Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 64466 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nanang Eldira Ferdiansyah
"ABSTRAK
Air Conditioner pada umumnya merupakan salah satu peralatan elektronik yang sangat memakan daya listrik dan kurang ramah lingkungan. AC portabel pun pada umumnya menggunakan sistem yang simpel dengan direct evaporative cooling terhadap uap air, yang mengakibatkan tingginya kelembapan relatif beriringan dengan turunnya suhu sehingga membahayakan kesehatan pengguna. Kenyamanan seseorang dalam beraktivitas maupun beristirahat di dalam ruangan dipengaruhi oleh suhu ruangan dan kelembapan, terlebih di Indonesia yang beriklim tropis di mana memiliki suhu rata-rata yang cukup tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mendesain pendingin ruangan skala kecil ramah lingkungan. Dengan Finned Heatpipe sebagai alat penukar kalor, alat pendingin diharapkan mampu membuat kondisi ruangan eksperimen memenuhi standar SNI untuk kenyamanan termal bagi ruang kerja. Penelitian ini dilakukan dengan menghitung cooling load berdasarkan dimensi ruangan dan beban yang ada pada ruangan, hingga didapatkan airflow yang diperlukan sehingga dapat ditentukan kecepatan angin fan pada alat pendingin dan luas ductingnya. Semua eksperimen dilakukan dengan suhu ruangan awal 35 oC, jumlah baris heat pipe pada module yaitu 2 baris dan 3 baris, serta es batu yang digunakan untuk mendinginkan air pada reservoir dengan rasio massa air:es 6:1 dan 4:3 kg. Hasil dari alat pendingin rancangan menghasilkan kondisi ruangan eksperimen yang memenuhi standar SNI saat variasi 4:3 dan 3 baris dengan suhu akhir 26.68 oC dan kelembapan relatif 62.02%. Variasi lain belum memenuhi standar dengan beban pendingin yang sama. Hasil dari pengujian menunjukan alat pendingin akan bekerja secara optimal apabila dengan desain serta konfigurasi yang tepat dan maksimal.

ABSTRACT
Air Conditioner in general is one of the electronic equipments which consumes much electricity and is less environmentally friendly. Portable air conditioners generally use a simple system with direct evaporative cooling against water vapor, which results in high relative humidity along with falling temperatures, that endangers the user's health. The comfort of people in their activities and resting conditions indoors are influenced by the room temperature and humidity, especially in Indonesia with a tropical climate which has a fairly high average temperature. This research aims to design an environmentally friendly air conditioners for small-scale room. With Finned Heatpipe as the heat exchanger, the cooling device is expected to be able to make the conditions of the experimental room to meet the SNI standards for thermal comfort for the workspace in the room. This research was conducted by calculating cooling load based on the dimensions of the room and the load that is in the room, to obtain the required airflow so that the fan wind speed can be determined on the cooler and also to determine the ducting area. All experiments were carried out with an initial room temperature of 35 oC, the number of rows of heat pipes in the module were varied into 2 rows and 3 rows, as well as ice cubes used to cool the water in the reservoir with a water:ice mass ratio of 6:1 and 4:3 kg. The results of the designed cooling device produce the experimental room condition that meets SNI standards when the variations are 4:3 and 3 rows with a final temperature of 26.68 oC and a relative humidity of 62.02%. Other variations do not meet the standards with the same cooling load. The results of the test show the cooler will work optimally with the right design and configuration. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gemilang Cahaya Adibrata
"Air Conditioner (AC) merupakan alat yang banyak digunakan dalam rumah tangga. Air Conditioner (AC) merupakan suatu alat untuk menurunkan suhu temperatur dari ruangan yang fungsi utamanya untuk menambah rasa nyaman dari pengguna ruangan, namun dibalik dari fungsi utamanya itu sendiri AC juga membutuhkan energi yang tidak kecil, yang artinya alat ini juga menghasilkan pembayaran listrik bulanan yang besar. Pendingin ruangan skala kecil dengan menggunakan alat penukar kalor finned heatpipe terdiri dari 4 komponen, yaitu ducting sebagai casing pada prototipe pendingin ruangan skala kecil, aquarium sebagai reservoir, fan AC sebagai penghembus udara dan finned heatpipe sebagai penghantar suhu dingin yang didapat dari resrvoir yang akan dihembuskan oleh fan AC. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui suhu ruangan awal dan rasio massa es batu dan air sebagai pengisi pada reservoir yang memadai untuk prototipe pendingin ruangan skala kecil ini agar suhu ruangan dan kelembaban yang dihasilkan oleh alat ini sesuai dengan standar pada SNI 6390:2011 dengan batasan suhu kenyaman ruang kerja 24 0C hingga 27 0C dan standar kelembaban dalam ruangan 55% hingga 65%. Penelitian ini dilakukan dengan variasi suhu awal ruang eksperimen 25 0C, 30 0C, 35 0C, 40 0C dan 45 0C, rasio massa es batu dan air sebesar 1:6 dan 2:5 untuk suhu awal ruang eksperimen 35 0C, 40 0C dan 45 0C dan rassio massa es batu dan air sebesar 3:4 untuk suhu awal ruang eksperimen 25 0C, 30 0C, 35 0C, 40 0C dan 45 0C serta finned heatpipe 3 baris. Hail dari pengujian menunjukan prototipe pendingin ruangan skala kecil akan memenuhi standar dalam SNI 6390:2011 dengan suhu awal ruang eksperimen 35 0C dengan rasio massa es batu dan air sebesar 3:4. Pada keadaan ini prototipe pendingin ruangan skala kecil dapat mencapai suhu rata-rata akhir sebesar 27,35 0C dan rata-rata kelembaban akhir sebesar 61,52%. Hasil pengujian menunjukan bahwa prototipe pendingin ruangan skala kecil ini akan optimal dan memenuhi standar yang telah ditentukan apabila berada di ruang dengan suhu awal yang tepat dan rasio massa es batu dan ar yang tepat.

