Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 93808 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kresna Septian
"Indonesia merupakan negara yang memiliki kelembaban yang cukup tinggi dan cuaca yang cukup panas, oleh karena itu negara Indonesia membutuhkan alat pengering udara agar kelembaban dapat turun sampai titik nyaman untuk manusia. Sistem pengering udara lebih ramah lingkungan sebagai teknologi alternatif untuk proses penurunan kelembaban, terutama dalam kasus dengan muatan laten yang tinggi untuk menjaga kualitas udara. Teknologi ini lebih efisien di iklim panas dan lembab seperti Indonesia. Penelitian ini melakukan penyelidikan eksperimental untuk mengetahui rasio kelembapan terhadap udara untuk mengetahui karakteristik cairan ionik menggunakan alat pengering udara. Cairan ionik dalam percobaan ini akan melewati bilah kayu yang berfungsi sebagai alat penukar kalor, cairan ionik akan bersirkulasi selama kurang lebih dua jam. Eksperimen ini memvariasikan laju aliran cairan ionic dari 200 sampai 600 L/h dan didapatkan juga hasil rasio kelembaban yaitu -0.10 sampai -0.56 g/kg. Setiap kenaikan laju aliran besarannya juga akan semakin meningkat.

Indonesia is a country that has quite high humidity and fairly hot weather, therefore the country of Indonesia needs a dehumidifier so that humidity can drop to a comfortable point for humans. The dehumidifier system is more environmentally friendly as an alternative technology for the process of reducing humidity, especially in cases with high latent loads to maintain air quality. This technology is more efficient in hot and humid climates such as Indonesia. This study conducted an experimental investigation to determine the humidity ratio of air to determine the characteristics of ionic liquids using dehumidifier. The ionic liquid in this experiment will pass through a conventional wooden slats that functions as a heat exchanger, the ionic liquid will circulate for about two hours. This experiment varied the flow rate of ionic liquids at 200 to 600 L / h and the results of the humidity ratio were -0.10 to -0.56 g / kg. Every increase in the rate of flow will also increase the humidity ratio."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Auli Rahman
"Kelembaban merupakan parameter yang menunjukan kandungan air dalam udara. Untuk menurunkan kelembaban, dapat dilakukan dehumidifikasi dengan proses overcooling dan reheating menggunakan cooling coil dan heater. Dengan menggunakan U-bend heat pipe, proses dehumidifikasi dapat dilakukan tanpa menggunakan alat pemanas tambahan. Dengan begitu kita dapat menghemat energi yang dipakai daripada sistem sebelumnya. Salah satu kebutuhan dehumidifikasi adalah untuk memenuhi kebutuhan termal dari ruang bersih. Pada Skripsi ini dilakukan permodelan dan simulasi sistem U-bend Heat Pipe sebagai dehumidifier. Simulasi dilakukan dengan menggunakan software ANSYS FLUENT 2020 R1 Student Version. Kemudian dari hasil simulasi dilakukan analisa apakah dengan model konfigurasi heat pipe yang dibuat apakah memenuhi kebutuhan termal ruang bersih sesuai dengan ASHRAE Standard 22 - 24 °C dan 40 - 60 % RH serta karakteristik efektivitas heat pipe terhadap temperatur dan kecepatan inlet. Hasil simulasi menunjukan heat recovery tertinggi didapatkan dari kondisi kecepatan udara 2.0 m/s dan temperatur inlet 45 °C yaitu sebesar 199.30 W. Efektivitas terbaik berada pada kondisi kecepatan udara 0.5 m/s yaitu sebesar 55.4 %. Dari perolehan data, efektivitas berbanding terbalik dengan kecepatan inlet dan sistem heat pipe dapat memenuhi standar keadaan temperatur dan RH dari ruang bersih. U-Bend Heat Pipe baik diterapkan untuk dehumidifikasi karena dapat menggantikan fungsi heater dan mengurangi beban pendinginan sebesar 55.4 % pada kecepatan inlet 0.5 m/s untuk menurunkan relative humidity sampai dengan 57% RH.

