Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 99229 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nabila Hanina Annas
"

Dalam perancangan sebuah interior toko retail, penting bagi sebuah perusahaan untuk menciptakan sebuah ruang yang dapat menarik perhatian pengunjung. Brandscaping, sebuah metode perancangan interior yang melibatkan proses desain branding visual sebuah perusahaan dari dua dimensi menjadi tiga dimensi yang hadir dalam ruang, berperan sebagai salah satu cara untuk menciptakan pengalaman ruang yang baru yang dapat mempengaruhi cara pandang pengunjung terhadap perusahaan secara emosional, serta meningkatkan kemungkinan pengunjung untuk melakukan transaksi jual-beli.

Dalam proses brandscaping, tipografi hadir sebagai bagian dari elemen sebuah branding visual perusahaan dan dapat mengkomunikasikan serta mempengaruhi tingkah laku dan pikiran pengunjung di dalam sebuah ruang toko retail melalui pengalaman ruang. Berdasarkan studi kasus, faktor jenis, ukuran, serta warna sebuah elemen tipografi akan menentukan mudah atau tidaknya pengunjung sebuah toko retail dalam membaca dan menyerap informasi, serta mempengaruhi keefektifan peran tipografi dalam sebuah pengalaman ruang tersebut.


When designing an interior space of a retail store, a company needs to create a space that can attract a customer’s attention. Brandscaping, a method that involves processing a company's visual branding design from two dimensional to three dimensional and existing spatial element, serves as a way to create a new spatial experience that affects how a customer views the company emotionally, and increase the likelihood of a said customer to execute transactions.

Through brandscaping, typography exists as part of a company's visual branding element, to communicate and influence the thoughts and behavior of a customer in a retail store through spatial experience. Based on the case study, type, size, and color of a typographic element will determine whether or not the customer of a retail store can easily read and absorb the information, and can affect the effectiveness of typography in spatial experience.

 

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia , 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Audy Daniaguitrianda Mutiarani
"Dalam bidang ritel, inovasi branding merek dilakukan dengan sensory branding yang memanfaatkan indra manusia dalam memberi pengalaman emosional pada pengunjung. Sensori visual merupakan sensori yang merespon pertama, sehingga penting bagi toko ritel mementingkan branding secara visual. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana toko ritel menampilkan branding dalam desain interior secara visual dan bagaimana respon pengunjung terhadap hal tersebut. Material, skema warna, pencahayaan, window display, dan product display pada toko merupakan bentuk usaha visual archetypes pada merek. Maka dalam menampilkan citra dari branding interior toko, diperlukan gaya desain, elemen interior, dan visual merchandising. Studi kasus dilakukan pada toko The Goods Dept.

In the field of retail, innovation in branding the brand conducted with sensory branding, which takes advantage of the senses of human beings in give emotional experience to consumers. Sensory visual is sensory that gives the first respond, so it is important in retail store to concern about branding visually. This thesis is aimed to find out how retail store shows its branding visually in interior design and how consumers response it. The materials, color schemes, lightings, window display and product display in store are visual efforts of archetypes brand. Therefore in showing image from store interior branding, it takes design style, interior element and visual merchandising. Case study is conducted at The Goods Dept.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S47778
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ofira Amanda Putri
"Skripsi ini membahas tentang bagaimana kualitas aural hadir dalam luxury retail. Kualitas aural dalam setting interior terbentuk oleh sistem akustik yang menjadi salah satu aspek pembentuk sebuah pengalaman ruang. Luxury retail adalah salah satu contoh setting interior dengan kualitas aural yang hadir karena aspek-aspek suara dan akustik oleh merchants dengan maksud menjadikannya sebagai media informatif mengenai brand tersebut kepada pengunjung. Dari hasil studi yang dilakukan pada 3 luxury retail di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta ditemukan bahwa kualitas aural pada luxury retail terbentuk oleh kontrol akan distribusi suara dan elemen spasial yang ada. Distribusi suara berhubungan dengan sumber suara yang diinginkan (preferred) seperti sumber musik diputar dalam ruang (speaker) dan sumber suara yang tidak diinginkan (nonpreferred) seperti noise yang berasal dari utilitas dan interaksi manusia yang berlebihan. Elemen spasial berkaitan dengan batas fisik ruang (boundary) retail, seperti keberadaan akses dan shop front display dan komposisi material yang ada pada retail, baik material yang bersifat menyerap suara seperti fabric, dan material yang bersifat memantulkan suara seperti keramik. Kontrol akan distribusi suara dan batas fisik ruang dalam retail menjadi salah satu strategi luxury brands dalam menghadirkan kualitas aural dalam luxury retail. 