An air conditioner (ac) is an appliance, commonly used in households. It works as a device that decreases the room’s temperature to build comfort for the occupants. However, behind the main function of an AC, it requires a high amount of energy, which will also lead to higher monthly electricity bills. A small scale air conditioner with finned heatpipe heat exchanging device consists of 4 components; ducting as its casting, an aquarium as a reservoir, an AC fan as air blowers, and finned heatpipe as conductors for cold air received from the reservoir that will be blown by the fan. This study aims to find out the initial room temperature and the adequate ice and water reservoir fillers ratio, for the small scale air conditioner to yield the temperature and the humidity appropriate to SNI standards 6390:2011, with workspace comfortable temperature limit of 24 0C to 270C and standard room humidity of 55% to 65%. This study was conducted with variations in the initial temperature of the experimental chamber 25 0C, 30 0C, 35 0C, 40 0C and 45 0C, the ratio of the mass of ice and water by 1: 6 and 2: 5 for the initial temperature of the experimental chamber 35 0C, 40 0C and 45 0C, and mass of ice and water ratio 3: 4 for the initial temperature of the experimental chamber 25 0C, 30 0C, 35 0C, 40 0C, and 45 0C, and finned heatpipe 3 lines. Results from the experiment show that the small scale air conditioner prototype will meet the SNI 6390:2011 standards with the initial room temperature of the experimental chamber of 35 0C and masses of ice cubes and water ratio of 3:4. In this condition, the prototype can reach a final temperature average of 27.35 0C and a final humidity average of 61,52%. Experiment results show that the small scale air conditioner prototype will be optimal and fulfill the standards if the initial room temperature and the mass of ice and water ratio are appropriate.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus L.M.S.
"Energi merupakan factor pendukung bagi keberlangsungan mahluk hidup, sehingga usaha pelestarian energi sangatlah penting.Usaha konservasi energi merupakan salah satu usaha dalam melestarikan energi.Terdapat tiga tipe konservasi energy yang dapat dipraktekkan . Salah satunya adalah dengan penggunaan energy yang lebih efiesen, yang antara lain diaplikasikan dalam Air Conditioner Water Heater ( ACWH). ACWH merupakan produk teknolgi yang mampu menghasilkan air panas dengan meman fatkan energy panas yang terbuang dari AC (Air Conditioner ). Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk mendapatkan karakterisasi unjuk kerja dari sitem ACWH. Pada penelitian ini digunakan AC dengan Freon R-22 dengan daya 1 PK. Alat penukar kalor yang digunakan adalah Plate Heat Exchanger, dengan tipe aliran open loop dan close loop. Pengujian meliputi pengukuran laju aliran air ,temperatur keluar masuk air dan freon , tekanan freon, temperatur udara keluar evaporator , dan arus yang masuk ke kompresor . Analisis dilakukan terhadap kesetimbangan thermal, efektifitas penukar kalor , kerja kompresor dan unjuk kerja ACWH yaitu rasio antara manfaat yang dihasilkan dengan energi yang dibutuhkan dalam sistem. Hasil dari penelitian ini menunjukkan kalor atau energi yang berinteraksi pada alat penukar kalor berada pada kisaran hingga 3686W dan efektifitas penukar kalor berada pada kisaran 73% hingga 86% dengan laju aliran air 50L/h sampai 250 L/h.