Humidity is an important parameter to show water vapour contained in air. Overcooling and reheating using cooling coil and heater can be used to lower the humidity. With Ubend heat pipe, dehumidification can be done without additional heater. So the energy used will be lower than previous system. One of the needs of dehumidification is to satisfy thermal needs of a cleanroom. In this final project, U-bend Heat Pipe system is being modelled and simulated for dehumidification. System is simulated with ANSYS FLUENT 2020 R1 Student Version software. The simulation result then be analyzed to see if the said heat pipe system is fulfilling thermal needs of the cleanroom corresponding to ASHRAE Standard 22 - 24 °C and 40 - 60% RH. Also to observe the characteristic of heat pipe effectivity to inlet velocity and inlet temperature. The simulation result shows highest heat recovery 199.30 W is obtained on 2.0 m/s inlet velocity and 45 °C inlet temperature. The best effectivity 55.4 % is obtained on 0.5 m/s. The simulation shows that effectivity is directly proportional to inlet velocity and heat pipe system can fulfill the standard thermal needs of a cleanroom. U-Bend Heat Pipe is recommended to be applied for dehumidification because it can replace heater’s function and lighten the cooling load by 55.4 % at 0.5 m/s inlet velocity to lower the relative humidity up to 57% RH.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Hafizh Saenal
"Indonesia merupakan negara yang memiliki karakteristik udara yang cenderung lembap, kelembapan yang cukup tinggi dapat memiliki berbagai macam masalah. Oleh karena itu untuk mengurangi kelembapan udara tersebut digunakanlah dehumidifikasi sehingga dapat menghasilkan kondisi udara yang nyaman dan sesuai dengan yang diinginkan. Dehumidifier yang digunakan pada penelitian ini yaitu desiccant dehumidifier dengan packed bed. Desiccant dehumidifier merupakan dehumidifier yang menggunakan ionic liquid sebagai cairan untuk menyerap uap air pada udara. Penelitian ini menggunakan studi eksperimental untuk mengetahui rasio kelembapan terhadap udara agar dapat mengetahui karakteristik ionic liquid. Hasilnya terdapat sebesar 0,68 g/kg-0,93 g/kg uap air yang dapat diserap oleh Ionic liquid dalam penelitian ini yang merupakan hasil dari proses dehumidifikasi.

Indonesia is a country that has air that tends to be humid, the humidity which was high enough also cause a number of problems. Which is why to counter those problems people mostly using dehumidification to produce a desired air condition which is comfortable and suitable. Dehumidifier that is used for this research called desiccant dehumidifier using packed bed. Desiccant dehumidifier is a type of dehumidifier that used ionic liquid as a solution to absorb water vapor in the air. The research used an experimental study to know the humidity ratio for air in order to know the characteristics of ionic liquid. The result are as much as 0,68 g/kg-0,93 g.kg water vapor could be absorbed in the ionic liquid and there is a process of dehumidification."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wisnu Indrawan
"Akhir-akhir ini, banyak perhatian ditunjukkan untuk meningkatkan Indoor Air Quality (IAQ) sejak merebaknya virus SARS dan SBS (Sick Building Syndrome) dalam skala besar di sistem pendingin udara untuk sebuah gedung. Dari permasalahan tersebut diperlukan sistem yang lebih efektif untuk menciptakan sistem ventilasi udara yang baik, dengan menyeimbangkan kebutuhan energi dan kualitas udara. Pendingin udara menggunakan ionic liquid merupakan alternatif teknologi dehumidifikasi udara konvensional, yang dapat meningkatkan kualitas udara dan mengurangi konsumsi energi. Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi sistem dehumidifikasi dan regenerasi yang baik. Untuk tahapan dalam eksperimen ini terdapat bagian yang dialirkan oleh ionic liquid berupa alat penukar kalor yang terdiri dari koil pendingin dan koil pemanas. Dengan ionic liquid mengalir secara vertikal melalui koil pendingin atau pemanas dari atas kebawah, sedangkan udara mengalir secara horizontal, dengan air panas dan dingin yang mengalir didalam alat penukar kalor tersebut. Temperature dari ionic liquid yang masuk dalam proses dehumidifikasi sebesar, 15.54 oC, 17.41 oC, dan 19.41 oC dengan nilai rata-rata delta rasio kelembapan pada dehumidifikasi berturut-turut adalah 5.54 g/kg, 3.42 g/kg, 3.36 g/kg. Untuk temperature dari ionic liquid mausk regenerasi sebesar 38.15 oC, 40.96 oC, dan 55.48 oC dengan nilai rata-rata delta rasio kelembapan regenerator berutur-turut adalah 4.59 g/kg, 5.36 g/kg, dan 9.15 g/kg. Nilai dari massflowrate udara yang digunkana dalam proses dehumidifikasi, sebesar 3.31 g/s, 5.88 g/s, dan 10.44 g/s dengan nilai rata- rata delta rasio kelembapan pada proses dehumidifikasi berturut – turut adalah 5.55 g/kg, 5.25 g/kg, dan 5.12 g/kg. Untuk masflowarate udara regenerasi sebesar 4.36 g/s, 6.86 g/s, dan 8.66 g/s dengan nilai rata- rata delta rasio kelembapan regenerator berturut-turut adalah 6.54 g/kg, 4.96 g/kg, dan 4.55 g/kg.