This thesis discusses how the presence of aural quality is experienced in a luxury retail. Aural quality in an interior setting is created by an acoustic system which will give a complete spatial experience. Luxury retail is an example of how aural quality exist as a result of the merchants attempt to use sound, as an auditory stimulation, as a media to communicate the brand to the visitors. By observing 3 luxury retails in Jakarta, this study discovers that aural quality of luxuty retails is created through the control of the sound distribution and the spatial elements within the interior. While sound distribution is related to how the preferred sound such as music and the non-preferred sound such as noise from the utilities exist in the interior, spatial elements correlate to the physical boundaries like partitions, shopfront window display, and the materials which can absorb or reflect sounds. Controlling both sound distribution and spatial elements in a luxury retail is one of many strategies of luxury brands in imposing their brand to their targeted market.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Korea: Jeong Ji Seong, 2008
692.2 DET
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Neysha Adzhani
"Pada era costumer-focused dalam dunia bisnis saat ini, penciptaan pengalaman konsumen yang positif dan berkesan menjadi bagian dari strategi pemasaran yang utama, termasuk pada ruang interior komersil yang mewadahi interaksi antara konsumen dengan perusahaan. Dalam mengalami ruang, manusia memiliki beragam indra sebagai penangkap informasi dari lingkungan fisik di sekitarnya. Namun, adanya paradigma okularsentris membuat visual dianggap sebagai pembentuk utama pengalaman manusia.
Tulisan ini memfokuskan pembahasan pada pengalaman multiindra yang menyeluruh dalam ruang interior komersil dan perannya terhadap pembentukan pengalaman konsumen yang positif dan berkesan sebagai nilai tambah bagi perusahaan.

In the era of customer-focused in today's business world, the creation of a positive and memorable customer experience is part of a major marketing strategy, including in the commercial interior spaces that facilitate interaction between the consumer and the company. In the context of experiencing spaces, we acquire information of the surrounding physical environment through various senses. However, the ocularcentric paradigm has regarded visual as the centre point of human experience.
This writing focuses on the analysis of the multi-sensory experience as a whole in commercial interior spaces and its role in generating a positive and memorable consumer experience as an added value for the company.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S47764
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Geini Agni Swastiagri
"ABSTRAK
Banyaknya jumlah penggunaan beton dalam konstruksi mengakibatkan peningkatan kebutuhan material penyusunnya. Inovasi material diperlukan untuk mengatasi permasalahan ketersediaan bahan penyusun beton. Penelitian ini menggunakan agregat halus daur ulang yang berasal dari limbah beton padat dengan mutu K350-K400 dan divariasikan sebesesar 0%, 20%, 40%, dan 60% dan ditambahkan dengan admixture Conplast SP 337. Pengujian meliputi kuat tekan, kuat lentur, dan susut. Beton dengan campuran agregat halus daur ulang sebanyak 20% memiliki kuat tekan lebih tinggi 6,04 % dibandingkan dengan beton normal. Kuat lentur optimum dimiliki oleh beton dengan 20% agregat halus daur ulang, namun masih lebih rendah 6% dibandingkan dengan beton normal. Susut beton dengan komposisi 60% mempunyai nilai susut tertinggi dibandingkan dengan campuran lainnya.

