Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 169545 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kevin Limbangan
"Artikel ini membahas perbedaan narasi pemberitaan terhadap fenomena Bessmertniy Polk yang dijadikan sebagai instrumen propaganda oleh pemerintah Rusia melalui peran media. Pemerintah Rusia melihat peran penting dan strategis media, khususnya media online, dalam membentuk dan mengontrol opini masyarakat. Bessmertniy Polk dijadikan alat oleh pemerintah Rusia dalam misinya untuk menanamkan patriotisme melalui ingatan historis Perang Dunia II serta mendefinisikan kembali identitas nasional Rusia di era pasca Soviet. Dengan menggunakan strategi naratif yang umum digunakan dalam menginterpretasikan narasi media, penelitian ini bertujuan untuk menganalisa strategi naratif pemerintah Rusia yang direpresentasikan oleh dua media online yang saling bertolak belakang dalam memberitakan fenomena Bessmertniy Polk periode 2015-2018, yakni Russia Today dan Radio Free Europe/Radio Liberty. Penelitian ini menggunakan metode analisis konten kualitatif untuk mengeksplorasi laman RT dan RFE/RL. Data yang ditemukan akan dipadukan dengan tiga kategori teori strategi naratif yang dikemukakan oleh Miskimmon, O`Loughlin dan Roselle, yaitu International System Narrative, National Narrative, dan Issue Narrative. Narasi yang dibentuk ialah anti-Barat, patriotisme, serta kebijakan yang dimaksudkan untuk memperpanjang masa kepemimpinan Putin sebagai Presiden Rusia.
This paper aims to discuss the difference in news narratives towards Bessmertniy Polk phenomenon that has been made as an instrument for propaganda purpose by the Russian government and by using media. The Russian government sees the important and strategic role of the media, in this case, online media in particular, in shaping and controlling public opinion. Bessmertniy Polk has been made a tool by the Russian government in their mission to build patriotism through historical memories of World War II and redefinition of Russia`s national identity in the post Soviet era. Using strategic narrative, commonly used to interpret media narratives, this research aims to analyze the Russian government`s strategic narrative as represented in two online media with different perspectives and stances on the potrayal of Bessmertniy Polk phenomenon between 2015-2018 : Russia Today and Radio Free Europe/Radio Liberty. This research uses qualitative content analysis method to explore the web pages of RT and RFE/RL. The collected data will then be combined with three categories of strategic narrative by Misskimon, O`Loughlin, and Roselle: International System Narrative, National Narrative, and Issue Narrative. The built narratives are anti-West narrative, patriotism, and a policy aimed to further extend Putin`s term as Russia`s President."
2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Subhan Asra
"ABSTRAK
Penelitian ini merupakan sebuah kajian media yang hendak mencari ada-tidaknya imperialisme media pada pemberitaan Intervensi Rusia di Suriah oleh majalah Tempo melalui perbandingan dengan pemberitaan yang dilakukan oleh Time atas peristiwa yang sama. Perbandingan dilakukan dengan menganalisis setiap teks terpilih terlebih dahulu menggunakan metode analisis naratif model aktan dan oposisi segiempat. Setelah perbandingan dilakukan, hasilnya kemudian dipertemukan dengan teori imperialisme media. Penelitian ini ternyata menemukan bahwa Tempo memiliki naratif pemberitaan yang jauh berbeda dari Time berdasarkan sisi logika dan ideologisnya. Hal tersebut dapat dicapai walau dari konsep cultural dependency Tempo memang memiliki ketergantungan pada media asing berkat adanya agensi individu yang berdasarkan pada konsep strukturasi. Dengan demikian pada pewartaan peristiwa ini, imperialisme media tidak terjadi dalam Tempo.