Lately, much attention has been to improve Indoor Air Quality (IAQ) since a large-scale outbreak of the SARS and SBS (Sick Building Syndrome) viruses in a building's air conditioning system. It requires an effective system to create a proper air ventilation system, balancing the energy needs and air quality. A liquid dryer air cooling is an alternative for the conventional air dehumidification technology, and it may enhance the air quality and reduce its primary energy consumption. Therefore, this study investigates a crossflow liquid desiccant dehumidification and regeneration system. For the experiment, the structured packing consists of a finned tube cooling or heating coil. Where ionic liquid flows vertically through the cooling or heating coil from top to bottom, while the air flows horizontally, making it a cross-flow configuration. Meanwhile, the cold or hot water flows inside the tube. The temperature of the ionic liquid entering dehumidification process is 15.54 oC, 17.41 oC, and 19.41 oC, with the average delta humidity ratio in dehumidification being 5.54 g/kg, 3.42 g/kg, 3.36 g/kg, respectively. For the temperature of the ionic liquid, the regeneration will be 38.15 oC, 40.96 oC, and 55.48 oC, with the delta average values of the consecutive humidity ratios of the regenerator being 4.59 g/kg, 5.36 g/kg, and 9.15 g/kg. The value of the mass flow rate of the air used in the dehumidification process is 3.31 g/s, 5.88 g/s, and 10.44 g/s, with the average value of the delta humidity ratio in the dehumidification process being 5.55 g/kg, 5.25 g/kg, respectively. And 5.12 g/kg. The regenerated air Mass flow rate of 4.36 g/s, 6.86 g/s, and 8.66 g/s, with the average delta value of the regenerator humidity ratio being 6.54 g/kg, 4.96 g/kg, and 4.55 g/kg, respectively."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ralifa Hartasya
"Lamtoro (Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit) merupakan tanaman yang memiliki senyawa toksik berupa mimosin. Namun selain memiliki sifat toksik, mimosin diketahui memiliki berbagai aktivitas biologis bagi manusia. Ionic liquid (IL) merupakan pelarut alternatif yang dapat digunakan untuk enzim dan untuk mengekstrak komponen bioaktif dari produk alam. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan pelarut IL berbasis 1-butil-3- metilimidazolium dengan anion yang tepat sebagai pelarut terbaik untuk mengekstraksi senyawa mimosin dari biji tanaman Lamtoro dengan metode Microwave-assisted extraction (MAE), kemudian kadar senyawa mimosin dibandingkan dengan hasil ekstraksi secara maserasi dengan pelarut etanol. Optimasi kondisi dilakukan dengan menggunakan Response Surface Methodology (RSM). Optimasi dilakukan dengan dua faktor yaitu konsentrasi pelarut IL (0,5; 1,0; dan 1,5 mol/L) dan rasio sampel dengan pelarut (1:5, 1:10, dan 1:15 g/mL). Analisis penetapan kadar mimosin menggunakan metode Spektrofotometri UV-Vis dengan perekasi FeCl3 0,5% dalam HCl 0,1N pada panjang gelombang 534 nm. Dari hasil analisis, pelarut [BMIM]Cl adalah pelarut terbaik untuk mengekstraksi mimosin dibandingkan dengan IL yang lain. Kondisi optimum yang didapat yaitu pada run 4 dengan konsentrasi IL sebesar 0,5 mol/L dan rasio sampel-pelarut sebesar 1:10 (g/mL) dan perolehan kadar mimosin sebesar 67,43 mg/g. Berdasarkan penelitian, pelarut IL lebih efektif digunakan untuk menarik senyawa mimosin dibangdingkan metode maserasi etanol yang hanya memperoleh kadar mimosin sebesar 10,89 mg/g.