ABSTRAK
A heavy use of concrete in construction caused an increased need for component material. So that, material innovation is needed to overcome the availability of concrete constituents. This study will use recycled fine aggregates from K350-K400 concrete waste and varied at 0%, 20%, 40%, and 60% and added with Conplast SP 37. Tests including compressive strength, flexural strength, and shrinkage. Concrete with 20% recycled fine aggregat resulted 6,04% higher compressive strength compared with normal concrete. Optimum flexural strength produced by 20% recycled fine aggregate concrete, but still 6 % lower than normal concrete. Shrinkage of concrete with 60% composition of recycled fine aggregate has the highest shrinkage values compared with other mixtures."
2015
S59495
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Eliza Stephanie
"Teknis material ekspos merupakan cara pengggunaan material secara jujur, tanpa tempelan material lainnya, dibiarkan apa adanya tanpa tertutupi. Teknik material ekspos ini menghadirkan kejujuran pada setiap jenis materialnya. Pengaplikasian dengan cara mengekspos ini salah satunya bisa dilihat dalam perancangan ruang interior. Penggunaan material ekspos dapat menghadirkan estetika yang khas pada desain ruang interior. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk melihat hubungan antara material ekspos dengan ruang dalam. Secara khusus skripsi ini akan membahas secara teknis maupun estetika material ekspos dalam perancangan ruang interior, dan aspek sensorik yang dihadirkan oleh material ekspos tersebut. Studi kasus disini akan menganalisis cafe-cafe yang menggunakan material ekspos.

Exposing material is using material with honest way, without the patch of other material, is left as it is without covered. Exposed materials bring honesty in every kind of materials. The application by exposing this material can be seen in the design of interior spaces. The use of material exposed can present unique aesthetic to the design of interior spaces. This thesis aims to examine the relationship between exposing to the material in the chamber. In particular, this paper will discuss the technical and aesthetic material exposed in the design of the interior space, and sensory aspects presented by the expose material. The case study here will analyze the cafes that use material exposed."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
S64311
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aisyah
"Dalam sebuah ruang interior komersil, banyak elemen-elemen yang turut berperan membentuk atmosfer dan identitas ruang, di antaranya adalah warna. Skripsi ini bertujuan untuk memahami bagaimana proses penerjemahan nilai-nilai suatu brand ke dalam pemilihan warna yang diterapkan pada ruang interior komersil brand tersebut. Apakah warna yang digunakan sebuah brand dalam ruang interior komersilnya telah sejalan dengan branding yang ingin dibentuk dari produknya.
Branding produk penulis soroti dari segi archetypes dan kebutuhan konsumen yang terpenuhi. Warna-warna yang berperan dalam ruang interior komersil dapat berupa skema warna secara keseluruhan, ataupun penggunaan warna-warna pada tiap elemen ruang secara spesifik yang memberi efek psikologis pada pengguna ruang. Studi kasus penulis lakukan terhadap brand X Donuts & Coffee untuk lebih memahami dan menjawab hal-hal di atas tersebut.

In commercial interior space, there are a lot of elements that participate in creating the space atmosphere and identity, such as color. This thesis aims to understand the process of bringing the brand's values into the color selection that will be used in that brand's commercial interior space. This thesis also aims to see whether the colors that a brand use in its commercial space are in-line with their product branding already.
I observe the product branding from what kind of archetypes are they, and what kind of "consumer's need" that they fill. The colors that use and take a part in creating the space atmosphere could be a whole-color-scheme, or the specific colors that use in every interior's elements which give a psychological effect to the space user. I case a study of X Donuts & Coffee brand to understand more and also answer all the questions and theories above.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S44126
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Seoul: CAPress, 2008
R 729 DET
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Mutia Sekar Hapsari
"Penggunaan tema pada ruang komersil yang semakin marak belakangan ini sering diterjemahkan dalam elemen-elemen ruang yang simbolik dan memiliki kecenderungan untuk menjadi kitsch. Kitsch yang merupakan bentuk palsu dari karya seni pada masa lalu akan dibahas dalam taraf keruangan sebagai simbol dari pengalaman atau tema. Tulisan ini akan memfokuskan pembahasan kepada fungsi dari objek kitsch yang digunakan dalam ruang dan bagaimana kehadirannya dapat membangun pengalaman dalam ruang, khususnya ruang komersil. Sesuai dengan argumen yang dinyatakan pada awal penulisan skripsi, ternyata penggunaan objek kitsch dalam ruang dapat membentuk pengalaman jika menggunakan penyimbolan yang tepat dan memiliki interaksi dengan pengguna.

The use of themes in commercial spaces that has increased these past few years is often translated into symbolic interior elements and has a tendency to become kitsch. Kitsch which is a low form of art will be analyzed in interior space as a symbol of an experience or a theme. This writing focuses on the analysis of the function of kitsch object that is used as an element of space and how kitsch can be a part of space experience. Corresponding to the previous statements, apparently bringing kitsch elements into interior spaces can create particular experience as long as it uses the right symbol and encourages interaction with the user."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42699
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>