ABSTRACT
This research is a media study who were looking for the presence or absence of media imperialism in the news on Russian intervention of Syria by Tempo magazine via a comparison with news carried by Time on the same event. Comparisons were made by analyzing each of the selected text in advance using the actant model of narrative analysis and semiotic square. Once the comparison is done, the results are then matched with the theory of media imperialism. This study found that Tempo had the news narrative much different from Time based on the logical and ideological ground. This can be achieved despite of cultural dependency that Tempo does have a on foreign media due to their individual agency that based on the concept of structuration. Thus in the news on this event, media imperialism doesn't have its pressence in Tempo."
2016
S63434
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nandito Ramadhan Pratama
"

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa seberapa besar pengaruh efisiensi perusahaan perbankan terhadap imbal hasil saham perusahaan tersebut pada periode 2015–2018. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 12 bank umum konvensional yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Metode yang digunakan untuk mengukur efisiensi bank dalam penelitian adalah metode Data Envelopment Analysis (DEA). Sedangkan metode Common Effect Model/CEM digunakan untuk menganalisis pengaruh efisiensi bank tersebut terhadap imbal hasil saham.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 12 bank umum konvensional selama 2015–2018 cukup efisien. Tahun 2015 ke 2016, rata–rata score efisiensi mengalami penurunan. Rata–rata nilai skor efisiensi dari tahun 2016 hingga 2018 terjadi peningkatan dari tahun ke tahun. Hasil penelitian lainnya menunjukkan bahwa score efisiensi bank, yang diperoleh dari pendekatan DEA, tidak berpengaruh secara signifikan terhadap imbal hasil saham bank.

 


This study aims to analyze bank efficiency and how much it determine stock return on banks stock return in Indonesia for 2015-2018 period. The sample of this study is 12 conventional commercial banks listed on the Indonesia Stock Exchange. The method used to measure bank efficiency is the non-parametric Data Envelopment Analysis (DEA) method. The Common Effect Model (PLS) method is used to determine the effect of bank efficiency on stock return.

The results showed that 12 conventional commercial banks during 2015–2018 were adequately efficient. From 2015 to 2016, the average efficiency score decreased. The average efficiency score from 2016 to 2018 has increased year-on-year. Other research results indicate that the bank efficiency score, which is obtained from the DEA approach, does not have a significant effect on bank stock return.

 

"
Depok: Fakultas Ilmu Adminstrasi Universitas Indonesia , 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nibras Fadhlillah
"Penelitian ini mengkaji tentang gerakan advokasi yang dilakukan oleh organisasi non-pemerintah terhadap penyelesaian isu kerja paksa dan perdagangan manusia yang terjadi di sektor perikanan tangkap Thailand dan Indonesia. Adanya laporan investigasi oleh beberapa media internasional telah mengungkap sisi gelap dari sektor perikanan tangkap Thailand dan Indonesia terkait dengan isu praktek kerja paksa dan perdagangan manusia di atas kapal penangkapan ikan. Tidak terselesaikannya permasalahan kerja paksa dan perdagangan manusia tersebut membuat organisasi non-pemerintah (NGO) di Thailand dan Indonesia melaksanakan berbagai gerakan advokasi dalam mendorong penyelesaian permasalahan kerja paksa dan perdagangan manusia. Meskipun begitu belum banyak penelitian yang membahas gerakan advokasi organisasi non-pemerintahan yang ada di Thailand dan Indonesia terkait isu perbudakan modern. Melihat hal tersebut, muncul pertanyaan tentang bagaimana gerakan advokasi yang dilakukan NGO di Thailand dan Indonesia dalam mendorong diselesaikannya permasalahan perbudakan modern di sektor perikanan tangkap. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, penelitian ini akan menggunakan teori jaringan advokasi transnasional oleh Keck dan Sikkink (1999), dengan menggunakan metode penelitian kualitatif. Dalam analisis, peneliti menemukan adanya berbagai bentuk gerakan dalam advokasi transnasional yang dilakukan NGO untuk mendorong adanya perubahan kebijakan pemerintah dalam menyelesaikan isu perbudakan modern. Penelitian ini menyimpulkan bahwa dalam gerakan advokasi transnasional untuk mendorong penyelesaian isu mengenai kerja paksa dan perdagangan manusia, NGO Thailand dan Indonesia telah melakukan pembingkaian tentang isu tersebut yang kemudian disebarluaskan kepada publik dan organisasi lainnya agar terbentuk sebuah gerakan advokasi yang masif. Bersamaan dengan itu, NGO di Thailand dan Indonesia juga melakukan pendekatan-pendekatan kepada para aktor-aktor yang memiliki kuasa lebih, seperti pemerintah negara-negara importir produk perikanan maupun agensi-agensi PBB, untuk dapat memberikan dorongan kepada kedua pemerintah agar mengadopsi berbagai aturan internasional sebagai upaya untuk menyelesaikan dan menghentikan praktek kerja paksa dan perdagangan manusia di sektor perikanan tangkap.