Lamtoro (Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit) is a plant that has a toxic compound in the form of mimosine. Despite having toxic properties, mimosine is also known to have various biological functions for humans. Ionic liquid (IL) is an alternative that can be used for enzymes and extract bioactive components from natural products. The purpose of this study was to obtain an IL solvent based on 1-butyl-3-methylimidazolium with the right anion as the best solvent for extracting mimosine compounds from the seeds of the Lamtoro plant using the Microwave- assisted extraction (MAE) method. with ethanol solvent. Condition optimization is done by using Response Surface Methodology (RSM). Optimization was carried out by two factors, namely the concentration of IL solvent (0.5; 1.0; and 1.5 mol/L) and the ratio of the sample to solvent (1:5, 1:10, and 1:15 g/mL). Analysis of mimosine assay used UV-Vis Spectrophotometry method with 0.5% FeCl3 as reagent in 0.1N HCl at a wavelength of 534 nm. From the results of the analysis, solvent [BMIM]Cl was the best solvent for extracting mimosine compared to other ILs. The optimum conditions obtained were at run 4 with an IL concentration of 0.5 mol/L and a sample- solvent ratio of 1:10 (g/mL) and the acquisition of mimosine levels of 67.43 mg/g. Based on the research, IL solvent was more effectively used to extract mimosine compounds than the ethanol maceration method which only obtained mimosine content of 10.89 mg/g."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gandes Satria Pratama
"Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang memiliki kelembaban dan temperatur yang tinggi. Indonesia memiliki rata-rata kelembaban antara 60%-90%. Berdasarkan data ini, masih cukup tinggi. Berdasarkan standar ASHRAE, nilai relative humidity antara 40%-60% adalah nilai optimal untuk kesehatan manusia serta dapat meminimalisir penyebaran virus (Condair Ltd., 2007). Untuk meningkatkan kualitas udara, pengering cair atau liquid dehumidification menjadi teknologi alternatif yang lebih hemat energi. Liquid desiccant dehumidifier menggunakan heat exchanger tipe fin and tube. Pendistribusian ionic liquid yang tepat dapat meningkatkan rasio kebasahan pada fin and tube heat exchanger. Fenomena ini dapat meningkatkan penyerapan uap air oleh ionic liquid. Pada Liquid Desiccant Dehumdifier fin and tube heat exchanger akan dialiri ionic liquid secara vertikal. Pada penelitian ini menggunakan 2 pola dengan diameter lubang 1,0 mm, 1,5mm dan 2,0mm. Berdasarkan hasil pengujian diperoleh bahwa pola dua dengan diameter 1,0 mm dapat membasahi 71 fin (89,75%) dengan rasio kebasahan setiap fin-nya adalah 22,53% dari panjang fin.