Energy is a factor in supporting of humans living that is why saving energy or conservation energy is so important. Conservation energy can be act in three ways. One of them is using energy efficiently. Air Conditioner Water Heater (ACWH) is an example in using energy efficiently. ACWH is a technology product that can produce warmed water by using waste heat from Air conditioner (AC). So researching the character of performance of ACWH is necessary. In this research used AC Freon (R-22) with 1 PK. Plate heat exchanger as the heat exchanger with flow type open and close loop. This research is conducted for measuring debit of water, the pressure of Freon, out and in temperature of water and Freon, out air temperature of evaporator and the current of compressor. Analysis does in balance thermal, efficiency, and work of compressor and performance of ACWH which ratio of advantage and energy demand. The result of the experiment showed that the energy absorbed is around 3686 W with the thermal effectiveness are around 73 % - 86 % .It used water flow 50 L/h - 50 L/h."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S37529
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faiz Gading Rahmadana
"Global warming merupakan kejadian dimana suhu rata-rata permukaan bumi mengalami peningkatan akibat adanya gas rumah kaca. AC menjadi salah satu sistem yang menggunakan gas rumah kaca tersebut. Panas yang dimiliki refrijeran dipindahkan ke lingkungan oleh kondensor. Panas tersebut dapat dimanfaatkan untuk memanaskan air menggunakan alat penukar kalor pipa ganda atau double pipe heat exchanger (DPHE).
Refrijeran yang keluar dari kompresor dengan tekanan dan temperatur yang tinggi akan dialirkan menuju DPHE dimana pada saat yang bersamaan air akan mengalir dengan bantuan pompa dari tangki penyimpanan air menuju DPHE. Pada DPHE, aliran yang terbentuk yaitu counter-current dimana perpindahan kalor terjadi secara konveksi dan konduksi, sehingga refrijeran yang keluar dari DPHE akan memiliki suhu lebih rendah dan air yang mengalir keluar dari DPHE akan memiliki suhu yang lebih tinggi. Kemudian, refrijeran akan melanjutkan siklus refrijerasi dan bergerak menuju katup ekspansi, sedangkan air akan masuk ke dalam tangki penyimpanan air yang diinsulasi sehingga temperatur air panas dapat dijaga dan siap digunakan untuk kebutuhan rumah tangga/domestik.
Tujuan dari penelitian ini adalah merancang DPHE dan melakukan pengujian untuk mengetahui karakteristik DPHE dalam memanaskan air. DPHE menggunakan pipa tembaga sebagai pipa dalam 3/8 inch dan pipa galvanis 1 inch sebagai pipa luar dengan panjang total area pertukaran panas sebesar 15,2 m. Dengan menggunakan DPHE dan tangki penyimpanan air panas 50 L dimana airnya terus bersikulasi dengan bantuan booster pump dengan debit 5 L/menit, didapatkan air panas yang keluar dari DPHE dengan temperatur maksimal sebesar 71,3 oC selama 49 menit. Sedangkan untuk mencapai temperatur sesuai standar SNI 03-7065-2005 yaitu 45oC, dari enam pengujian dibutuhkan waktu rata-rata selama 36 menit.