This study examines the advocacy movement of NGOs to enforced the settlement of forced labour and human trafficking issues in Thailand and Indonesia capture fisheries sector. The publications of investigation reported by some international medias revealed the dark side of Thailand and Indonesia fisheries sector regarding forced labour and human trafficking practices towards fishing workers on the fishing boats. The unresolved of forced labour and human trafficking issues has led NGOs in Thailand and Indonesia to carry out various advocacy movements in enforcing the settlement of forced labour and human trafficking issues. Nonetheless, there are still lack of studies exploring the advocacy movement of NGO in combating forced labour and human trafficking practices. Hence, the research question of this study is how the advocacy movement of NGOs in Thailand and Indonesia in enforcing the settlement of forced labour and human trafficking issues on the capture fisheries sectors. In this study, the author used transnational network advocacy theory by Keck dan Sikkink (1999), as well as qualitative research method. In the analysis, this study found various type of activities of NGOs transnational advocacy movement to enforce the improvement of governments policies to end forced labour and human trafficking practices in fisheries. This study concluded that in the transnational advocacy movement to enforce the settlement of forced labour and human trafficking issues, Thailand and Indonesian NGOs have framed the issues which was then shared to public and other organizations, in order to form a massive advocacy movement. At the same time, NGOs in Thailand and Indonesia also approached other actors who had more power, such as the government of the fisheries importing country and UN agencies, to enforce those two governments to adopt various international regulation as an effort to resolve and diminish the forced labour and human trafficking practices in catch fisheries sector."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
T54511
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Fariza Ibrahim
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh siklus bisnis terhadap pinjaman yang diberikan oleh lembaga keuangan mikro di negara-negara Asia Tenggara. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 35 lembaga keuangan mikro yang tersebar di Kamboja, Indonesia, Filipina, dan Vietnam selama 4 tahun dari 2015 hingga 2018, dengan cara pengolahan data panel. Pertumbuhan GDP suatu negara dijadikan sebagai proksi dari siklus bisnis dalam mengukur pengaruh siklus bisnis terhadap pertumbuhan kredit yang diberikan oleh lembaga keuangan mikro pada negara tersebut. Beberapa karakteristik dari lembaga keuangan mikro, yaitu ukuran, tingkat risiko portofolio, performa finansial, struktur modal, pengawasan terhadap kredit, dan kedalaman jangkauan kredit juga diuji pengaruhnya terhadap pertumbuhan kredit yang diberikan lembaga keuangan mikro sebagai variabel kontrol. Dari hasil olah data yang dilakukan, ditemukan bahwa pertumbuhan GDP memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap pertumbuhan kredit yang diberikan lembaga keuangan mikro. Penelitian ini juga menemukan bahwa ukuran, performa finansial, dan pengawasan terhadap kredit memiliki pengaruh yang signifikan, sementara tingkat risiko protofolio, struktur modal, dan kedalaman jangkauang kredit tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan kredit yang diberikan lembaga keuangan mikro.