Indonesia is a tropical country that has a high level of humidity and temperature. Indonesia has an average relative humidity of 60%-90%, According to ASHRAE standards, relative humidity 40%-60% is the optimal number that is good for human health that can minimize the spread of the virus (Condair Ltd., 2007). To improve air quality, liquid dehumidification can be an alternative technology that is more energy efficient. In a liquid dehumidifier, it is common to use a fin and tube heat exchanger. The proper distribution of ionic liquid can optimize the wetting ratio in the fin and tube heat exchanger. Distribution of ionic liquid can increase the wetting ratio of fin and tube heat exchanger. This phenomenon can increase the absorption of water vapor by the ionic liquid. In the Liquid Desiccant Dehumidifier, the fin and tube heat exchanger will be flowed by the ionic liquid vertically. Based on research result obtained, with diameter 1,0 mm gained better results with 71 fins are wetted and wetting ratio is 22,53% each fin."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bilal Sidqi Rabbani
"Indonesia merupakan negara yang memiliki kelembaban yang cukup tinggi dan cuaca yang cukup panas, oleh karena itu negara Indonesia membutuhkan alat pengering udara agar kelembaban dapat turun sampai titik nyaman untuk manusia. Sistem pengering udara lebih ramah lingkungan sebagai teknologi alternatif untuk proses penurunan kelembaban, terutama dalam kasus dengan muatan laten yang tinggi untuk menjaga kualitas udara. Teknologi ini lebih efisien di iklim panas dan lembab seperti Indonesia. Penelitian ini melakukan penyelidikan eksperimental untuk mengetahui rasio kelembapan terhadap udara untuk mengetahui karakteristik cairan ionik menggunakan alat pengering udara. Cairan ionik dalam percobaan ini akan melewati bilah kayu yang berfungsi sebagai alat penukar kalor, cairan ionik akan bersirkulasi selama kurang lebih dua jam. Eksperimen ini memvariasikan laju aliran cairan ionic dari 200 sampai 600 L/h dan didapatkan juga hasil rasio kelembaban yaitu -0.10 sampai -0.56 g/kg. Setiap kenaikan laju aliran besarannya juga akan semakin meningkat. Konsumsi energi di dunia meningkat setiap tahunnya, terutama dalam industri dan sektor transportasi. Konsumsi energi yang besar ini menghasilkan emisi karbon dioksida yang berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Salah satu cara untuk mengurangi konsumsi energi dan emisi karbon dioksida adalah dengan menggunakan sistem HVAC yang efisien.  Saat ini, banyak penelitian dilakukan untuk mencari solusi sistem HVAC yang lebih efisien. Salah satu solusi yang sedang dikembangkan adalah penggunaan liquid desiccant. Liquid desiccant dapat digunakan untuk menghilangkan kelembaban dari udara, yang dapat mengurangi beban pada sistem pendingin ruangan dan menghemat energi.  Namun, penggunaan liquid desiccant masih belum banyak digunakan di sektor HVAC.

Indonesia is a country with relatively high humidity and hot weather, therefore, it requires air drying equipment to reduce humidity to a comfortable level for humans. Air drying systems are more environmentally friendly as an alternative technology for humidity reduction, especially in cases with high latent loads to maintain air quality. This technology is more efficient in hot and humid climates like Indonesia. This research conducted experimental investigations to determine the humidity ratio to air to understand the characteristics of ionic liquid using an air drying apparatus. In this experiment, the ionic liquid will pass through wooden blades that function as a heat exchanger, and the ionic liquid will circulate for approximately two hours. The experiment varied the flow rate of the ionic liquid from 200 to 600 L/h, and the resulting humidity ratio ranged from -0.10 to -0.56 g/kg. With an increase in the flow rate, the magnitude of the humidity ratio also increased. Energy consumption worldwide is increasing every year, especially in industries and the transportation sector. This high energy consumption results in harmful carbon dioxide emissions that negatively impact the environment and human health. One way to reduce energy consumption and carbon dioxide emissions is by using efficient HVAC (Heating, Ventilation, and Air Conditioning) systems. Currently, extensive research is being conducted to find more efficient HVAC system solutions. One promising solution being developed is the use of liquid desiccants. Liquid desiccants can remove moisture from the air, reducing the load on the room's cooling system and saving energy. However, the use of liquid desiccants is still not widely adopted in the HVAC sector."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tjokorda Gde Satya Yoga