Global warming happens when the average temperature of the earth increases caused by greenhouse gases. AC is one of the systems that using greenhouses gas. The heat from the refrigerant is absorbed by the air in the condenser. We can use the heat to heating water with the help of DPHE.
The refrigerant that comes out of the compressor with high pressure and temperature will flow to the double pipe heat exchanger where at the same time the water will flow with the help of a booster pump from the water storage tank to the double pipe heat exchanger. In the double pipe heat exchanger, the flow that is formed is a counter-current where heat transfer occurs by convection and conduction so that the refrigerant that comes out of the double pipe heat exchanger will have a lower temperature and the water that flows out of the double pipe heat exchanger will have a higher temperature. Then, the refrigerant will continue the refrigeration cycle and move towards the expansion valve, while the water will enter the insulated water storage tank so that the hot water temperature can be maintained and is ready to be used for domestic needs.
The purposes of this research are to design DPHE and conduct a test to determine the characteristics of DPHE in heating water. DPHE uses the copper pipe 3/8 inch as an inner pipe and galvanized pipe 1 inch as an outer pipe with a total length of heat exchanger area of 15,2 m. Using DPHE and hot water storage tank 50 L which the water circulates inside the system with the help of a booster pump with a flow rate of 5 L/min, the hot water from DPHE can reach a maximum temperature of 71,3 oC within 49 minutes. Meanwhile, to reach the standard temperature based on SNI 03- 7065-2005 which is 45 oC, it takes an average time of 36 minutes from six tests.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dicky Alamsyah
"ABSTRAK
Naskah ini mendeskripsikan bagaimana: pengaruh massa muatan refrigeran ODP tinggi dan ODP GWP nol terhadap kinerja termal dalam bentuk COP; dan jatuh tekanan pada alat penukar kalor kanal mikro sebagai aplikai pada bidang tata udara secara eksperimental. Kanal yang digunakan memiliki diameter hidrolik 1.46 mm, sebanyak 96 kanal. Didapatkan nilai COP tertinggi sebesar 1.88 dengan pengisian refrigeran R22 300 gr, dan nilai COP tertinggi sebesar 1.92 dengan pengisian refrigeran R290 300 gr. Sementara, jatuh tekanan yang dihasilkan berkisar pada 5 bar dengan R22 dan R290.

ABSTRACT
This document describes the effect of high ODP and zero ODP GWP refrigerants on thermal performance in term of COP and pressure drop of the microchannel heat exchanger in air conditioning applications, experimentally. It is found that the maximum COP is 1.77 when charged with 250 gr of HCFC refrigerant, and 0.12 when charged with 100 gr of R290. The pressure drop ranges from 5.0 bars to 5.6 bars when charged with 300 gr and 250 gr of R22 respectively.
"
2017
S68547
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dicky Alamsyah
"ABSTRAK
Naskah ini mendeskripsikan bagaimana: pengaruh massa muatan refrigeran ODP tinggi dan ODP GWP nol terhadap kinerja termal dalam bentuk COP; dan jatuh tekanan pada alat penukar kalor kanal mikro sebagai aplikai pada bidang tata udara secara eksperimental. Kanal yang digunakan memiliki diameter hidrolik 1.46 mm, sebanyak 96 kanal. Didapatkan nilai COP tertinggi sebesar 1.88 dengan pengisian refrigeran R22 300 gr, dan nilai COP tertinggi sebesar 1.92 dengan pengisian refrigeran R290 300 gr. Sementara, jatuh tekanan yang dihasilkan berkisar pada 5 bar dengan R22 dan R290.

ABSTRACT
This document describes the effect of high ODP and zero ODP GWP refrigerants on thermal performance in term of COP and pressure drop of the microchannel heat exchanger in air conditioning applications, experimentally. It is found that the maximum COP is 1.77 when charged with 250 gr of HCFC refrigerant, and 0.12 when charged with 100 gr of R290. The pressure drop ranges from 5.0 bars to 5.6 bars when charged with 300 gr and 250 gr of R22 respectively."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S36582
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sugeng Triyanto
"ABSTRAK
Salah satu program penghematan energi adalah pemanfaatan sumber energi secara e_[)?3.s'ien dengan menekan kerugian energi dan memargfaatkan kembali panas Iebih. Panos lebih pada .sistem pendingin konvensional di sisi kondensar cufwp besar dan tidak dimanfaatkan. Pans tersebut dilepaskun Ina media pendingin re_/Hgeran, yaitu melalui air arau udara.
Dengan hen! recovery condenser dan beberapa alat pelanglmp laimgya, _nada sistem mesin pendingin, didapat siszem yang lebih ejfekzzlf dan e_[}?lsien. Sistem ini mampu menank kembali panes Iebzh pada kondenser dan dapat dimanfaatlam :mink proses pemanasan adam alan air.
Heat recovery condenser yang digunakan adalah kondensor berpandingin air; sehingga panas yang dilepaskan oleh rafrigeran disarap oleh aliran massa air. Sehingga terjadi parpindahan energi panas dari refrigeran kepada air.
Skripsi ini menganalisa pemanfaatan heal recovery condenser :mink prose: pemanasan pada sistem pengkondisian udara dan pemanasan air. Analisa yang dilakulran bertujuan unruk mengezahui penghemaran energi dan Iwnnzmsi bahan baimr pada siftem. Selanjutnya melalmkan perbandlngan antara Siszem perzgkondisian udara dan pernerruhan air hangat pada kebumhan yang sama antara mesa):
pendingin dengan heat recovery oondenver dan mesin pendingin yang konvensional (tidal: memanfaatkan panas Iebih pada kondensor).

