Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 128658 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tina Safira
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui representasi perempuan bertubuh besar
dalam iklan karena hasil studi terdahulu menunjukkan adanya perbedaan representasi
tubuh besar dengan tubuh langsing di media. Media seringkali menampilkan tubuh
langsing sebagai standar tubuh ideal bagi perempuan, sebaliknya perempuan bertubuh
besar direpresentasikan sebagai sosok yang minder, tidak produktif, tidak pandai bergaul, dan lain-lain. Nivea muncul dengan iklan yang menggunakan model perempuan bertubuh besar sebagai model utamanya. Untuk mengkaji iklan ini peneliti menggunakan teori representasi dari Stuart Hall dan menggunakan metode analisis semiotika Charles Peirce. Hasil penelitian menunjukan, di satu sisi, nilai-nilai edukasi melalui pesan moral bahwa model perempuan bertubuh besar memiliki rasa percaya diri. Selain itu, model iklan
menunjukan kemampuan pengembangan diri dan dapat berinteraksi dengan baik dengan
orang lain. Namun, dalam iklan tersebut masih merefleksikan budaya patriarki dengan
mengkonstruksi perempuan bertubuh besar yang feminin dan berkulit putih

This study discusses the representation of obese women in advertisements because the results of previous studies show differences in representation of obese bodies with slim bodies in the media. Media that release the body as an ideal body standard for women, on the other hand, an obese woman is represented as a figure who is inferior, unproductive, not sociable, and others. Nivea appeared with an advertisement that used an obese female model as the main model. To analyze this ad, researchers used the theory of representation from Stuart Hall and used Charles Peirces semiotic analysis method. The results showed,
on the one hand, the values of education through the moral message of the obese female models have self-confidence. In addition, the advertising model shows self-development abilities and can interact with others. However, the ad still reflects patriarchal culture by constructing an obese woman who is feminine and white.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indhira Ratri Pembayun
"ABSTRAK
Salah satu kriteria dalam standar kecantikan adalah kulit. Di Jerman, perempuan berkulit cokelat dianggap lebih menarik, sehingga berbagai produk pencokelat kulit banyak ditemui di pasaran. Untuk memasarkan berbagai produk tersebut, media memiliki peranan yang sangat besar melalui pemasangan iklan. Sebagai salah satu produk media yang paling efektif dalam memengaruhi pola pikir masyarakat, iklan penting untuk dianalisis. Penelitian ini menganalisis iklan Nivea Sun Protect and Bronze, sebuah produk pencokelat kulit, untuk melihat bagaimana penggambaran dalam iklan menegaskan mitos kecantikan dalam masyarakat. Dengan melakukan analisis tekstual terhadap iklan tersebut, penelitian ini menemukan bahwa kriteria cantik dalam masyarakat Jerman dibentuk dengan menampilkan gambaran perempuan langsing dan berkulit cokelat sebagai perempuan ideal.

ABSTRACT
Glowing, younger looking and healthy skin is one of the criteria in beauty myth. In Germany, tanned skin is perceived as more attractive. Therefore, a variety of indoor tanning products can be easily found in the market. Media plays a significant role to sell those products through advertising, which at the same time plays a crucial role in influencing people. Thus it is important to analyze advertising in order to investigate the ideology that lies beneath the surface of the text. This research focuses on analyzing an ad, namely Nivea Sun Protect and Bronze, to see how the depiction in advertising confirms the beauty myth in society. By conducting textual analysis of the ad, the study finds that the beauty myth in German society is formed by displaying an idealized tanned female body."
Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Sevie Shaliha
"ABSTRAK
“Rambut adalah mahkota bagi perempuan” merupakan suatu nilai yang diinternalisasi oleh kaum perempuan dan sering dijadikan senjata oleh para pemilik modal dalam industri kecantikan untuk mendapatkan keuntungan. Analisis semiotik pada korpus data makalah ini, yaitu iklan Nivea Hair Care: Glättungsbalm (2008), menunjukkan bagaimana mitos kecantikan yaitu rambut lurus, dikonstruksi melalui iklan dan direpresentai melalui penggambaran figur dalam iklan. Makalah ini bertujuan untuk memaparkan konstruksi standar kecantikan rambut lurus dalam korpus data.