"Kemajuan teknologi semakin berkembang seiring berjalannya waktu. Dan salah satu teknologi yang terus berkembang adalah bidang pengeringan. Dimana inovasi untuk proses pengeringan sangat dibutuhkan pada daerah tropis yang memiliki tingkat kelembaban udara relatif tinggi. Perubahan drastis tingkat kelembaban terjadi pada saat memasuki musim hujan dan musim kemarau. Berbeda dengan di luar ruangan outdoor, tingkat kelembaban didalam ruangan lebih mudah berubah, tergantung dari aktivitas yang dilakukan. Selain itu, tingkat kelembaban udara udara yang tepat juga penting bagi kenyamanan dan kesehatan. Idealnya, kelembaban udara harus dijaga dalam kisaran 45% - 65% (RH). Dalam penelitian ini, dikembangkan sistem dehumidifikasi udara dengan memanfaatkan silica gel sebagai desiccant. Desain dan optimisasi sistem dilakukan melalui simulasi menggunakan software Ms. Excel. Penelitian ini menggunakan alat Packed Bed Dryer karena dikenal dapat menghasilkan panas yang tinggi dan perpindahan massa yang tinggi. Pada penelitian ini dilakukan variasi kelembaban relative humidity atau RH dan temperatur pada udara masuk dengan mengasumsikan kecepatan aliran massa udara dan dimensi partikel desiccant konstan selama simulasi. Data yang dihasilkan berupa perubahan dari moisture content pada silica gel terhadap waktu, dan perubahan temperatur udara keluar terhadap waktu, yang berikutnya data dari hasil simulasi tersebut dianalisis. Berdasarkan 56 variasi temperatur udara masuk Tai dan kelembaban udara masuk (RH) didapatkan nilai dari setiap kenaikan desiccant moisture content X dan penurunan temperatur udara keluar Tao selama 11 detik. Sehingga berdasarkan penelitian diketahui bahwa kelembaban dan temperatur udara berpengaruh pada sebuah laju pengeringan. Dan udara yang sudah melalui proses dehumidifikasi bisa dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan.

Technological advancements have progressed over time. And one technology that continues to develop is the field of drying. Where innovation for the drying process is needed in the tropics that have relatively high levels of humidity. Drastic changes in humidity levels occur when entering the rainy season and the dry season. Unlike the outdoors, the level of humidity in the room is more easily changed, depending on the activities carried out. In addition, the right level of air humidity is also important for comfort and health. Ideally, humidity should be maintained in the range of 45% - 65% (RH). In this study, an air dehumidification system was developed by utilizing silica gel as a desiccant. System design and optimization is done through simulation using Ms. Excel software. This study uses a Packed Bed Dryer tool because it is known to produce high heat and high mass transfer. In this study, the variation of humidity (relative humidity or RH) and the temperature of the inlet air, assume the air mass flow velocity and dimensions of the desiccant particles are constant during the simulation. The data generated in the form of changes in moisture content in silica gel with respect to time, and changes in the temperature of the air out with time, the next data from the simulation results are analyzed. Based on 56 variations of air inlet temperature (Tai) and air inlet humidity, values are obtained from each increase in desiccant moisture content X and decrease in the air outlet temperature Tao for 11 seconds. So based on research it is known that humidity and air temperature affect the drying rate. And the air that has gone through the dehumidification process can be utilized as needed.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riva`i Anugraha Sumangkut
"Peningkatan konsumsi energi terutama disebabkan oleh standar hidup yang lebih tinggi yang memerlukan ekspansi bangunan, industri, dan transportasi. Tindakan ini menyebabkan sebagian besar konsumsi energi digunakan untuk pendinginan ruangan guna memenuhi kebutuhan kenyamanan termal. Hal tersebut berkontribusi pada penurunan sumber daya alam dan lapisan ozon, serta menyebabkan pemanasan global. Oleh karena itu, sistem pendinginan yang lebih efisien sangat dibutuhkan dengan menggunakan teknologi dehumidifikasi yang efisien. Penelitian ini menganalisis pengaruh laju dan temperatur solution terhadap proses regenerasi pada sistem ionic liquid desiccant dengan cooling pad. Penelitian dilakukan untuk mengatasi masalah kelembaban udara yang dapat menyebabkan berbagai masalah serius seperti perkembangbiakan jamur, korosi, dan penurunan kualitas udara dalam ruangan. Sistem Liquid Desiccant Air Conditioning (LDAC) menggunakan ionic liquid sebagai desiccant untuk mengekstraksi uap air dari udara dengan konsumsi energi yang lebih rendah dibandingkan dengan sistem HVAC konvensional.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses regenerasi tunggal cenderung tidak stabil dengan rata-rata nilai Δhumidity ratio sebesar 6,58 g/Kg, sedangkan proses regenerasi silang lebih stabil dengan rata-rata Δhumidity ratio sebesar 3,28 g/Kg. Hal ini menunjukkan bahwa proses regenerasi tunggal memiliki nilai rata-rata Δhumidity ratio yang lebih tinggi namun proses regenerasi silang lebih efisien dibandingkan dengan proses tunggal dikarenakan perubahan nilainya yang lebih stabil walaupun memiliki rata rata Δhumidity ratio yang lebih rendah jika dilihat dari proses analisis.