This study aims to analyse the influence of business cycle on lending given by microfinance institutions in South East Asia. This study uses the panel data analysis method on 35 microfinance institutions in Cambodia, Indonesia, Philippines, and Vietnam from 2015 to 2018. A country’s GDP growth is used as a proxy for business cycle to analyse its influence on the lending growth of microfinance institutions on that country. Various microfinance institution characteristics such as size, loan portfolio riskiness, financial performance, capital structure, loan supervision, and depth of outreach are also used to analyse their influence on lending growth of microfinance institutions as control variables. Our findings suggest that the GDP growth has a significant and positive influence on lending growth of microfinance institutions. Our findings also suggest that size, financial performance, and loan supervision have a significant influence, while loan portfolio riskiness, capital structure, and depth of outreach do not have a significant influence on lending growth of microfinance institutions."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Fariza Ibrahim
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh siklus bisnis terhadap pinjaman yang diberikan oleh lembaga keuangan mikro di negara-negara Asia Tenggara. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 35 lembaga keuangan mikro yang tersebar di Kamboja, Indonesia, Filipina, dan Vietnam selama 4 tahun dari 2015 hingga 2018, dengan cara pengolahan data panel. Pertumbuhan GDP suatu negara dijadikan sebagai proksi dari siklus bisnis dalam mengukur pengaruh siklus bisnis terhadap pertumbuhan kredit yang diberikan oleh lembaga keuangan mikro pada negara tersebut. Beberapa karakteristik dari lembaga keuangan mikro, yaitu ukuran, tingkat risiko portofolio, performa finansial, struktur modal, pengawasan terhadap kredit, dan kedalaman jangkauan kredit juga diuji pengaruhnya terhadap pertumbuhan kredit yang diberikan lembaga keuangan mikro sebagai variabel kontrol. Dari hasil olah data yang dilakukan, ditemukan bahwa pertumbuhan GDP memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap pertumbuhan kredit yang diberikan lembaga keuangan mikro. Penelitian ini juga menemukan bahwa ukuran, performa finansial, dan pengawasan terhadap kredit memiliki pengaruh yang signifikan, sementara tingkat risiko protofolio, struktur modal, dan kedalaman jangkauang kredit tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan kredit yang diberikan lembaga keuangan mikro.

This study aims to analyse the influence of business cycle on lending given by microfinance institutions in South East Asia. This study uses the panel data analysis method on 35 microfinance institutions in Cambodia, Indonesia, Philippines, and Vietnam from 2015 to 2018. A country’s GDP growth is used as a proxy for business cycle to analyse its influence on the lending growth of microfinance institutions on that country. Various microfinance institution characteristics such as size, loan portfolio riskiness, financial performance, capital structure, loan supervision, and depth of outreach are also used to analyse their influence on lending growth of microfinance institutions as control variables. Our findings suggest that the GDP growth has a significant and positive influence on lending growth of microfinance institutions. Our findings also suggest that size, financial performance, and loan supervision have a significant influence, while loan portfolio riskiness, capital structure, and depth of outreach do not have a significant influence on lending growth of microfinance institutions."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hazrina Adelia
"Gangguan tidur merupakan masalah yang umum terjadi pada pasien yang menjalani hemodialisis. Anak yang memiliki kualitas tidur yang buruk memiliki potensi masalah kesehatan mental dan fisiologis. Resiliensi dan tidur diketahui memiliki hubungan satu sama lain. Teori Resiliensi Polk digunakan untuk mengidentifikasi atribut resiliensi dan memberikan arahan intervensi keperawatan untuk meningkatkan kualitas tidur melalui edukasi sleep hygiene. Karya ilmah ini bertujuan untuk menganalisis lima kasus kelolaan anak yang menjalani hemodialisis dengan masalah tidur. Upaya peningkatan asuhan keperawatan dilakukan melalui proyek inovasi edukasi sleep hygiene diberikan kepada 15 orang anak yang menjalani hemodialisis untuk meningkatkan kualitas tidur anak. Hasil analisi menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan kualitas tidur anak antara sebelum dan setelah dilakukan edukasi sleep hygiene. Edukasi sleep hygiene dapat dijadikan salah satu intervensi keperawatan untuk meningkatkan kualitas tidur anak.