ABSTRACT
“Hair is a woman’s crown” is a value that is internalized by women and is often used as a weapon by capital owners in beauty industry to gain profit. Semiotic analysis used in Nivea Hair Care: Glättungsbalm (2008) advertisement, shows how straight hair as a beauty myth being constructed through advertisement and represented by figure on the advertisement. This study aims to describe the standard beauty of straight hair being constructed in the corpus data."
Depok: [Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, ], 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Aisyah Madeleine
"Skripsi ini membahas mengenai representasi perempuan berhijab dalam iklan produk kecantikan. Kasus iklan yang dipilih adalah iklan Pureline Hijab Fresh, iklan lotion yang diperuntukkan khusus untuk perempuan berhijab di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif, dan dikaji melalui analisis semiotika Ferdinand de Saussure terhadap iklan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perempuan berhijab digambarkan sebagai sosok perempuan yang aktif, bebas, dan bersemangat. Meskipun perempuan berhijab digambarkan melakukan kegiatan-kegiatan yang maskulin, kesan feminin digambarkan melalui latar lokasi, penampilan, aktivitas, dan efek penggunaan produk.

This thesis discusses the representation of hijaber in beauty product rsquo s advertisement. The selected ad case is Pureline Hijab Fresh ads, lotion ads that are targeted for girls who wear hijab in Indonesia. This research is a descriptive qualitative research, using semiotic analysis from Ferdinand de Saussure to analyze the advertisement. The finding of this study is that hijabers are represented as an active, free, and vibrant women. Although women with hijab portrayed by performing activities that are masculine, feminine impression is built through background locations, appereance, activity, and product usage rsquo s effects that are shown in the ads.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alya Khansa Nabila
"Media tanpa kita sadari ikut berperan dalam konstruksi mitos kecantikan. Mereka menggunakan sosok perempuan yang memiliki elemen-elemen yang dipercaya sebagai kecantikan. Analisis iklan dalam penelitian ini, yaitu blend-a-med 3D: White Luxe dan blend-a-med 3D: Whitestripes, menunjukkan bagaimana lembaga dan perusahaan melalui media mengkonstruksi standar kecantikan dan mengontrol masyarakat untuk mencapai mitos kecantikan. Makalah ini bertujuan untuk memaparkankan konstruksi gigi putih di Jerman.

Media unnoticeably participates in the construction of beauty myth. They use female figures with elements which are considered as beauty. Analysis of advertisments in this study, the blend-a-med 3D: White Luxe and blend-a-med 3D: Whitestripes, shows how institutions and companies through the media construct beauty standard and control the society in order to achieve the beauty myth. This study aims to describe the construction of white teeth in Germany.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Anton Hari Wirawan
"Jurnal ini membahas tentang representasi perempuan dalam iklan bir Wieckse Rosé yang muncul di Belanda pada tahun 2007. Wieckse Rosé adalah minuman bir berwarna merah muda yang memiliki rasa buah yang cocok diminum oleh perempuan, sehingga bir ini masuk dalam kategori bir untuk perempuan atau vrouwenbier. Pada penelitian ini, penulis menganalisis sistem tanda berupa indeks, ikon dan simbol dalam iklan Wieckse Rosé, kemudian mengkaitkannya dengan teori feminisme eksistensialisme Simone de Beauvoir. Penelitian ini menggunakan metode kajian pustaka dari buku-buku semantik, periklanan, feminisme dan disajikan dalam bentuk analisis deskriptif. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa, penggunaan indeks, ikon dan simbol dalam iklan Wieckse Rosé bertujuan untuk menuntut kesetaraan dalam beraktivitas di ruang publik dan sebuah koreksi mengenai citra perempuan di media yang tidak relevan dengan kondisi yang sebenarnya.