The increase in energy consumption is primarily driven by higher living standards, which necessitate the expansion of buildings, industries, and transportation. These activities lead to a significant portion of energy being used for space cooling to meet thermal comfort needs. This contributes to the depletion of natural resources and the ozone layer, as well as global warming. Therefore, more efficient cooling systems are urgently needed, utilizing efficient dehumidification technology. This study analyzes the impact of solution flow rate and temperature on the regeneration process in an ionic liquid desiccant system with a cooling pad. The research is conducted to address humidity issues that can cause various serious problems such as mold growth, corrosion, and indoor air quality degradation. The Liquid Desiccant Air Conditioning (LDAC) system uses ionic liquid as a desiccant to extract water vapor from the air with lower energy consumption compared to conventional HVAC systems.
The results indicate that the single regeneration process tends to be unstable with an average Δhumidity ratio of 6.58 g/kg, while the cross-regeneration process is more stable with an average Δhumidity ratio of 3.28 g/kg. This shows that the single regeneration process has a higher average Δhumidity ratio, but the cross-regeneration process is more efficient due to its more stable value changes, despite having a lower average humidity ratio as seen from the process analysis.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Irfan Dzaky
"Di jaman modern seperti saat ini teknologi membuat banyak perubahan khususnya dalam bidang pengolahan hasil pertanian. Untuk mengawetkan produk pertanian dibutuhkan teknologi pengeringan yang hemat energi. Pada penelitian ini melakuka kombinasi sistem pengeringan jenis bed dryer dengan heat pump (sistem refrigerasi). Pada pengujian yang dilakukan, silica gel yang dibasahi dengan air digunakan untuk mesimulasikan kinerja dari bed dryer. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah dengan mengkombinasikan heat pump pada sistem pengering meningktakan laju penguapan dari silica gel. Debit udara pengering dan temperatur heater yang semakin tinggi, serta kelembaban udara yang semakin rendah akan memperbaiki kinerja bed dryer terhadap laju pengapannya. Walaupun dengan penambahan kompresor refrigerasi dan fan kondenser membuat daya total dari bed dryer yang semakin besar, sebenarnya memiliki suatu nilai tambah dengan memanfaatkan sisi evaporator sebagai dehumidifikasi udara lembab serta pemanfaatan kondenser 1 sebagai heat recovery atau pre-heater. hal ini tertutupi dengan adanya pemanfaatan kondenser 1 yang memberikan penghematan daya heater hingga 79.1%. Ketika kelembaban udara diatur semakin rendah, akan berdampak pada terjadinya kenaikan temperatur outlet kondenser 1 pada sisi udara hingga 42.5°C.

In the modern era, technology has made many changes, especially in agricultural product processing. In the preservation of the agricultural product, energy-efficient drying technology is needed. In this study, a combination of bed dryer and heat pump (refrigeration system) is combined. In the tests carried out, silica gel moistened with water is used to simulate a bed dryer's performance. The results obtained from this study are combining a heat pump in the drying system to increase the evaporation rate of the silica gel. The higher the drying air discharge and heater temperature, and the lower the air humidity will improve the bed dryer's performance on its vapor rate. Although the addition of a refrigeration compressor and condenser fan makes the total power of the bed dryer even greater, it has an added value by utilizing the evaporator side as dehumidification of humid air and utilizing condenser 1 as heat recovery or pre-heater. This is covered by the use of condenser 1, which provides heater power savings of up to 79.1%. When the air humidity is set lower, it will cause an"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>