28.086% and samples 5 is 4.8165%.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S45104
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Laili
"Penggunaan terapi alternatif komplementer cenderung meningkat setiap tahunnya dan sudah menjadi pilihan dalam mengatasi masalah kesehatan Penelitian ini berfokus pada pengalaman pasien hipertensi dalam menjalani terapi alternatif komplementer herbal. Penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi deskriptif pada duabelas partisipan ini menggunakan metodepurposive samplingdalam penentuan partisipan. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan dianalisis menggunakanmetodeCollaizi. Tema yang ditemukan sebagai hasil penelitian yaitu: keputusan menjalani terapi alternatif komplementer herbal terpicu kekhawatiran efek samping terapi medis, peningkatan kenyamanan fisik yang dirasakan setelah mengkonsumsi terapi herbal, aksesibilitas sarana untuk lebih mendapatkan kemudahan dalam terapi herbal, dan pembuatan sediaan herbal yang tidak praktis menyebabkan inkonsistensi dalam menjalani terapi herbal.

The use of complementary and alternative medicines tend to increase and has became a choice in addressing health problems. This study focuses hypertension patients experience towards the use ofherbscomplementary and alternative medicine. This qualitative study applied a descriptive phenomenology approach twelve participants who gathered with purposive sampling. An indepth interview was used to collected data and analyzed with Collaizi Method. Themes revealed were: the decisions to use herbs complementary and alternative medicinetriggered by worries about an effects of medical therapy, an increase of perceived physical comfort after consumed herb therapies, accessibility of means to got herb ingredients easily in herb therapies, and impracticability in preparing herbs that caused inconsistencies in herb therapies.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
T43559
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Aaqilah Fakhriyyah Erza
"Kegemukan/obesitas telah diakui sebagai salah satu masalah kesehatan yang serius. Pencegahan obesitas dan kelebihan berat badan semakin menjadi perhatian. Baru-baru ini, asupan herbal untuk pelangsing dan suplemen makanan secara signifikan diminati oleh orang-orang yang mencoba berjuang dengan obesitas. Pada kenyataannya, suplemen makanan herbal untuk pelangsing mempengaruhi tubuh manusia lebih lambat dibandingkan dengan obat pelangsing sintetis. Sehingga, Bahan Kimia Obat (BKO) sering kali ditambahkan ke dalam sediaan obat tradisional. Meskipun dilarang, namun pada kenyataanya, di pasaran masih juga beredar Produk Herbal untuk Pelangsing yang mengandung bahan kimia obat (BKO). Fokus utama dari Review Artikel ini adalah untuk menyoroti pendekatan skrining baru yang digunakan dalam pendeteksian BKO pada produk herbal untuk pelangsing yang ada di pasaran. Metode spektroskopi ATR-FTIR (Attenuated Total Reflectance-Fourier Transform Infrared) merupakan alat skrining yang layak dan menarik untuk menganalisis produk herbal untuk pelangsing yang dicurigai dipalsukan. Interpretasi/pengolahan data yang digunakan adalah kemometrik. Penggunaan ATR-FTIR telah terbukti dapat menganalisis sampel dengan cepat, sederhana, dan tidak memerlukan persiapan sampel yang sulit. Selain itu, teknik ini cukup akurat, tidak mememerlukan pelarut berbahaya dan reagen serta ramah lingkungan. ATR-FTIR umumnya digunakan untuk mengidentifikasi, karakterisasi, penjelasan struktur, dan pemantauan reaksi dalam kimia analitik. Spektroskopi ATR- FTIR dikombinasikan dengan metode kemometrik model HCA (Hierarchical Cluster Analysis) dan PCA (Principal Component Analysis) ditemukan cukup akurat untuk pendeteksian BKO Sibutramin HCl dan pemalsuan lainnya didalam produk herbal untukpelangsing.