This journal talks about the representation of women in Wieckse Rosé beer commercials that appeared in Netherlands in 2007. Wieckse Rosé is a pink colored beer with fruit flavor that is suitable for women. In Nederland, this kind of beer is specifically for women, or as know as vrouwenbier. In this research, writer analyzed a sign sytem in the form of index, icons and symbols in this commercials and then connect them with the Simone de Beauvoir theory of existentialism feminism. The research in this journal using a literature review of semantics, advertising and feminism books. The results of this research shows that index, icons and symbols in advertising Wieckse Rosé are use to aim demand equality in activities in public spaces and a correction of the image of women in the media are not relevant to the actual conditions.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Puteri Wahyuningtias
"ABSTRAK
Berbagai iklan produk kecantikan yang beredar di masyarakat berperan penting dalam membentuk standar
kecantikan bagi perempuan. Salah satunya adalah iklan produk alat pencukur bulu Gillette Venus yang turut
membentuk standar kecantikan, di Jerman khususnya. Dengan menganalisis iklan alat pencukur bulu, ‘Gillette
Venus’, penelitian ini membuktikan adanya mitos kecantikan dalam sebuah iklan. Penelitian ini mendasari
analisis dengan pemikiran Stuart Hall mengenai representasi, Mitos Kecantikan karya Naomi Woolf, dan sebuah
studi teori Male Gaze oleh Laura Mulvey. Penelitian ini menggunakan metode analisis tekstual, yaitu dengan
menganalisis gambar dan teks dalam iklan ‘Gillette Venus’.

ABSTRACT
Various advertising beauty products that evolving in the society plays an important role in order to shape
woman’s beauty standard. Gillette Venus is one of the beauty advertisement that ‘help’ shaping the standard of
beauty, especially in Germany. By analyzing this ‘Gillette Venus’ advertisement, this study proves that there is a
beauty myth there. The theories that used in this research is Representation by Stuart Hall, then the Beauty Myth
by Naomi Woolf, and a study of Male Gaze by Laura Mulvey. The method used in this research is textual
analysis, by analyzing the images and text in the ‘Gillette Venus’ advertisement."
Depok: [Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, ], 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Naura Marsha Shabila
"Penelitian ini bertujuan untuk menginterpretasikan representasi perempuan dalam bidangolahraga yang masih banyak dimiliki oleh laki-laki yaitu sepak bola. Juga untuk mengetahuimakna denotasi, konotasi dan mitos dalam iklan “Iklan Piala Dunia Wanita Jerman: 'Kamibermain untuk negara yang bahkan tidak mengenal nama kami'”. Penelitian ini dilakukandengan menggunakan metode kualitatif dan analisis semiotika Roland Barthes beserta teoriperiklanan. Analisis semiotik Roland Barthes dalam hal ini diawali dengan makna denotasiyang merupakan makna sebenarnya, kemudian makna konotatif yang bermakna ganda danpada akhirnya akan menjadi mitos. Hasil yang diperoleh dari adegan-adegan terkaitrepresentasi perempuan dalam bidang olahraga mengandung beberapa konsep yaitu perempuansebagai pengurus rumah tangga, perempuan berpakaian feminim, perempuan bergantung padasuami, dan perempuan lemah dan lambat.