Sleep disorders are a common problem in patients undergoing hemodialysis. Children who have poor sleep quality have the potential for mental and physiological health problems. Resilience and sleep are known to be related to each other. Polk's Resilience Theory is used to identify resilience attributes and provide direction for nursing interventions to improve sleep quality through sleep hygiene education. This scientific work aims to analyze five cases of management of children undergoing hemodialysis with sleep problems. Efforts to improve nursing care were carried out through a sleep hygiene education innovation project given to 15 children undergoing hemodialysis to improve the quality of children's sleep. The results of the analysis showed that there was a significant difference in children's sleep quality between before and after sleep hygiene education was carried out. Sleep hygiene education can be used as a nursing intervention to improve children's sleep quality."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Saragih, Erashima Tio
"Kerja sama sister province telah dikenal lama dan telah diterapkan oleh pemerintah daerah dari berbagai wilayah termasuk Indonesia dan Tiongkok. Hubungan kerja sama ini dibentuk untuk membantu mengembangkan potensi dan perekonomian masing-masing wilayah. Jawa Barat merupakan salah satu provinsi yang turut aktif menjalin hubungan kerja sama sister province dengan berbagai pemerintah daerah yang setingkat di luar negeri. Jawa Barat telah menjalin kerja sama sekaligus dengan empat provinsi di Tiongkok, yakni Heilongjiang, Sichuan, Guangxi Zhuang, dan Chongqing. Hubungan kerja sama sister province yang akan dibahas dalam penelitian ini ialah kerja sama Chongqing-Jawa Barat. Kerja sama sister province Chongqing-Jawa Barat sudah dimulai semenjak penandatanganan Letter of Intent pada tahun 2015 dan Memorandum of Understanding pada tahun 2017. Setelahnya ada begitu banyak rencana kerja sama yang telah disepakati oleh kedua belah pihak untuk dijalankan. Prospek dari kerja sama ini ialah untuk meningkatkan perekonomian kedua belah pihak. Masing-masing wilayah memiliki potensi yang dapat mendukung satu sama lain lewat kerja sama ini. Namun, dibalik potensi dan prospek kerja sama yang ada, terdapat beberapa kendala yang menjadi hambatan, salah satunya adalah belum adanya implementasi dari keseluruhan rencana kerja yang telah disepakati.

Sister Province cooperation have been implemented by local government from various regions including Indonesia and China. Sister province cooperation have been created to boost up each region potential and economy. West Java is one of many provinces in Indonesia that actively establish sister province cooperation with many local governments from foreign countries. West Java have been established sister province cooperation outright with four provinces from China, Heilongjiang, Sichuan, Guangxi Zhuang, and Chongqing. Sister province cooperation that will be discussed in this research is sister province cooperation between Chongqing-West Java. Chongqing-West Java sister province cooperation have been established since the signing of Letter of Intent in 2015 and Memorandum of Understanding in 2017. Since then, there are many work plans that have been agreed by both parties to be implemented. The prospect from this cooperation is to increase each region economy and it is supported by each region potentials. However, this cooperation facing some constraints, one of them is the work plans that have been agreed haven`t implemented yet."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Vidya Kusumawardani
"Tesis ini membahas mengenai perbandingan komunikasi politik antara tokoh politik pria dan wanita di dalam media online Indonesia untuk periode Oktober 2013 di dalam pemerintahan demokratis. Dalam tesis ini ditemukan hasil bahwa perbedaan isi pemberitaan antara tokoh politik pria dan wanita di dalam media online tidak semata-mata hanya diakibatkan oleh ideology patriarkhi semata yang berkembang di dalam masyarakat, namun juga bisa diakibatkan oleh beberapa faktor lain diantaranya seperti kebijakan parpol, proses pembuatan berita di dalam media digital yang lebih cenderung bersifat bebas dikarenakan siapapun bisa memberikan pemberitaan apapun tanpa ada yang akan melakukan pengecekan kembali, dan adanya persepsi masyarakat mengenai keterlibatan perempuan dalam bidang politik yang cenderung negatif. Dengan adanya kondisi tersebut, maka membuat proporsi pemberitaan pria dan wanita memang cenderung berbeda dimana pemberitaan tokoh politik pria lebih besar dibandingkan dengan tokoh politik wanita. Oleh karena itu, harus ada pembahasan lebih lanjut lagi terkait dengan fungsi dari masing-masing pihak diantaranya media massa, tokoh politik, dan parpol dalam rangka membentuk komunikasi politik yang efektif di masa pemerintahan demokratis hingga mampu terwujudnya pendidikan politik bagi masyarakat melalui informasi yang disampaikan.