"
1996
S36563
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gelar Winayawidhi Suganda
"Seiring dengan waktu, pembangunan di kota-kota besar bergeser kearah vertikal dengan sistem ventilasi buatan. Hal tersebut berdasarkan berbagai penelitian dapat meningkatkan resiko Sick Building Syndrome (SBS) di gedunggedung dimaksud. Kantor Pusat PT. X berada di Gedung Y dengan karakteristik demikian. Tesis ini bertujuan untuk mengetahui kualitas udara dalam ruangan, karakteristik umum pekerja, dan kejadian SBS di Kantor Pusat PT. X. Berdasarkan penelitian beberapa parameter kualitas udara seperti CO2, kelembaban, dan ventilation rate tidak memenuhi Standar. Didapatkan juga beberapa kasus mirip SBS seperti iritasi mata (16.13 %) dan kelelahan (13.98 %). Kejadian SBS kemungkinan merupakan hasil interkoneksi berbagai faktor termasuk kualitas udara dan karakteristik responden.

Recently development of big city has been swifted to vertical development with artificial ventilation. According to vast amount of research that situation could lead to Sick Building Syndrome (SBS) cases. The Headquarter of PT. X located at Y Building has that charasteristic. This Theses aims on knowing indoor air quality (IAQ), workers? characteristics and SBS cases in The Headquarter of PT. X. According to this research some parameters e.g. CO2, relative humidity and ventilation rate are out of standards. Some cases has also been found, e.g. eye irritation (16.13 %) and fatigue (13.98 %). These cases may be a result of many factors including IAQ and workers? characteristics."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
T31105
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Nabila Widyaputri
"Latar belakang: Sebelum pandemi Covid-19, sebagian besar mahasiswa menghabiskan waktu untuk melakukan kegiatannya di dalam ruangan. Di era modern seperti ini, sebagian besar bangunan dirancang tertutup sehingga tanpa adanya ventilasi yang adekuat dapat mempengaruhi kualitas udara dalam ruangannya. Kualitas udara yang buruk dapat berdampak pada kenyamanan, performa kerja, hingga kesehatan penghuninya. Oleh karena itu, perlu diketahui kualitas udara ruang kuliah mahasiswa FKUI sebelum pembelajaran tatap muka sepenuhnya dilakukan.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif menggunakan data primer yang didapatkan melalui pengukuran kualitas udara secara langsung oleh peneliti. Sampel ruangan didapatkan berdasarkan pendekatan SEG (similar exposure group) yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Data kemudian dianalisis secara statistik deskriptif menggunakan tabel dan grafik.
Hasil: Kadar CO2 dan CO seluruh ruangan berada dalam rentang aman, yaitu 383,556-506,556 ppm dan 0-0,9111 ppm secara berurutan. Terdapat 3 ruangan yang memiliki suhu di bawah batas minimum dan 4 ruangan yang memiliki kelembaban di atas batas maksimum. Hanya 1 ruangan yang memiliki pergerakan udara inlet dan outlet yang seimbang.
Kesimpulan: Kualitas udara seluruh sampel dalam keadaan baseline tergolong cukup baik. Namun, perlu dilakukan perbaikan dan peningkatan ventilasi udara untuk mendukung kegiatan pembelajaran tatap muka seutuhnya dengan nyaman dan mampu memenuhi aspek kesehatan serta keamanan

Introduction: Before the Covid-19 pandemic, most students spent time doing their activities indoors. In this modern era, most buildings were designed as enclosed buildings so that without adequate ventilation, the indoor air quality could be affected. Poor air quality can have impacts on comfort, work performance, and the health of its occupants. Therefore, it is necessary to know the air quality of the FKUI students' lecture halls before offline learning is fully carried out.
Method: This study is a descriptive study using primary data obtained through direct air quality measurements by the researcher. Room samples were obtained based on the SEG (similar exposure group) approach that met the inclusion and exclusion criteria. The data were then analyzed descriptively using tables and graphs.
Result: CO2 and CO levels of the samples were in the safe range between 383.556-506.556 ppm and 0-0.9111 ppm respectively. However, there are 3 rooms with temperatures below the minimum limit and 4 rooms with humidity above the maximum limit. Only 1 room has balanced inlet and outlet air movement.
Conclusion: The air quality of all samples in the baseline state is quite good. However, it is necessary to repair and increase air ventilation to support offline learning activities comfortably and to be able to meet the health and safety aspects.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>