This study aims to interpret the representation of women in the field of sports that are stillwidely owned by men, soccer. It is also to find out the meaning of denotation, connotation andmyth in the advertisement “Germany's Women's World Cup advert: 'We play for a nation thatdoesn't even know our names'”. This research is done by using qualitative methods andsemiotic analysis by Roland Barthes along with the theory of advertisement. Roland Barthes'semiotic analysis in this case begins with the denotation meaning, which is the real meaning,then the connotative meaning, which has a double meaning and will eventually become a myth.The results obtained from scenes related to the representation of women in the field of sportscontain several concepts, namely women as housekeepers, women dressed in feminineattributes, women dependent on their husbands, and women who are weak and slow."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dearesti Jodistia Rakanita
"Penelitian dalam skripsi ini dilakukan terhadap iklan kosmetik produk anti-aging yang berasal dari dua merek terkemuka di dunia yaitu L'ORÉAL dan NIVEA. Adapun metode penelitian yang ditempuh untuk menjawab permasalahan dalam skripsi ini adalah metode kualitatif deskriptif. Dalam menganalisis iklan dan pesan yang terkandung dalam iklan, digunakan teori representasi dan identitas Stuart Hall dengan pendekatan mitos kecantikan oleh Naomi Wolf untuk memahami wacana konstruksi kecantikan serta ideologi apa yang bekerja di dalamnya. Potret mengenai perempuan dalam iklan tidak mewakili bagaimana perempuan yang "sebenarnya" melainkan bagaimana perempuan "seharusnya". Ideologi yang ingin ditanamkan dalam iklan ini adalah ideologi patriarki. Perempuan dituntut untuk tampil cantik dan menarik demi diakui feminitasnya oleh laki-laki, dalam hal ini digambarkan dengan memiliki kulit yang mulus, kencang dan awet muda.

The research in this thesis used anti-aging cosmetic ads from two major cosmetic brands LOREAL and NIVEA as it corpus. The research method used to answer the problems in this thesis is qualitative descriptive method. In analyzing the ads and the meaning that wants to be conveyed in the ads, I use the representation and identity theory by Stuart Hall, in addition to the beauty myth approach by Naomi Wolf, in order to understand the discourse of the construction of beauty that is inverted in the ads. The image about women in the ads is not represent how women really "are", but how women "should be". The patriachal ideology that wants to be conveyed through the ads, is for women to look pretty and attractive to be admitted their feminity by men, specifically in having smooth and young skin."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S1659
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Chandrika Indira Maharani
"Kata dan frasa dapat mengalami perubahan makna dan pergeseran bidang. Pengelompokan kata berdasarkan bidang dan ciri semantiknya akan membentuk suatu hiponim. Hiponim adalah kata-kata yang terhubung sebagai satu lambang ataupun bidang yang disebut dengan hiperonim dalam suatu medan makna. Makna dari suatu kata dan frasa dapat terbentuk karena adanya asosiasi makna. Suatu makna leksikal dapat berubah tergantung pada pemakaian kata dan frasa tersebut di dalam kalimat sehingga akan terbentuk makna gramatikal dan kontekstualnya.
Penelitian ini membahas tentang makna leksikal, kontekstual, dan penggunaannya dari kosakata dan frasa pada iklan produk perawatan wajah Nivea Q10 di Belanda dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif. Hasil dari penelitian ini terdapat 2 kata yang berada pada bidang kecantikan, 15 kata yang berasal dari bidang lain (non kecantikan), dan 5 kata yang berada di dua bidang sekaligus. Makna dari kata dan frasa dari iklan Nivea Crème Q10 ini berkaitan dengan representasi kecantikan wajah bagi orang Belanda.

Word and phrases can change in meaning and shifting fields. Grouping words according to their fields and semantic characteristics will form a hyponym. Hyponyms are words that are connected as a symbol or field called hyperonyms in semantic fields. The meaning of a word and phrase can be formed because of the association of meaning.
This journal discusses lexical, contextual meaning, and their use of the vocabulary and phrases through Nivea face care product advertisements in Netherland by using descriptive qualitative methods. The results of this study are 2 words in the beauty field, 15 words from other fields (non-beauty), and 5 words in two fields at once whose meaning will be related to beauty representation for the Dutch. The meaning of the words and phrases from the Nivea Q10 advertisement is related to the representation of facial beauty for the Dutch.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>