The focus of this study is to compare the political communication between male and female politicians by Indonesia’s online media during October 2013 period in democratic government. Based on the result, it has founded that the differences between male and female politicians concerning their political communication by online’s media was not only triggered by patriarchal ideology but also by other factors such as political party policy, the process of news manufacture in digital media where in digital media people can post anything and no one able to check it, and public perception about women in politics. Those factors could have an effect in our news proportion regarding to Indonesia’s politician where males politician receive bigger proportion than females politician. Therefore, there should be further discussion related to the function of each, including the media, politicians, and political parties in order to form an effective political communication in the establishment of a democratic government in order to increase the political education among people."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T42393
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Adeline Cornelius
"Perkembangan teknologi telah mengubah strategi komunikasi, terutama melalui media sosial. Melalui digital storytelling dan narrative paradigm, dapat menjadi landasan dalam merumuskan strategi komunikasi untuk menyajikan cerita yang rasional dan masuk akal, khususnya dalam mengungkap kinerja organisasi terkait environment, social, dan governance (ESG). Penelitian ini mengeksplorasi strategi komunikasi pada media sosial dengan menggunakan digital storytelling dan narrative paradigm untuk mengungkap ESG, fokus pada salah satu perusahaan pertambangan, PT Freeport Indonesia Tbk (PTFI). PTFI aktif menggunakan Instagram, terutama fitur reels, untuk menampilkan kinerja ESG. Analisis konten kualitatif dilakukan dalam penelitian ini dengan menganalisis unggahan Instagram Reels PTFI selama satu tahun, dari 1 Maret 2023 hingga 1 Maret 2024. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari tujuh elemen digital storytelling, lima elemen—point of view, narrating voice, soundtrack, economy of the selection, dan rhythm of narrative—digunakan secara konsisten, menciptakan cerita yang efektif di media sosial. Namun, dua elemen lainnya, dramatic question dan emotional content, tidak selalu digunakan dalam setiap unggahan ESG. Penelitian juga menemukan bahwa cerita yang dipresentasikan secara digital oleh PTFI mencerminkan rasionalitas yang kuat terhadap nilai-nilai perusahaan, dengan menekankan aspek coherence dan fidelity sesuai dengan narrative paradigm. Saat kedua teori digital storytelling dan narrative paradigm digabungkan, menghasilkan cerita yang menarik, memiliki ikatan emosional dengan audiens, serta akurat dan masuk akal dalam menyampaikan informasi tentang kinerja perusahaan. Dalam mengungkapkan cerita ESG, PTFI menggunakan beberapa pendekatan: mengintegrasikan ketiga indikator ESG dalam satu unggahan, menggabungkan dua indikator dalam satu cerita, atau memfokuskan pada satu aspek secara khusus. Penelitian ini memberikan wawasan tentang penerapan strategi komunikasi pada media digital, khususnya penggunaan digital storytelling dan narrative paradigm dalam mengungkapkan kinerja organisasi terkait tanggung jawab ESG.

The development of technology has transformed communication strategies, especially through social media. Through digital storytelling and narrative paradigm, it can serve as a foundation in formulating communication strategies to present rational and coherent narratives, particularly in disclosing the performance of organizations related to environment, social, and governance (ESG). This research explores communication strategies on social media using digital storytelling and narrative paradigm to reveal ESG, focusing on a mining company, PT Freeport Indonesia Tbk (PTFI). PTFI actively uses Instagram, especially its reels feature, to showcase ESG performance. Qualitative content analysis was conducted in this study by analyzing PTFI's Instagram Reels posts over a year, from March 1, 2023, to March 1, 2024. The research findings indicate that out of the seven elements of digital storytelling, five elements—point of view, narrating voice, soundtrack, economy of selection, and rhythm of narrative—are consistently utilized, creating effective narratives on social media. However, the other two elements, dramatic question and emotional content, are not always used in every ESG post. The study also found that digitally presented narratives by PTFI reflect strong rationality towards corporate values, emphasizing coherence and fidelity aspects in line with the narrative paradigm. When both digital storytelling and narrative paradigm theories are combined, they result in compelling stories that establish emotional connections with the audience and are accurate and sensible in conveying information about corporate performance. In expressing ESG narratives, PTFI adopts several approaches: integrating all three ESG indicators in one post, combining two indicators in one story, or focusing on one specific aspect. This research provides insights into the application of communication strategies in digital media, particularly the use of digital storytelling and narrative paradigm in disclosing organizational performance related to ESG responsibilities."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>