Overweight/Obesity has been recognized as a serious health problem. Prevention of obesity and overweight is increasingly becoming a concern. Recently, the intake of herbs for slimming and dietary supplements is significantly in demand by people trying to struggle with obesity. In fact, herbal slimming supplements affect the human body more slowly than synthetic slimming drugs. Thus, chemical drugs are often added to traditional medicinal preparations. Although it is prohibited, in fact, in the market there are also Herbal Slimming Products that contain chemical drugs. The main focus of this review article is to highlight new screening approaches used in the detection of chemical drugs in herbal slimming products on the market. The ATR-FTIR (Attenuated Total Reflectance-Fourier TransformInfrared) spectroscopic method is a feasible and attractive screening tool to analyse herbal slimming products suspected of being counterfeited. The interpretation/processing of the data used is chemometric. The use of ATR-FTIR has proven to be able to analyse samples quickly, simply, and does not require difficult sample preparation. In addition, this technique is quite accurate, does not require harmful solvents and reagents and is environmentally friendly. ATR-FTIR is commonly used for identification, characterization, structure explanation, and reaction monitoring in analytical chemistry. ATR-FTIR spectroscopy combined with the chemometric method of HCA (Hierarchical Cluster Analysis) and PCA (Principal Component Analysis) models was found to be quite accurate for the detection of Sibutramine HCl and other adulterations in herbal slimming products."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Adani Putri
"Diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit dengan penderita yang cukup banyak di dunia. Indonesia sendiri merupakan negara yang menempati urutan keempat dengan jumlah penderita diabetes terbanyak sedunia. Berbagai pengobatan selalu dikembangkan untuk menurunkan jumlah penderita diabetes tiap tahunnya, salah satu pilihan adalah pengobatan herbal. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa tanaman dari suku Clusiaceae memiliki khasiat sebagai anti diabetes, Calophyllum hosei Ridl. merupakan salah satunya. Dalam penelitian ini, C. hosei akan diteliti lebih lanjut khasiatnya terhadap penghambatan alfa-glukosidase yang akan menentukan apakah tanaman ini memiliki khasiat sebagai anti diabetes. Ekstrak etanol dari tanaman C. hosei difraksinasi menggunakan pelarut n-heksan, etil asetat, dan butanol sehingga dihasilkan fraksi bertingkat. Fraksi-fraksi tersebut kemudian diuji aktivitas penghambatan alfa-glukosidase menggunakan alat spektrofotometri multiwell dengan panjang gelombang 405 nm untuk menentukan nilai persen inhibisi yang akan digunakan untuk menentukan nilai IC50. Fraksi yang berpotensi memiliki khasiat kemudian dipisahkan dengan menggunakan kromatografi kolom dengan pelarut bertingkat. Subfraksi yang dihasilkan kemudian diuji aktivitas penghambatan alfa-glukosidase untuk menentukan nilai persen inhibisi. Subfraksi yang paling tinggi persen inhibisinya kemudian akan dicari nilai IC50. Fraksi n-heksan, etil asetat, butanol dan air masing-masing memiliki IC50 sebesar 327,88; 119,4; 34,43 dan 102,33 ppm. Sedangkan subfraksi teraktif memiliki nilai IC50 sebesar 84,36 ppm. Akarbose yang digunakan sebagai pembanding memiliki nilai IC50 sebesar 91,17 ppm.

Diabetes mellitus is a disease with a lot of patients in the world. Indonesia itself is a country that ranks fourth in the number of diabetics worldwide. Various treatments have always been developed to reduce the number of people with diabetes each year, alternative options such as herbal medicine is one of them. A lot of experiences shown that plants from family clusiaceae have a efficacy as an antidiabetic drug, one of them is Calophyllum hosei Ridl. In this study, C. hosei will be further examined efficacy against inhibition of alpha-glucosidase that will determine whether this plant has efficacy as an anti diabetic drug. The ethanol extract from plant C. hosei Ridl. is fractionated by using a funnel to obtain fraction of n-hexane, ethyl acetate, butanol and water. Fractions are then tested as alpha-glucosidase inhibition activity as a parameter using a multiwell spectrophotometry with a wavelength of 405 nm to determine the percent inhibitory values that will be used to determine the IC50 value. Faction that has potential, which is ethyl acetate fraction, then isolated using column chromatography with solvent that gradually rising its polarity. Subfractions then tested using alpha-glucosidase inhibition activity as a parameter to determine the percent inhibition values. Subfraction with highest percent inhibitory then used as a sample to determine the IC50 value. Fraction of n-hexane, ethyl acetate, butanol and water each have IC50 of 327.88; 119.4; 34.43 and 102.33 ppm. While the most active subfraction from ethyl acetate fraction has IC50 value of 84.36 ppm. Acarbose, which has used as a comparator, has IC50 value of 91.17 ppm."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2015
S60406
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>